Aku seorang gelandangan dan sebatang kara, yang hidupnya terlunta-lunta di jalanan, setelah ibuku meninggal, hidup yang penuh dengan kehinaan ini aku nikmati setiap hari, terkadang aku mengkhayalkan diriku yang tiba-tiba menjadi orang kaya, namun kenyataan selalu menyadarkanku, bahwa memang aku hanya bisa bermimpi untuk hidup yang layak.
Namun di suatu siang bolong, saat aku hendak menata bantal kusam ku, untuk bermimpi indah tiba-tiba, ada segerombolan pria berpakaian rapi, mereka menyeretku paksa, tentu saja hal seperti ini sudah biasa, aku kira aku kena razia lagi.
Dan ternyata aku salah, aku dibawa ke rumah yang megah dan di dudukan di sofa mewah berlapis emas, karena terlalu fokus pada kemewahan rumah itu.
Tiba-tiba saja aku adalah anaknya, dan besok aku harus menikah dengan duda beranak satu yang tak bisa bicara, untuk menggantikan kakakku yang kabur.
Ayo baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Alfredo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Silsilah yang Rumit
" Heheh, sampai mana tadi ya Tuan Charles dan Tuan Hamis?" ujar Vania bersemangat.
" I-i-i-bu, kenapa Ibu berubah pikiran?" Lenard tidak menyangka ibunya mudah di rayu hanya dengan coklat.
" Heheheh, Tuan muda, ayo cicipi coklatnya." Hamis menyuapkan coklat langsung ke mulut Lenard.
" Aku, tidak akan ter- enak." Wajah yang semula angkuh langsung berubah 1000 derajat.
" Aku akan pura-pura tidak tahu." Lenard mengambil bagiannya dan pergi duduk di sofa.
Sedewasa apapun Lenard tetap saja Lenard masih bocah, dan seberapa tangguhnya Vania dia tetaplah seorang wanita.
" Jadi ayo cepat katakan apa yang bisa aku bantu." ujar Vania.
" Jadi begini nyonya, kasus orang tua tuan Lenard dan kecelakaan yang menimpa Orang tua tuan Lenard, itu mungkin saling berkaitan, ini kenapa kakak anda Tania menghilang ke luar negeri." ujar Hamis.
" Mana aku tahu?, aku tidak mendengar cerita gamblangnya, kalian juga pasti sudah tahu identitas ku, lalu apa yang bisa aku bantu?" ujar Vania.
" Anda memang pintar, di sini saat saya mengorek identitas anda saya menemukan kejanggalan, pada intinya kemungkinan besar anda buka anak kandung keluarga Horem, di sini saya juga sudah melakukan tes DNA, tapi hasilnya anda bukan anak kris Horem." Ujar Hamis.
" Apa?" Vania sangat terkejut.
" Jadi di sini kami butuh bantuan anda untuk mengambil kembali kalung yang anda pakai saat anda ditemukan." ujar Hamis.
" Apalagi ini aku masih belum bisa menerima jika aku anak Krist Horem, sekarang memang aku bukan anak krist Horem." ujar Vania.
Pantas saja ibu tiriku tidak tampak begitu membenciku, pasti semua tahu kalau aku bukan anak haram di keluarga, dan mereka memanfaatkan aku untuk kepentingan pribadinya.
Seharusnya Bella tahu kan kenapa sampai saat ini Bella bungkam?, aku langsung sakit kepala begitu mendapatkan kenyataannya.
Dalam hati Vania.
" Ya mungkin kakak ipar masih syok, kakak ipar bisa sambil menyemil coklatnya, besok saya bawakan 5 box." ujar Charles.
Dengan ketampanannya, dia sudah pasti mudah mendapatkan jalur khusus, bila yang lain harus mengantri untuk Charles sudah pasti dipermudah.
" Aku, tidak tahu' harus bagaimana untuk saat ini, aku akan menenangkan diriku dulu." Vania mengambil box dan pergi duduk di samping Lenard.
Ya pantas saja jika Divon melarangnya ikut campur ini arus yang berbahaya, namun meskipun tidak ikut campur, Vania pasti akan terseret juga.
Pasti ada sesuatu hal yang besar kenapa dia harus hidup menggelandang bersama ibunya, dan juga apa hubungan jelasnya ibunya dan juga Krist Horem, lalu siapakah ayah kandung Vania.
Yang bisa membuktikan itu pasti Kalung peninggalan ibunya.
Setelah lama berpikir dan menerima Vania kembali menghadap Hamis dan Charles.
" Berati abangku tahu ya, kalau aku bukan adik kandungnya?" tanya Vania.
" Dia orang yang luar biasa, tidak mungkin tidak tahu, sejak kecil dia berdiri dikakinya sendiri untuk mengembangkan bakatnya, dan dia tidak mau terikat dengan keluarga Horem." ujar Charles.
" Pantas Abang melarang ku mencari tahu agar semua baik-baik saja, sebenarnya ada apa sih pusing aku." Vania memegangi kepalanya.
" Sebenarnya ada rahasia lagi yang anda perlu ketahui, namun itu biar Divon sendiri yang memberitahunya." ujar Charles.
" Banyaknya misteri dalam keluarga orang kaya." ujar Vania.
" Ya begitulah..." Charles pun tidak kaget, karena sejarah keluarganya juga sama rumit makanya dia memilih untuk hidup tanpa nama keluarga.
Ya sebenarnya yang bikin rumit karena modelan seperti Charles ini play boy cap kecap.
Menyebar benih dan tak bertanggung jawab, tapi untuk keluarga Divon yang paling aman, namun nasib Divon kini yang rumit, menikah 2 kali.
" Berarti pada intinya, aku harus mengambil kembali kalungku kan?" tanya Vania.
" Ya, lebih amannya kau bisa mencari tahu identitas mu lewat ayahmu saat ini." ujar Charles.
" Baiklah, aku akan menemui Ayahku, hari ini juga." Ujar Vania.
" Baik, semoga anda mendapatkan jawabannya." ujar Charles.
Vania dan Lenard pun segera pergi menuju perusahaan ayahnya di perusahaan Horem.
" Tuan Charles, apa tindakan kita benar?" tanya Hamis.
" Ya kalau ketahuan Divon paling juga kita patah kaki dan tangan kan, tapi apa tidak kasihan, dia tidak tahu identitasnya yang sebenarnya, ini bukan hanya untuk kasus lama namun juga untuk anak itu juga." ujar Charles.
Sampailah Vania di perusahaan ayahnya, rupanya ayahnya sedang rapat, Vania pun menunggu di ruangan ayahnya, karena lama menunggu, Lenard sampai ketiduran.
Setelah lama menunggu akhirnya Krist Horem datang.
" Tumben sekali kau mendatangi ayah Vania." ujar Krist menyapa putrinya dengan baik.
Memang wajahnya nampak dingin namun mata itu tampak menyayangi Vania.
" Tuah Horem." panggil Vania dengan wajah agak kesal.
" Panggil aku Ayah!" tegas Horem.
" Kenapa kau menanggung aib yang tidak kau lakukan, aku kan bukan anak kandungmu, lalu kau memanfaatkan ku kan untuk melindungi putrimu." Ujar Vania dengan sangat emosi.
Krist Horem terkejut setengah mati, bagaimana bisa Vania tahu soal itu.
" Vania, ... Bukan memanfaatkan." ujar Krist menjelaskan.
Namun Vania tidak mau mendengarkan alasannya, yang jelas Vania hanya ingin tahu kebenarannya.
Akhirnya Krist Horem menceritakan semuanya pada Vania tentang semuanya yang terjadi.
Memang benar Vania bukan anaknya, semua di keluarganya itu tahu, namun berpura-pura.
" Ya, aku dan ibumu adalah teman sejak kecil, istriku tahu itu, istriku memang melakukan kesalahan, namun aku tidak pernah membalasnya, saat itu istriku tahu ibumu mengandung dirimu, namun untuk keselamatanmu memang sebaiknya kita tidak membahas siapa ayahmu saat ini, kami sebenarnya tidak bermaksud memanfaatkan mu, kami selalu mencari keberadaan mu dan ibumu, kebetulan saat Rania kabur, kami menemukanmu, maaf ini diluar rencana, karena kami sudah berjanji pada Nyonya Mutia untuk menikahkan putri kami dengan putranya, dulu memang sempat ada untuk perjodohan, namun Divon menyukai ibu anak ini, kami tidak bisa memaksa hal itu, namun entah ada masalah internal apa itu di keluarga mereka, sangat rumit, saat kemarin kami juga mengalami krisis, karena pemerintah justru mengimport barang dari luar, ya kamu saling membutuhkan, kami butuh dana dan mereka butuh seorang istri untuk menstabilkan posisi Divon yang terancam, maafkan ayah Vania, meskipun kau tak menganggap ku ayah, aku dan ibumu adalah teman, dan anak dari teman masa kecilku adalah anakku." ujar Krist Horem menjelaskan semua dengan panjang lebar.
Vania mulai sedikit mengerti.
" Kenapa Ibu harus bersembunyi denganku?" tanya Vania penasaran.
" Ya, Ibumu dan ayahmu adalah sepasang kekasih sejak SMA, namun ayahmu harus melangsungkan pernikahan bisnis seperti yang kau lakukan, mereka lost kontak selama bertahun-tahun, kemudian mereka bertemu lagi, sepertinya cinta mereka tidak pernah berakhir, tahu-tahu ibumu datang dan mengatakan hamil dengan ayahmu itu." ujar Krist Horem.
" Jadi kematian ibuku pasti karena istri ayahku?, apa ayahku masih hidup?" tanya Vania.
" Sudah tiada, tapi istrinya masih hidup, sampai sekarang makanya kamu sebaiknya tidak mencari tahu tentang ayahmu." ujar Kris.
" Apa aku punya saudara?" tanya Vania penasaran.
" Sudah meninggal, setelah itu ayahmu meninggal dan aku baru menemukanmu." ujar Krist.
" Kakak kenapa meninggal?, lalu ayah?" tanya Vania begitu penasaran.
" Entahlah, itu seperti konspirasi, dan istri ayahmu mendendam, keadaanmu sangat berbahaya tetaplah menjadi anak kami." ujar Krist penuh harap.
" Aku mau ambil kalungku lagi ayah, tolong." ujar Vania.
" Aku tidak ingin membahayakan mu lagi." ujar Kris.
" Tolong percaya padaku, sungguh aku tidak akan ceroboh." ujar Vania.
Krist Horem berjalan menghampiri Vania dan mengusap kepalanya dengan lembut,
" Sifatmu ini mirip dengan ibumu, meskipun wajahmu dominan mirip dengan Ayahmu." Ujar Krist.
" Aku akan berikan, namun jangan pernah memakainya lagi, apa kau mau berjanji?" ujar Krist.
" Iya Ayah terimakasih." ujar Vania tampak senang, dia kira keluarga Horem sangat berantakan rupanya tidak terlalu berantakan.
Justru yang berantakan itu silsilah keluarganya sendiri,
namun kenapa Bella bisa bekerja di sini apa ayah tahu?
Dalam hati Vania.
" Ayah Bella itu siapa?" tanya Vania penasaran.
" Hem, Bella itu ada hubungannya dengan mendiang Kakakmu, itu juga hubungan yang rumit sebenarnya." Krist Horem menghela nafas panjang.
Vania menggaruk kepalanya, sangat pusing dengan silsilah dan sejarah yang seperti benang kusut.