Jiro Adrian pernah mencintai wanita begitu dalam namun di hianati, beberapa tahun kemudian setelah bertunangan dengan wanita lain tiba-tiba masa lalunya hadir dan kembali mengacak-acak hatinya.
Pria itu menyayangi tunangannya tapi juga tak bisa melepaskan wanita masa lalunya karena ingin membalas rasa sakit hatinya dahulu.
Lalu siapa yang akan ia pilih, tunangannya yang telah membantunya kembali bangkit atau justru masa lalunya yang banyak menyimpan rahasia yang tak pernah ia duga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~27
"Bagaimana tuan Jiro, apa kami boleh membawanya malam ini?"
Kedua pria relasi bisnis Jiro itu kembali menatapnya meminta persetujuan mengingat bar ini adalah milik pria itu dan otomatis pelayan itu adalah karyawannya.
"Terserah kalian saja," sahut Jiro tanpa perasaan dan itu membuat airmata Hanna sontak mengalir dari sudut matanya apalagi saat melihat pria itu beranjak dari duduknya untuk pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Tidak, ku mohon tolong jangan pergi!"
Hanna pun sontak berlutut memegang kaki pria itu untuk meminta pertolongan karena ia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti di tangan dua pria hidung belang tersebut.
Jiro menatap wanita itu tajam namun Hanna justru semakin erat memegang kakinya. "Ku mohon tolong aku, aku akan mengganti semua minuman itu tapi tolong bawa aku pergi dari sini." mohonnya dengan wajah memelas menatap pria itu.
"Dasar pelayan tidak tahu diri bersikaplah sopan dengan tuan Jiro, tangan kotormu itu tidak pantas menyentuhnya!"
Suzy nampak beranjak dari duduknya dengan geram lantas meraih kasar tangan wanita itu dan menariknya menjauh hingga tangan Hanna terlepas dari kaki pria itu.
"Tidak Suzy, tolong lepaskan aku!" Hanna langsung memberontak namun kedua pria hidung belang itu langsung menangkapnya.
"Kau mau kemana sayang bahkan bosmu sudah menyerahkan mu pada kami," ucap mereka dengan bersuka ria.
"Tidak, tolong jangan bawa aku pergi!" mohon Hanna yang nampak di tarik paksa oleh kedua pria itu lalu di bawanya keluar dari sana, namun saat pintu hendak di buka Jiro kembali membuka suaranya.
"Lepaskan dia!" ucapnya tegas hingga membuat kedua pria tersebut langsung menatapnya bingung.
"Apa tuan Jiro juga ingin bergabung dengan kami?" tanya salah satu dari mereka menatap pria itu dengan senyuman menyeringai.
"Tidak, aku tidak menyukai barang bekas. Tapi dia pelayanku dan bar ini masih membutuhkannya jadi silakan cari wanita lain diluar sana!" tegas Jiro dengan tatapan datarnya namun terdengar serius dan itu membuat kedua pria itu nampak menelan ludahnya lantas mengangguk kecil.
"Baik tuan," ucapnya lantas segera berlalu pergi dari sana.
Hanna yang melihat itu pun nampak lega kemudian pandangannya beralih kearah Jiro. "Terima kasih," ucapnya penuh syukur.
"Semua kerugian minuman harus tetap kamu bayar," ucap pria itu dengan suara dinginnya.
"A-apa aku bisa mencicilnya? aku tidak punya uang sebanyak itu tapi aku janji akan melunasinya setiap gajian," mohon wanita itu meskipun entah harus membutuhkan berapa tahun ia bisa melunasinya mengingat gajinya tidaklah besar.
"Besok pagi-pagi sekali pergilah ke apartemenku dan aku tidak suka keterlambatan, jika ingin hutangmu segera lunas!" Jiro nampak melemparkan sebuah kunci apartemennya kepada wanita itu lantas mengangkat panggilan teleponnya yang baru saja berdering masuk.
"Iya sayang sebentar lagi aku sampai," ucapnya seraya berlalu meninggalkan ruangan tersebut.
"A-apartemen?" Hanna tak mengerti, untuk apa ia di perintahkan datang ke apartemen pria itu? seketika wanita itu nampak menggeleng cepat, bagaimana jika pria itu akan berbuat macam-macam disana nanti.
"Dasar wanita licik rupanya kamu bekerja disini hanya untuk mencari perhatian tuan Jiro," Suzy langsung menatap geram wanita itu lantas segera berlalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Hanna tak mempedulikan ucapan wanita itu dan kini ia pun kembali bekerja, merapikan bekas pecahan botol dan melanjutkan mengantar minuman sampai bar tutup. Hari ini rasanya lelah sekali selain karena tamu yang datang banyak mentalnya juga benar-benar diuji, ia bersyukur tak dibawa oleh kedua pria hidung belang tersebut jika tidak entah apa yang akan terjadi dengannya saat ini.
"Dasar pria gila!" umpatnya sepanjang jalan.
Bagaimana bisa kedua pria itu berpikiran untuk menidurinya ramai-ramai, beruntung ada mantan kekasihnya yang menghentikan aksi mereka jika tidak mungkin masa depannya sudah hancur meskipun itu terjadi juga karena pria itu yang memulai.
"Hanna, apa kamu baik-baik saja?"
David yang berjalan beriringan dengan wanita itu nampak menatap iba padanya, tentu saja pria itu tahu kejadian di ruangan VIP tadi karena Suzy sudah bercerita kepada seantero karyawan disana hingga membuat Hanna langsung mendapatkan peringatan keras dari manager karena telah membuat pelanggan tidak senang.
Beruntung bosnya tak memecatnya dan yang paling membuat Hanna tak percaya rupanya pemilik bar itu adalah sang mantan kekasih, bagaimana bisa pria itu memiliki usaha tempat seperti ini.
Malam itu Hanna benar-benar tak bisa tidur, ia memikirkan apa yang akan terjadi dengannya di apartemen mantan kekasihnya itu besok hingga menjelang pagi wanita itu pun terbangun setelah dini hari baru bisa memejamkan matanya.
"Sial, aku terlambat."
Hanna nampak loncat dari ranjangnya ketika melihat jarum jam telah menunjukkan pukul 6 pagi, harusnya ia sudah berangkat mengingat apartemen milik Jiro berada jauh dari tempat tinggalnya.
Setelah membersihkan dirinya wanita itu pun bergegas pergi tanpa sempat sarapan pagi, semoga saja asam lambungnya tidak naik namun sepertinya ia harus bersiap-siap untuk itu mengingat perangai bosnya yang semena-mena.
Satu jam kemudian wanita itu baru turun dari kereta dan segera berlari kecil menuju apartemen yang ia tuju, lumayan jauh ia berjalan kaki karena untuk naik taksi uangnya tidak cukup. Ia memang harus berhemat mengingat gajian masih lama.
Dua puluh menit kemudian wanita itu sampai di area apartemen yang berada di kawasan elit tersebut, mewah itulah kesan pertama saat ia baru memasuki lobby. Penjagaan pun sangat ketat namun saat ia menunjukkan kunci apartemen yang ia pegang para penjaga keamanan dengan mudah mempersilakan ia naik ke lantai atas gedung tersebut.
Saat baru masuk lift beberapa orang yang melihatnya langsung menatapnya aneh, wajahnya memang tak mencerminkan orang kaya karena kurangnya perawatan bahkan pakaiannya pun kusut dan penampilannya yang penuh keringat selepas berlari dari stasiun ke apartemen ini.
Hanna pun mengambil tempat paling pojokan karena tak ingin menjadi kuman diantara mereka, rasanya lift begitu lama sampai padahal satu persatu orang telah keluar hingga kini menyisakan dirinya seorang.
Ting
Lift pun terbuka dan wanita itu segera keluar, nampak sebuah lorong yang hanya terdapat sebuah pintu. Apa apartemen bosnya satu-satunya yang berada di lantai ini? meskipun ia bukan sekretarisnya lagi tapi tetap saja pria itu menjadi bosnya karena kini ia bekerja di barnya.
Hanna segera mengambil kunci didalam tasnya lalu ditempelnya diatas mesin dan tak menunggu lama pintu langsung terbuka, saat baru melangkah masuk bibir wanita itu pun sontak menganga ketika melihat betapa mewahnya tempat tersebut.
Ia pikir ini bukanlah apartemen biasa tapi bisa disebut sebagai sebuah penthouse dengan memiliki akses tangga menuju lantai atas, benar-benar seperti rumah mewah yang terletak diatas gedung.
"Kamu terlambat 35 menit,"
Terdengar suara seseorang hingga membuat Hanna yang sedang menatap beberapa foto bosnya dan Sofie itu pun langsung berjingkat kaget.
pasti biang lala berhenti gara2 jiro nih...
dengan cara dia menghubungi anak buahnya
dimana2 kalo bener2 cinta itu walaupn disakiti ttp bertahan.. tp jiro ini di sakiti balik menyakiti
sama aja dia itu menyakiti diri sendiri...
dan saat iini..... serah Qinan deh....
apa sih Othor mesti gitu dech bikin otak aku traveling kesana kesini.... next thor 😍