NovelToon NovelToon
Istri 108kg Tuan Bara

Istri 108kg Tuan Bara

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:9.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bunga Peony

Hanya karena bentuk fisik yang tak seindah wanita lain. Alice harus menelan pil pahit sebuah pengkhianatan suami.

"Ckkk." Gavin berdecak seraya terkekeh mengejek. "Apa kamu tak berkaca, Alice? Lihat tubuhmu itu, sudah seperti babi putih. Bulat tak ada lekukan. Ukuranmu yang besar itu sudah membuatku jijik. Jangankan untuk menyentuhmu, senjataku saja tak mau berdiri saat melihatmu mengenakan pakaian minim di kamar. Apa pun yang kamu kenakan untuk merayuku, tak mampu membuatku berhasrat padamu. Apa kau mengerti!"

Penghinaan serta pengkhianatan yang Gavin lakukan pada Alice meninggalkan luka yang begitu dalam, hingga membuat hati Alice membiru.

Mahkota yang seharusnya ia hadiahkan pada suaminya, justru menjadi malam petaka dan cinta satu malam yang Alice lakukan pada Bara, kakak iparnya sendiri.

Bagaimana malam petaka itu terjadi? Bagaimana Bara bisa menyentuh Alice saat suaminya saja jijik menyentuhnya? Lalu apa yang akan Alice lakukan untuk melanjutkan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Peony, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Pergi membawa luka.

Alice berdiri di dalam bandara menunggu keberangkatannya dengan koper yang ia bawa. Ia juga mengusap perut gendutnya dengan lembut. Alice akan pergi ke negara di yang cukup jauh untuk memulai hidup baru dan jati diri baru. Keputusan ini sudah ia pikir baik-baik dan dengan matang.

Sebenarnya hati Alice sangat sedih harus meninggalkan Mama dan Papanya hanya berdua di rumah. Suasana bandara yang cukup ramai dengan orang yang lalu lalang tak membuat Alice sadar dengan sepasang mata yang memperhatikannya sedari tadi dari jauh.

"Kamu baik-baik di sana. Kalau ada apa-apa telpon Mama dan Papa cepat," ujar Robert pada putrinya. Wajah tua itu menunjukkan gurat tak rela.

"Tentu, Papa dan Mama jaga diri baik-baik."

Maya mengusap matanya yang sudah basah. "Kenapa kamu dan Vano suka sekali pergi jauh-jauh dan meninggalkan kami," ujarnya membuat perasaan Alice semakin tak menentu.

"Vano kan kuliah, lagi pula sebentar lagi ia wisuda dan itu artinya ia akan pulang dan bergabung bersama Mama dan Papa kembali," bujuk Alice.

Ia merangkul tubuh Maya. Mengusap punggung kurus itu seraya menikmati kehangatan yang mungkin tak ia dapatkan selama beberapa tahun ke depan.

"Itu pun kalau dia tidak pergi lagi untuk kerja dan menikah. Papa berharap ia mendapatkan jodoh orang sini saja, agar ia tak pergi jauh-jauh lagi dari kami," timpal Robert. Robert dan Maya memiliki satu putra dan satu putri. Putra mereka sedang kuliah semester akhir di Jepang.

Dari sekian banyaknya universitas, entah kenapa lelaki muda itu justru lebih memilih untuk kuliah di negeri sakura tersebut.

"Ma, Pa ... aku berangkat dulu, ya! Pesawatnya sudah mau take off, aku harus segera bersiap. Kalian jaga diri baik-baik ya!"

Alice menguraikan pelukannya. Ia berpamitan dengan mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Setelah itu baru beranjak untuk masuk seraya melambaikan tangan.

Maya mengusap bulir bening yang menetes. Menatap punggung putrinya yang sudah semakin menjauh.

Robert mengusap punggung istrinya. "Jangan dibawa sedih! Kita doakan saja agar putri kita di sana mendapatkan kebahagiaan. Itu lebih baik daripada mengeluarkan air mata," tegur Robert.

Maya mengangguk, ia berusaha untuk tersenyum walau sebenarnya hatinya masih tak rela. Maya sadar, saat anak-anak mulai dewasa dan mampu mengambil keputusan sendiri dalam hidup mereka. Maka ia sudah harus bersiap-siap akan hari ini. Hari di mana ia akan ditinggal anak-anak dan hidup hanya berdua bersama suaminya saja.

^ ^ ^

Bara membolak-balik kertas yang berisi rangkuman kasus yang sedang ia tangani. Tak ada satu kalimat pun yang ada di kertas itu masuk ke dalam otaknya.

Hatinya gelisah dengan perasaan yang tidak ia mengerti. Steven yang sedang duduk di hadapan Bara mengerutkan keningnya.

"Apa anda sakit, Pak? Wajah anda tampak pucat," tanya Steve.

Bara menghela napas berat. "Entahlah, aku merasa tubuhku lemas, pusing dan sedikit mual. Padahal aku sudah sarapan dan makan siang, tapi kenapa maagku kumat seperti ini," jelasnya.

"Sebaiknya anda pulang saja, Pak. Sebelum keadaan anda tambah parah, masalah pekerjaan biar saya saja yang selesaikan. Lagi pula sidangnya juga masih satu bulan lagi, jadi kita masih punya banyak waktu untuk menanganinya."

Bara menyetujui ucapan asistennya itu, rasa pusing yang mendera kepalanya tak dapat lagi ia tahan. Rasa itu hilang timbul berjeda bagai air yang pasang surut di terjang ombak.

Bara pulang menggunakan taksi, ia tak sanggup jika harus menyetir mobilnya sendiri. Taksi memasuki pelataran rumah, Bara langsung masuk dan berjalan dengan cepat menuju kamarnya. Tak ia hiraukan tatapan heran ibunya saat ia turun dari taksi.

Jelita yang berada di taman samping langsung menghentikan aktifitasnya saat melihat sebuah taksi memasuki halaman. Ia mengerutkan dahi melihat putranya pulang menggunakan taksi.

"Loh ... bukannya berangkat tadi bawa mobil sendiri? Kok naik taksi, nggak biasanya seperti ini?"

Jelita langsung beranjak, meninggalkan kegiatannya menyusun bunga-bunga indahnya ke atas rak yang sudah di sediakan dan memilih mengikuti Bara memasuki rumah untuk mencari tahu ada apa dengan putra sulungnya itu.

Sedangkan Bara yang sudah masuk kamar langsung berjalan cepat menuju ranjang, mengambil pil pereda nyeri di laci nakas dan langsung meminumnya.

Bara membuka jas dan dua kancing kemeja bagian atas yang terasa mencekiknya. Merebahkan tubuhnya ke atas ranjang dan mencoba untuk beristirahat sejenak.

"Apa yang pulang tadi Bara?" tanya Jelita pada pelayan yang tengah mengelap vas bunga kesayangannya dengan begitu hati-hati. Wanita muda yang mengenakan seragam pelayan itu pun menoleh.

"Benar Nyonya, sepertinya Tuan muda sedang tidak enak badan. Wajahnya tampak pucat," jawab si pelayan bertubuh kecil itu.

Mendengar jawaban pelayannya, ia langsung berbalik dan menaiki anak tangga menuju kamar putra tertuanya itu. Hatinya khawatir terjadi sesuatu pada anaknya.

Sesampainya di depan pintu kamar Bara, Jelita berpapasan dengan Gavin yang baru saja keluar kamarnya.

"Ada apa, Ma? Kenapa wajah Mama tampak khawatir seperti itu?"

"Bara, tidak biasanya dia pulang cepat dan menggunakan taksi," jawab Jelita. Mereka berdua melirik pintu kamar Bara yang berada di ujung sana, dekat balkon samping lantai atas.

"Biarkan saja dulu, Ma. Mungkin ia butuh istirahat, akhir-akhir ini kan kasus yang ia tangani begitu banyak. Mungkin sekarang Kak Bara sedang tidur," balas Gavin. Ia mengajak Jelita untuk turun ke lantai bawah menuju taman samping. Ada hal yang ingin Gavin bicarakan mengenai Gisella, istrinya.

"Kenapa kamu mengajak Mama kesini? Apa ada yang mau kamu sampaikan pada Mama?" jelita memicingkan mata memandang putranya yang kini duduk tepat di hadapannya.

Taman bunga ini tampak begitu indah dengan aneka bunga yang sedang mekar. Beberapa ekor kupu-kupu beterbangan saling bergurau satu sama lain di atas kelopak bunga mawar merah yang merekah. Jika melihat taman bunga ini, Jelita tak sadar memikirkan Alice. Mantan menantunya itu begitu rajin dan dapat diandalkan.

Semenjak tak ada dia di rumah itu, taman bunga yang biasanya tertata rapi kini mulai tampak tak terurus dan ditumbuhi rumput-rumput liar yang tumbuh di setiap potnya.

Jelita sebenarnya menyesal membiarkan Alice pergi dari rumah itu. Tetapi keinginannya yang tak terbendung lagi ingin memiliki seorang cucu membuat ia harus mengalah dan membiarkan Gisella yang tinggal di rumah itu. Walau sebenarnya ia tak terlalu begitu suka hidup berdampingan dengan wanita seperti Gisella.

"Ma, apa Mama melamun?" Gavin menggoyangkan tangan Jelita, hingga membuat wanita tua itu tersentak dari lamunannya.

"Hah, apa? Kamu mau bicara apa tadi?" tanya Jelita menutupi kecanggungan. Gavin menggelengkan kepala dengan wajah yang sedikit masam. Ia yang sedari tadi mengoceh merasa diabaikan oleh mamanya sendiri.

1
Sunarmi Narmi
Klo sdh dengar deru mobil dn tau itu bukan suami tpi mantannya.ngapain ditemuin..msuk kmar kunci pintu tlpon suami..art kan ada...halu nya gebangetan...jdi kurang alami alurnya thor 🥴🥴🥴
Sunarmi Narmi
Anak Bara toh...🤔🤔🤔🤔.yang bner aja ngetiknya Thor
Sunarmi Narmi
Bara kan pernah bilang Alice..mai tanggung jawab..bila ketemu bicaralah dgn Bara jgan berspekulasi ngak jls...mulai dgn saling bicara...kedepan nya mau sprti apa ?
Sunarmi Narmi
Hormon kegemukan kita memang nyata Alice..tpi klo gemukntubuh kencang bagus kok..percaya deh..kita mlah terlebih seksi dengan dada dn pntat besar...gemoy habis...Suamiku aja suka..katanya klo langsing atau kurus dia bilang seperti naik motor tpi Schok nya rusak ngak bisa mentul" klo sama orang gemuk kencang sprti naik motor tpi schok nya berfungsi normal jdi mau naik di jln berlubang atau halus tetap nyaman..Menyala orang Gemoy😄😄😄♥️
Sunarmi Narmi
Klo mau jdi kuat jgan nanggung Alice..kmu istri sah...gantian Gaplok suamimu...hjar Gisel sesudah itu pergi bikin suamimu susah..jegal kakirnya.
Sunarmi Narmi
Aku mampir..krn aku jg Berbadan Besar dn gemuk..tpi Alhamdulillah suami cinta aku apa adanya dn kami sdh di beri 2 anak..laki" anak pertamaku cerdas dn sdh bekerja di pertambangandn putri kami anak ke dua seorang Atlit Yudo dn Gulat..mereka jg punya pasangan yg cantik dn tmpan..tpi yg lbih membuatku bahagia mereka saling menghargai pasangan masing"..itulah yg diajarkan Ayahnya skaligus suami aku..Klo ada pembully an krn fisik aku pngen gaplok tuh mulut.
Mamaa Ayu
jujur d bab ini sungguh menguras emosi membacanya
Mamaa Ayu
smngt tidak suka SM sikap yonna.. yg tidak memikirkan prasaan ibunya. dgn adanya bayi itu akan sll mengingat dmn Dy SDH kehilangan anaknya
Mamaa Ayu
dsni sangat tidak suka dgn sikap Alice yg egois tidak memikirkan prasaan mertuanya yg dmn.. anak dr bayi itu sudah mengambil anak dr mertuanya.. mungkin kehilanan anak. akan selamanya Ra sa sakit yg mendalam bagi ibunya.. jujur mulai bosan membacanya
Mamaa Ayu
dsni sy setuju denn mamanya.. dsni Alice bgtu egois🙏
Mamaa Ayu
kata" yg sngt mantaappp
Mamaa Ayu
kan kl gini ceritanya kesannya mata yonna yg g tau kl slama ini bara yg selalu menunggu Alice gebddut.. JD kyk mauenikah karna cm ada anak atau karna Alice SDH cantik
Mamaa Ayu
alurnya kurang pas.. coba tu si bara jgn kasi tua dl Luna yonna SDH berubah fisik.. biar si bara cuek SM semua cewek.. sekalipun sama yonna .. karna bara tetap fokus menunggu kepulangan si Alice yg gendut, biar si yonna tau kl bara mencintai Alice yg gendut, bukan yonna yg skrg SDH cantik.. kan kl gtu kisahnya pasti menyentuh hati banget. 👍👍
Bunda Dzi'3
kata bara sma dgn kata Suamiku...dlu aku pacaran sma suamiku dari SMP kurus bngt&Nikah pun kurus dgn tinggi 165cm BB 45kg...Berjlnnya waktu 28'tn kebersamaan kita Punya 3 anak skrg BB 92kg.. Alhamdulillah suamiku gak pernah malu ajak aku kmna2&bahkan mau nya di temenin sma aku(segi fisik&muka pun berubah) Alhamdulillah Hingga Akhir suamiku Tulus Cinta syang sm aku satu2nya Istrinya 🤲🖤
Rahma Putri
cerita menarik
Hesti Yuliana
ya gk kenal lah org dia sdh berubah cantik dan langsing
Mira Astria
baguss
Firsa Firdianty
bagus
Sriza Juniarti
semangat alice..smua akan baik2 saja🥰🥰
Sriza Juniarti
,bagusss👍👍🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!