NovelToon NovelToon
JANGAN KE SANA!

JANGAN KE SANA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Kutukan / Tumbal
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: DENI TINT

DILARANG KERAS PLAGIARISME!

Aruni adalah seorang mahasiswi di sebuah universitas ternama. Dia berencana untuk berlibur bersama kawan-kawan baik ke kampung halamannya di sebuah desa yang bahkan dirinya sendiri tak pernah tau. Karena ada rahasia besar yang dijaga rapat-rapat oleh ke dua orang tua Aruni. Akankah rahasia besar itu terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DENI TINT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 - KEMATIAN SEKAR WANGI

Dengan suara gemetar, kedua mata yang masih menatap pohon beringin itu, Aruni mencoba sekuat tenaga untuk berkata kepada Anjani, neneknya, "A-a-a-apa... mak-mak-maksudmu?"

"Kaulah pewaris ilmuku... Aku telah memilihmu..." jawab Anjani, sambil tangan kanannya membelai pipi kanan Aruni dari belakang.

Lalu Anjani menunjuk ke arah pohon beringin itu...

Aruni melihat ke arah yang ditunjuk oleh Anjani...

Dan muncul dari balik pohon beringin tersebut...

Sosok makhluk mengerikan yang selama ini sudah menghantui Aruni...

"Jangan takut Aruni... Dialah yang akan menjagamu, sama seperti saat dia menjagaku..." ucap Anjani. Lalu kedua tangan Anjani perlahan menghilang dari pundak Aruni.

"Tidak! A-a-ku... gak mau... ma-ma-makhluk itu menjagaku!" Aruni tetap gemetar saat makhluk menyeramkan itu semakin jelas dalam tatapannya.

Makhluk itu mengangkat tangan kirinya, seolah menyentuh Aruni dari bawah pohon beringin itu. Dan tubuh Aruni berjalan perlahan. Tapi tidak dalam kontrol Aruni. Aruni yang menyadari tubuhnya bergerak sendiri, semakin ketakutan, ia sekuat tenaga menolak tubuhnya namun sia-sia.

Mulutnya tiba-tiba kelu, tak bisa terbuka, tak bisa bersuara. Kedua kakinya terus melangkah mendekati makhluk tersebut. Sungguh sebuah kondisi yang amat sangat menakutkan bagi Aruni.

Dan saat Aruni sudah berdiri tepat di hadapan makhluk itu, terlihat sangat jelas wajah menyeramkannya. Gigi bertaring panjang, meneteskan darah dari ujung taringnya. Tubuhnya yang lebih tinggi dari Aruni, berbulu hitam, dengan tatapan bola matanya merah menyala.

Lalu makhluk itu menyentuh kepala Aruni dengan tangan kirinya. Aruni semakin ketakutan. Matanya bertatapan langsung dengan mata makhluk itu.

Sejurus kemudian, perlahan, kedua mata Aruni berubah. Merah menyala seperti mata makhluk tersebut. Dengan tangan kiri yang masih memegang kepala Aruni, dari mulut makhluk itu terucap sebuah mantra kuno, dengan suara halus namun berat.

Tanpa sadar, Aruni mengikuti mantra kuno yang diucapkan. Kata demi kata, kalimat demi kalimat, diucapkan dengan tepat oleh Aruni beriringan dengan makhluk itu.

Lalu...

Makhluk itu tertawa dengan suara mengerikan...

"Ha... Ha... Ha... Ha..."

Aruni benar-benar dikuasai makhluk tersebut. Lalu, makhluk itu berubah menjadi asap hitam pekat, perlahan-lahan masuk ke dalam tubuh Aruni. Sesaat kemudian, Anjani kembali muncul dalam bentuk suara.

"AKULAH DIRIMU... ARUNI..."

Aruni berbalik badan. Berjalan perlahan tanpa kesadaran apapun. Seolah tubuhnya digerakkan oleh Anjani. Ia berjalan menyusuri jalanan Desa Lanjani. Melewati beberapa rumah yang tampak hening.

***************

Sekar Wangi sedang tertidur di kasurnya, tepat di sebelah ayah dan ibunya. Ia beberapa kali membolak-balikkan tubuh kecilnya, merasa tak nyaman tidur malam itu. Namun kedua orang tuanya tertidur pulas.

Kedua mata Sekar terbuka pelan, saat ia mendengar suara langkah dari arah luar rumahnya. Ia terbangun, terduduk di sebelah ke dua orang tuanya.

"Ibu... Ayah..." panggilnya sambil mencoba menggerakkan tubuh orang tuanya. Tapi mereka berdua tak juga bangun.

"Sekaaar..." terdengar suara seorang perempuan memanggil namanya dari luar rumah.

Dengan polosnya Sekar menjawab, "Siapa itu?"

"Sekaaar... Ayo main..." suara perempuan itu memanggil lagi namanya.

Sekar beranjak turun dari kasurnya. Berjalan keluar kamarnya. Dengan rasa penasaran namun bercampur rasa kantuk, ia mencari suara itu.

Sekar ada di ruang tamu rumahnya, masih memperhatikan seisi ruangan itu, mencari sumber suara.

"Sekaaar... Siniii..." suara itu kembali terdengar.

Dan tiba-tiba pintu depan rumahnya terbuka dengan sendirinya. Sekar pun keluar dari dalam rumah, melihat ke sekeliling halaman. Tanpa rasa takut, tanpa rasa curiga, ia mengikut sumber suara itu. Dan saat ia melihat ke arah jalan, Aruni berdiri di sana.

"Mbak Aruni?" ucap Sekar.

"Iya Sekar... Ayo... Main..." ucap Aruni.

"Mbak Aruni ngapain malem-malem ke sini?" tanya Sekar dengan polosnya.

"Ayo... Main..." jawab Aruni.

"Gak mau, udah malem Mbak..." tegas Sekar.

"Sekaaar... Ayo ke rumahku... Kamu tidur di sana saja yuk..." ajak Aruni.

Dan Sekar, dengan polosnya, dan seperti ada kekuatan yang menuntun langkahnya, justru berjalan mendekati Aruni dan akhirnya ikut bersamanya. Aruni menggandeng tangan Sekar sambil berjalan menyusuri jalanan desa malam itu.

"Mbak... tangan Mbak kok dingin banget?" tanya Sekar sambil menoleh ke wajah Aruni. Tapi Aruni tak menjawabnya.

"Sekar tidur di rumah Mbak malam ini aja ya, aku takut Ayah sama Ibu marah kalo lama-lama di rumah Mbak..." jelas Sekar.

"Iya Sekaaar..." jawab Aruni dengan masih terus menggandeng tangan Sekar.

Ketika Aruni dan Sekar sampai di depan rumah Anjani, Aruni justru melewatinya. Dan berjalan terus ke arah hutan di belakang rumah Anjani.

"Loh, Mbak, kenapa gak masuk ke dalem rumah? Kenapa malah ke hutan Mbak?" tanya Sekar yang tanpa di jawab oleh Aruni.

"Mbak... Sekar takut... Jangan masuk hutan Mbak... Gelap..." Sekar mulai ketakutan sambil menempelkan badannya ke Aruni.

"Mbak... Kita mau ngapain ke hutan malem-malem? Sekar mau pulang Mbak... Anterin Sekar pulang aja..." pinta Sekar dengan suara yang mulai gemetar halus.

Aruni terus saja menggandeng Sekar yang menempel di sebelah kanan tubuhnya. Lalu, Aruni berhenti melangkah. Berhenti di tengah gelapnya hutan.

"Mbak... Kita ngapain berhenti di sini Mbak? Sekar takut... Sekar mau pulang Mbak..." suara Sekar yang semakin ketakutan.

Tak lama kemudian, Aruni menoleh ke arah Sekar dengan dua matanya yang merah menyala. Sekar yang terkejut bukan main, mundur beberapa langkah.

"Mbak? Mbak kenapa?" tanya Sekar.

Setelah itu Sekar melihat kedua tangan Aruni berubah wujud, menjadi tangan berbulu hitam pekat dengan kuku-kuku panjangnya. Sekar yang ketakutan semakin mundur mencoba menjauh dari Aruni.

"Mbak? Mbak kenapa berubah? Sekar takut Mbak..." Sekar semakin gemetar dan ketakutan. Tak sadar dirinya tersandung akar pohon dan terjatuh.

"Aduh!" ucap Sekar sambil terjatuh ke belakang.

Aruni berjalan mendekati Sekar dengan hanya kedua tangannya saja yang berubah. Sontak Sekar berdiri dan berlari.

"Tolooong...!!!" teriak Sekar sambil berlari di tengah gelapnya hutan. Sesekali ia menoleh ke belakang, dan melihat Aruni mengejarnya.

"Tolooong...!!! Tolooong...!!!" teriakan Sekar di tengah gelapnya hutan. Kedua kaki kecilnya berlari sekuat tenaga namun seperti tak mampu menjauh dari kejaran Aruni.

Sekar kembali terjatuh tertelungkup, tersandung akar pohon. Kepalanya terbentur batu. Saat ia berbalik badan, Aruni sudah ada di hadapannya. Dengan mata merah menyala, Aruni memegang leher Sekar.

Aruni mengangkat tubuh kecil Sekar. Sekar mencoba memberontak, namun tak berdaya sedikitpun. Lantas Aruni melempar tubuh kecil Sekar hingga membentur batang pohon.

Sekar mengerang kesakitan, ditambah kedua matanya menangis ketakutan. Lidahnya kaku tak mampu berteriak. Aruni kembali berjalan perlahan mendekat. Dengan aura haus darah yang sangat kuat.

Sekar yang sama sekali tak berdaya, lemas tak mampu apa-apa, ditelan oleh ketakutan, hanya mampu terbaring di atas tanah. Melihat Aruni yang mulai menyentuh perutnya. Merobek bajunya.

Dan...

Aruni dengan kuku tajamnya membelah perut Sekar...

Darah segar mengalir...

"Aaaaaaaa....!!!!!!!" teriak Sekar merasakan sakit tak terkira.

Aruni dengan buas melahap seluruh isi perut Sekar. Anak gadis kecil itu meregang nyawa di tengah gelapnya hutan. Bersimbah darah di tangan Aruni.

1
Marta Quispe
Suka banget!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih Kak... Dukung terus ya... ☺️☺️☺️
total 1 replies
Gusti Raihan
Ditunggu kelanjutannya!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih sudah kasih komentar ya Kak... Oh iya, BAB 3 sudah rilis Kak... Selamat membaca ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!