NovelToon NovelToon
Unwritten Apologies

Unwritten Apologies

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Model / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:364.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.

Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.

Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.

Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.

Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Biarkan aku periksa

Ruby menepis tangan Ha Joon dengan refleks, wajahnya memerah karena malu dan canggung.

"Nggak perlu Ha Joon. Aku bisa urus sendiri," katanya buru-buru sambil menarik ujung roknya kembali menutupi lutut.

Tapi Ha Joon tidak menjauh. Ia menatap Ruby dengan sorot mata yang sulit diartikan.

"Biarkan aku periksa. Kau ingin balik ke rumah sakit?" katanya, suaranya tidak lembut, tapi tak segarang biasanya.

Ruby menarik napas, mencoba mengatur denyut jantungnya yang terasa terlalu cepat.

"Aku baik-baik saja, sungguh. Ini hanya sedikit memar,"katanya sambil memaksakan senyum.

Ha Joon yang masih berlutut di depannya kembali mendongakkan kepala menatap gadis itu, tetapi tidak bicara kali ini. Hanya menatap dalam diam. Hal itu justru membuat Ruby terdiam dan makin deg-degan. Semoga Ha Joon tidak menyadari detak jantungnya yang sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Pria itu terlalu dekat. Ruby tidak bisa bernafas dengan baik karenanya. Mungkin orang-orang akan merasa dia terlalu lebay, tetapi itulah yang sedang ia rasakan sekarang. Keberadaan

Ha Joon sangat berpengaruh padanya. Apalagi saat pria itu berada dalam jarak dekat seperti ini.

Ruby akhirnya membiarkan Ha Joon memeriksa lututnya yang masih agak bengkak dan membiru. Dari atas, ia bisa lihat wajah serius Ha Joon saat memeriksanya. Pria itu bukan dokter, tetapi Ruby ingat dia pintar dalam berbagai bidang.

Ha Joon menyentuh lutut Ruby dengan hati-hati, tangannya terasa hangat di kulitnya. Tatapannya tajam dan fokus, seolah sedang menganalisis cedera itu layaknya seorang profesional. Ruby hanya bisa memalingkan wajah, mencoba menahan diri agar tidak terus-menerus menatap garis rahang Ha Joon yang kini begitu dekat.

"Di kulkasmu ada es?" pria itu mendongak lagi ke Ruby.

"Es? Kau kehausan? Aku nggak ada kalau es cream." jawab Ruby polos. Saking gugupnya ia jadi tidak fokus.

Ha Joon lagi-lagi menatapnya lama sebelum tersenyum tipis, lebih seperti dengusan kecil.

"Es batu untuk di pakai mengompres bengkak lututmu."

Oh, es batu.

Ruby tersenyum canggung, lalu merutuk dirinya sendiri dalam hati. Ia malu sekali. Bisakah dia menghilang sekarang?

Ha Joon bangkit berdiri perlahan, lalu mengulurkan tangan.

"Ayo, aku bantu berdiri," ucapnya, kali ini dengan nada yang lebih lembut dari biasanya. Ruby sempat ragu sejenak sebelum akhirnya menerima uluran tangan itu. Sentuhan mereka singkat, tapi cukup membuat Ruby merasa seperti ada listrik kecil mengalir di telapak tangannya.

Setelah berhasil berdiri, Ruby berjalan pelan ke arah kulkas, masih merasa canggung. Ha Joon mengikuti dari belakang, tidak banyak bicara. Ia membiarkan Ruby sibuk sendiri mencari kantong es atau apapun yang bisa digunakan untuk mengompres lututnya.

"Ini," kata Ruby, akhirnya menyerahkan kantong plastik berisi beberapa bongkah es batu yang dibungkus kain bersih. Ia sedikit menyeringai, berusaha menutupi kegugupannya.

Ha Joon mengambilnya tanpa banyak bicara, lalu menarik Ruby kembali duduk di sofa. Ia berlutut lagi di depannya, seperti tadi, lalu mulai menempelkan kompres dingin itu ke lutut Ruby dengan perlahan. Ruby menggigit bibirnya, bukan karena sakit, tapi karena jantungnya berdegup terlalu keras.

"Aku heran," gumam Ha Joon tiba-tiba, membuat Ruby langsung menoleh.

"Apa?"

"Kau tetap ceroboh seperti dulu." Suaranya datar, tapi ada sedikit senyum terselip di ujung bibirnya.

Ruby terkekeh kecil, merasa sedikit lebih rileks.

"Dan kau tetap suka mengomentari setiap hal yang kulakukan."

Ha Joon menatapnya.

Ucapan itu membuat Ruby terpaku sejenak. Matanya mencari-cari arti di balik sorot mata Ha Joon, tapi pria itu sudah kembali menunduk, memperbaiki posisi kompres di lututnya.

Keduanya seperti sama-sama sadar kalau mereka sebaiknya tidak membicarakan masa lalu lagi, karena ujung-ujungnya mereka akan mengingat kenyataan pahit yang pernah terjadi di masa lalu.

Keheningan di antara mereka terasa kental. Ruby hanya duduk diam, membiarkan Ha Joon menempelkan es batu itu.

"Te-terimakasih." gumamnya begitu Ha Joon selesai mengompres lututnya. Pria itu membalas dengan anggukan kecil kemudian kembali duduk.

Keheningan dalam ruangan itu kembali terjadi. Tak ada satu pun di antara mereka yang bicara sampai ponsel Ha Joon berdering.

Panggilan dari Oh Jin young. Ha Joon segera mengangkatnya.

"Ada apa?"

"Kau di mana? Kau tidak lupa kan hari ini ada camping karyawan? Kita akan berangkat sore. Kau sudah berjanji akan ikut, kau tidak akan ingkar janji kan? Kau seorang CEO Joon-ah. Janji harus di tepati, kau akan datang kan?"

Pertanyaan Jin young yang bertubi-tubi seakan menolongnya. Ha Joon menjauhkan sedikit ponsel tersebut dari telinganya. Suara Oh Jin-young bikin gendang telinganya sakit.

"Oh ya, semua model baru akan ikut juga. Mereka diharuskan oleh ketua tim. Model yang bernama Ruby itu juga sudah mendaftarkan nama akan ikut. Kau yakin tidak ikut? Ha Joon? Joon, Joon-ah?"

Panggil Jin young lagi dari seberang. Ha Joon menatap ke Ruby sebentar sebelum menjawab Jin young.

"Baiklah, aku pergi." putusnya kemudian.

Ha Joon menutup telepon setelahnya. Ruby tidak tahu pria itu bicara dengan siapa, mungkin klien atau rekan kerjanya.

"Aku akan menghubungi agen untuk memperbaiki keran yang bocor."

"Ng-nggak perlu ... Aku bisa sen ..."

"Jangan membantah. Itu saja, aku pergi." balas Ha Joon datar.

Pria itu berdiri dari sofa dan keluar dari apartemen Ruby tanpa menoleh lagi. Setelah kepergian pria itu, Ruby baru bisa menghembuskan nafas lega.

"Ya ampun, canggung sekali tadi." ucapnya pada dirinya sendiri.

Ruby bersandar di sandaran sofa, menatap pintu yang baru saja ditutup Ha Joon. Wajahnya masih terasa panas, dan jantungnya belum juga tenang. Ia menutup wajah dengan kedua tangan.

"Kenapa sih aku begini terus kalau di dekat dia?" gumamnya.

Beberapa detik berlalu sebelum ia bangkit dan berjalan tertatih ke dapur, mengambil segelas air dingin untuk menenangkan dirinya. Namun pikirannya terus memutar ulang kejadian tadi. Sorot mata Ha Joon, sentuhan hangat di lututnya, dan cara pria itu bersikeras membantunya. Semua terasa sangat ... membingungkan.

Ruby menatap lama pantulan dirinya di kaca lemari dapur sebelum masuk ke dalam kamarnya. Hari yang sungguh melelahkan, tetapi ia justru merasa hari ini jauh lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

1
Valent Theashef
hot hot🔥🔥
Momz Haikal Sandhika
sarapan nya hot ya...
Ny Rudi Harianto
blm mau pindah melihat gangguan
Ny Rudi Harianto
lulus jadi seorang wanita sejati
YPermana
yuks baca
Zaitun Said
LuaR biasa👍🥰
Srie Handayantie
legaaa dan rasa nya serasa penuhh dgn kenyamanan dan kebahagiaan yaa hajoon makanya jgn sakiti lagi Rubby berikan dia cinta tulus mu ya joon
Sri Aminah
lanjutttt
Ilfa Yarni
akhirnya ha joon terlepas dr dendam skr yg ada hanya ci ta yg dalam semoga kalian bahagia slalu
Dian Rahmawati
han joon kamu sama ruby sama - sama kembali menjalin hubungan dgn versi terbaik
Dwi Winarni Wina
Hajoon sangat bersyukur ruby bisa menjaga kesuciannya hajoon pria pertama bagi ruby, bener yg dikatakan eomma ruby msh perawan.....

Setelah melewati semua ujian dan cobaan hajoon dan ruby akhirnya jd suami istri, hajoon telah damai keadaan memaafkan segala kesalahan ruby dulu pernah menyakiti hajoon....

Hati-hati dan waspada hajoon jaga baik-baik ruby dr ulet bulu akan menyakiti ruby, pasti ad yg iri dan cemburu sm ruby menikah sm hajoon akan berusaha mencelakai ruby...

smg keinginan eomma punya cucu akan terkabul lg dlm proses......
wiemay
semoga sellau bahagia selamnya
🔵🎀🆃🅸🅰🆁🅰❀∂я 👥️
senengnyaaa...dan rasa cinta itu akan semakin besar untukmu Ruby ...berbahagialah kalian
@arieyy
dunia novel sungguh indah,tidak seperti dunia nyata😩ko curhat🤣🤣ha joon sweet banget ..andai ada ha joon yang nyata😁
Momz Haikal Sandhika
semoga ha joon junior segera hadir
Mineaa
semoga kedepannya kalian berdua selau bahagia menua bersama dengan keluarga kecil kalian........💪
yuning
pernikahan adalah perjalanan hidup yg sesungguhnya , akan ada suka duka yang tak terduga , akan ada damai dan badai , semua akan membawa kita ketempat yang bernama surga atau neraka
Esther Lestari
awal dari sebuah hubungan....setelah ini pasti banyak peristiwa yang akan dihadapi. semoga tetap bersamaa selamanya.
penasaran dengan masa lalu Ruby dan keluarga nya
Nengsih Irawati
Manis nya 🥰 semoga setelah ini mereka dapat melalui semua bersama 🥰
Dwi Winarni Wina
Akhirnya ruby berhasil di unboxing sampai gol kini ruby telah jd istri seutuhnya keduanya tekah menyatu, smg secepatnya on the way hajoon junior sesuai keinginan eomma punya cucu....

Hati-hati dan waspada ruby sm ulet bulu/pelakor ingin mendekati suamimu, jaga baik2 suami tampan itu....
eomma tunggu kabar baik dr hajoon dan ruby telah membuat cucu buat eomma sesuai keinginan eomma....

Pasti eomma sangat senang skl dpt kejutan dr hajoon dan ruby diam2 telah menikah tanpa sepengetahuan eomma.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!