NovelToon NovelToon
Selepas Kau Selingkuh

Selepas Kau Selingkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Cerai / Pelakor
Popularitas:49k
Nilai: 5
Nama Author: REZ Zha

Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.

Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.

Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.

Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 - Asisten Pribadi

Reva sulit melepas Kirana pergi ke kantor. Mungkin karena rumah yang ditempati saat ini masih terlalu asing bagi bocah kecil itu. Sementara hari ini Kirana sudah harus beraktivitas kembali. Meskipun bosnya adalah Om dari Grace, dia tetap tak enak terlalu lama mangkir dari pekerjaannya.

"Adek, Mama mesti kerja, Sayang. Adek sama Sus dulu, ya." Kirana membelai kepala putrinya dengan lembut. Dibanding dengan Ryan, Reva agak susah diberi pengertian, karena Reva memang sangat dekat dengan papanya, sehingga agak sulit bagi Reva berada jauh dari papanya dalam jangka waktu yang lama.

"Leva ikut Mama ..." Reva justru ingin ikut Karina bekerja.

"Mama nggak bisa bawa Adek ke kantor, nanti Mama dimarahi bos Mama kalau Mama kerja bawa anak." Kirana bingung, harus bagaimana lagi membujuk Reva agar dapat melepasnya pergi.

"Ndak mauuu, Leva mau ikut Mama, hiks ..." Reva makin merengek.

Kirana menoleh pada Sus Ina yang ada di sampingnya. "Gimana ya, Sus?" Kirana minta pendapat Sus Ina.

"Apa Reva ikut saja, Bu? Nanti saya sama Reva tunggu di mobil atau di kantin, jadi kalau Reva merengek, Ibu bisa temui Reva" Sus Ina memberikan saran.

"Seharian nunggu saya? Kasihan tapi, Sus." Tentu Kirana tidak tega melihat Reva harus menunggunya di kantor apalagi di dalam mobil.

"Atau ke rumah Ibu Tami?" Sus Ina memberi solusi menitipkan Reva ke rumah tante Kirana.

Kini Kirana menangkup wajah mungil Reva lalu bertanya, "Adek mau ke rumah Nenek Tami lagi?"

Reva menggelengkan kepala merespon pertanyaan mamanya.

"Ya sudah, Adek ikut Mama, tapi Adek jangan nakal, ya!" Kirana tak punya pilihan lain selain membawa Reva ikut ke kantor dengannya.

Tidak mungkin Kirana membiarkan Reva seharian berada di mobil, sehingga ia nanti akan meminta kebijaksanaan dari atasannya untuk mengizinkannya membawa Reva ke ruangan kerjanya.

Untung saja Donny selaku atasannya memberi kebijakan dengan menerima permohonan Kirana, sehingga saat ini Reva bisa duduk di samping Kirana menemani mamanya bekerja seraya memeluk boneka.

Keberadaan Reva di ruangan itu tentu saja menjadi pertanyaan rekan kerja Kirana lainnya termasuk Rita.

"Eh, anak cantik di sini? Nggak sekolah, Sayang?" tanya Rita duduk berjongkok menghadap Reva.

"Nggak Tante ..." Kirana mewakili Reva menjawab pertanyaan Rita.

"Memangnya kenapa Reva ikut, Na? Sakit?" tanya Rita, sementara tangannya membelai kepala Reva.

"Sedang rewel saja, Rit," jawab Kirana menatap wajah Reva yang sendu.

"Oh, kirain sakit, soalnya kamu nggak masuk kerja kemarin-kemarin," sahut Rita kemudian melangkah ke kursinya.

"Ada urusan yang mesti aku selesaikan, Rit," balas Kirana.

"Lagi ada masalah ya, Na? Wajah kamu kayak lagi banyak pikiran." Rita dapat menebak jika rekan sekantornya sedang tidak baik-baik saja.

Kirana kembali menatap Reva dan mengusap kepala putrinya. Bibirnya mencoba untuk tersenyum menanggapi pertanyaan Rita.

"Yaaa, namanya juga orang hidup, Rit. Pasti ada masalah ..." jawabnya kemudian. "Mama mau kerja dulu, adek jangan nangis, ya!" Ingin menghindari Rita yang terus bertanya, Kirana sengaja bicara pada Reva, karena ia juga ingin memulai pekerjaannya setelah beberapa hari ia tinggal.

Satu jam berlalu kondisi masih aman. Reva duduk di kursi kosong yang diambil Kirana untuk duduk anaknya itu. Jika merasa jenuh, Reva duduk di pangkuan Kirana tanpa mengganggu aktivitas mamanya.

"Na, kamu diminta menghadap pak bos!" Tiba-tiba suara Donny terdengar dari arah pintu.. Dia baru saja mendapat telepon dari Nathan yang diperintah Andra untuk meminta Kirana menghadap.

"Pak bos?" Kirana terkesiap karena diminta menghadap bosnya kembali. Dia lalu melirik Reva yang sedang melihat film kartun dari ponselnya.

"Iya, sebaiknya kamu segera ke atas, Na!" ujar Donny.

"Baik, Pa," jawab Kirana.

"Biar Reva aku yang temani, Na." Rita menawarkan bantuannya, karena ia tahu tidak mungkin Reva ikut ke ruangan Andra.

"Adek, Mama tinggal sebentar ya. Mama dipanggil bos Mama. Adek sama Tante Rita dulu di sini. Nggak apa-apa, kan? Atau mau sama Sus?" Kirana minta izin pada Reva dan meminta anaknya itu untuk menunggu dirinya bersama Rita atau dengan pengasuhnya yang saat ini berada di kantin kantor.

"Sini sama Tante Rita saja." Rita merentangan tangannya ke arah Reva, meminta bocah kecil itu mendekat padanya.

Reva menoleh pada Rita, dia sudah mengenal Rita sehingga tak merasa asing dengan teman kantor mamanya itu. Reva pun lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju menunggu di ruangan itu. Reva bahkan melangkah mendekati Rita.

Kirana menarik nafas lega karena Reva tak rewel dia tinggal bersama Rita.

"Thanks ya, Rit. Aku titip Reva sebentar," ucapnya kemudian.

"Oke, Na," jawab Rita.

Setelah menitipkan anaknya pada Rita, Kirana lalu meninggalkan ruangannya menuju ruang kerja Andra.

"Mbak, saya dipanggil menghadap Pak Andra." Setelah sampai di depan ruang kerja bosnya, Kirana lapor terlebih dahulu pada Rachel.

Rachel melirik dengan pandangan sinis dan tak membalas sepatah kata pun ucapan Kirana.

Melihat Rachel terlihat tak acuh padanya, Kirana lalu melangkah mendekat ke arah pintu, yang penting dia sudah melapor pada sekretaris bosnya itu kalau dirinya disuruh menghadap Andra. Tidak selonong boy saja masuk ke ruangan bosnya itu.

"Eh, eh, mau ke mana?" Suara Rachel membuat langkah Kirana terhenti.

Kirana memutar tubuhnya menghadap Rachel. Padahal tadi sudah jelas-jelas dia katakan kalau dia dipanggil Andra untuk menemui sang bos, masih saja dipertanyakan.

"Saya disuruh Pak Nathan untuk menghadap Pak Andra, Mbak." Kirana masih sabar menghadapi Rachel yang ia rasa cukup menyebalkan.

"Memangnya ada apa sih? Pak Andra bolak-balik panggil kamu?" tanya Rachel penasaran.

Kirana menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan, berusaha mengontrol emosinya. Saat ini emosi dia sedang labil karena perselingkuhan sang suami, sekarang dia justru berhadapan dengan rekan sekantor yang bersikap ketus dan tak bersahabat dengannya.

"Saya nggak tahu, Mbak. Kalau mbak penasaran, tanyakan saja sama Pak Andra, Apa tujuan Pak Andra memanggil saya kembali untuk menghadap." Selepas mengatakan kalimat itu, Kirana memutar tubuhnya dan melanjutkan langkah menuju pintu ruangan Andra. Dia tidak memperdulikan Rachel yang berdecak kesal terhadapnya.

Tok tok tok

Kirana mengetuk pintu terlebih dahulu tak langsung masuk ke dalam ruangan Andra, sebelum dipersilakan masuk oleh sang bos.

Tak Ada Jawaban dari dalam ruangan Andra. Kirana bingung, Apakah harus mengetuk kembali atau langsung masuk ke dalam ruangan sang bos. Seandainya saja ia tidak kesal dengan Rachel, dia pasti akan bertanya apa yang harus dia lakukan. Namun, melihat wajah sinis Rachel, rasanya malas sekali ia bertanya, sehingga memilih mengetuk pintu kembali.

Tok tok tok

"Masuk saja!"

Kirana menarik nafas lega setelah mendengar suara Andra dari dalam ruangan. Dia pun lalu membuka pintu dan masuk ke ruangan Andra.

"Siang, Pak. Bapak memanggil saya?" Kirana berdiri di dekat pintu, tak langsung mendekat menghampiri Andra.

"Benar, duduklah!" Andra menyuruh Kirana untuk duduk di kursi depan mejanya.

"Baik, Pak." Kirana mengikuti perintah Andra, hingga kini ia terduduk berhadapan dengan bosnya itu.

Andra memperhatikan Kirana sejak wanita itu masuk ke dalam ruangannya. Meskipun menggunakan hiasan tipis, tapi wajah cantik wanita di hadapannya itu tetap terpancar.

"Maaf, ada apa ya, Pak?" katanya Kirana kembali.

Andra terkesiap, dia seperti terhipnotis dengan kecantikan Kirana. Terlalu asyik mengagumi kecantikan Kirana tanpa sadar Kirana sudah duduk di depannya.

"Hmmm, seperti yang saya janjikan beberapa waktu lalu, kalau kamu akan mendapatkan promosi jabatan. Kebetulan saat ini saya membutuhkan seorang asisten pribadi, jadi saya pilih kamu untuk menempati posisi itu." Tak banyak basa-basi Andra memaparkan tujuannya memanggil Kirana ke ruangannya.

"Asisten pribadi, Pak?" Kirana tercengang mendengar posisi yang akan ia kerjakan.

Kirana tidak tahu apa saja yang akan ia kerjakan sebagai asisten pribadi, yang ia bayangkan saat ini adalah ia akan banyak menghabiskan waktu dengan pekerjaan, yang otomatis akan mengurangi kebersamaan dengan anak-anaknya. Sementara saat ini saja, ia kesulitan melepas Reva yang masih tak ingin ditinggal olehnya. Lantas, bagaimana jadinya kalau ia akan dijadikan asisten pribadi oleh Andra.

*

*

*

bersambung ...

1
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R¢ᖱ'D⃤ ̐
kelihatan banget khawatirnya Nathan,padahal Kirana cuma telat sarapan
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R¢ᖱ'D⃤ ̐
astaga Nathan,cocok nih kalau jadi pemain drama😂
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R¢ᖱ'D⃤ ̐
kompak ya asisten bos sama keponakan pengen jodohin bos mereka dengan sekretarisnya meski gak di komando😁..
tau kalau bosnya lama menduda,kasihan gak ada yang ngurus dan kasih perhatian
Diyah Pamungkas Sari
mksh autor
Yuliana Tunru
good kirana buat apa jg ngurusi maudy tak guna bgt ..cie cie yg khawatir pingsan
sryharty
ya salaaaam pak duda responnya gercep banget daaah,,bos mu lg puber nat
🏠⃟🌻͜͡ 🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Bagus Nathan, good job untukmu👍🏾👍🏾, kawal bos mu menikah ya hingga dia bahagia bersama Kirana dengan begitu kamu bisa pdkt sama anaknya bos kamu🤣🤣🤣
Sunaryati
Benar Kirana kau tak perlu berhubungan lagi dengan sahabat yang berkhianat
Ucio
Pandai Nathan,,lanjukan niatmu
Tasmiyati Yati
owalah yg mendramatisir pak Nathan to, tak kira Kirana mau pingsan beneran, auto Andra langsung panik kan
☠ᵏᵋᶜᶟҼɳσᵇᵃˢᵉ¢ᖱ'D⃤ ̐
Bagus Na mending blokir aja nomer si Maudy jgn kasih celah buat dia yg akan merecoki hidupmu lagi.
Wwkkk segitu paniknya Andra denger Kirana mo pingsan, padahal yg diomongin lgi makan tuh 🤭
Dest Cookies
yey... nathan pinter juga yah trik nya... ternyata ketahuan juga deh pa andra cemas mendengar kirana mau pingsan..
.
gia nasgia
Bravo pak duren punya byk pendukung 😂😂 si Maudy masih punya nyali ngajak Kirana bertemu 😡
gia nasgia
Kayaknya Maudy klau bukan Rachel 🤔ciee pak duren lagi falling in love 😊😍
gia nasgia
Nah lho karna di balas tunai 😏
Yuliana Tunru
tak usah diangkat tlp pelakor itu kirana curk z toh tak ada urusan lg sama dia dàn bryan drpd nikin pusing dqn sakit hati
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R¢ᖱ'D⃤ ̐
mai apa itu Maudy.mau bujuk Kirana biar Brian mau mengakui anaknya dan gak menceraikan dia gitu?mereka kan nikah siri,ucapan talak juga udah sah pisah.
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R¢ᖱ'D⃤ ̐
sama nih ,kalau ada telepon gak dikenal gak diangkat juga.kalau penting pasti nanti juga menghubungi lagi.setidaknya kirim pesan kasih tau siapa dia
🍭ͪ ͩᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R¢ᖱ'D⃤ ̐
Andra gak bakal nolak juga kalau di comblangin.malah seneng dia gak harus grogi kalau mau jujur sama Kirana.tapi nantinya dia juga harus berhadapan langsung sama Kirana untuk jujur mengenai perasaannya
sryharty
Grace gitu loh,,
ayo Grace bantu om mu biar bisa berjodoh sama mbak janda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!