Gajendra Nareswara seorang Presdir perusahaan ternama di kotanya, akan pindah ke apartemen baru. Dia membutuhkan asisten rumah tangga, untuk membersihkan dan menyiapkan segala kebutuhannya di apartemen.
Zhafira Maheswari seorang mahasiswi semester akhir, yang di minta ibunya untuk menjadi asisten rumah tangga di apartemen Gajendra. Ibunya yang berkerja di rumah keluarga Nareswara, tidak punya pilihan selain meminta putrinya, karena dia belum mendapatkan asisten rumah tangga yang berkerja di apartemen anak majikannya.
Kesalahan yang di perbuat Zhafira atau yang biasa di panggil Fira, membuat dirinya di hukum menjadi pacar pura-pura Gajendra atau biasa di panggil Jeje. Tapi siapa sangka benih cinta memulai muncul, saat mereka mengakhiri sandiwara mereka.
Jeje yang mengatakan kepada mamanya, bahwa dia mencintai Fira meminta untuk melamar Fira untuknya. Tapi ternyata rencana licik, telah di siapkan sang mama, untuk memisahkan mereka berdua.
Bagaimana perjuangan beda status sosial antara mereka berdua.
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melamar untuk magang
Tok..Tok..
"Masuk!" seru Presdir mempersilakan seseorang yang mengetuk pintu di luar sana untuk masuk.
Reza pun masuk, setelah Presdir mempersilahkan dia untuk masuk ke dapan ruangan.
"Pak beberapa orang yang melamar magang disini sudah datang, apa Bapak akan interview sendiri?" tanya Reza pada presdir NG
"Kamu seleksi dulu za, dan bawa yang menurutmu layak. Selanjutnya aku akan interview sendiri," ucap Presdir NG
"Baik Pak."
***
Zara, Fira dan beberapa orang yang melamar magang sudah menunggu di ruangan asisten presdir.
Selang beberapa waktu, seorang laki-laki masuk ke dalam ruangan, dan duduk di depan Zara, Fira dan beberapa orang yang melamar magang.
"Ganteng banget fir," bisik Zara saat melihat Asisten Presdir, saat masuk kedalam ruangan.
"Jangan berisik kamu, nanti dia denger," balas Fira berbisik. Fira merasa kesal sekali, di saat seperti ini Zara masih sempat mengomentari orang yang akan interview mereka.
"Perkenalkan saya Reza Yudistira asisten Presdir" ucap Reza mengenalkan diri. "Saya mau kalian memperkenalkan diri," pinta Reza pada semua yang ada di ruangannya.
Semua memperkenalkan diri termasuk Fira dan Zara. Setelah memperkenalkan diri mereka di perkenankan menunggu sebentar untuk tahap seleksi selanjutnya.
"Kalian bisa tunggu sebentar, nanti saya akan panggil untuk beberapa orang saja yang akan di terima."
Reza memerintah para peserta magang untuk keluar. Reza pun memeriksa CV mereka, dan memilih beberapa nama yang akan di terimanya berkerja di perusahaan.
"Jonatan, Fira, Zara dan Nayla bagi yang memiliki nama itu silahkan tetap disini. Dan bagi yang belum di sebutkan namanya saya ucapkan terimakasih, kalian bisa keluar," ucap Reza pada semua peserta magang.
Beberapa orang yang tidak di sebut pun memilih keluar dari ruangan Reza. Dan menyisakan empat orang dalam ruanganya.
"Presdir sendiri yang akan interview kalian langsung, kalau kalian layak kalian akan di terima di perusahaan ini," ucap Reza memberitahu.
Reza menuntun mereka ke ruangan Presdir. Sampai di depan pintu Reza menyuruh mereka menunggu di sofa didepan ruangan presdir.
"Fir, gimana kalau Presdirnya galak, dan kita nggak di terima?" tanya Zara panik sesaat setelah Reza masuk ke dalam ruangan presdir.
"Tenang ra, kita berdoa aja," ucap Fira menenangkan Zara. Sebenarnya Fira sendiri juga takut kalau sampai presdir seperti yang di katakan oleh Zara.
"Aku dengar Presdir perusahaan ini terkenal tegas," timpal Jonatan, dan semua menatap Jonatan mendengarkan ucapan Jonatan.
"Masuk ke perusahaan ini tidak mudah, kita bisa di tahap ini saja, sudah sangat bagus," lanjutnya.
"Iya, aku juga tidak menyangka bisa sampa tahap ini," timpal Zara.
"Kita berdoa saja," ucap Fira.
"Tapi aku dengar Presdirnya ganteng," ucap Nayla yang di iringi wajah bahagia, membayangkan wajah presdir perusahaan yang akan menjadi tempatnya berkerja.
Mereka bertiga tersenyum melihat ekpresi wajah Nayla, yang begitu senang membayangkan wajah Presdir.
Sekembalinya Reza, Reza mempersilahkan mereka berempat masuk keruangan presdir. Mereka berempat pun mengikuti Reza masuk ke dalam ruangan presdir.
Ruangan denag desain minimalis yang pertama mereka lihat. Ruangan ber AC itu terasa lebih dingin bagi mereka berempat. Rasa gugup, cemas, dan khawatir bercampur dalam hati mereka. Berhadapan dengan presdir perusahaan ternama menjadi ujian terberat bagi mereka berempat. Tak ada satupun dari mereka yang menatap presdir itu.
"Perkenalkan diri kalian," ucap Presdir singkat sambil menatap CV, yang di lihatnya tanpa melihat ke arah para peserta magang.
Mereka memperkenalkan diri masing masing dari mulai Jonatan, Nayla dan Zara. Presdir masih sibuk membolak-balik CV memperhatikan detailnya sesekali melihat para peserta magang sebentar.
Mereka bertiga hanya menatap Presdir, saat giliran mereka memperkenalkan diri, setelah selesai memperkenalkan diri, mereka memilih menunduk kembali.
Sampai tiba Fira memperkenalkan diri.
"Perkenalkan nama saya Zhafira Maheswari," ucap Fira menahan kegugupan. Berbeda dengan ke tiga orang sebelumnya, Fira masih setia menunduk saat menyebut namanya untuk mengenalkan dirinya.
Presdir yang tersentak mendengar nama Zhafira langsung mendongak menatap Fira. Presdir begitu kaget saat mendapati Fira disini sedang melamar untuk magang.
"Fira," gumam Presdir.
Fira melanjutkan perkenalan diri nya, dengan tidak menatap Presdir sampai selesai, karena kegugupannya, dia benar-benar tidak berani menatap presidir.
"Saya sudah mendengarkan perkenalan kalian, dan juga sudah melihat CV kalian. Jonatan Nayla dan Zara kalian di terima berkerja disini," ucap presdir kepada ketiga orang yang disebut.
Ketiga orang yang di sebut namanya, begitu senang saat Presdir menyebut nama mereka. Dan hanya Fira yang masih diam tidak merasa senang, karena namanya tidak di sebut oleh sang Presdir.
"Kenapa namaku tidak disebut, apa aku tidak di terima, apa gara-gara aku menunduk terus ya." Fira merutuki kesalahannya yang terus saja menunduk tadi saat mengenalkan dirinya. Rasanya Fira menyesal kenapa dirinya tidak bisa melawan kegugupannya.
"Reza tempatkan mereka di bagian pemasaran, dan bawa mereka untuk melihat ruangannya. Mereka bisa berkerja mulai besok." Perintah Presdir kepada Reza.
"Dan kamu Zhafira, kamu tetap disini!" Perintah presdir pada Fira.
Fira yang di sebut namanya, untuk tetap di ruangan presdir, menjadi sangat bingung.
"Kenapa aku masih harus disini, apa ada yang salah dengan ku. "
Fira memikirkan kesalahan apa yang sudah, dia perbuat hingga Presdir memintanya untuk tetap tinggal di ruangannya.
Fira yang di liputi rasa takut, masih berdiri dan tak bergeser sama sekali. Fira juga tidak berani menatap, saat Presdir menyuruhnya untuk tetap tinggal.
Reza yang di perintahkan untuk mengantar ke tiga orang yang di sebut namanya itu pun, mengirinh mereka untuk keluar, karena dia akan menunjukan ruangan kerja mereka.
Saat teman-teman Fira sudah keluar, menuju melihat ruangan baru merea, hanya tinggal Fira lah yang berada di ruangan presdir.
Ada rasa takut saat berada di ruangan, hanya berdua dengan presdir. Tapi Fira tidak punya pilihan lain, selain diam menunggu Presdir berbicara.
Presdir mendorong kursinya ke belakang, berdiri melangkahkan kakinya. Dia berjalan ke depan mejanya, dan berhenti tepat di depan Fira.Dia bersandar pada meja kerjanya, dan terus menatap lekat Fira.
"Kenapa dia berdiri situ," batin Fira yang masih setia menunduk. Fira takut dengan apa yang akan di lakukan oleh Presdir, yang bersandar di meja kerjanya, tepat di hadapan Fira.
"Apa kamu akan terus menunduk, tegakkan kepalamu dan lihatlah kemari," ucap Presdir pada Fira.
Fira yang mendengar perintah Presdir masih menimbang-nimbang untuk melihat ke arah presdir. Walaupun dirinya ingin sekali tapi dia merasa sangat takut.
"Tegakkan kepalamu," ucapnya tegas.
Ragu-ragu Fira mengegakkan kepalanya sesuai keinginan Presdir.
nayla egois