Cinta Tuan Muda Impoten

Tidak ingin mendapat pertanyaan yang lainnya dari Salma, Alex memutuskan untuk segera pergi meninggalkan Salma dengan wajah kesalnya. Salma bukanlah wanita bodoh, jelas ia tahu yang Alma maksud nenek sihir itu siapa. Salma sungguh tersinggung dengan ucapan dari Alma, karena wajahnya yang cantik disamakan dengan nenek sihir yang yang entah seperti apa rupanya.

"Lain kali jika bicara itu jangan asal, apa perlu aku pasang saringan di mulutmu itu!" ketus Alex pada adiknya ini. Alma yang sudah terbiasa mendengar ceramah panjang dari Alex hanya diam saja tanpa mau membalas dengan ucapan kakaknya yang selalu cerewet itu. Ya .. sejak orangtua mereka meninggal, tanggung jawab Alma memang jatuh ke tangan Alex, untuk itu hampir setiap hari Alex melatih adiknya untuk menguasai bela diri, agar ia bisa menjaga dirinya saat Alma tidak berada dekat dengan Alex. Apalagi Alma seorang gadis, ia harus menjadi gadis yang kuat dan tidak mudah ditaklukkan oleh pria.

Kini mereka sudah sampai di kamar Moza, Moza sempat merasa aneh saat melihat Alex dan juga seorang gadis kini berada di hadapannya.

"Nona, ada yang ingin saya bicarakan. Ini perintah dari Tuan Jupiter," ucap Alex. Mendengar nama suaminya disebut, Moza pun langsung menyuruh mereka berdua masuk dan menutup pintu kamarnya. Agar tidak ada yang menguping pembicaraan mereka.

"Ada apa dengan suamiku? Dia tidak apa-apa kan?" tanya Moza.

"Tidak Nona, suami anda baik-baik saja. Bahkan hari ini sepertinya suami anda terlihat sangat baik berkali-kali lipat dari sebelumnya." jelas Alex.

"Oh syukurlah, lalu ada apa kau kemari?"

"Oh ya Nona, kenalkan ini Alma. Mulai hari ini Alma akan bertugas untuk menjaga anda."

"Menjagaku?" tunjuk Moza pada dirinya sendiri.

"Iya Nona, Alma akan menjadi penjaga anda. Kejadian kemarin membuat Tuan Jupiter sangat khawatir dengan keadaan anda. Untuk itu ia sengaja meminta Alma untuk menjaga anda. Saya harap anda mengerti dan juga tidak menolak,"

"Aiihh ya ampun, planet tampanku itu memang sangat manis." ucap Moza.

"Baiklah, kalau begitu saya akan kembali ke kantor dan saya harap anda baik-baik saja. Dan kau Alma, bekerja lah dengan baik,"

"Oke ... " Setelah itu, Alex pun kembali ke kantor untuk bekerja karena pekerjaan yang sangat banyak kini tengah menunggunya.

"Semoga mereka berdua baik - baik saja," gumam Alex. Saat hendak masuk ke dalam mobil, Alex melihat mobil Venus datang. Kenapa planet itu kembali ke rumahnya di saat jam kerja, apa dia lupa minum susu pada ibunya pikir Alex. Karena di mata Alex, Venus tak lebih dari seorang pria manja yang selalu di atur oleh ibunya, menggelikan pikirnya.

Alex tidak tahu saja, jika sebenarnya Venus kembali ke rumah hanya untuk melihat Moza. Melihat seseorang yang sangat ia rindukan, meskipun mereka tinggal dalam satu atap bukan berarti Venus bisa selalu melihat Moza setiap waktu.

Dengan segera ia naik ke atas dan menuju ke kamar Moza, ia langsung mengetuk pintu kamar Moza berharap bisa langsung melihat wajah cantik yang ia rindukan. Namun, sepertinya harapan Venus sia-sia karena yang membuka pintu kamar Moza adalah seorang gadis kecil yang satu ukuran dengan Moza. Venus berpikir mungkin jika gadis ini adalah teman Moza, mengingat gadis kecil dihadapannya sama-sama pendek.

"Siapa kau?" tanya Alma.

"Aku ... tunggu seharusnya aku yang bertanya siapa kau?" tanya Venus.

"Aihhh ... kau ditanya malah balik bertanya dasar pokemon."

"Apa! Hei siapa yang kau panggil pokemon, aku ini Venus pria tampan dan juga rupawan apa kau buta, bocah!" ucap Venus kesal sambil menoyor kening Alma.

"Hei jaga tanganmu yang panjang itu! Jika tidak ..."

"Jika tidak kau mau apa, memangnya apa yang bisa dilakukan oleh bocah pendek sepertimu!" ejek Venus, tanpa banyak bicara Alma langsung menarik tangan Venus dan memutarnya kebelakang serta mendorongnya ke arah tembok dan menghimpitnya, membuat wajah tampan Venus mencium tembok di sana.

"Jangan pernah meremehkan ukuran tubuh seseorang, planet jelek!"

"Lepaskan aku bocah tengik!"