Suatu malam ketika Lintang berjalan pulang melewati tempat pembuangan sampah, ia di kagetkan dengan suara balita yang sedang menangis keras dengan keadaan yang penuh dengan lebam.
Dengan rasa iba nya, akhirnya Lintang Membawanya pulang dan merawatnya dengan sepenuh hati.
Suatu ketika, sang ayah dari balita bernama Elivan itu bertemu dengan nya, dan begitu mengagetkan nya ternyata Ayah dari balita itu adalah sang mantan kekasih yang terpisah karena perjodohan kedua orang tuanya.
Pria bernama Fareed itu masih menyimpan perasaan penuh untuk Lintang, Kebahagiaan Fareed bertambah ketika dia menerima kabar bahwa ia dan istrinya sudah resmi berpisah, dan status nya kini menjadi seorang Duda dengan anak satu.
Suatu hari terkuak sebuah fakta tentang Fareed yang menyembunyikan sesuatu yang membuat lintang harus memilih antara pergi atau menetap.
Sementara keputusan itu hanya bisa di tentukan oleh anak yang di temukannya.
Ini masih novel perdana author, maaf jika amburadul
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rerin., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Daddy?
Setelah membuat tidur Lintang, Fareed melangkah keluar untuk memusnahkan penjahat kelamin itu, siapa lagi kalau bukan Noval.
Fareed melihat sekeliling, ia tersenyum, tataan rumah ini tetap lah sama dari dulu, tak pernah berubah sejak dulu, sejak di mana masih ada kedua orang tua Lintang.
Fareed melihat sebuah cleaning robots yang nampak familiar di benaknya. Ia nampak begitu familiar dengan robot itu. Fareed mengingat ingat, Elivano, anaknya, robot di depan nya ini seperti milik Elivan yang belum di sempurnakan.
Tapi kok berada di dalam rumah ini ya??. Ah... sudah lah, ia tak mau repot-repot berpikir.
Fareed kembali melangkah menuju tempat bajingan itu berada.
Ting...
Langkah Fareed terhenti ketika ia mendapatkan sebuah notifikasi dari handphone yang memang benar-benar hanya untuk pribadi. Handphone yang hanya di isi oleh nomor Elivan, Si tua bangka, dan nomor lama Lintang.
Fareed mengambil handphone yang berada di sakunya, ia melihat nomor orang yang mengirim pesan.
‘Tidak di ketahui’ batin Fareed.
^^^Kunci di saku anda adalah kunci kamar utama yang di gembok, di dalamnya ada dua orang yang sangat membutuhkan pertolongan anda.^^^
Setelah membaca pesan tersebut, tanpa pikir panjang Fareed melangkah menuju ke kamar utama, kamar yang terletak di belakang ruang tamu. Ia percaya bahwa ada orang di balik semuanya, orang yang hanya bisa memberi tahu tanpa bisa berbuat apapun.
Fareed membuka pintu itu, ia melihat dua orang balita yang sedang tertidur pulas saling memeluk.
Fareed melihat sekeliling, terdapat sebuah PC, laptop dan sebuah handphone yang sedang di cas, ia melangkah mendekati dua balita itu, Fareed ingin melihat rupa kedua bocah itu.
Brak....
“AAGGGRRHHHH” suara Noval terdengar oleh Fareed, Fareed berlari menuju ke ruang tamu, ia melihat Noval yang sedang tengkurap dan di atas tubuhnya ada sebuah meja kayu.
Entah bagaimana bisa ada meja yang menindih tubuh Noval.
“Tolong aku bangsa t” pinta Noval menahan sakit di area pinggangnya.
Fareed berpikir, kenapa selotip Noval bisa terlepas? detik kemudian ia memaki dirinya sendiri ketika ia melihat kedua tangan Noval ia selotip ke arah depan.
Fareed tetap bergeming, ia hanya melihat Noval yang sedang mencoba untuk menurunkan meja di pinggangnya.
“Bangs at,” umpat Noval ketika berhasil menurunkan meja di pinggangnya, kemudian ia duduk dengan napas yang terengah-engah.
“Sudah usahanya??” tanya Fareed berjalan mendekat ke arah Noval.
Noval hanya menatap Fareed tajam, tak membalaskan apapun ucapan yang di lontarkan oleh Fareed kepadanya.
Fareed mengangguk.
“Anjing pembangkang.” ujar Fareed, ia mencengkram erat rambut Noval, membuat Noval memekik tertahan.
“Sakit bodoh!!” umpat Noval memejamkan matanya ketika Fareed semakin menarik rambut nya.
“Sakit?”
“Iyalah.”
“Sakit yang kau rasakan tak sesakit apa yang Lintang rasakan” ucap Fareed, ia mengatur nafas dan emosinya agar tidak meledak sekarang juga.
“Sakit?” tanya Fareed sekali lagi.
“Sakit lah, apa kau tidak berpikir?”
“Tidak berpikir? hmm, BUKANNYA KAU YANG TIDAK BERPIKIR HAH!!” Fareed membentak keras Noval, ia menghempaskan tubuh Noval ke lantai, kemudian Fareed menginjak leher Noval dengan kaki yang hanya terbalut oleh sendal jepit itu.
“Apakah kau memiliki seorang ibu?” tanya Fareed melihat mata Noval, Noval tak menjawab membuat emosi yang di tahan oleh Fareed semakin menipis.
“Ehhhggrrr..” lirih Noval, ia tak bisa mengambil nafas karena leher yang di injak oleh pria yang berdiri di atas nya kini sedikit di tekan.
Mata Noval melotot seperti hendak keluar.
“Jawab aku bodoh!” ucap Fareed menekan tenaga di kakinya.
“Iy-iya aku mempunyai seorang ibu.” jawab Noval.
“Le- leepaskan,” sambung Noval meminta untuk melepas kan injakan Fareed di lehernya.
🌼🌼🌼.
jangan lupa untuk mendukung karya ku, byeeee
Deg degan....🩺🩺🩺... lagi Serius baca ceritanya tiba-tiba alurnya begini....🤔😄😄😄.... Selamaaaaa.....t buat Author telah Sukses telah berhasil membuat jantungku Deg degan....👏👏👏