Percaya tidak kalau keberuntungan seseorang yang pertama kali adalah terletak di rahim mana Ia di lahirkan. Terlahir dari rahim seorang yang punya moral tidak baik harus membuat Kayla Lestari berjuang extra agar tidak mengikuti jejak sang Ibu.
Mampukah Tari melakukan itu ??
Yuk simak selengkapnya, jangan lupa dukung karya Author
Rate, like, komen, fav dan share ya, makasih.
Love you all💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu kembali
Sore hari Maudy terus memandangi pintu, Ia gelisah karena Putrinya belum kembali juga. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang namun mendapatkan jawaban mengejutkan.
" Assalamu'alaikum Mas " Terdengar balasan dari seberang sana.
Maudy mulai bertanya namun Ia terkejut karena yang di cari sudah lama kembali.
" Baiklah Mas, terima kasih "
" ~.....
" Tidak apa apa Mas "
" ...
" Tentu saja, kalau ada apa apa pasti Aya kasih tahu Mas. Sudah ya Mas Aya tutup dulu, Assalamu'alaikum "
Maudy mengelus dadanya pelan
" Ya Allah, lindungilah Putri ku " Batin Maudy.
Tidak lama pintu di ketika dan Maudy segera berlari membukakan pintu.
" Sayang, kok baru ~
Maudy bengong melihat siapa yang datang.
" Mari masuk Nak "
Suana rumah mulai ramai namun hati Maudy tidak merasakan itu, berulang kali Ia melihat ke arah pintu namun tidak ada apapun disana.
" Oma, Mama kemana ya, kok jak segini belum datang " Tanya Arka.
" Mungkin sebentar lagi sayang " Meskipun Maudy juga sebenarnya gelisah.
" Tante nungguin siapa sih dan ini anak siapa ? "
Arka yang memang baru saja keluar dari kamar karena merasa gelisah, akhirnya menjadi pusat perhatian.
" Menunggu Putri Tante, dan anak tampan ini adalah Cucu Tante El "
El berdiri mematung, Ia berpikir kapan Tantenya punya anak. Apa selama delapan tahun Ia pergi Tante nya akan hamil, tapi itu tidak mungkin. Kalaupun hamil belum juga punya Cucu.
" Anak, Cucu tapi ~ "
" Hust, jangan bicarakan disini. Lain kali Tante akan mengatakan semuanya padamu tapi jangan bahas itu lagi sekarang. Dari pada kamu bengong kaya sapi, lebih baik kamu ajak kenalan dia " Maudy memberi kode lewat wajahnya.
El melangkah mendekat, entah mengapa jantungnya berdetak kencang melihat wajah anak laki laki itu.
" Hai Boy, boleh kenalan nggak "Tanya El ketika sudah berada tepat di depan Arka.
Arka mendongak melihat siapa yang sedang berbicara padanya. Seperti biasa Arka terlihat dingin bahkan senyum pun tidak nampak sama sekali.
" Sayang, ini Om Axell anaknya saudaranya Oma. Om ini mau kenalan sama Axell, mau nggak "
Maudy berusaha berbicara lembut, Ia tahu cucunya itu tidak akan mudah menerima orang lain dalam kesehariannya apalagi orang itu baru pertama kali di lihatnya.
Maudy dan El saling pandang, Ia meminta El untuk menjauh karena tidak ingin membuat mood cucu kesayangannya itu buruk karena kejadian El. Namun baru saja El melangkah, sebuah suara mengejutkan nya.
" Nama ku Arka, Arka Raffasha " Arka mengulurkan tangannya sebagai tanda kalau dirinya juga ingin berkenalan.
Maudy dan juga El terkejut, mereka lagi lagi saling pandang. El mendekat setelah Maudy mengangguk memintanya segera maju.
" El, Om namanya El. Kamu namanya bagus sekali, siapa yang kasih nama " Tanya El entah mengapa ada yang berbeda ketika Ia menatap dalam manik mata anak itu.
Belum lagi ketika Ia menjabat tangan bocah tampan itu, rasanya seperti ada ketenangan di dalam hatinya.
" Mama, Kata Oma Mama yang kasih nama itu buat Arka "
Arka menatap Maudy sebagai permintaan persetujuan bahwa ucapannya adalah benar adanya. Maudy mengangguk sambil tersenyum.
Mereka asyik bercanda gurau ketika pintu di ketuk dan seseorang memberi salam.
" Assalamu'alaikum "
" Wa' alaikum salam " Balas Maudy
Wajahnya langsung berbinar ketika mengetahui siapa si pemilik suara itu, Ia ingin berlari membuka pintu namun El mencegahnya.
" Biar El saja Tante "
Maudy mengangguk setuju dan El kemudian melangkah cepat membuka pintu.
" Happy birthday Ma ~
" Kamu ~
..." Dia, dia lagi. Untuk apa dia disini " Batin Tari. ...
Lama El mematung membuat Tari dan juga Risma yang kebetulan ikut tidak bisa masuk.
Suara Tari tidak terdengar olehnya, Ia baru sadar ketika Maudy menepuk pundaknya.
" Nak, kok belum masuk juga " Tanya Maudy ketika berada di depan pintu.
Tari menatap El yang masih setia berdiri di tengah tengah pintu.
" El, sampai kapan kamu akan berdiri disini "
Ek terkejut dan sontak mundur beberapa langkah, memberi jalan untuk Tari dan juga Risma.
" Selamat ulang tahun Mama, semoga Mama selalu sehat, selalu sabar menghadapi kenakalan Tari dan semoga Mama selalu bahagia "
Tari memberikan kadonya pada Maudy dengan senyum terindahnya.
" Terima kasih sayang, Mama sangat menyayangi kalian. Siapa bilang kamu nakal, hm Putri Mama kan selalu yang terbaik "
Keduanya berpelukan dengan penuh sayang.
" Selamat ulang tahun Dokter, Do' anya yang terbaik dalam hati. Oh ya, ini kado receh dari Risma, semoga Dokter suka. "
Maudy menerima nya dengan senang.
" Ah ayo kita masuk "
Maudy mengajak Tari dan Risma masuk sedangkan El masih saja mematung disana.
" El, apa kamu akan berdiri disana sampai malam "
Tari memandang El seperti biasa pada orang lain meskipun Ia penasaran mengenai hubungan Maudy dan Pria di masa lalunya itu.
El melangkah mendekat membaurkan diri dengan para wanita. Tari menyalakan lilin agar acara segera di mulai. Mereka mulai menyanyikan lagu ulang tahun namun tiba-tiba pintu kembali di ketuk, kali ini Maudy yang membukakan pintu.
" Wa'alaikumu salam " Jawab Maudy.
Ia membuka pintu dan shock melihat siapa yang ada di depan pintu.
" Mbak Aini, Mbak datang ~ kok nggak kasih kabar " Pekik Maudy senang.
Aini senyam senyum, Ia sudah tidak sabar bertemu seseorang.
" Sengaja buat kasih kejutan, ini untuk mu dariku. Terus ini, bentar " Aini merogoh tas kecilnya mengambil sesuatu disana.
" Ah ini dia, ini dari Mas mu. Katanya Doanya masih sama yang terbaik untukmu "
Maudy bersemu merah, saudaranya itu bisa bisa terus menggoda nya.
" Eh apa Mbak hanya di suruh berdiri disini. Mbak sudah ingin bertemu dengan calon menantu Mbak "
Maudy terkejut Ia sampai melongo mendengar ucapan Aini.
" Bisa di pelankan sedikit nggak sih Mbak suaranya. Apa Mbak jauh jauh kemari hanya ingin bertemu Putriku "
Keduanya melangkah kedalam rumah
" Nggak juga sih Aya, aku memang ingin mengunjungi mu. Tapi memang sih lebih besar niatku ingin bertemu calon anak ku "
Maudy menggeleng gelengkan kepalanya tidak habis pikir.
" Hallo semuanya " Sapa Aini pada semua yang ada disana.
" Mama, Mama juga kemari. Kok nggak kabarin El, kan El bisa jemput di bandara kalau tahu Mama kemari "
El mencium punggung tangan Ibunya, mata Aini memindai semua yang ada di rumah itu. Hatinya berdenyut hebat saat melihat seorang anak laki laki yang duduk di kursi yang mengelilingi kue ulang tahun.
" Ini Cucu yang aku ceritakan padamu Mbak " Mata Aini tidak lepas memandangi Arka dan kemudian menyunggingkan senyum ramah.
" Hai sayang, kenalin ini Oma Aini. Oma adalah saudara Oma Maudy " Pelan Aini memperkenalkan diri.
Arka menatap Ibu dan juga Oma nya bergantian. Tari yang mengerti kondisi Putranya segera mendekat.
" Sayang, Oma ini mau kenalan. Ah iya sayang, Oma ini adalah saudara Oma Arka. Hm~ sama seperti Alan dan juga Alin, mereka saudaraan begitu "
Aini terpukau melihat wajah Tari apalagi caranya berbicara yang lembut, membuat kesan pertama yang indah.
El - Tari
Kevin - Vania
Alvin - Risma
Ilmi - Imel
🥰🥰🥰🥰🥰