NovelToon NovelToon
From Hell To Absolute

From Hell To Absolute

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ia dulu adalah Hunter Rank-S terkuat Korea, pemimpin guild legendaris yang menaklukkan raid paling berbahaya, Ter Chaos. Mereka berhasil membantai seluruh Demon Lord, tapi gate keluar tak pernah muncul—ditutup oleh pengkhianatan dari luar.

Terkurung di neraka asing ribuan tahun, satu per satu rekannya gugur. Kini, hanya dia yang kembali… membawa kekuatan yang lahir dari kegelapan dan cahaya.

Dunia mengira ia sudah mati. Namun kembalinya Sang Hunter hanya berarti satu hal: bangkitnya kekuatan absolut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 - Monster Berkulit Domba

Mobil hitam mewah itu melaju mulus membelah jalanan kota, hanya suara mesin dan deru AC yang terdengar di dalam kabin.

Namun suasana di dalam mobil sangat tegang.

Elizabeth duduk di kursi depan , kedua tangannya menggenggam ujung roknya erat-erat hingga kukunya hampir menembus kulit. Butiran keringat dingin mengalir di pelipisnya meski suhu mobil cukup dingin. Matanya beberapa kali melirik spion tengah, melihat sosok pria yang duduk santai dan tenang di kursi penumpang belakang.

Jinwoo.

Dia hanya bersandar dengan mata setengah terpejam, seolah tak ada yang penting di dunia ini. Bahkan nafasnya teratur, seperti orang yang sedang bersiap tidur siang.

Namun bagi Elizabeth, pemandangan itu justru membuat dadanya sesak.

"Sial… sial! Kenapa aku harus berada di mobil yang sama dengan monster itu?!"

Elizabeth menggigit bibirnya, hampir sampai berdarah.

"Alex… kau benar-benar tidak tahu bahaya apa yang kau bawa bersamamu."

Alexander yang duduk di kursi kemudi melirik Elizabeth, wajahnya menunjukkan rasa heran.

“Hei, serius,” katanya sambil memutar setir, suaranya datar namun mengandung nada curiga.

“Kau ini kenapa dari tadi? Sejak kita berangkat, wajahmu pucat seperti mayat. Apakah kau sedang bingung memikirkan tema baru untuk salonmu?”

Nada suaranya berubah menjadi mengejek.

“Atau… jangan-jangan kau berpikir aku tidak sanggup membayar biaya renovasi salonmu itu?”

Elizabeth tersentak, buru-buru menggeleng.

“Sudah kubilang… aku tidak apa-apa.”

Dia memaksakan senyum, meski keringat terus mengalir.

“Aku hanya… merasa sedikit tidak enak badan.”

Alexander mengangkat alis, kaget.

“Tidak enak badan? Seorang esper Rank S seperti dirimu bisa sakit? Aku baru tahu ada hal seperti itu.”

Elizabeth berusaha menahan suara gemetar dalam jawabannya.

“Bukan sakit yang seperti itu, bodoh. Aku hanya… lelah karena masalah salonku yang hancur.”

Alexander mendengus sambil memutar bola mata.

“Huh, wanita…” gumamnya pelan.

“Terlalu banyak drama.”

Namun Elizabeth belum selesai.

Dia menunduk sedikit, lalu bersuara hati-hati.

“Alex… aku ingin bertanya sesuatu.”

Alexander mengangkat alis, fokusnya masih pada jalan.

“Apa?”

Elizabeth menatap spion lagi, memastikan Jinwoo masih duduk tenang.

Suara Elizabeth terdengar berat, penuh tekanan.

“Apa yang akan kau lakukan jika suatu hari kau bertemu dengan… monster, dengan kekuatan di luar nalar, yang menyamar menjadi… domba?”

Alexander sempat terdiam.

Wajahnya tampak bingung, seolah pertanyaan itu terlalu filosofis untuk dirinya.

“Pertanyaanmu itu aneh sekali,” balasnya dengan tawa kecil.

“Tapi kalau aku benar-benar bertemu makhluk seperti itu? Tentu saja aku akan lari.”

Elizabeth meliriknya dengan cepat.

“Lari? Bukankah kau selalu bicara besar tentang kekuatanmu?”

Alexander tersenyum angkuh.

“Mataku ini tidak bisa dibohongi, Eliza. Aku ini sudah berpengalaman. Bahkan jika monster itu menyamar dengan sempurna, aku bisa mendeteksi musuh paling berbahaya sekalipun. Tak ada yang bisa lolos dari instingku.”

Elizabeth menggertakkan giginya, menahan teriakan.

Dia kembali melirik spion tengah, melihat Jinwoo yang kini mulai mengantuk, kepalanya sedikit miring ke samping seperti orang yang tertidur di kereta.

Namun aura samar yang memancar dari tubuhnya… seperti jurang tanpa dasar.

"Bisa mendeteksi, huh?"

Elizabeth hampir ingin tertawa histeris.

"Kau bahkan tidak sadar, Alex. Kau sedang duduk di depan monster itu sekarang. Monster yang bahkan tidak menganggapmu ada."

Jantungnya berdetak cepat.

"Jika dia melepaskan sedikit saja kekuatannya…"

Sesaat kemudian mobil berhenti di depan gedung asosiasi Hunter yang megah dan menjulang tinggi. Cahaya lampu-lampu kota memantulkan bayangan besar gedung itu di aspal.

Para Hunter dan staf yang lalu lalang di sekitar area parkir segera memperhatikan mobil mewah yang baru datang.

Alexander keluar dengan langkah angkuh, lalu berbalik memandang Jinwoo yang masih duduk di dalam.

“Woi, jelata!” teriaknya kasar.

“Turun sekarang! Mobil ini terlalu mahal untuk ditempati orang miskin sepertimu.”

Jinwoo membuka matanya perlahan, menatap Alexander dengan wajah tanpa emosi.

Tanpa sepatah kata pun, dia keluar dari mobil. Saat berdiri, matanya langsung menatap ke arah gedung asosiasi.

Gedung itu berdiri megah, berbeda dengan desain di Korea, namun aura kekuasaan dan tekanan yang dipancarkannya tetap sama.

“Gedung asosiasi Hunter…,” gumam Jinwoo pelan.

“Sudah lama aku tidak melihatnya. Meskipun sedikit berbeda… bau kesombongan mereka masih sama.”

Alexander mendengus.

“Berhenti melamun. Ikuti aku.”

Ia menoleh dengan tatapan tajam.

“Dan jangan coba-coba kabur. Jika kau melarikan diri, aku akan memburu keluargamu sampai ke ujung dunia.”

Jinwoo hanya tersenyum tipis, seolah ancaman itu tak lebih dari lelucon basi.

“Keluarga? Aku yatim piatu,” jawabnya datar.

Seketika Alex terdiam.

Elizabeth membuka pintu, namun tidak ikut keluar sepenuhnya.

“Ah… aku baru ingat,” katanya tergesa.

“Aku harus pergi sekarang. Kontraktorku akan datang untuk membicarakan desain baru salonku.”

Alexander menoleh, sedikit kecewa.

“Yah, padahal aku ingin kau melihat adegan seru di mana jelata ini disiksa dan ketakutan.”

Elizabeth tertawa canggung, tubuhnya hampir gemetar.

“Haha… ya… semoga seru, ya. Berhati-hatilah… Alex.”

Alexander memiringkan kepala, heran.

“Apa maksudmu? Tentu saja semuanya dalam kendali. Aku yang memimpin, ingat? Oh apakah kau mengkhawatirkan jelata ini? Kau sungguh baik sekali.”

Elizabeth memaksakan senyum, lalu menatap Jinwoo yang sedang mengamati sekitar gedung.

Dalam hati, ia berteriak.

"Aku tidak sedang mengkhawatirkan monster itu, bodoh. Malah sebaliknya aku sedang mengkhawatirkanmu dari monster yang kau bawa sendiri ke dalam markas ini!"

Tanpa membuang waktu, Elizabeth segera masuk kembali ke mobil dan pergi secepat mungkin. Mobil itu melesat meninggalkan area parkir, sementara Alexander hanya berdiri termenung.

“Aneh sekali,” gumamnya sambil menggaruk kepala.

“Ada apa dengan dia hari ini? Apa dia lagi… PMS?”

Jinwoo berjalan santai di belakang Alexander, matanya mengamati setiap sudut gedung asosiasi.

Para staf dan Hunter Rank rendah yang melihat Alexander segera menundukkan kepala, memberi hormat.

Namun ketika mereka melihat Jinwoo, mereka saling berbisik kebingungan. Pria itu sama sekali tidak memancarkan aura, seperti orang biasa.

Alexander merasakan tatapan mereka, merasa puas.

Namun saat hendak melanjutkan langkah, suara Jinwoo terdengar pelan namun jelas.

“Hei,” kata Jinwoo.

“Di mana toilet di sini?”

Alexander tertegun.

Butuh beberapa detik baginya untuk memahami pertanyaan itu.

“…Apa katamu?”

Jinwoo mengulang dengan wajah serius.

“Toilet. Aku ingin pergi ke toilet. Katanya gedung ini punya fasilitas mewah, bukan?”

Wajah Alexander berubah merah padam.

“Dasar bajingan ini!” umpatnya dalam hati.

“Dia tidak sedikit pun merasa takut atau terintimidasi oleh hawa di gedung asosiasi Hunter ini… malah dengan santai menanyakan toilet?!**”

Alexander mengepalkan tangan, berusaha menahan emosi.

“Dengar, jelata,” ucapnya dengan suara menahan amarah.

“Ini bukan tempat umum di mana kau bisa bersikap seenaknya. Setelah kita bertemu Tuan Leonard, mungkin kau tidak akan lagi membutuhkan toilet… karena kau akan menangis darah.”

Namun Jinwoo hanya tertawa pelan, nada tawanya membuat bulu kuduk beberapa staf berdiri.

“Aku sungguh ingin kencing bung.,” katanya santai, lalu berjalan mendahului Alexander.

Aura samar yang keluar dari Jinwoo terlalu halus untuk dirasakan, namun bagi mereka yang cukup sensitif, ada tekanan yang membuat udara di sekitar seolah membeku.

Beberapa Hunter Rank B yang berdiri di dekat pintu langsung mundur selangkah, wajah mereka pucat.

Alexander, yang tidak menyadari hal itu, hanya merasa semakin kesal.

“Sialan. Kenapa rasanya seperti aku yang sedang diikuti oleh raja, dan bukan sebaliknya?!”

Begitu mereka memasuki lobi gedung asosiasi, semua percakapan yang tadinya ramai mendadak hening.

Mata para Hunter dan staf langsung tertuju pada Alexander yang terkenal sebagai Hunter Rank S Amerika.

Namun perhatian mereka segera berpindah ke Jinwoo, yang berjalan di sampingnya dengan tenang.

“Siapa itu?” bisik seorang staf.

“Dia bahkan tidak memancarkan aura sama sekali.”

“Bukan Hunter, mungkin kurir atau pesuruh?” sahut yang lain.

“Tapi kenapa dia terlihat… tenang sekali berada di sini?”

Alexander menyeringai, menikmati perhatian orang-orang.

Namun di dalam hatinya, ia merasa semakin terganggu melihat Jinwoo yang tidak menunjukkan rasa takut sama sekali.

Dia akhirnya bertekad, “Baiklah. Begitu kita sampai di ruang pertemuan dengan Tuan Leonard, aku akan membuat jelata ini bersujud, bahkan jika aku harus mematahkan kakinya sendiri!”

Sementara itu, Jinwoo hanya menatap ruangan megah itu dengan mata datar.

“Asosiasi Hunter… tetap saja seperti dulu. Tempat di mana manusia yang merasa berkuasa berkumpul, tapi tidak pernah benar-benar melihat ancaman yang sebenarnya.”

Senyum samar muncul di wajahnya.

“Tapi serius...dimana toiletnya?"

1
Rudik Irawan
nanggung banget
RDXA: hehe/Blackmoon/
total 1 replies
Rudik Irawan
up terus Thor
Ilham bayu Saputr
mantap
Ilham bayu Saputr
crazy up thor
RDXA: insyaallah, terimakasih atas dukungannya 💪
total 1 replies
Rudik Irawan
sangat menarik
Rudik Irawan
lanjutan
mxxc
lanjut bg
Rudik Irawan
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!