NovelToon NovelToon
RAHASIA SANG SEKRETARIS

RAHASIA SANG SEKRETARIS

Status: tamat
Genre:CEO / One Night Stand / Office Romance / Tamat
Popularitas:5.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

🥈🏆 Juara 2 YAAW 2025 Periode 1 Kategori II🏆
Dewasa🌶🌶🌶
"Temukan wanita yang semalam tidur denganku, dia harus bertanggungjawab karena telah mengambil keperjakaanku!"
—Bhaskara Wijatmoko—

"Gawat! Aku harus menyembunyikan semuanya. Kalau tidak, aku bisa dipecat!"
—Alicia Stefi Darmawan—
----
Bhaskara Wijatmoko dikenal sebagai CEO dingin yang tak pernah peduli pada wanita. Alasan dia memilih Alicia Stefi Darmawan sebagai salah satu sekretarisnya adalah karena sikap profesionalismenya yang luar biasa.

Namun, segalanya kacau setelah sebuah pesta topeng. Alicia tanpa sengaja menghabiskan malam dengan pria misterius yang ternyata adalah Bhaskara! Panik dan takut dipecat, Alicia pun kabur sebelum Bhaskara bangun.

Sialnya saat di kantor, Bhaskara malah memerintahkan semua sekretarisnya untuk menemukan wanita yang sudah bermalam dengannya. Alicia harus menyembunyikan rahasianya, tapi apa yang terjadi jika Bhaskara akhirnya tahu kebenarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Mampir

Semobil bersama Bhaskara benar-benar pengalaman buruk bagi Alicia. Bayangkan saja, setelah menanyakan hal awkward itu, Bhaskara masih bisa bersikap santai dan malah mengajaknya mampir ke bakery. Alasannya juga tak masuk akal bagi Alicia:

"Teman serumah kamu itu pasti belum makan malam kan? Gimana kalau kita mampir dulu buat beliin dia kue?"

Alicia tentu saja langsung menolak tawaran itu. Tapi namanya juga Bhaskara, pria itu pasti akan terus bersikukuh sampai keinginannya terpenuhi.

"Wah, saya baru ingat kalau sedang menghindari gula. Jadi semuanya kamu bawa pulang aja, bagi-bagi juga ke temanmu," kata Bhaskara sambil menyerahkan semua kantong kue kepada Alicia.

Tuh? Aneh banget, kan? Lagian ngapain sih Pak beli banyak-banyak kalau Anda nggak bisa makan? Alicia menggerutu dalam hati.

"Kamu kok cemberut? Nggak suka saya beliin kue?"

"Eh, mana mungkin Pak, saya suka kok," Alicia langsung memamerkan senyumannya yang paling manis.

"Kok nggak bilang terimakasih ke saya?"

"Ah iya Pak, terimakasih banyak," Alicia menundukkan kepala.

Suka-suka kau aja lah, Pak!

"Nah gitu dong. Kan saya seneng kalau liat kamu senyum begitu," Kata Bhaskara sambil tersenyum lebar.

Maaf Pak, bisa nggak kita pulang sekarang? Saya beneran udah muak ketemu Bapak seharian, capek tau!

"Oh ya, kamu mau mampir ke—"

"Nggak usah Pak!" Alicia buru-buru menggeleng. "Saya mau pulang aja,"

Bhaskara agak terlihat kaget dengan reaksi Alicia, tapi kemudian dia mengangguk. "Oh, oke,"

Akhirnya, mobil yang ditumpangi mereka berdua sampai juga di depan kontrakan Alicia. Tanpa menunggu waktu lama, Alicia buru-buru membuka pintu dan keluar dari mobil.

"Terimakasih Pak!" Alicia menundukkan kepala sekilas, berniat cepat-cepat masuk ke rumah.

"Alicia!" Rencana Alicia gagal sudah, karena tau-tau Bhaskara sudah menyusulnya keluar.

Apa lagi sih? Alicia mendengus. Tapi saat berbalik menghadap Bhaskara, senyuman sudah menghias wajahnya.

"Ya Pak?"

"Kamu nggak mau ngajak saya mampir dulu?" tanya Bhaskara sambil melipat tangannya di depan dada.

"Eh? Memangnya bapak mau mampir ke rumah saya?" Alicia kebingungan.

"Ya meskipun saya nggak mau mampir, kan seharusnya kamu berbasa-basi sama saya. Itu namanya basic manner Alicia. Nggak diajarin di sekolah, ya?"

Astaga, mulut Pak Bhaskara memang kaya bon cabe level sepuluh, alias pedes banget! Alicia membatin.

"Umm, Pak Bhaskara, mau mampir dulu nggak, Pak?" Alicia akhirnya mengalah, mengikuti keinginan bosnya itu.

"Mau," jawab Bhaskara cepat, yang otomatis membuat Alicia terbelalak. Loh? Heh? Kok mau?

Tanpa malu-malu, Bhaskara berjalan mendahului Alicia dan berdiri di depan pintu kontrakan. Mengamati dengan seksama.

"Gemboknya masih dikunci dari luar tuh, kayanya temen kamu belum pulang," ujar Bhaskara sambil menunjuk pintu.

Alicia mengikuti arah tunjuk Bhaskara, dan menghela napas panjang. Karin pasti clubbing lagi nih, batinnya. Terpaksa, gadis itu pun berjalan ke arah pintu dan membuka kunci pada gembok.

"Sudah terbuka Pak, silahkan masuk," kata Alicia dengan sangat terpaksa. Bhaskara sepertinya sama sekali tidak peka dengan hal itu, malah melenggang masuk begitu saja.

"Rumah kamu luas ya," komentar Bhaskara saat kakinya melangkah ke ruang tamu. "Pasti susah ya bersihinnya?"

"Nggak kok Pak, kita—Hah!" Alicia terperanjat saat ia melihat keadaan ruang tamu yang sudah porak poranda. Tampak baju-bajunya bertumpuk pada sofa, dan beberapa bungkus snack yang sudah kosong memenuhi meja. Alicia buru-buru masuk dan membereskan semua kekacauan itu dengan wajah panik. Mengambil tumpukan baju dan melemparnya begitu saja ke dalam kamar.

"Si-silahkan duduk Pak," kata Alicia setelah ruangan itu sedikit terlihat beres. Bhaskara mengangguk dan duduk pada salah satu sofa.

"Kamu nggak punya apa-apa buat disuguhin ke saya gitu?"

"Eh, Eng, bapak mau saya bikinin teh?"

"Mau," Secepat kilat Bhaskara menjawab, bahkan tanpa berpikir sedetik pun. Alicia tersenyum kecut. Lalu melangkah menuju dapur.

Sepeninggal Alicia, Bhaskara semakin leluasa untuk melihat rumah tinggal gadis itu. Saat matanya terarah ke bawah meja, ia melihat sebuah kain berwarna merah berada di sana. Merasa penasaran, Bhaskara memajukan tangannya untuk meraih benda itu.

"Ini Pak, silahkan—Astaga!" PRANGGG!

Alicia yang baru muncul dari dapur terkejut bukan main saat melihat Bhaskara sudah memegang bra miliknya. Saking kagetnya, teh yang dia bawa jatuh ke lantai.

"Bahaya, Alicia!" Bhaskara melempar benda yang ia pegang tadi ke sembarang arah, lantas berlari ke arah Alicia. "Jangan bergerak, nanti kamu terluka!"

Alicia yang awalnya hendak melangkah maju mengurungkan niat, jadi ia hanya berdiri di tempatnya, sementara Bhaskara menuju dapur dan kembali lagi dengan membawa lap, sapu, dan pengki. Lalu mulai membersihkan pecahan gelas dengan telaten.

"Kakimu baik-baik saja? Tadi kena teh panas tidak?" tanya Bhaskara sambil menatap khawatir. Alicia menggelengkan kepala.

"Nggak kok Pak,"

"Saya nggak percaya. Sini saya periksa dulu," kata Bhaskara sambil menuntun Alicia untuk duduk di sofa. Setelah itu, Bhaskara duduk bersimpuh di lantai dan mulai memeriksa kaki Alicia.

"Ini apa merah-merah? Kamu bilang tadi nggak kena," gerutu Bhaskara sambil mengangkat kaki Alicia. "Kalau nggak langsung diobatin nanti jadi berbekas. Kamu ada p3k nggak di rumah?"

"Ada Pak, biar saya ambilin,"

"Nggak," geleng Bhaskara tegas. "Kamu tetap di sini, saya yang ambil. Kamu kasih tau aja dimana tempatnya,"

"Itu...di rak dinding atas wastafel Pak," kata Alicia lirih.

"Oke," Bhaskara mengangguk dan ia pun bangkit untuk pergi ke tempat yang ditunjukkan Alicia. Tak berselang lama, ia kembali sambil membawa kotak p3k di tangannya.

"Saya olesin salep pelan-pelan ya, kalau sakit bilang," kata Bhaskara kemudian sambil mengoleskan ujung salep pada telunjuknya.

"Eh, Pak, nggak usah, saya—"

"Diam kata saya,"

Alicia pun langsung mengatupkan bibirnya.

Dengan gerakan perlahan, Bhaskara mulai mengoleskan salep dari tangannya pada betis Alicia. Alicia menggenggam kuat ujung bantal sofa saat jemari pria itu mulai menyentuh kulitnya. Ada rasa aneh yang tiba-tiba muncul di perutnya, seolah ada kupu-kupu di sana. Tapi Alicia berusaha keras untuk tidak bergerak, meskipun sekarang jantungnya sudah berdegup kencang.

"Sakit?" tanya Bhaskara dengan suara rendah.

"Enggak, Pak," jawab Alicia, suaranya nyaris tak terdengar. Tapi tubuhnya terasa panas, bukan karena teh yang tadi tumpah, melainkan karena cara Bhaskara memegang kakinya membuatnya teringat kembali pada malam itu.

Bhaskara sendiri tidak segera melepaskan tangannya. Ia sepertinya malah menikmati mengelus-elus kaki gadis itu. Perlahan, tangannya naik membuka rok panjang Alicia.

"Saya cuma ingin memastikan di atas tidak ada luka lagi," begitu katanya.

Alicia menggigit bibir. Oh My God, kenapa suara pria itu sekarang terdengar begitu seksi di telinganya?

Tangan Bhaskara menjelajahi kaki Alicia lebih jauh. Rok Alicia sudah tersingkap sampai ke paha, membuat Bhaskara menelan ludah. Sepertinya jika lebih dari itu, ia tak yakin bisa menahan diri.

"Selesai," Bhaskara menarik rok Alicia sampai menutupi semua kakinya, lalu berdiri. "Kalau begitu, saya permisi pulang,"

"Eh, iya Pak," Alicia tertegun. Rasanya, ada perasaan kecewa yang tak bisa ia jelaskan sekarang.

Hah? Kecewa? Lo gila ya, Alicia!

"Ha-hati hati di jalan Pak!" Alicia berseru pada Bhaskara yang sudah melangkah cepat-cepat keluar rumah. Pria itu lalu menutup pintu dengan kuat sampai terdengar suara berdebam.

"Bhaskara bego," rutuk Bhaskara pada dirinya sendiri saat ia sudah berada di dalam mobil. "Lihat, si Joni jadi tegang lagi kan? Arghhh! Alamat main sendiri di kamar mandi deh!"

1
Sri Wahyuni
terimakasih untk karya yg keren ini kakak 👍👍👍👍🥰🥰🥰
Mona Markhamah
keren
Sri Wahyuni
baru mampir kakak 🙏
irala
kerja bagus alicia..
kamu harus berani melawan ulet bulu kyak sabrina
Nurul Ima
Bagus banget 🥹bisa buat pelajaran buat kita"kalo ada cowok yg kayak gini jangan di sia"kn, kita juga harus belajar dari Celin kesabaran dan kepercayaan itu penting
Nurul Ima
😭😭 udah selesai aja 😔 apakah ada kelanjutannya novelnya ini? kisah karinny bah?
Ina Karlina
jangan ja Ngan hamiiiiil....👍🥰
selamat berbahagia juragan kambing 😁😁😁
Ina Karlina
pengertian sekali nih ibu ..tau aja pengantin baru itu bagaimana..tenang Bu, tidak lama lagi rumah nya di perbaiki sama Abang 😁😁
Ina Karlina
oohh degg so pasti kaget kan tiba tiba yg mau tunangan ternyata Leon 😁😁😁😲😲😲😲
Ina Karlina
beberkan dari awal aku sudah tidak suka dengan kehadiran Sabrina..yg mengatasnamakan kekeluargaan dasar .....
Ina Karlina
Sabrina cewek ular dan manipulatif.. sepandai-pandainya kamu menyimpan bangkai.. suatu saat pasti akan tercium juga Sabrina
Ina Karlina
bikinin saja kopi campur garam biar tau rasa 🤣🤣
Ina Karlina
pasti nya setiap orang di madalalu dialah yang paling mendominasi akan sebuah hubungan yg katanya teman masa kecil..dan itu adalah Sabrina
Ina Karlina
masih butuh perjuangan alic... Sabrina baik di luarnya saja blm tentu dengan hati dan niatnya .. apalagi dia mendapatkan dukungan dari Oma nya baskara
Lies Atikah
ah Sabri emang bikin masalah aja kenapa gila nya nanggung bahaya tuh
Wisnu Mahendra
emang ada ya orang diperkosa tapi menikmati? gampang banget kalo mau perkosa orang, tinggal dikasi foreplay dikit sudah aman
Lies Atikah
bahagia tapi sedih juga
Lies Atikah
semoga si Sabry ketahuan belang nya sama keluarga Baskara
Lies Atikah
nah lagi nih ne2k udah bau tanah aja masih ngatur 2 hidup orang aja cu2 nya nya gak mau masih .di paksa dasar kenapa gak koit aja
Lies Atikah
jangan egois lah Bas paka dengan kelakuan si Sabri sama kamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!