NovelToon NovelToon
Maverick Obsession

Maverick Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Obsesi / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Oveleaa_

Maura seorang asisten pribadi, mendapati dirinya terperangkap dalam hubungan rumit dengan atasannya, Marvel-seorang CEO muda yang ambisius dan obsesif. Ketika Marvel menunjukkan obsesi terhadap dirinya, Maura terperangkap dalam hubungan terlarang yang membuatnya dihadapkan pada dilema besar.

Masalah semakin pelik ketika Marvel, yang berencana bertunangan dengan kekasihnya, tetap enggan melepaskan Maura dari hidupnya. Di tengah tekanan ini, Maura harus berjuang mempertahankan batas antara pekerjaan dan perasaan, sekaligus meyakinkan keluarganya bahwa hubungannya dengan Marvel hanyalah sebatas atasan dan bawahan.

Namun, seberapa lama Maura mampu bertahan di tengah hasrat, penyesalan, dan rahasia yang membayangi hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oveleaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Uhuk!

Maura tersedak ludahnya sendiri begitu mendengar kata pernikahan. Ia langsung menyambar botol berisi air putih yang ada di laci bawah meja, menenggaknya hingga sisa setengah.

“Astaga, Maura, ada apa?” Jesica mendekat, bersimpati. Sedangkan diam-diam bibirnya tertarik tipis. Ia menepuk-nepuk punggungnya hingga suara batuk itu mereda. “Istirahat saja dulu, tenangkan perasaanmu.”

Suara itu mengalun lembut, tetapi membuat telinga Maura sakit.

“Maaf membuatmu khawatir, aku hanya tersedak.” Ia berdeham, menghindar dengan halus saat tangan Jesica bertengger di pundaknya, ingin wanita itu segera pergi. Saat ini ia tidak dapat mengkondisikan perasaannya, dadanya sesak, dan matanya kabur karena air mata yang bertumpuk—entah karena efek tersedak atau rasa sakit tak kasat mata.

“Syukurlah kalau tidak apa-apa.” Jesica tersenyum manis, lalu kembali duduk di hadapan Marvel. Suasana hening sejenak, bibir Jesica masih tersenyum ketika menyadari tatapan dingin Marvel mengarah lurus ke belakangnya.

“Well, tadi dia hanya tersedak.” Ia memberi tahu untuk menarik kembali perhatian Marvel.

Embusan napas panjang meluncur dari bibir pria itu. Ia menyandarkan tubuh ke kursi, wajahnya berubah hangat.

“Ayahmu tidak memberitahu apa-apa. Kami belum membahas pernikahan, lagipula aku belum berpikir untuk melangkah ke sana,” ucapnya dengan nada datar, sorot matanya menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak meski bibirnya sedikit melengkung ke atas. “Jadi benar, ayahmu ingin memajukan pernikahan?”

Jesica mengangguk mantap.

“Iya. Katanya, semakin cepat semakin baik. Dia juga ingin memastikan agar tidak ada gangguan dari pihak luar.” Sesaat matanya melirik sekilas ke arah Maura yang sibuk menunduk menatap layar monitor, lalu mengembuskan napas cepat dan tersenyum pada Marvel. “Bagaimana menurutmu? Katanya beberapa bulan kedepan kamu akan sangat sibuk. Jadi, aku tidak mau mengambil risiko menunda pernikahan lebih lama.”

Pihak luar. Dua kata itu menancap seperti paku berkarat di telinga Maura. Ia bisa mendengarnya dengan jelas karena Jesika mengucapkannya sangat keras, seolah sengaja agar ia mendengar.

“Aku belum memikirkan apa pun. Nanti kupikirkan lagi.” Marvel menanggapi dengan santai bahkan bibirnya melengkung tipis.

“Nanti? Kenapa nanti? Kamu tidak ingin menikah denganku?”

Marvel tidak langsung menanggapi. Ia justru tertawa, lalu berdiri dari kursinya, berjalan ke arah Jesica dan memeluknya dari belakang. “Sayang, ada banyak urusan yang belum kuselesaikan. Jangan menekanku dan memaksaku untuk mengatakan ‘tidak’ pada pernikahan itu. Jadi, bersabarlah dan jangan terburu-buru.” Ia menundukkan pandangan dan bertanya dengan nada lembut. “Bukankah seharusnya begitu, sayang?”

Jesica yang tiba-tiba membeku pun terpaksa mengangguk. Keberaniannya menyusut. Walaupun nada suara Marvel terdengar lembut, entah kenapa di telinganya terdengar seperti ancaman. “Ya, aku akan menyuruh ayah untuk memikirkannya lagi,” jawabnya kikuk.

Marvel tidak terlalu peduli dengan reaksi tegangnya yang sangat kentara. Ia menegakkan badan, tangannya terangkat untuk mengusap kepala wanita itu, lalu menciumnya sekilas. “Good girl.”

Marvel sedikit menjauh, memberi ruang untuk Jesica bernapas. “Mau makan siang bersama?” tanyanya kemudian.

Bibir Jesica masih kaku saat ia mendongak dan tersenyum. Ia hanya menganggukkan kepal tanpa menjawab, kemudian berdiri dan Marvel langsung meraih pinggangnya.

Sebelum beranjak Marvel menatap Maura yang sedang sibuk dengan berkas dan komputer. Ia yakin semua itu hanya kamuflase. “Saya akan pergi makan siang terlebih dahulu. Jangan tinggalkan ruangan sebelum pekerjaanmu selesai. Dan … jangan lupakan apa yang saya katakan tadi.” Ia menekankan kalimat terakhirnya.

Maura berdiri dan mengangguk singkat. “Baik, Pak.”

Ia kembali duduk saat Marvel sudah keluar. Matanya menatap lekat pintu yang baru saja tertutup, kemudian sudut bibirnya perlahan tertarik semakin lebar dan berubah menjadi tawa yang sangat keras.

Ia tidak menyangka Jesica yang memiliki watak menekan, kekanakan dan pemaksa bisa tunduk hanya dengan kalimat lembut mematikan itu. Ia terlampau sering berada dalam posisinya, dan ia tahu betul rasanya.

Maura tertawa karena merasa lucu, ternyata bukan hanya dirinya yang tidak bisa berkutik.

***

“Jangan pernah tersenyum pada pria mana pun di kantorku atau hukumanmu akan menjadi lebih berat. Mengerti?”

Maura tertawa sinis mengingat kalimat itu.

“Jangan lupakan apa yang saya katakan tadi,” cibir Maura, mengikuti gaya bicara Marvel tadi, lalu mendecih. “Memangnya siapa yang peduli? Tidak ada yang bisa mengaturku untuk tersenyum pada siapa pun!”

Ia keluar dari gedung sembari menebar senyum pada semua orang yang ia temui, tidak terkecuali Sam dan Rio. Ia tidak peduli mereka akan menganggapnya gila, kenyataannya ia memang sedang tidak waras hari ini. Emosinya berubah-ubah dan tidak terkendali. Sekarang moodnya sedang baik setelah melihat Jesica merasakan apa yang selama ini ia rasakan.

Tidak dapat berkutik dalam kendali Marvel.

Maura membawa langkahnya keluar dari gedung, menuju restaurant yang ada di seberang kantor. Ia duduk di sana dan memesan nasi padang untuk makan siang. Ia tersenyum sinis melihat gedung The Maverick Group yang tampak gagah, tinggal menjulang.

“Aku bersumpah akan merobohkan gedung itu!” monolognya, mengepalkan tangan seolah meremas gedung itu.

“Kamu membutuhkan alat berat untuk melakukannya.”

Suara lain menginterupsi dari belakangnya, membuat Maura menoleh. Seketika, bola matanya seperti akan keluar dari tengkoraknya.

1
Hennyy Handriani
Makin kesini alur nya makin bangus dan makin penasaran..semangat kk buat up nya💪
Agnes Gulo
cerita nya sangat menarik kak, semangat utk UP 😍
Hennyy Handriani
bagus kok kk....💪💪💪
Hennyy Handriani
kapan upnya jangan lama" ya kk
IG: Oveleaa: siapp
total 1 replies
Hennyy Handriani
alurnya sangat bagus
IG: Oveleaa: terima kasih atas dukungan dan ulasan positifnya, Kak♥️
total 1 replies
Hennyy Handriani
Makin menarik nih
Hennyy Handriani
alurnya bagus banget💪
SweetPoison
Gimana bisa ceritanya sebagus ini, bikin aku ketagihan bacanya thor!
Dama9_
Menyentuh
Ermintrude
Buat mood pembaca semakin bagus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!