NovelToon NovelToon
Tatap Aku, Suamiku

Tatap Aku, Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahmuda / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:17M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Musim pertama : Tatap Aku, Suamiku
Musim Kedua : Bunda dari Anakku


Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Wira (22 tahun) nekad membawa kedua orang tuanya ke Yogyakarta untuk melamar Naina ( 17 tahun), yang hanya seorang gadis yatim piatu.
Wira yang terlahir dari keluarga berada, menikah dengan Naina yang hanya gadis dari keluarga biasa.

Lima tahun pernikahan, guncangan menghantam kehidupan rumah tangga mereka. Dunia Naina hancur seketika. Kebahagiaan yang selama ini direguknya, apakah hanya sebuah kebohongan semata atau memang nyata. Apakah pernikahan ini sanggup di pertahankan atau harus berakhir??

Ikuti perjalanan rumah tangga Wira dan Naina

“Tolong tatap aku lagi, Suamiku.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

S1. Bab 21

Emosi Stevi sudah diubun-ubun. Segala rasa yang selama ini ditahannya, begitu menyesak di dada. Cinta bertepuk sebelah tangan yang disimpannya sejak di bangku SMA, akhirnya harus berakhir seperti ini.

Diam-diam mencintai Wira, bahkan selalu mendukung laki-laki itu dengan segenap hati, Stevi hanya bisa mencapai posisi sahabat di dalam hati dan hidup Wira. Semua yang ada di dirinya tidak sanggup menggetarkan hati Wira.

Sebaliknya, tak lama setelah menamatkan kuliahnya, tiba-tiba Wira datang padanya dengan senyum kebahagiaan. Senyum yang selama bertahun-tahun tidak pernah muncul di bibir laki-laki tampan itu.

Stevi mengingat jelas, bagaimana Wira menunjukan foto Naina yang tersimpan rapi di ponselnya, gadis sederhana yang dijumpainya di pinggir jalan, di kota Yogyakarta.

Terpaksa tersenyum, menyembunyikan luka hatinya. Stevi hanya bisa diam-diam menangis dalam hati. Setengah tahun berlalu, Wira kembali datang padanya. Stevi mengingat jelas, saat itu dia sudah berstatus karyawan di perusahaan papa Wira.

Laki-laki yang dicintainya menemuinya saat jam makan siang. Tidak sendiri, tetapi membawa gadis yang setengah tahun lalu hanya ditunjukan kecantikannya dari layar ponsel. Ya, Wira mengenalkan Naina padanya. Kaki Stevi masih bisa bediri tegar saat itu, tetapi begitu suara Wira memecahkan kecanggungan yang tercipta diantara mereka, Stevi hampir terjatuh.

“Stev, kenalkan istriku, Naina.”

Kata-kata Wira saat itu terasa menyakitkan. Apalagi melihat senyum bahagia keduanya, saling menautkan jari dengan cincin kembar terselip ke jari manis keduanya. Tanda pengikat dan kepemilikan satu sama lain. Kalimat Wira itu sampai sekarang masih tersimpan rapat di benaknya, setiap mengingatnya, masih merasakan sakit yang sama.

Saat itu Stevi sadar, harapannya musnah sudah. Menjadi istri Wira hanya angan-angan, impian yang tidak akan menjadi kenyataan. Susah payah menyimpan perasaan yang membuatnya gila.

Di tahun kedua, Stevi direkrut menjadi sekretaris Wira, keinginan yang sempat ditutupnya rapat-rapat, akhirnya perlahan membuka. Setiap hari bertemu Wira, tidak jarang harus keluar kota bersama, membuat cinta yang sudah disimpannya kembali perlahan.

Cinta itu tumbuh kembali seiring waktu, jauh lebih besar dari sebelumnya. Kebersamaannya dan Wir membuat Stevi tidak sanggup lagi menyembunyikan rasa cintanya. Apalagi Wira yang sekarang jauh lebih menarik dibanding masih berseragam putih abu-abu atau pun saat masih berstatus mahasiswa.

Wira yang sekarang idaman para wanita, laki-laki mapan dengan ketampanan tidak perlu diragukan, kemapanan yang patut diperhitungkan. Sayangnya lelaki ini memiliki kesetiaan yang tidak perlu diragukan, membuat banyak gadis patah hati saat Wira dengan bangga menggandeng istri sederhananya, jauh dari tampilan model-model ibukota.

Brukk!

Stevi menutup kasar laptop yang tadinya terbuka di hadapan Wira. Tidak sampai di situ saja, wanita itu membuang kasar semua barang-barang di atas meja Wira. Semuanya berantakan, jatuh ke lantai. Sontak membuat laki-laki itu berang. Ketidaksopanan Stevi benar-benar memancing emosinya. Sejak tadi Wira memilih tidak meladeni, berkonsentrasi dengan pekerjaannya.

“Apa-apaan ini Stev?” tanya Wira dengan nada meninggi. Tidak pernah diperlakukan wanita sekasar itu.

Laki-laki itu sudah berdiri dengan kedua tangan terkepal, menjuntai di kiri kanan tubuhnya. Matanya memerah menahan amarah, dengan urat-urat menonjol di pelipisnya.

“Ini yang Mas inginkan. Baiklah, mulai sekarang, jangan pernah mengunjungi Nola lagi. Jangan salahkan aku, kalau Naina tahu semuanya!” ancam Stevi, berbalik menuju pintu.

Setengah berlari, Wira menyusul dan meraih lengan sekretarisnya dengan kasar.

“Apa maksudmu? Kamu ingin mengadu pada Naina? Hah? Jangan gila, Stev!”

Stevi tertawa.

“Kenapa takut? Harusnya istri bodohmu itu tahu sejak dulu, jadi dia bisa menceraikanmu sejak dulu.”

Mendengar istrinya direndahkan emosi Wira yang memang sudah memuncak kembali meledak. Remasan tangannya di lengan Stevi semakin kencang.

“Beraninya kamu merendahkan Naina. Kamu itu tidak ada apa-apanya dibanding Naina. Dengan sekali dorong, Stevi nyaris tersungkur ke lantai.

Bertepatan dengan itu, pintu ruangan terbuka. Muncul Naina di tengah pintu dengan wajah terkejut. Senyum yang beberapa saat lalu masih menghiasi wajahnya, berganti dengan aura panik bercampur terkejut.

“Mas ....”

“Stev ....”

Membeku sekian detik, akhirnya Naina bersuara. Wajah terkejut itu belum hilang, menatap Wira dan Stevi yang masih mematung di tempat, saling melempar tatapan sinis.

“Apa yang terjadi?” tanya Naina dengan lemah lembut. Menatap ruangan suaminya yang tidak biasa. Semua berantakan, aura tidak mengenakan tampak begitu jelas. Kedua orang di depannya saling menghunuskan pisau lewatan pandangan.

Tidak ada yang menjawab.

“Mas, apa yang terjadi?” tanya Naina bingung. Beralih menatap Stevi, wanita itu masih berdiri merapikan pakaiannya di dekat Naina.

“Stev, apa yang terjadi? Ya Tuhan, kalian seperti anak kecil,” omel Naina pada keduanya.

“Mas, sudah.” Naina maju beberapa langkah. Kakinya hampir menginjak kertas-kertas yang keluar dari mapnya, berantakan di lantai.

Naina berjongkok setelah meletakan tas bekalnya ke atas meja kerja, tangannya sudah meraih kertas-kertas dan merapikannya, tetapi Wira bersuara untuk menghentikannya.

“Nai, jangan lakukan itu. Istri Mas tidak boleh merendah di depan orang lain,” ucap Wira dengan lembut. Suara yang keluar dari bibir lelaki itu bertolak belakang dengan raut wajahnya. Aura mematikan dengan kemarahan di level tertinggi tercetak jelas di wajah tampannya.

Naina bergeming, masih sibuk mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan.

“Nai, biarkan tetap di sana. Bukan tugasmu memungut kertas-kertas itu,” tegas Wira. Laki-laki itu meraih lengan istrinya, mengambil kertas yang terkumpul dari tangan Naina dan melemparnya ke udara dengan penuh amarah. Terbang dan jatuh kembali, berantakan ke lantai.

“Duduk di sini,” titah Wira, membawa istrinya duduk di kursi kebesaran yang tadi didudukinya.

“Mas, ada apa?” tanya Naina bingung sendiri.

“Kamu istri Mas bukan sekretaris. Bukan tugas Nai merapikan barang-barang yang berantakan di ruang kerja ini. Mas sudah membayar orang untuk melakukannya, harusnya dia sadar diri akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai sekretaris direktur,” tegas Wira.

Tatapan lelaki itu tajam dan mengerikan. Menusuk langsung ke netra mata Stevi yang masih diam di tempat.

“Kalau tidak becus dengan pekerjaanmu, aku bisa memindahkanmu ke tempat la ....”

Wira tidak menyelesaikan lagi kalimatnya. Lengannya ditarik Naina, sebaliknya Stevi langsung memungut semua kertas yang berserakan di lantai tanpa banyak bicara.

“Mas ....” Naina menggelengkan kepalanya, meminta Wira berhenti bicara dan memperpanjang masalahnya dengan Stevi.

Wira bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya. Hanya dengan sebuah gelengan kepala istrinya, lelaki itu langsung menurut. Mengikuti kemauan istrinya tanpa protes.

“Mas, apa yang terjadi?” tanya Naina setelah memastikan Stevi keluar dari ruangan.

“Tidak apa-apa.”

“Sudahlah Mas. Kalian bersahabat sejak dulu, kenapa harus bertengkar. Apa tidak malu dengan umur,” omel Naina.

Wira masih mematung di tempat.

“Ada masalah apa, Mas? Kenapa harus sampai bertengkar. Stevi bukan orang lain, kalian sudah berteman sejak lama,” ucap Naina.

***

TBC

1
Afan Lilah
knapa mantan Mertua jd segalak ini ya?
Nayy
hedeeeeh...wes ruwet koyo dawet
Nayy
thooorrrr.....naruh bawang nya kebanyakan 😭😭😭
Bahkan seakan ikut merasakan sakit yang sesakit itu bagi Dennis
Nayy
kereeeennn.....🥳🥳🥳 itu baru laki laki gentleman brooo....dennis
full bintang ,subricrible, vote d tutup kopi
kalea rizuky
dih mau manasin ya bang gk mempan
kalea rizuky
bapak e wira ttep tolol
kalea rizuky
pdhl lu dalang kehancuran nay jg lo nis sok pahlawan
kalea rizuky
nayna g tau ya Denis itu biang keladi kehancuran mu meski suamimu emank bloon jg emak mertua munafik durjana
kalea rizuky
Denis kakk baik lo sebenernya karena emak aja yg jalang
kalea rizuky
laki. goblokkk
kalea rizuky
Naina lemah males cerai ywdah suami tukang selingkuh kok di pertahan kan najis ddh
Lilik Juhariah
the best karyamu memporak porandakan htiku thor , sport jantung
Lilik Juhariah
walaupun novel ni dah end daribdulu , gemes juga , hak naina dong mau cinta sama siapa kan kalian dah cerai , kamu yg nikah sama stevy
Lilik Juhariah
kenapa susah sekali ngomong , mendem terus , modelan gini gmn BS idup tenang Nay, keluarin unek unekmu
SisAzalea
dalam cerita ini,yg paling bodoh adalah Naina,bodoh dulu,sekarang dan mungkin selama nya
SisAzalea
apa lagi niiii
SisAzalea
pandai pulak Wira kali ni
sebelum2 ni terlalu baik sampai tak peka langsung.
SisAzalea
yes yes,lakukan Naina..berjuang lah utk mu & Wira
SisAzalea
jadi Naina sakit,jadi Wira pun sakit..aku takmau jd mereka...huhuhu
Rini Susianti
satukan wira dan naina, dalam pecahnya rumah tangga mereka wira tidak bersalah, tapi wira nya bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!