perjuangan seorang pemuda untuk menjadi lebih kuat demi meneruskan wasiat seorang pendekar terdahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 pertarungan di bawah bulan merah 3
Nyali Ki Pasung sedikit menciut melihat senjatanya tak mampu melukai Dewi muka pucat.Padahal ia tahu betul kalau keris luk sembilan itu memiliki hawa ganas yang dapat menghancurkan batu sebesar gajah.
Orang tua itu menatap kerisnya lalu bergantian menatap Dewi maut penyebar kematian, seakan ingin memastikan kalau kejadian barusan bukanlah mimpi.
"Bagaimana mungkin dia tidak apa-apa setelah terkena keris ku ini,. " ucap Ki Pasung merasa tidak percaya dengan penglihatannya.
Ki Pasung tidak tahu kalau tubuh Dewi maut penyebar kematian yang sekarang ini adalah tubuh yang telah mati dan tidak memiliki darah. Dan hanya senjata tertentu saja yang dapat membuat wanita muka pucat merasakan sakitan dan bisa mati, yaitu senjata bulan sabit milik Barata atau senjata yang berasal dari makam senjata.
Ki Pasung tidak dapat menyembunyikan rasa gusarnya sesekali ia menatap ke arah istrinya yang sedang bertarung dengan Barata.Ia berfikir cara satu-satunya untuk menghadapi Dewi maut penyebar kematian adalah dengan bekerjasama bersama istrinya.Namun sayangnya itu tidak mungkin melihat situasi saat ini.
Dewi maut penyebar kematian yang mengetahui kegundahan di mata Ki Pasung langsung berkata dengan nada yang terdengar sangat menyakitkan di telinga.
"Ternyata senjata tak ubahnya seperti mainan anak-anak Ki Pasung, hanya sebilah besi rongsokkan. " ucap Dewi maut penyebar kematian.
Ki Pasung masih terdiam, ia mulai ragu dengan senjatanya. "
"Apa mungkin senjatan ku hanya besi rongsokkan seperti yang di katakan wanita pucat itu. " Batin Ki Pasung.
Laki-laki tuan itu mendongakan kepalanya, menatap tajam Dewi muka pucat yang berdiri tidak jauh darinya.
"Kau mungkin benar Dewi, kalau senjata ini memang rongsokkan, namun senjata ku tidak hanya ini saja. " Ki Pasung pun lalu membuang kerisnya., karena dianggap tidak berguna.
Setelah itu Ki Pasung mengeluarkan sebuah pedang panjang. Pedang itu putih mengkilap dengan ada lubang di tengah bilahnya dan melengkung di bagian ujungnya.
Ki Pasung menamai pedang itu dengan."Pedang lingkar kematian" . Karena selama ini belum ada orang yang selamat jika terkena goresan pedangnya, disebabkan bilah pedang itu mengandung racun ganas.
Dewi maut penyebar kematian menyunggingkan senyum melihat orang tua itu mengeluarkan senjatanya yang lain.
"Aku ingin tahu keampuhan pedang lingkar kematian mu itu ki, ampuh mana dengan senjata ku. " ucap Dewi muka pucat seraya mengeluarkan senjatanya yang berupa selendang.
Ki Pasung menyipitkan matanya ,hatinya merasa geram tidak menyangka malam itu akan bertarung habis-habisan.
"Kau akan tahu keampuhan pedang ini Dewi,setelah tubuh mu tersayat nanti."jawab Ki Pasung dengan perasaan tidak menentu.
Ki Pasung pun lalu berkelebat menyerang kembali. Dewi muka pucat pun bergegas menyambutnya, pertarungan dengan menggunakan senjata andalan masing-masing pun terjadi.Bahkan pertarungan tersebut lebih sengit dari yang tadi .
Sementara itu, Nyai Sangguh yang sudah dibakar amarahnya, menyerang Barata secara brutal.Ia tidak rela jika tidak bisa mengalahkan Barata yang masih termasuk anak kemarin sore itu.Dengan tongkat hitam kepala ular senjata andalannya, ia menggempur Barata tanpa ampun.
Tusukan demi tusukkan pun Nyai Sangguh berikan tanpa henti dan kecepatan yang luar biasa.Serangan tongkat Nyai Sangguh datang dari Berbagai arah membuat Barata sedikit kelimpungan.
Dengan pedangnya ,Barata berusaha meredam serangan cepat wanita tua itu. Namun serangan Nyai Sangguh beda jauh dengan yang pertama. Serangannya kali ini lebih kuat dan jauh mematikan.Permainan tongkatnya sangat merepotkan karena gerakannya berubah-ubah dan sulit ditebak.
Menghadapi serangan Nyai Sangguh yang begitu ganas ,cepat dan tanpa celah.Barata membuat dinding es tebal untuk meredam serangan wanita tua itu.
Tapi,, Duuuuaaar.... Dinding es yang Barata buat langsung hancur menjadi berkeping-keping.Meskipun dinding es itu tidak sanggup menahan gempuran Nyai Sangguh,tapi paling tidak memberikan kesempatan pada Barata untuk sedikit menjauh darinya.
"Kui akui jurus-jurus mu memang hebat Barata, aku sangat kagum dengan semua ilmu-ilmu yang kau miliki.Langkah seribu petir mu, ajian guntur es mu dan cakar naga hitam nmu,itu semua jurus-jurus yang sudah langka. Namun sayangnya kau akan segera mati di tangan kun sebelum kau dapat menyempurnakan semua jurus-jurus itu. "ucap Nyai Sangguh, ternyata ia tahu betul dengan kehebatan semua jurus-jurus milik Barata.
Mendengar perkataan dari wanita tua itu tentu saja Barata tidak terkejut ,sebagai tokoh tua dalam dunia persilatan Nyai Sangguh pasti sudah kenal dengan Swarnabumi pemilik jurus ajian guntur es dan Saung Kencana sebagai pemilik jurus langkah seribu petir.
"Kau mengenali semua jurus -jurus-jurus ku berarti kau pun sudah paham siapa pemilik semua jurus itu sebelum aku. " ucap Barata.
"Sudah tentu Barata, siapa lagi kalau bukan Swarnabumi dan Saung Kencana, tapi sayangnya mereka sudah menjadi bangkai sekarang.Dan hari ini kau pun akan aku kirim untuk menemui mereka berdua. " teriak Nyai Sangguh dengan nada tinggi.
Mendengar perkataan Nyai Sangguh yang mengadung niat membunuh itu Barata pun langsung mengerahkan tenaga dalamnya .
"Sekarang pergilah kau ke neraka Barata hiiiaaaat..! " pekik Nyai Sangguh sambil melepaskan pukulan jurus cakar kematian tingkat tingginya.
Sinar hitam berbentuk cakar kuku tajam pun melesat cepat dengan diiringi bunyi angin yang menderu menuju ke arah, Barata.
Barata yang sudah menghimpun tenaga dalamnya dari tadi lalu melepaskan jurus pukulan petirnya untuk meredam serangan Nyai Sangguh.
Sinar putih berbentuk lingkaran yang dilepaskan Barata melesat cepat dengan disertai deru angin besar. Dan dalam tiga tarikan nafas pukulan mereka berdua pun bertemu.
Wuuuus....! Duuuuaaar..... Ledakan besar pun mengggema membuat bumi bergetar.Barata dan Nyai Sangguh menatap tanpa kedip melihat kedua pukulan mereka beradu. Namun sayangnya dalam adu pukulan tersebut, ternyata jurus cakar kematian milik Nyai Sangguh lebih unggul dan kuat. Itu terbukti setelah pukulan cakar kematian terus menerobos ke arah Barata.
Barata pun dibuat terbelalak tahu pukulan Nyai Sangguh masih mengarah ke padanya.
Ia segera mengangkat pedang iblis hitamnya untuk menangkis serangan itu, tapi sayangnya sebelum ia sempat mengayunkan pedangnya, pukulan tersebut sudah lebih dahulu menghantamnya, Duuuuaaar....! ! Barata pun terlempar beberapa tombak ke belakang.
Nyai Sangguh pun tertawa terkekeh-kekeh melihat pukulannya tepat dengan tubuh Barata. "Hehehr...heheh."Namun suara tawa Nyai Sangguh mendadak berhenti setelah teringat dengan janjinya akan memecah kepala Barata waktu di reruntuhan.Tapi kelihatan sumpah itu ia anggap sudah selesai saat Nyai Sangguh melihat Barata belum bangkit.
"Itulah akibatnya jika berani melawan ku. " Seru Nyai Sangguh, berniat meninggalkan Barata dan membantu suaminya menghadapi Dewi maut penyebar kematian.
"Uhuk... uhuk...! " terdengar suara batuk dari Barata, membuat Nyai Sangguh menghentikan langkahnya.
Nyai Sangguh menoleh belakang di sana ia melihat Barata berdiri sempoyongan karena tenaganya terkuras .
"Aku tidak percaya dia masih bisa berdiri meskipun telah terkena pukulan andalan ku, ini tidak bisa dibiarkan.Apa kata orang-orang nanti kalau aku tidak bisa membunuh bocah kemarin sore itu. " Batin Nyai Sangguh.
Nyai Sangguh pun langsung berkelebat cepat dengan tongkatnya yang sudah menyala merah."Kau harus mati Barata hiiiaaaat...!
Barata tercengang melihat Nyai Sangguh sudah berada di depannya.Ia tidak mungkin melawan atau pun menghindar setelah tenaga terkuras habis.
"Hiiiiaaa....! Tongkat Nyai Sangguh meluncur begitu deras menunju ke arah kepala Barata.
Tapi disaat ujung tongkat itu tinggal sejengkal mengenai Barata, tiba-tiba sebuah bayangan berkelebat cepat dan langsung menghantam tongkat itu dan juga memukul muka Nyai Sangguh.
Deees.... plaaak.... Nyai Sangguh pun terlempar dan jatuh cukup keras, setelah tubuhnya terkena hantaman yang begitu kuat.
Barata pun tercengang melihat siapa orang yang barusan membantunya.Orang itu berdiri tepat di depannya.
"Andini kau sudah bangun, dan sudah mencapai pendekar tingkat dewa tahap akhir? " ucap Barata dengan kagum.
"Ya tuan, apakah tuan tidak apa apa?" tanya gadis kecil itu.
Barata mengangguk."aku tidak apa-apa, Andini. "
"Sekarang serahkan wanita itu kepada ku, akan aku buat dia babak belur, seperti dia menyerang tuan tadi. " ucap Andini dengan mata melotot tajam kepada Nyai Sangguh.