Perempuan yang sangat menyukai anak kecil yang dibesarkan di panti asuhan lalu mendapat pekerjaan sebagai pengasuh dan guru les untuk anak laki-laki berumur 5 tahun. Namun tidak disangka, ia menemukan jodohnya yang tidak lain om dari anak tersebut. Berawal dari rasa jengkel lalu menjadi cinta .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fega Meilyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah masa lalu Hanna
Setelah sampai di kantor Arka, Hanna langsung naik lift. Satpam dan resepsionis sudah tau Hanna karena sudah beberapa kali Hanna ke kantor Arka.
Hanna langsung ke ruangan Arka.
"Permisi mbak, pak Arka ada di ruangan?" Tanya Hanna kepada sekertaris Arka.
"Pak Arka masih meeting, kata beliau kalau mbak datang silahkan masuk saja"
"Oh baiklah, terimakasih ya"
Ceklek
Hanna duduk di sofa, ruangannya luas sekali namun nyaman. Bahkan di dalam ruangannya ada ruang pribadi untuk bos.
15 menit kemudian Arka kembali ke ruangannya.
"Maaf tadi saya masih meeting. Kamu sudah nunggu lama?"
"Belum kok pak" Hanna mengeluarkan kotak makan siangnya beserta es buahnya tadi. "Ini pak makan dulu, sudah hampir jam 2 dan pak Arka sepertinya belum makan siang kan" sambung Hanna.
"Terimakasih ya. Kamu sudah makan?"
"Sudah kok pak, tadi saya juga diantar pak Adit kesini"
"Aduh Hanna kamu bikin selera makan saya hilang, kenapa kamu sebut pria lain di depan saya walaupun itu kakak kandung saya tetep aja saya cemburu". Ucap Arka dalam hati.
"Loh kok diam aja pak?"
"Tiba-tiba saya gak selera makan aja"
"Kenapa?"
"Tidak apa, kamu bawa pulang aja nih semua, saya masih banyak kerjaan"
"Yaudah saya suapin aja! Daripada harus saya bawa balik dan jadi mubazir"
"Kalau itu saya mau!"
"Mood naik lagi nih, pura-pura sibuk aja deh biar disuapin terus".
Arka senyum-senyum sendiri
"Kenapa jadi senyum-senyum pak?"
"Siapa yang senyum-senyum? Kamu salah liat!"
"Sudah disuapin malah galak!"
Hanna menghela nafas.
Makanan yang dibawa tadi sudah habis dan Hanna pun segera izin pulang.
"Saya pulang ya pak"
"Saya antar!"
"Loh bukannya pak Arka masih ada kerjaan?"
"Karna kamu sudah baik sama saya jadi saya mau antar kamu pulang"
"Yaudah deh".
Sesampainya di parkiran mobil, Arka mendapatkan telpon dari anak buahnya
[Halo bos?]
[Iya gimana, sudah dapat?]
[Sudah bos, sudah saya kirim alamatnya lewat chat bos]
[Oke nanti saya kesana]
Hanna memicingkan matanya, "pak Arka ada urusan? Kalau ada urusan biar saya naik taksi saja"
"Saya antar kamu pulang dulu"
"Selalu sesuka hatinya terus" gumam Hanna.
"Saya dengar Hanna!"
"Hehehe maaf pak"
Beberapa menit kemudian Hanna sampai dirumah dan Arka masih harus menyelesaikan urusannya yang lain. Bukan urusan kerjaan tapi ia ingin mengetahui masa lalu Hanna yang membuatnya penasaran.
Arka sudah menyuruh anak buahnya untuk mencari alamat supir pribadi Cathy. Ia tau kalau sore supir Cathy sudah pulang ke rumahnya karena ia hanya ditugaskan untuk antar jemput selama kuliah saja. Arka tau karena anak buahnya sudah memata-matai supir Cathy itu.
Arka sudah tiba di rumah pak Danu, supir Cathy.
Tok
Tok
Tok
"Permisi"
Pintu terbuka ceklek
Yang membukanya seorang perempuan sekitar umur 35-40 tahun mungkin istrinya pak Danu.
"Maaf, anda mencari siapa ya?"
"Saya mencari pak Danu, apa beliau ada?"
"Oh ada, suami saya baru pulang kerja, mungkin lagi mandi, tunggu sebentar ya, ayo masuk"
Istri pak Danu mempersilahkan masuk dan duduk di sofa sederhana itu. Arka pun duduk sambil menunggu Danu selesai, ia memainkan ponselnya.
10 menit kemudian Danu sudah selesai.
"Maaf saya lama"
Arka mendongakkan wajahnya, "tidak apa pak"
Danu terkejut melihat Arka yang datang, ia juga heran kenapa seorang CEO yang lagi dekat dengan majikannya itu datang ke rumahnya.
"Pak Arka ya? Ada perlu apa pak?"
Istrinya datang membawa minuman, "silahkan diminum tuan".
"baik bu terimakasih"
Arka meminum minuman yang disediakan sebagai bentuk menghargai tuan rumah.
"begini pak Danu, apa anda kenal dengan Clarisha?"
"Non Clarisha? saya sangat mengenalnya tuan. Lalu ada apa ya?"
"saya hanya ingin tau cerita masa lalunya pak"
"maaf tuan, apa hubungannya dengan pak Arka? bukankah tuan sedang dekat dengan non Cathy?"
"baik saya jujur saja sama pak Danu. Saya tidak ada hubungan apapun dengan Cathy. Non Carilah yang pak Danu maksud sebenarnya saya mengenalnya sebagai Hanna"
"iya betul, memang nama panjang non itu Clarisha Hanna Wijaya"
"Iya sudah hampir 2 bulan ini bekerja dirumah saya untuk mengurus keponakan saya, dan saya sudah jatuh hati dengannya. Namun beberapa waktu lalu saya mendengar bahwa Cathy memanggil Hanna dengan sebutan Clarisha. Kalau memang dia anak pak Adnan Wijaya, mengapa Clarisha tinggal terpisah dan pak Adnan tidak menganggapnya sebagai anak?"
"Itu kisah masa lalu yang saya saja sedih dan merasa bersalah pak. Tapi mungkin dengan saya menceritakan ini ke pak Arka, pak Arka bisa bantu non Clarisha"
Danu menghela nafas sebentar, "saya sudah bekerja sebagai supir pribadi Tuan Wijaya selama 20 tahun. Nama ibu non adalah Hanin, ia adalah anak dari karyawan Tuan Wijaya. Ayahnya meninggal karena kecelakaan kerja jadi nyonya Hanin diangkat menjadi anak sebagai salah satu bentuk tanggung jawab tuan Wijaya dan diasuh oleh istri dari Tuan Wijaya.
Nyonya Hanin sebenarnya punya seorang kakak. Tapi kakaknya sudah menikah dan tidak mungkin harus membawanya.
Mungkin karena beliau juga tidak mempunyai anak perempuan jadi tuan Wijaya dan istrinya sangat menyayangi nyonya Hanin dan mereka menjodohkannya dengan pak Adnan.
Tuan Wijaya tidak serta merta asal menjodohkan saja, nyonya Hanin begitu baik dan tulus, pintar dalam akademik dan sangat mahir dalam melukis.
Akhirnya pak Adnan dan nyonya menikah. Setelah pernikahan tersebut saya diutus menjadi supir pribadi nyonya Hanin dan saat itu nyonya sedang hamil tua. Tuan Adnan memiliki perempuan lain yang dimana perempuan itu kekasih lama tuan Adnan yang tidak pernah direstui oleh tuan Wijaya.
Sampai saatnya tiba nyonya mengetahui perselingkuhan tersebut dan perempuan itu hamil anak pak Adnan. Nyonya sama sekali tidak marah, ia malah menyuruh suaminya bertanggung jawab dan tinggal bersama dengan nyonya. Lahirlah non Clarisha, jarak non Clarisha dan non Cathy sekitar 1 tahun.
Tuan Wijaya mengetahui hal itu marah dan kecewa, sedangkan istri tuan Wijaya sampai syok dan akhirnya meninggal dunia.
Mau tidak mau tuan Wijaya menerima itu semua. Awalnya keluarga mereka tampak baik namun ketika tuan Wijaya memutuskan setengah kekayaannya jatuh ke tangan menantu pertamanya, nyonya Hanin, terlihat lah kelakuan asli nyonya Sisil yang tidak lain adalah ibu dari non Cathy.
Saat itu non Clarisha mungkin sekitar umur 12 tahun, saya ingat betul saya tidak bisa menjemput non pulang sekolah karna saya harus antar istri saya ke rumah sakit. Ketika urusan saya selesai saya melihat bu Sisil dan Cathy membawa masuk laki-laki yang saya tidak kenal. Saya pikir mungkin itu tamu nyonya.
Setelah itu pak Adnan pulang dan masuk ke dalam, beberapa saat kemudian saya mendengar ada keributan di dalam. Dan ternyata nyonya diusir dari rumah. Pak Adnan menuduh nyonya Hanin berselingkuh karna membawa laki-laki itu masuk ke kamarnya dan nyonya saat itu sedang tidur siang. Nyonya tidak tau apaapa, dan pas sekali non Clarisha pulang sekolah, menyaksikan langsung bagaimana mamanya diusir, direndahkan dan dicaci maki bahkan pak Adnan tidak menganggap non Clarisha sebagai anaknya.
Sejak saat itu, saya tidak mendengar lagi kabar tentang mereka. Tuan Wijaya sudah mencarinya kemana-mana namun tidak dapat ditemukan. Bahkan tuan mencarinya ke rumah kakaknya nyonya namun hasilnya nihil mereka pindah keluar kota.
Hingga 2 tahun kemudian Tuan Wijaya jatuh dari tangga dan masuk rumah sakit. Waktu saya ingin pulang setelah selesai mengantar tuan Wijaya, saya bertemu non Clarisha. Non saat itu sedang bermain dengan anak-anak di dekat panti asuhan, saya menghampiri dan saya langsung menceritakan semuanya.
Saya langsung antar non ke rumah sakit namun belum sempat bertemu dengan kakeknya ia malah diusir oleh nyonya Sisil dan non Cathy. Sampai sekarang saya tidak tau dimana keberadaannya, baru kemarin saya tau bahwa non bekerja di rumah pak Arka. Saya sedikit lega, bagaimanapun nyonya Hanin sudah baik dengan saya begitu juga tuan Wijaya. Saya yakin nyonya Hanin itu bukan perempuan yang dituduhkan oleh mereka".
Tanpa sadar air mata Danu menetes mengingat kejadian yang memilukan itu.
"Baik lah pak, saya berterima kasih sama pak Danu sudah menceritakan semuanya. Saya akan menjaga Clarisha semampu saya. Saya harap kedatangan saya kesini cukup kita saja yang tau pak".
"iya pak terimakasih"