NovelToon NovelToon
Renkarnasi Letnan Wanita

Renkarnasi Letnan Wanita

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: kegelapan malam

Ketika seorang jenderal militer yang legendaris menghembuskan napas terakhirnya di medan perang, takdir membawanya ke dalam tubuh seorang wanita polos yang dikhianati. Citra sang jenderal, kini menjadi Leticia, seorang gadis yang tenggelam di kolam renang berkat rencana jahat kembarannya. Dengan ingatan yang mulai terkuak dan seorang tunangan setia di sisinya.

Pertempuran sesungguhnya dimulai, bukan dengan senjata, melainkan dengan strategi, intrik, dan perjuangan untuk memperjuangkan keadilan untuk dirinya...

apakah Citra akan berhasil?

selamat datang di karya pertamaku, kalau penasaran ikuti terus ceritanyaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kegelapan malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

Suara alarm keamanan yang melengking memecah keheningan malam, menyentakkan Maximilian Bailey dan Leticia Anderson dari percakapan intens mereka. Lampu-lampu darurat berkedip merah, sirene meraung, memenuhi seluruh apartemen mewah itu dengan kegaduhan.

"Intruder Alert! Intruder Alert!"

Max langsung tersentak, naluri protektifnya bangkit. Ia segera meraih pistol dari nakas, wajahnya mengeras.

"Sial! Siapa yang berani masuk ke sini setelah keamanan diperketat?"

Namun, sebelum Max sempat mengambil langkah, Leticia sudah bergerak. Kecepatannya tak masuk akal. Dalam sekejap, ia sudah berdiri di depan pintu kamar, siap menghadapi ancaman. Matanya yang biasanya lembut kini memancarkan ketajaman seorang prajurit yang siap tempur.

"Tetap di belakangku, Max," perintah Leticia, suaranya rendah namun penuh otoritas. Ia mengulurkan tangannya, menghentikan Max yang hendak bergerak maju.

Max tertegun. Ia melihat Leticia yang sudah bersiap, dengan kuda-kuda kokoh dan mata menatap tajam ke arah pintu. Seolah-olah wanita itu sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Ia tak punya pilihan selain mengikuti perintah Leticia, meskipun nalurinya berteriak untuk melindungi wanitanya.

Pintu kamar mereka, yang tidak terkunci rapat, tiba-tiba terbuka paksa. Dua sosok tegap, mengenakan topeng hitam dan pakaian serba gelap, menerobos masuk. Mereka bergerak dengan terlatih, masing-masing membawa pisau lipat yang berkilauan di bawah cahaya remang. Target mereka jelas. Max!

Namun, Leticia tidak memberi mereka kesempatan. Saat pria pertama melesat ke arah Max, Leticia bergerak lebih cepat. Ia menangkis serangan pisau dengan gerakan tangan kosong yang presisi, lalu memutar tubuhnya, menendang ulu hati pria itu dengan kekuatan luar biasa. Pria itu terhuyung mundur, memegangi dadanya yang kesakitan.

Max terkesiap, ia baru saja akan menembak, tetapi Leticia sudah bertindak.

Pria kedua yang melihat temannya terkapar, langsung menyerang Leticia dari belakang. Tapi Leticia seolah memiliki mata di belakang kepalanya. Ia membungkuk rendah, menghindari sabetan pisau, lalu dengan cepat memutar tubuhnya, mengunci lengan pria itu di belakang punggungnya. Sebuah jeritan tertahan keluar dari mulut pria itu saat tulang lengannya seolah akan patah. Dengan satu sentakan keras, Leticia membanting pria itu ke lantai, lalu mencekiknya hingga pingsan.

Semua terjadi dalam hitungan detik. Dua penyusup, yang bergerak dengan profesional, takluk di tangan Leticia tanpa senjata.

Max menatap Leticia, pistol di tangannya terasa dingin. Nafasnya tercekat, itu bukan gerakan Leticia yang ia kenal. Bukan Leticia yang dulu lemah dan manja. Ini adalah kekuatan, kecepatan, dan presisi seorang prajurit terlatih, seorang pembunuh yang efisien. Wajah Leticia masih tegang, matanya menyorot tajam ke arah pintu dan sekeliling ruangan, memastikan tidak ada lagi ancaman.

"Mereka kabur?" Max bertanya, suaranya tercekat. Salah satu penyusup yang tadi ditendang Leticia terlihat sudah berhasil melarikan diri entah bagaimana.

Leticia mengangguk. "Satu melarikan diri, satu lagi pingsan. Dia tidak akan bicara banyak. Mereka dilatih untuk itu." Ia menatap Max, matanya melembut, menyadari ekspresi terkejut dan mungkin sedikit ketakutan di wajah pria itu.

"Tia..." Max menjatuhkan pistolnya ke lantai. Itu bukan pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan yang dipenuhi kebingungan, ketakutan, dan realisasi yang menyakitkan.

"Apa... apa yang sebenarnya terjadi padamu? Siapa kau?"

Leticia tahu, ini dia momen yang ia duga akan datang, dan ia tidak bisa lagi mengelak. Ia telah membuktikan dirinya di medan laga, kini ia harus membuktikan dirinya di hadapan orang yang paling ia cintai. Ia menarik napas dalam-dalam, menatap mata Max yang mencari jawaban.

"Duduklah, Max," Leticia berkata lembut, suaranya kini tenang, namun penuh kesungguhan.

"Ada banyak hal yang harus aku ceritakan padamu. Ini mungkin sulit kau terima, tapi kumohon... dengarkan aku sampai selesai."

Max menurut, duduk di tepi tempat tidur, pandangannya tidak lepas dari Leticia.

Ia merasa terpukul. Wanita di depannya ini... ia adalah Leticia, tapi juga bukan. Ada sesuatu yang sangat besar dan tak terduga yang selama ini tersembunyi.

Leticia pun duduk di sampingnya, mengambil tangan Max yang dingin. "Max, aku tahu ini akan terdengar gila. Aku tahu ini akan mengubah segalanya. Tapi kau pantas tahu kebenarannya, terutama setelah apa yang baru saja terjadi." Ia menatap Max lurus di mata, mencoba menyampaikan semua kejujuran di balik bola matanya.

"Jiwa Leticia Anderson... dia sudah tiada."

Kata-kata itu menghantam Max seperti pukulan telak. Rahangnya mengeras, matanya membelalak, napasnya tercekat.

"Apa...? Apa maksudmu, Tia?" Ia menarik tangannya dari genggaman Leticia, seolah ingin menjauh dari kenyataan pahit itu.

"Saat kecelakaan itu terjadi, Max... jiwa Leticia yang asli memang telah pergi. Raganya... koma. Dan entah bagaimana, jiwaku, jiwa seorang jenderal dari masa lalu, masuk ke dalam tubuh ini," Leticia menjelaskan, suaranya bergetar namun penuh tekad. Ia menunduk sebentar, mengumpulkan kekuatan.

"Nama asliku adalah Citra. Aku seorang jenderal dari zaman kuno yang telah bersumpah untuk melindungi keturunan Nenek Sophia Anderson."

Max terdiam, wajahnya pias. Pikirannya berputar. Jenderal? Zaman kuno? Transmigrasi? Ini adalah sesuatu yang jauh di luar nalar sehatnya. Namun, semua kejanggalan yang ia lihat selama ini, semua perubahan drastis pada Leticia kemampuan bertarung yang luar biasa, ketajaman otaknya, ketenangan di tengah bahaya, bahkan cara Leticia memasak dan berbicara yang kadang terasa berbeda semuanya mulai menemukan penjelasan yang mengerikan ini.

"Kau... kau bercanda, kan, Tia?" Max berkata, suaranya nyaris berbisik, penuh kepedihan. Ia mencoba mencari jejak kebohongan di mata Leticia, tapi yang ia lihat hanyalah kejujuran dan ketulusan yang mendalam.

Leticia menggeleng. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "Aku tidak bercanda, Max. Aku tahu ini menyakitkan. Aku tahu Leticia yang kau cintai seutuhnya sudah tidak ada. Aku tidak akan memintamu untuk melupakan dia, atau mencintaiku sebagai dirinya." Ia meraih tangan Max lagi, kali ini Max tidak menepisnya.

"Tapi aku bersumpah Max. Aku Citra, mencintaimu. Aku akan melindungimu dan keluargamu. Ini adalah takdirku, takdirku untuk memenuhi sumpah yang kubuat di masa lalu untuk Nenek Sophia."

Max menatap Leticia, matanya berkaca-kaca. Ia melihat duka di mata Leticia karena harus menyampaikan kebenaran ini, namun juga tekad yang tak tergoyahkan. Ia mengingat kembali semua yang telah mereka lalui sejak Leticia sadar dari koma. Bagaimana wanita ini menyelamatkannya berkali-kali, bagaimana ia merawatnya dengan penuh kasih sayang, bagaimana ia telah menjadi cahaya dalam hidupnya. Cinta yang ia rasakan untuk Leticia sekarang adalah nyata, tak peduli siapa jiwa di dalamnya.

Sebuah hembusan napas berat keluar dari bibir Max. Ia menarik Leticia ke dalam pelukannya. Tangannya mengelus rambut Leticia yang kini terisak pelan. Hatinya memang terpukul, hancur membayangkan Leticia yang asli telah tiada.

Tetapi di saat yang sama, ia merasakan kehangatan dari wanita yang kini memeluknya, wanita yang telah mempertaruhkan nyawanya untuknya.

"Aku... aku tidak mengerti semua ini, Tia... Citra..." Max berbisik di rambut Leticia. "Ini gila! Ini di luar nalar. Tapi..." Ia menghela napas panjang, menguatkan diri.

"Tapi aku melihatnya. Aku melihat apa yang kau lakukan. Aku merasakan cintamu. Dan aku... aku akan mencoba memahaminya. Aku akan menerimanya. Karena kau... kau ada di sini bersamaku sekarang."

Ia menarik diri sedikit, menangkup wajah Leticia. "Tapi janji padaku, Citra. Kita akan menghadapi ini bersama. Apa pun bahaya yang datang, apa pun takdirmu, kita hadapi bersama. Dan sosok itu... kita akan menghentikannya." Tatapan Max kini penuh tekad, bukan lagi kebingungan. Kehilangan Petricia dan ancaman yang semakin nyata telah memberinya motivasi baru.

Leticia mengangguk, air mata kelegaan mengalir membasahi pipinya. "Kita akan hadapi bersama, Max."

Tiba-tiba, suara ketukan keras di pintu terdengar. "Max! Leticia! Apa yang terjadi di sini? Bram sudah di sini! Ada yang bisa kujelaskan?" Itu suara Tuan William Anderson yang cemas, disusul oleh Nyonya Clara.

Max dan Leticia saling pandang. Rahasia besar telah terungkap di antara mereka, tetapi badai yang sebenarnya baru saja dimulai. Pertarungan melawan Clarissa Anderson akan semakin intens, kini dengan Max yang sepenuhnya tahu dan siap mendukung.

1
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝🦉
selamat ya Max dan Cia, semoga kabar bahagia ini menjadikan kalian lebih semangat menghadapi semua ini.. semoga ibu dan baby sehat, sampai waktu kelahiran tiba..
🟢≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
waduh, semoga semuanya baik-baik saja, pertempuran dengan Clarissa semakin di depan mata, deg degan banget, semoga anak-anaknya kuat ya
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
semoga masalah mereka cepat selesai dan ke empat buah hati nya selamat sampai nanti
≛⃝⃕|ℙ$ 𝐀⃝🥀MEI_HMMM: aminnn
total 1 replies
halu halu viu
karya mu menarik thor 👍👍👍

kalau boleh, minta doble up nya ya thor 🤭💪
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝🦉
tegang/Scream/ berhati-hatilah kalian, ingat!! musuh kalian cukup licik dan licin..
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
aku juga bersamamu 😉
🟢≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
Hati-hati kalian semua, jangan sampai terjebak oleh rencana Clarissa/Determined/
Cha Sumuk
ini novel ap koran sih yah serasa bc koran hemmm
🦂🍃 CISUN 2 🦂🍃
Max ma citra jadi berasa temenan bukan suami istri 😅🤭 . .. Gaasss lah kita waarrrr /Determined//Determined/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝🦉
UUD. ujung-ujungnya duit yg bikin manusia banyak berubah..
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
dendam warisan terlupakan emang itu menyeramkan... bisa membuat si pendendam berlarut2
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝🦉
memang harus diselidiki secara mendalam sih ini, biar semuanya jelas..
Srie Handayantie
yaa memnag harus carii dulu akarr permasalahan nya sih , biarr jelas dan tuntas .
🦂🍃 CISUN 2 🦂🍃
Masalahna cukup rumit ini mah 🤔 hhmm biarlah othor yg menyelesaikan na 😉🚶‍♀️🚶‍♀️🚶‍♀️
Zea Rahmat
bakall nge war nih
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ikutin alurna aja biar syeruu
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Sudahku duga pasti ada penghianat
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Mantul
ˢ⍣⃟ₛ 𝙉ąвίĻልꪻ꛰͜⃟ዛ༉☘𝓡𝓳
Citra semakin semangat memecahkan benang kusut ini
ˢ⍣⃟ₛ 𝙉ąвίĻልꪻ꛰͜⃟ዛ༉☘𝓡𝓳
wah siapa arka??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!