zehra, gadis cantik dengan segala persona yang dia miliki.Gadis cantik yang selalu saja membuat masalah dengan siapa pun yang telah berani mengusik diri nya.zehra tidak pernah terbayangkan bahwa di umur dia yang masih terbilang muda masih di bangku SMA, malah kedua orang tua nya menjodohkan zehra dengan anak sahabat Papa nya.yang sangat membuat zehra menolak perjodohan itu karena calon yang di jodohkan sama dia sudah memiliki kekasih, susah payah zehra menolak perjodohan itu tapi kedua orang tua nya tetap memaksa dia harus menerima perjodohan yang akan di lakukan itu.~dia tidak pernah menginginkan sebuah perjodohan sebelum nya,apa lagi dijodohkan dengan kekasih dari seorang yang gue anggap sahabat ~ZEHRA AURIGA ALEXANDER***Bagaimana kelanjutan kisa Zehra selajutnya!!Mari ikut kisanya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri prisella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab : 26 Balapan
Sedangkan di sisi lain Zehra baru sampai di rumah nya. Sudah ada mama dan papa nya yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu yang berada di iPad nya itu.
"Mah, pah." Sapa Zehra mendekati kedua orang tuanya itu.
"Eh udah pulang, capek?" Tanya papa Dafa.
"Lumayan." Balas Zehra.
"Kebetulan kamu di sini, kita lagi mendiskusikan dekorasi pernikahan kamu, coba lihat pilih yang mana." Ujar mama Rara memperlihatkan iPad nya yang menunjukkan gambar-gambar dekorasi yang indah.
Zehra menjadi ingat kembali akan pernikahannya yang akan di gelar sebentar lagi, tinggal menghitung hari saja.
"Ini aja mah, bagus kayaknya." Tunjuk Zehra sembarangan yang menurutnya terlihat paling bagus.
"Selera kamu memang sama kayak mama." Ujar mam Rara senang memeluk anaknya itu.
"Udah ah ma, Zehra capek dan udah lengket banget badannya, mau ke kamar dulu ya."
"Yaudah sana, nanti makan malam turun." Ujar mama Rara,
Zehra langsung menuju kamarnya untuk melakukan ritual mandinya.
***********
Tak jauh bedanya dengan Kevin, saat dia pulang ke rumahnya setelah mengantar Maurel pulang dari taman tadi .sudah di sambut kedua orang tuanya dan menanyainya perihal undangan yang bagus.
"Ayo bang pilih yang mana." Tanya Mamih Marisa.
"Ini aja Mih, simpel." Ucap Kevin.
"Yaudah yang ini ya, Papih langsung kirimkan ke orang yang ngurus undangan." Ujar Papih Davit
"Hm, yaudah Kevin ke atas dulu mau bersih-bersih." Izinnya, dan setelah mendapat persetujuan kedua orang tuanya ia langsung menuju kamar.
"Huff, apa ini jalan terbaik buat gue?" Gumamnya duduk di sofa sembari memejamkan matanya lelah.
Drett...drett...drett...
"Kenapa?" Tanya Kevin saat menerima panggilan yang masuk.
"Nanti ada balapan, turun ngak?"Tanya suara di sebrang sana, Elang yang menelfo nya.
"Siapa aja yang turun?" Tanya Kevin.
"The blues Samudra turun, kalo lo ikut lo juga. Ada juga geng lain, termasuk Cobra." Geng cobra adalah geng musuh dari The Blues juga.
Sebenarnya dari The Blues sendiri tidak terlalu menggap cobra adalah musuhnya, namun geng cobra selalu saja mencari masalah dengan geng The Blues karena kekalahan dalam balapan waktu itu.
"Urus pendaftarannya." Ujar Kevin dan langsung mematikan telfonnya. Ia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Selesai mandi dan berpakaian, Kevin merebahkan tubuhnya sejenak di kasur sembari bermain ponselnya menunggu waktu makan malam tiba.
Setelah beberapa saat bermain ponsel, Kevin mendengar suara Mamih memanggil untuk makan malam.
Kevin langsung meletakkan ponselnya di atas meja dan berjalan menuju ruang makan. Ia melihat meja makan yang sudah diatur dengan rapi, dengan nasi, sayur, dan lauk-pauk yang lezat.
Keluarganya sudah duduk di meja makan, termasuk Ano kecil, menunggunya untuk bergabung. Kevin langsung duduk di sebelah Ano.
"Babang Ano aper." Ucap Ano.
"Maaf ya Abang telat turunnya, ayo di makan makanannya." Ujar Kevin mengelus puncak kepala Ano merasa bersalah.
Mereka semua makan malam dengan tenang. Ano pun mau makan sendiri katanya. Makannya tidak rapi namun membuat Papih, Mamih dan Kevin senang karena Ano kecil ini memiliki perkembangan yang baik.
Selesai makan malam Kevin ke kamar lagi, sedangkan yang lainnya berkumpul di ruang keluarga. Tak lama Kevin turun dengan penampilan yang sudah rapi. Celana hitam, kaos hitam yang di lapisi jaket hitam berserta sepatu boots hitam. Penampilannya hitam-hitam, penampilan yang selalu di gunakan jika ia ikut balapan.
"Pih, Mih, Kevin izin mau kumpul." Ucapnya meminta izin ke orang tuanya.
"Jangan malem-malem pulangnya bang." Peringat Mamih Marisa.
"Iya Mih." Jawabnya sembari menyalami tangan kedua orangtuanya.
"Babang tut." Ucap Ano merentangkan tangannya.
"Besok lagi ya, udah malem." Ujar Kevin membuat Ano tampak sedih.
"Pulang Abang kasih jajan."
Ucapnya lagi berusaha membujuk Ano, dan akhirnya Ano mengangguk setuju.
"Kevin pergi dulu." Pamitnya.
"Hati-hati bang." Peringat Papih Davit dan Mamih Marisa
Kevin langsung melajukan motornya menuju markas The Blues terlebih dahulu sebelum menuju ke arena balapan. Karena balapannya di adakan masih nanti pukul sepuluh malam.
"Woi bos, gimana jadi turun?" Tanya Arion saat Kevin memasuki markas The Blues.
"Hm." Jawabnya singkat dan duduk di kursi sofa yang masih kosong.
"Tumben mau turun lagi."Ucap Samudra melihat ke arah Kevin.
"Hm, gak papa." Jawabnya.
Mereka mengobrol-ngobrol membahas hal-hal dari yang penting hingga tidak penting. Di markas The Blues juga ramai karena anggota-anggota lainnya juga berada di sana.
Markas The Blues bukan sekedar markas untuk berkumpul, namun ada juga ruangan-ruangan seperti kamar dan juga dapur untuk masak. Banyak anggota The Blues yang tinggal di markas itu.
Sekarang Kevin dkk menuju arena balapan. Sesampainya di sana ternyata sudah banyak orang-orang yang sekedar ingin melihat balapan itu.
Kevin dan Samudra memisahkan diri mereka menuju garis finish karena balapan hampir di mulai. Banyak juga yang mengikuti balapan pada malam ini. Ada sekitar lima belasan orang, entah itu dari geng-geng atu dari perorangan. Ini dikarenakan hadiah kali ini cukup fantastis, yaitu 200 juta.
"Dateng juga ternyata."
Terdengar suara di samping Kevin, dia Noah ketua geng Cobra. Namun Kevin tak menghiraukan ucapan Noah dengan nada mengejek itu.
"Gue bakal ngalahin lo kali ini." Ucapnya lagi namun Kevin mengabaikannya.
" Kalau lo kalah, tunjuk kin wajah lo itu, dasar pengecut."
Noah tidak menyerah, ia mengejek Kevin dengan mengatakan pengecut. Kevin yang tak suka di katakan pengecut ia langsung menyetujuinya. "Oke, gue kalahin lo lagi." Ucapnya.
Noah yang mendengar jawaban dari Kevin ia mengepalkan tangannya dengan erat. Ia merasa kesal mengingat berkali-kali ia selalu kalah dengan ketua The Blues ini.
Tidak ada yang tau rupa anggota inti geng The Blues. Karena jika ada balapan seperti ini Kevin dkk selalu menyembunyikan wajahnya dengan masker atau dan topi jadi sedikit orang yang tau mereka siapa. Namun jika balapan mereka tidak akan melepaskan helem nya itu.
Sedangkan untuk anggota The Blues yang juga sebagai penyaluran donasi, nama The Blues tidak pernah terdengar sedikitpun saat mereka menjadi anggota penyalur donasi.
Yang orang lain tau anggota penyalur donasi dan anggota The Blues adalah sebuah perkumpulan yang berbeda.
"Siap semua!" Ucap perempuan di depan para pembalap dengan pakaian sexi membawa bendera motif catur.
"1...2...3...."
Dor
Tembakan di arahkan ke atas bersamaan dengan bendera yang perempuan itu bawa di kibarkan ke atas, pertanda balapan di mulai.
Di sisi lain, ketiga pemuda yang tak lain Elang, Rafa dan Arion mereka menonton dari tribun paling atas. Tak lupa dengan masker dan topi hitamnya yang melekat.
"Gila si Noah curang tuh."Ucap Rafa yang melihat noah beberapa kali ingin menyalip Kevin tidak bisa dan ia berbuat curang dengan sengaja memepetkan depan motornya pada motor Kevin, bahkan dia juga menendang motor Dafa.
Untungnya Kevin masih bisa mengendalikan motornya dan langsung menancap gas agar jauh dari Noah yang berbuat curang.
Mereka menonton balapan dengan serius karena ini putaran terakhir bagi para pembalap. Di posisi pertama terdapat Noah yang berhasil menyalip Kevin dan di belakangnya ada Kevin.
"Gue menang kali ini, lihat aja lo bakal di permalukan." Ucap noah di balik helem full face nya dan masih melajukan motornya semaksimal mungkin untuk posisi nomor satu yang sangat ia dambakan.
Kevin melihat di depan ada tikungan ia punya rencana tersendiri untuk itu. Ia melajukan motornya dengan lebih cepat, Noah yang melihat Kevin menlanjukan kendaraannya ia pun ikut menancap gas lebih cepat.
Saat hampir di tikungan Kevin langsung sedikit-sedikit menurunkan kecepatannya agar mudah berbelok. Sedangkan Noah yang dari tadi fokusnya ke arah Kevin agar tidak menyalipnya ia malah tidak siap untuk berbelok dan oleng.
Kevin berhasil berbelok dengan lancar dan menyalip Noah, begitupun dengan Samudra yang di belakang Kevin ia juga menyalip Noah, dan satu motor di belakang Samudra juga menyalip Noah.
Wush...wush...wush...
Kevin mencapai garis finish terlebih dahulu di ikuti Samudra, dan yang ketiga adalah orang yang sengaja ikut bukan dari geng manapun. Sedangkan Noah ia di posisi empat.
Kevin tidak memberhentikan motornya saat sudah mencapai finish, ia langsung pergi keluar dari area balapan.
"Urus hadiahnya." Ujar Samudra singkat kepada orang kepercayaan The Blues yang selalu mengurus hadiah-hadiah lomba untuk geng The Blues.
Tidak hanya juara satu yang mendapat hadiah, namun juara dua dan tiga juga mendapatkannya.
Sahabat Kevin dan Samudra yang lain yang melihat Kevin sudah keluar dari arena balapan mereka pun mengikutinya.
Mereka sudah optimis menang dan sudah di posisi motor masing-masing saat putaran terakhir balapan. Jadi saat Kevin dan Samudra keluar mereka langsung keluar.
Di sisi Noah ia nampak kesal dengan membanting helem nya ke aspal. "Sial, lagi-lagi gue kalah!" Marahnya.
"Awas aja lo The Blues!"
Sedangkan yang membuat Noah marah sang empu sudah berada di luar arena bersiap pulang.
* Bersambung*
* Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar*
* Salam manis dari AUTHOR 🤭 *
* hari ini Author update 2 bab lagi nih selamat membaca 😊*
*ig @vera_miceela
@putri488241.