Bercerita tentang seorang pekerja kantoran bernama Akagami Rio. Ia selalu pulang larut karena ingin menyelesaikan semua pekerjaannya hingga tuntas. Namun, takdir berkata lain. Ia meninggal dunia karena kelelahan, dan direinkarnasi ke dunia lain sebagai Assassin terkuat dalam sejarah.
Mari baca novelku, meskipun aku hanya menulis dengan imajinasi yang masih sederhana ~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KHAI SENPAI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akagami Rio vs Abyron
Tubuh Rio masih dipenuhi luka, darah mengalir dari pelipisnya. Namun, kini tubuh itu diselimuti oleh aura bercahaya tajam, murni, dan memancar kuat hingga membuat angin di sekelilingnya bergetar. Matanya bersinar terang, memancarkan cahaya putih keemasan yang menusuk kegelapan.
Itu adalah Eyes of Light, kini bangkit sepenuhnya, diperkuat oleh kekuatan sihir suci milik Dewa Cahaya.
Langit mendung di atas arena mulai terbelah, sinar turun menyorot tubuh Rio yang kini berdiri di atas tanah yang retak. Semua orang, bahkan pasukan iblis, terdiam sesaat.
Rio membuka matanya perlahan, lalu mengangkat kepalanya menatap Abyron dengan tajam, bagaikan cahaya yang menantang kegelapan itu sendiri.
"Abyron..." ucapnya dengan suara rendah dan dalam, namun menyayat.
"Ini belum berakhir."
Abyron menatap Rio dengan senyum kecil yang penuh ejekan.
"Ada-ada saja," katanya ringan, sebelum melesat maju menyerang Rio dengan kecepatan luar biasa.
Namun, dalam sekejap, Rio menghilang, seperti bayangan yang tertelan cahaya.
ZRAKK!!
Serangan balasan Rio muncul dari belakang, menebas udara dan memaksa Abyron memundurkan langkahnya.
Keduanya pun bertarung habis-habisan. Tebasan pedang, letupan energi, dan riak kekuatan memenuhi udara. Setiap pukulan mengguncang tanah, setiap benturan menghasilkan gelombang kejut yang meretakkan arena.
Aura keduanya saling bertabrakan, hitam pekat dari Abyron melawan cahaya tajam dari mata Rio yang mulai bersinar.
Dan di tengah dentuman dahsyat itu...
Suara itu bergema.
Bukan hanya di telinga, tapi jauh lebih dalam, menembus jiwa siapa pun yang mendengarnya.
Seolah pertarungan ini bukan sekadar duel... tapi awal dari akhir sebuah era.
Lalu Raja Iblis Abyron berhenti sejenak, menatap Rio dengan mata yang tajam penuh rasa penasaran.
"Lumayan..." katanya dengan nada rendah namun menggema,
"Ternyata kau bukan bocah biasa."
Ia melangkah perlahan, aura gelap di sekelilingnya bergetar.
"Dan kau juga... utusan dari dewa cahaya, bukan?" katanya sambil tersenyum sinis, tatapan matanya mengisyaratkan bahwa ia tahu sesuatu yang lebih dalam.
Namun Rio hanya diam. Tatapannya semakin tajam. Angin di sekelilingnya mulai berputar, aura cahayanya menggetarkan medan perang.
Tak ada kata-kata dari Rio. Hanya sorot mata dingin yang menusuk.
Tiba-tiba, dalam sekejap, Rio menghilang dari pandangan, dan…
"Diam kau... Raja Iblis tolol!" teriak Rio sambil menyerang dari atas, pedangnya diselimuti aura terang yang menyilaukan.
Abyron mengangkat satu tangan, menahan tebasan itu sambil tersenyum.
"Menarik… sangat menarik..." gumamnya.
Lalu Raja Iblis Abyron mundur selangkah, matanya menyala penuh kegelapan.
“Namaku Abyron, Raja Iblis terkuat di seluruh alam semesta! Dan kau siapa, bocah?” ucapnya, suaranya menggema di seluruh arena yang telah hancur.
Rio menggertakkan giginya. Darah menetes dari keningnya, tapi tatapan matanya tak gentar.
“Akagami Rio!” jawabnya tegas.
Sekejap, Abyron terdiam. Matanya sedikit membesar mendengar nama itu.
“Akagami…? Hmm… menarik…” bisiknya pelan.
Ia menunduk sebentar, kemudian mendengus dengan senyum tipis.
“Ternyata... nama bocah ini sama seperti lelaki itu... Zero.” pikirnya dalam hati, mengenang pertarungannya dengan Akagami Zero di masa lalu.
Tiba-tiba, Rio melesat maju!
“AARRGHH!!” teriaknya sambil menyerang Abyron dengan pedangnya yang dilapisi aura putih menyilaukan.
Namun, tanpa bergerak dari tempatnya, Abyron melepaskan tekanan aura dahsyat. Angin di sekeliling berubah liar, dan dalam sekejap, ia mencengkeram leher Rio di udara.
“Kau perlu jauh lebih kuat dari ini, bocah.” katanya, menatap lurus ke mata Rio.
Abyron lalu melepaskan Rio, yang jatuh berlutut, terengah-engah.
“Aku akan mundur untuk saat ini… Tapi ingat baik-baik,” katanya sambil menoleh ke langit kelam, “di masa depan, aku akan kembali menghancurkan dunia ini… Dan saat itu tiba… kita akan bertemu lagi, Akagami Rio.”
Ia mengangkat tangannya, membuka portal ke dunia iblis. Zarugami, tangan kanannya, muncul bersama pasukan iblis, bersiap mundur.
“Tuan Abyron, mari kita kembali.” kata Zarugami dengan suara dalam dan tajam.
Namun, Rio menatap mereka dengan penuh amarah. Matanya membara.
“JANGAN PERGI, KAU BAJINGAN!!!” teriaknya keras, dan langsung melompat ke arah Abyron sekali lagi.
Tapi sebelum serangannya mengenai, Abyron dan seluruh pasukan telah menghilang ke dalam kegelapan portal. Arena kembali sunyi...
"SIAAALLLL!!!" teriak Rio dengan rasa kecewanya.
Lalu Rio melihat sekelilingnya.
Kehancuran ada di mana-mana. Bangunan runtuh, tanah retak, dan tubuh-tubuh tak bernyawa berserakan. Terdapat korban yang terkena serangan langsung dari Abyron, termasuk dari kalangan rakyat biasa dan bahkan beberapa anggota keluarga kerajaan.
Rio menggenggam erat tinjunya. Matanya bergetar menahan amarah dan kesedihan.
“Ini... semua karena dia…” gumamnya.
Lalu perlahan-lahan ia memejamkan mata.
Rio mencoba mengingat ucapan dewa cahaya tadi. Ia mengambil napas dalam, menenangkan jiwanya di tengah kehancuran yang sunyi.
“Eyes of Light… skill suci pemberian dewa…” bisiknya dalam hati.
Cahaya perlahan mulai memancar dari tubuhnya.
Aura suci mengelilingi Rio, membentuk lingkaran sihir yang melayang di udara. Angin berputar di sekitarnya, dan sinar terang mulai menjalar ke arah korban-korban yang tergeletak.
“Bangkitlah…” ucap Rio lirih namun penuh keyakinan.
Satu demi satu, tubuh yang tak bergerak mulai bergetar. Luka-luka mulai pulih, dan detak jantung kembali berdetak.
Skill suci aktif: Eyes of Light.... Divine Restoration.
Pertanyaan dari Author:
[ Apakah Rio akan menjadi utusan Dewa dan melindungi dunia tempat dia tinggal?
Dan kenapa Raja Iblis Abyron tiba-tiba mundur dari pertarungan dengan Rio?]
Maaf kalau ada komentar yang kurang sreg.
Misal kalau dia adalah orang yang dulunya OP dan ingin membangkitkan kembali kekuatannya untuk balas dendam. itu bisa dimengerti dibanding dia yang dulunya hanya kerja kantoran aja udah repot dan banyak mengeluh.
Dia pasti motivasinya bisa hidup lebih santai menikmati dibanding sebelumnya yang terlalu sibuk bekerja.