NovelToon NovelToon
Drasha

Drasha

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yita Alian

Drasha, si gadis desa yang cantik dan polos tiba-tiba diklaim sebagai keturunan keluarga Alveroz yang hilang 15 tahun silam.
Kecuali Nyonya besar Alveroz, tidak ada dari keluarga itu yang menerima Drasha. Bahkan dua orang yang katanya mama papa biologis Drasha lebih mengutamakan sang anak angkat.
Bagi mereka, Drasha adalah putri palsu yang hanya ingin memanfaatkan harta keluarga Alveroz. Sementara itu, sang anak angkat yang pandai mengambil hati keluarga, membuat posisi Drasha semakin terpojok.
Tapi, tanpa mereka semua tahu, Drasha bukan ingin memeras harta keluarga Alveroz melainkan dia membawa dendam dalam hatinya.
Siapa Drasha sebenarnya? Apakah dia memang putri palsu atau justru putri asli keluarga Alveroz? Dendam apa yang membuat Drasha memasuki keluarga Alveroz?
Yuk temukan jawabannya di cerita Drasha.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesepakatan dengan Adriel

Drasha melirik tas biolanya di bahu. "Oh ini… iya, Oma, aku main biola, di sekolah aku masuk chamber orkestra Alveroz Highschool, Oma."

Oma Althea tersenyum lebar. "Kamu memang cucu oma, kamu harus tahu, Drasha, kalau bakat main biola kamu turun dari mama kamu itu. Dia pandai sekali bermain alat musik, terutama biola. Dulu, waktu aktif mengadakan konser, tiketnya pasti langsung habis dalam hitungan jam. Sekarang dia jadi direktur artistik di VIF, yayasan musik internasional yang bergengsi. Dia juga aktif jadi juri kompetisi musik."

"Nanti oma kasih tau dia untuk mendukung kamu mengembangkan bakat dan skill biola kamu, Drasha."

Drasha menyentuh tangan omanya yang mulai keriput. "Nggak usah, Oma."

"Kenapa?"

"Nggak papa, Oma, aku lebih suka meraih sesuatu karena usaha aku sendiri. Oma pasti tahu semua ekskul di Alveroz Highschool tidak sembarangan terima anggota. Dan, kemarin aku berhasil lolos murni karena skill yang aku tampilkan. Aku bangga karena bisa berusaha sendiri, Oma."

Oma Althea mengelus pundak Drasha pelan. "Ada sisi positif juga kamu tinggal lama di luar sana, Drasha. Kamu jadi punya mental yang kuat dan bisa tumbuh mandiri. Oma jadi penasaran siapa yang merawat kamu selama ini."

"Apa di desa tempat tinggal kamu sebelumnya kamu punya orang tua atau tinggal di panti asuhan?"

"Aku cuma punya ibu, Oma."

"Lalu ibu angkat kamu bagaimana? Kamu bisa ajak dia ke sini, Drasha." Oma Althea menghela napas tipis. "Astaga, kenapa Oma baru kepikiran tentang itu… begini saja, hubungi ibu kamu dan ajak dia ke sini, Oma mau berterima kasih secara langsung sama ibu angkat kamu itu."

Drasha diam sejenak, lalu memaksakan senyum. "Dia udah nggak ada sejak lima tahun yang lalu, Oma."

Oma Althea menatap Drasha penuh arti. Dia lalu mendekap cucu kesayangannya itu. "Ya Tuhan, cucu oma…"

"Sekarang kamu nggak sendirian, Drasha… kamu punya oma, punya orang tua kandung kamu, punya keluarga besar."

Dalam dekapan oma Althea, Drasha tidak terharu, dia hanya memasang wajah datar dengan tatapan kosong. Lagi-lagi tidak seperti Drasha yang biasanya.

***

Setibanya di sekolah, Drasha mencari keberadaan Adriel. Apa lagi kalau bukan memberikan buku-buku cowok itu.

Dia sudah mengirim pesan pada Adriel kalau dia sudah tiba di sekolah, tapi tidak ada respons.

Gadis itu membawa langkahnya menyusuri area sekolah, menyapu sekelilingnya berharap menemukan Adriel.

Saat melintas di antara bangunan utama dan gimnasium, suara riuh menyentuh pendengar Drasha. Suara sepatu yang menghantam lantai, tawa-tawa keras, sorakan serta tepuk tangan bergema dari arah lapangan basket outdoor.

Gadis cantik itu menoleh pelan, mendekap empat buah buku di dadanya.

Langkahnya melambat saat manik matanya menangkap kerumunan siswa yang berdiri di pinggir lapangan.

Drasha akhirnya mendekat kala mendengar sorakan beberapa cewek yang menyebut nama Adriel.

Ternyata cowok itu sedang main basket.

Drasha bergabung dengan kerumunan cewek yang penuh antusias tersebut. Netranya tertuju pada Adriel.

Cowok itu sedang mendrible bola basket dengan lihai lalu terlihat berkali-kali memasukki bola ke dalam ring.

Jika dibandingkan dengan anak-anak platinum yang lain, sepertinya Adriel yang paling menyatu dengan semua kasta kelas. Meski terkenal sebagai berandalan jenius, tapi justru dia yang tampak tidak membedakan siswa-siswi di sekolah elit ini.

Drasha diam menonton. Tidak seheboh cewek-cewek di dekatnya.

Tak lama kemudian, Adriel yang sudah penuh keringat melangkah ke pinggir lapangan di seberang sana. Dia duduk di bangku terdekat dan meneguk sebotol air.

"Kak Adriel keren banget."

"Pengen jadi botol yang dia minum itu deh."

"My favorite badboy."

"Bisa kesampean jadi ceweknya nggak, yah."

"Hushh! Jangan kenceng-kenceng ngomong, kalau sampai ada yang ngadu ke Kak Queena, hidup lo di sekolah ini nggak bakalan tenang."

Rasanya telinga Drasha ternodai dengan ocehan para cewek itu. Dia membuang bapas kecil dan menatap pemilik buku yang ia dekap saat ini.

Di sana, Adriel bersandar santai sambil menarik-menarik kain jersey hitamnya. Dia meraih hapenya, lalu mengangkat pandangannya.

Mata dua remaja itu bertemu. Saling memandang.

Ting.

Suara hape Drasha.

Gadis itu segera mengusap layar hapenya dan menemukan chat balasan Adriel. Dia diminta ke bangunan belakang yang tak terpakai.

Drasha tidak banyak tanya langsung mengiakan dan segera meninggalkan lapangan basket.

***

Adriel mondar-mandir. Dia mengulum bibir sejenak dengan matanya yang sedikit-sedikit mengarah ke arah pagar pembatas.

Selanjutnya, dia menatap pada sekumpulan semut merah yang berbaris di dinding. Hewan-hewan kecil itu tampaknya sadar kalau Adriel menunggu seseorang.

Adriel merasa dia ditatap penuh curiga. Cowok itu berdeham lalu memutar bahunya sekali.

Dan, akhirnya Drasha muncul.

Gadis cantik itu berjalan ke arah Adriel.

Sial. Adriel selalu saja berdebar ketika melihat Drasha. Bagaimana tidak? Gadis itu adalah satu-satunya gadis yang mampu mencuri hatinya.

Tapi, dia pintar menyembunyikan perasaannya dengan menjahili gadis itu. Jadi jangan heran jika Adriel sering membuat Drasha kesal, karena dia bingung juga untuk merealisasikan perasaannya.

Drasha sampai di hadapan Adriel. Mata mereka bertemu lagi.

"Ini…" Drasha menyerahkan empat buku Adriel. "Aku sudah selesaikan tugas-tugas kamu, yang dalam bentuk file juga sudah aku kirim ke WA kamu."

Adriel tidak langsung berkomentar, dia membuka halaman bukunya satu per satu dan memeriksa pekerjaan Drasha.

Dia menukikkan alis tebalnya yang hitam, lalu menatap Drasha.

"Oke, thanks."

"Kita sudah nggak ada urusan lagi, kan?"

"Masih ada dong, lo belum tanggung jawab karena nginjek kaki gue."

"Semalam, aku udah pasang kaki aku buat kamu injek juga, tapi kamu yang nolak."

"Karena gue nggak pake kekerasan sama cewek, Drasha…," Adriel menurunkan pandangannya, menatap Drasha lekat-lekat, dia bergumam, "…apalagi itu lo."

"Apa?"

"Oke, lupain soal injek kaki," sahut Adriel lagi. "Tapi gimana soal semalem, lo setuju nggak gue ngasih lo informasi penting tentang semua seangkatan kita?"

"Kamu pasti minta imbalan dengan ngerjain tugas-tugas kamu."

"Jelas dong, tapi harusnya lo seneng gue ngasih kesempatan ngerjain tugas gue, karena dengan begitu lo udah ada gambaran kalau jadi anak platinum nanti, anggap aja simulasi dan latihan."

Cowok itu lanjut berbicara. "Terus soal lo yang tinggal bareng keluarga Alveroz dan soal ibu lo, nggak usah khawatir, gue bakalan tutup mulut tanpa imbalan."

"Gimana?" Adriel menatap Drasha serius penuh harap.

Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Drasha menyahut. "Oke, aku mau informasi yang kamu maksud itu," kata Drasha pelan.

Adriel mengangkat satu sudut bibirnya, membentuk senyum yang nyaris tak terlihat.

"Ekhem! Tapi jangan salah paham, gue cuma nggak mau orang yang ngerjain tugas gue kesulitan. Lo tenang dan senang, pasti lancar mikirnya. Jadi, tugas-tugas gue juga aman dan gue bisa bolos banyak-banyak."

Drasha hanya diam.

Adriel memasukkan empat bukunya ke dalam tas dan mengeluarkan tiga buah buku lain dan memberikannya pada Drasha.

"Tugas gue yang baru, selesaiin!" Adriel memunggungi Drasha dan melangkah lebih dulu. Dia lalu tersenyum lebar.

1
Uncle A
keren 👍ditunggu kelanjutan ceritanya
doremidore
keknya riovan mulai luluh sm Drasha deh. Jangan2 mmg anaknya tp dr wanita lain (ibunya drasha yg udah jd ubi)
Yita Alian: nantikan kelanjutannya ya kak🤗
total 1 replies
mrsinch
mulai keliatan tujuan si drasha yg sbnrny
mrsinch
seru ada misterinya jg jd makin greget
Yita Alian: danke🥰
total 1 replies
mrsinch
ini siapa sbnrnya
cwo yg di toilet restoran itu jg gk sih
mrsinch
mantulll drasha
mrsinch
siapakah dia/Blush/
mrsinch
lanjut thor
doremidore
gk nyangka ceritanya seseru itu
penasaran bangt sm siapa drasha
beneran drasha asli ato plsu
Yita Alian: Terima kasih kak /Smile/💕
total 1 replies
doremidore
penasaran sm tujuan drasha sbnrnya
doremidore
penasaran deh cwonya siapa
doremidore
biciiittt kau cherryl
doremidore
bagus drasha balas dia
doremidore
yg sabar drasha
[donel williams ]
Duh, thor. Update dong, gak bisa tidur nih gara-gara penasaran 🙄
Yita Alian: ditunggu yah Kak, segera diup /Heart/
total 1 replies
yongobongo11:11
Gak nyangka bisa sebagus ini.
Yita Alian: wahhh makasih banyak kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!