Aleya adalah seorang wanita muda yang hidup dalam dunia glamor dan penuh rahasia. Ia secara tak terduga terjerat dalam hubungan rumit dengan seorang presdir perusahaan ternama, yang menjadikannya gadis simpanan. Meski awalnya Aleya menganggap hubungan ini sebagai jalan pintas untuk memperbaiki hidupnya, lambat laun ia menyadari bahwa cinta dan kekuasaan membawa konsekuensi yang tak pernah ia bayangkan. Di tengah konflik batin, ambisi bisnis, serta tekanan sosial, Aleya berjuang menemukan jati dirinya dan menentukan pilihan antara hati dan harga diri. Akankah Aleya mundur dari kenyataan yang ia ketahui? Atau ia akan tetap melanjutkan hidupnya sebagai Gadis simpanan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Aprilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penguntit
“Beristirahatlah dengan baik Aleya,” bisik Arga kemudian mengecup dahi gadis yang tengah tertidur pulas itu.
Arga kemudian meninggalkan Aleya dengan perlahan. Ia memakai jaket dan langsung pergi menuju Mansion miliknya untuk menemui Kyraa. Kyraa yang tengah bersantai di balkon kamarnya pun langsung beranjak begitu melihat mobil Arga memasuki pekarangan. Ia langsung berlari kebawah dan menyambut Suaminya.
“Kau sudah kembali?” sapa Kyraa begitu Arga memasuki mansion.
“Ya. Ada apa?” tanya Arga dingin.
“Sampai kapan kau akan seperti ini Arga? Aku ini Istrimu!” kesal Kyraa.
Arga pun menghentikan langkahnya. Ia kemudian menolah dan menatap tajam kearah Kyraa. “Haruskah kulempar kertas yang sudah kau tanda tangani kewajahmu agar kau bisa mengingatnya?” kesal Arga.
“Aku tahu. Tapi tidak seharusnya seperti ini! Ini terlalu menyiksaku!” geram Kyraa.
“Kalau kau tersiksa kembali saja kerumah orang tuamu. Kau pasti akan merengek dan berlari kembali padaku,” kesal Arga.
Kyraa terdiam. Perkataan Arga ada benarnya. Jika ia kembali kerumah orang tuanya dan mengeluh, yang ada ia akan dimaki bahkan disiksa oleh Ayahnya. Sedangkan jika ia bertahan, ia hanya tersiksa batin karena sikap dingin Arga. Harusnya ia bersyukur karena semua kebutuhannya telah tercukupi. Ia hanya perlu mencari cara untuk membahagiakan dirinya dengan uang itu.
Arga pun kembali melangkahkan kakinya pergi kekamarnya. Pria itu memilih untuk berendam untuk merilekskan tubuhnya yang cukup penat itu.
“Tunggu sebentar lagi Aleya. Pasti aku akan menikahimu,” batin Arga sembari membayangkan momen indahnya bersama kekasih kecilnya itu.
Sekitar pukul 8 malam, Aleya mulai gusar. Tidurnya terganggu karena dering di ponselnya yang memekakkan telinga. Dengan mata yang masih terpejam, Aleya kemudian mulai meraba ponselnya yang terletak di atas meja sebelah ranjangnya.
Ia pun langsung mengangkat telepon tanpa tahu siapa yang menghubunginya.
Lavina : Nona apa aku mengganggu?
Aleya : Ah, tidak Lavina. Ada apa?”
Lavina : Sepertinya aku menggangumu ya Nona? Maaf ya. Ini ada orang yang ingin memesan kue sebanyak 500 pcs. Apa harus kuterima?
Aleya : Wah bagus sekali. Kue apa yang ingin ia pesan?
Lavina : Triple choco mouse, Nona. Untuk acara pekan depan.
Aleya : Jika kalian sanggup, terimalah. Aku akan membantu. Dan juga, besok aku akan interview untuk teman baru kalian. Jadi kalian tidak terlalu lelah.
Lavina : Baik Nona. Lanjutlah beristirahat.
Aleya : Hm. Berhati-hatilah saat bekerja ya?
Aleya pun mematikan teleponnya. Gadis itu kemudian duduk dan mulai mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.
“Dimana dia?” gumam Aleya saat mendapati Apartemen yang begitu sunyi.
Aleya pun beranjak dan mulai turun kebawah mencoba mencari Arga. Tapi nihil, Pria itu sama sekali tidak dapat ditemukan. Ia kemudian mengambil segelar air minum dan duduk untuk menyadarkan dirinya.
Ia pun memilih untuk menghubungi Arga dan mencari tahu keberadaan Pria itu.
Aleya : Halo?
Arga : Kau sudah bangun?
Aleya : Hm. Kau dimana?
Arga : Aku sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan. Sebentar lagi akan pulang.
Aleya : Um. Aku kira kau kemana. Baiklah, aku menunggumu dirumah. Berhati-hatilah saat pulang.
Arga : Siap Tuan Putri.
Aleya pun kembali memutus teleponnya dengan senyuman manisnya. Ia kemudian mulai membersihkan dirinya dan memilih untuk memasak makan malam. Malam itu, Aleya hanya mengenakan piyama dress seatas lutut berwarna putih. Gadis itu juga mencepol rambutnya keatas agar tidak mengganggu proses memasaknya. Tak lupa, ia menyalakan drama kesukaannya untuk menemaninya memasak makan malam.
“Arga pasti suka,” gumam Aleya.
Disisi lain, Kyraa tengah mencoba mencari tahu aktivitas Arga. Gadis itu menggeleda mobil Arga tanpa sepengetahuan nya. Dan alhasil, ia mendapat sebuah jepit rambut dan sebuah jaket milik Aleya yang tertinggal. Tiba-tiba saat hendak keluar, Kyraa melihat Arga tengah menuju mobilnya.
Gadis itu pun bersembunyi di bagian belakang mobilnya sembari terus menutup mulutnya agar tidak ketahuan. Mobil pun mulai melaju kearah Apartemen. Arga yang tak tahu Kyraa berada didalam mobilnya pun hanya menyetir dengan santai sambil bersenandung kecil.
“Pasti dia sedang memasak,” gumam Arga yang dapat didengar Kyraa.
Sesampainya di apartemen. Arga langsung turun dari mobil dan menuju kamarnya tanpa mengecek mobilnya lagi. Untungnya, Arga tak mengunci mobilnya. Kyraa pun dengan segera turun. Tapi sayangnya, ia kehilangan jejak Suaminya itu. Gadis itu mencoba bertanya ke resepsionis , tapi sayangnya, data penghuni sangatlah bersifat pribadi dan tidak boleh disebarluaskan.
Kyraa pun pergi dengan kecewa. Dan ia pun sadar bahwa Apartemen itu berhadapan dengan hotel tempat ia sering bertemu dengan Jade. Gadis itu pun mematung di tepi jalan raya. Ia menatap gedung hotel yang menjulang itu dengan rasa sakit yang berkecamuk dihatinya.
“Brengsek,”
