NovelToon NovelToon
Arsellysa

Arsellysa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kekasih misterius
Popularitas:645
Nilai: 5
Nama Author: __bbbunga

Katanya, Arsel pembunuh bayaran. Katanya, Arselyno monster yang tak berperasaan. Katanya, segala hal yang menyangkut Arselyno itu membahayakan.
Seorang Berlysa Kanantasya menjadi penasaran karena terlalu banyak mendengar desas desus mengenai cowok bernama lengkap Arselyno M Arxell. Semua murid sekolah mengatakan bahwa Arsel 'berbahaya', menantang gadis yang bernama Lysa untuk membuktikan sendiri bahwa yang 'katanya' belum tentu benar 'faktanya'.
Penasaran kecil yang berhasil membuat Lysa mengenal Arsel lebih dalam. Penasaran kecil yang sukses menjebaknya semakin menjorok ke dalam jurang penasaran.
Pada akhirnya, Lysa mengerti; ternyata mencintai Arsel, memang seberbahaya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon __bbbunga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XXIII :// Mulai Dekat2

"Gue pikir Ucup yang bakalan jadi tutor gue. Eh, taunya elo," celetuk Lysa membuka obrolan. Cewek itu kemudian mengelus-elus dadanya seraya mengembuskan nafas lega. "Syukur, deh."

Arsel yang berjalan santai di sampingnya lantas memasukkan tangan ke dalam saku celana bersampingan dengan cewek itu setelah keluar dari ruang BK.

"Nggak beda, kok. Mau gue atau Ucup yang jadi tutor lo, kami tetap bakalan bantuin elo dalam pelajaran."

Mendengar pertanyaan Arsel barusan refleks membuat Lysa tertawa receh. "Bedah, lah! Ucup itu suka goda cewek-cewek tau. Nggak kebayang lagi, deh, gue kalau sempat tergoda sama rayuan mautnya dia."

Bukan apa-apa, Lysa tahu betul bagaimana gelagat Ucup itu. Meskipun pintar, dia kerap kali menggoda siswa-siswi yang minta di ajari olehnya. Kalau hanya sekedar menggoda tidak masalah. Pasalnya, cowok itu suka melirik bagian tubuh cewek dengan intens. Karena itulah Lysa tidak suka tipikal orang semacam itu.

Arsel tertawa. "Lo, kenapa?" keduanya membelokkan langkah ke arah kiri koridor. "Lumayan, loh, bisa dijadiin gebetan"

"Anjir!" Lysa menepuk bahu Arsel sambil tertawa receh. "Ya kali, Sel! Kalau dia seganteng Kim Taehyung, gue mah terima dengan senang hati di gombalin dia. Lah, dia sama tukang cuci piringnya Galgadot mungkin kalah saing malah," ringis Lysa dengan raut absurdnya sambil menggeleng tidak suka.

Arsel tertawa singkat. "Jangan nggak suka gitu, nanti malah naksir."

"Arsel, ih!" selak Lysa memberengut. Yang langsung dibalas Arsel dengan mengacak gemas rambutnya seraya tertawa. Lysa hanya tersenyum menahan tawa.

"Omong-omong, kenapa bisa elo kepilih di antara banyaknya murid di sekolah ini? Padahal, kan, masih banyak murid teladan yang lain?"

Arsel menghadapkan wajahnya ke depan, agar fokus dengan jalan, "Gue punya perjanjian khusus"

"Perjanjian apa?" Lysa memikirkan kembali kalimatnya. Mungkin Arsel tidak mau menjawab pertanyaan lagi seperti biasa. "Eh, nggak jadi, deh lupain."

Arsel lantas tersenyum tipis. "Lo pasti tau sendiri kalau gue sering dipanggil ke ruang BK"

Lysa menoleh, kemudian mengangguk mengiyakan.

"Percuma seberapa pintar gue, kalau punya banyak masalah. Dan Bu Anggi menyayangkan itu. Jadi, demi mengganti nilai sikap gue yang hampir D, gue harus jadi tutor lo. Kalau berhasil, nilai sikap gue bakalan aman. Ya, setidaknya untuk satu semester ini."

Lysa menganggukkan kepalanya mengerti. Entah kenapa rasanya sedikit senang ketika Arsel sudah mulai terbuka kepadanya. Mungkin Arsel sudah mulai percaya dengan dirinya.

"Sa, awas!" Arsel tiba-tiba menarik tangannya mendekat ketika ada siswa yang saling kejar-kejaran di dekat koridor.

Lysa mengerjap, menyadari tubuhnya yang hampir sepenuhnya menyandar pada tubuh tegap Arsel. Demi apa pun, posisi mereka saat ini sungguh rentan. Membuat Lysa segera menggerakkan badannya menjauh seketika salah tingkah. "Thanks."

Arsel mengangguk. " Kita Muali belajar hari Sabtu, bisa? Tempat belajarnya biar gue yang tentuin."

Lysa hanya mengangguk sebagai tanda setuju.

"Oke, siap-siap hari Sabtu. Gue yang bakalan jemput lo." tersenyum singkat sebelum kemudian berlalu pergi. Setelah memastikan cewek itu sudah benar-benar sampai di depan kelasnya.

...*****...

Lysa mendekati tribune lapangan basket ketika melihat saudara kembarnya tengah fokus membaca buku di sana. Berjalan mengendap-endap di bangku yang atasnya. Dengan iseng cewek itu mencolek bahu kanan Arga. Lalu mencolek bahu kiri Arga lagi. Kembali menunduk berkala cowok itu menoleh ke belakang dan tidak mendapati siapa-siapa. Mengerjai Arga seperti ini sangatlah menyenangkan.

Lysa kembali mencolek Arga lagi. Namun kali ini Arga tidak menoleh. Sebal, Lysa kembali berniat mencolek Arga lagi. Tepat ketika Arga langsung balik badan dan mengeplak jidatnya dengan buku cowok itu.

"Aw! Arga mah!"

Arga tertawa puas. "Siapa suruh lo gangguin gue"

Lysa memberengut sebelum kemudian memilih duduk di samping cowok itu."Tumben lo baca buku di sini."

"Jena udah tau zona kenyamanan gue. Kalau gue belajar di belakang perpus, dia pasti bakalan gangguin gue. Mana bisa gue belajar," jelas Arga jujur seraya membalikkan halaman bukunya.

Yang Arga maksud Jena barusan adalah pacar cowok itu. Ya, siswi barbar yang dulu pernah punya masalah dengan Lysa karena kesalahpahaman kecil. Pasalnya kala itu Lysa diantar pulang oleh Rafa, teman sepergengan Farrel, karena Farrel ada kendala yang menyebabkannya tidak dapat mengantar cewek itu.

Alhasil besoknya Jena langsung melabrak dirinya, Jena yang dulunya bersetatus sebagai pacar Rafa tidak terima pacarnya membonceng cewek lain. Walaupun pada akhirnya Jena-lah yang menjadi korban, karena Lysa tentu tidak Diam saja saat seseorang nenindasnya.

Dan sekarang cewek barbar itu malah menjadi pacarnya Arga! Oh astaga, entah takdir apa ini.

"Siapa suruh pacaran sama si nenek lampir itu. Nyesal, kan, Lo? Saran gue, putusin aja, deh," ujar Lysa usil.

Arga tak menggubris, hanya fokus kepada bacaannya saja. detik berikutnya cowok itu lantas menutup buku dan bergerak bangkit.

"Loh, mau ke mana?"

"Kantin." tanpa banyak bicara, Arga langsung pergi dari sana. Meninggalkan cewek itu seorang diri.

Saat ini memang masih jam istirahat. namun. Lysa memilih untuk duduk di tribune sejenak. Memperhatikan beberapa siswa yang sedang bermain basket di bawah tribune. Sampai kemudian suara teriakan nyaring yang Lysa kenal terdengar mulus di telinganya.

"Lysa!" Aufa langsung duduk di sampingnya. Cewek itu langsung melempar tatapan penuh selidik, yang disambut tatapan bingung dari Lysa.

"Jujur, deh, sama gue. Kemarin Lo benar pulang sama Arsel?"

Lysa menatap Aufa sejenak, sebelum kemudian menyengir. "Iya, hehe."

Aufa langsung mengerutkan wajah. "Kenapa gue baru tau? Kenapa lo nggak cerita? Gue ini sahabat lo apa bukan, sih, Sa?"

"Ya elah, Fa. Jangan sensian kenapa?" bujuk Lysa sambil menyengir kuda pantas buat lo. Dengan dekat sama dia, lo cuma bakal mengundang dia buat nyakitin lo, Sa"

"Jangan suudzon, ah, Fa," kekeh Lysa mencairkan suasana.

"Lo cuma nggak tau aja seberapa brengseknya Arsel. Lo baru kenal di, Sa. jangan. Ketipu sama kata-kata manisnya"

Melihat raut wajah Aufa yang serius, spontan membuat Lysa memilih bungkam.

"Sekarang gue tanya deh, apa Arsel pernah kasih tau lo gimana perasaan dia ke elo?"

Lysa tidak menjawab. Karena Arsel memang belum ada memberikan kejelasan tentang perasaan kepada cewek itu. Atau mungkin, belum?

"Kalau memang lo suka sama dia, mending berhenti, deh. Masih ada waktu sebelum elo benar-benar terjerat sama dia." melihat raut Lysa yang tampak masih ragu, membuat Aufa memalingkan tubuh. "Tapi terserah lo, deh. Hak lo juga mau dengar gue apa enggak"

Menyadari Aufa yang merajuk, Lysa langsung memeluk cewek itu dari samping. "Aufa, jangan ngambek dong. Gue beliin cokelat Godiva, deh."

Aufa tidak menggubris.

"Aufa, gue tau lo cemas. Tapi nggak perlu khawatir. Lo tau gue cewek yang kuat, kan?".Kali ini Aufa mulai luluh dan menoleh kepada cewek itu.

"Lo sahabat gue, dan gue hormati, kok, saran-saran dari lo. Tapi gue nggak bisa gitu aja menyingkirkan perasaan gue, Fa."

"Sa...," bujuk Aufa.

"Percaya, deh, sama gue. Gue bakalan mengontrol perasaan gue ke dia. Dan kalau memang Arsel menyakiti gue, gue bakal langsung ngadu ke elo. Serius deh!" Lysa menyakinkan seraya tersenyum, mencoba membujuk Aufa sekali lagi.

Meskipun dalam hati ia sedang bersusah payah bergelut dengan kekhawatiran dan pemikiran konyolnya yang mendera sedari tadi. Apa mungkin Arsel bakalan menyakiti gue kayak yang Aufa tuduhkan?

...*****...

1
__bbbunga
👍
Avalee
Kak, muali atau mulai kak? ☺️
Avalee
Bikin aja udah, kpn lagi mengabadikan orang cakep 🤭🤭
Avalee
Lysa blackpink gak tuh 🤣
Zea
tetap semangat thor😊
sjulerjn29
lisa blackpink gk tuh🤭
thor mampir juga dong ke ceritaku..
Nurqaireen Zayani
Aduh, cliffhanger-nya bikin saya gak tahan nunggu, ayo lanjutkan thor!
Theros
Gemesin banget nih!
Hairunisa Sabila
Nggak bisa move on.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!