NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Jelitacantp

"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.

***

Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.

Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.

Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perth

Satu persatu dari lima orang tersebut diarahkan untuk menaiki privat jet yang bertuliskan Ryan Air itu, yang berarti pesawat pribadi tersebut adalah milik dari Geswa Ryan Beck sendiri.

Masing-masing dari mereka membawa tas ransel di punggung. Rasa senang bercampur antusias menguar menjadikan suasana di antara mereka begitu bagus dan bebas.

Setelah memasuki pesawat, sudah ada satu pramugari cantik yang berdiri untuk menyambut mereka semua. "Selamat datang dan semoga kalian menikmati perjalanannya."

"Terima kasih," balas mereka berlima serempak.

Melangkah lebih dalam lagi, nampaklah interior pesawat tersebut yang begitu sederhana, tetapi terlihat elegan secara bersamaan.

Pesawat pribadi ini memiliki ukuran besar dengan empat kabin yang terpisah, warna di dalamnya didominasi oleh abu tua yang sedikit kebiruan terpadu dengan warna putih bersih, terdapat beberapa kursi nyaman dan bisa diubah menjadi tempat tidur, selain itu ada kamar mandi dengan shower serta ada kamar tidur berukuran besar. Pesawat ini definisi dari sebuah apartemen terbang.

Hari keberangkatan menuju Perth, Australia dan kunjungan ke kantor pusat Beck Cooperation telah tiba. Namun, di sini ada yang kurang Geswa si pemilik pesawat serta perusahaan tak nampak dari tadi, bahkan Louis pun juga sama, padahal keberadaan mereka sangatlah ditunggu-tunggu.

Cuma ada seorang wanita dengan pakaian formalnya yang terlihat, selain pramugari. Wanita itu yang sedari tadi menunggu di luar sampai mereka bisa duduk di kursi pesawat ini.

Tak lama, suara pilot terdengar dari overhead speaker. "Selamat sore, para penumpang. Ini adalah penerbangan dari Jakarta menuju Perth. Kami akan lepas landas dalam waktu sepuluh menit. Harap kenakan sabuk pengaman, dan bersiap untuk penerbangan."

Setelah sang pilot selesai berbicara. Pramugari yang berbeda pun mengambil alih.

"Selama sore, kami mengucapkan selamat datang di penerbangan hari ini. Sebentar lagi saya akan memperagakan prosedur keselamatan. Mohon perhatiannya sejenak."

"Untuk mengenakan sabuk pengaman, masukkan ujung logam ke dalam pengait lalu tarik talinya hingga kencang. Dan untuk melepasnya, angkat penutup pengait. Pastikan sabuk pengaman Anda terpasang dengan baik saat lampu tanda sabuk pengaman menyala."

"Apabila tekanan udara di kabin berkurang secara tiba-tiba, masker oksigen akan secara otomatis keluar dari kompartemen di atas kepala. Tarik masker ke arah Anda, pasang di hidung dan mulut lalu bernapaslah seperti biasa."

"Terima kasih atas perhatiannya, dan selamat menikmati penerbangan."

Sang pramugari menjelaskannya dengan lugas dan sangat mampu untuk dimengerti.

Kemudian, sesuai arahan, Endria dan kawan-kawan memasang sabuk pengaman tanpa merasa kesulitan sedikitpun.

Endria menjadikan lengan Dania sebagai sasaran. Gadis itu mencengkram kuat lengan Dania saat pesawat mulai lepas landas.

***

Waktu menunjukkan jam delapan malam. Akhirnya, kurang lebih 4 jam perjalanan yang ditempuh menuju Perth telah selesai. Kemudian, setelah melakukan pengecekan dokumen yang diperlukan sang wanita bernama Marry memandu mereka untuk ke hotel.

The Reans View Hotel.

Hotel tersebut lebih megah dan mewah dari yang ada di Jakarta. Hanya saja hotel ini tak terlalu besar dan cuma sampai 21 lantai.

"Kalian ingin berbagi kamar atau sendiri-sendiri?" tanya Merry. Walaupun Louis sudah mempersiapkan segalanya, ada kalanya wanita itu harus bertanya pada mereka untuk kenyamanan.

"Kami pilih untuk berbagi kamar saja," kata Endria setelah gadis itu berdiskusi dengan Dania dan Anin.

"Bagaimana dengan kalian?" tanya Marry pada Dim dan Adrian.

"Kamar sendiri," jawab Adrian dan Dim.

"Baiklah." Marry mengangguk.

Saat kaki menginjak lobby hotel. Sudah ada beberapa orang yang menyambut. Kemudian, mereka langsung diantar ke kamar masing-masing tanpa melakukan cek in terlebih dahulu.

Setelah memberi penjelasan singkat tentang semua fungsi alat yang ada di kamar, mereka yang bertugas lantas pergi membiarkan sang tamu dari bos besar untuk beristirahat sebelum perjalanan panjang besok hari. Marry dan para karyawan hotel telah melakukan tugas mereka dengan baik.

Endria, Dania, dan Anin langsung bersorak senang, masing-masing dari mereka ada yang membersihkan diri serta berganti baju terlebih dahulu lalu menjatuhkan diri ke tempat tidur berukuran king size.

"Wah gue nggak nyangka bisa nginap di hotel semewah ini," kata Dania dengan wajah yang berseri-seri.

"Betul, hotel yang ada di Jakarta aja udah mewah, apalagi hotel ini, lebih-lebih," timpal Anin. "Nanti gue mau jalan-jalan ah, mau foto-foto juga," lanjutnya.

"Iya, gue dengar tadi kita bebas pakai fasilitas hotel ini," kata Endria senang.

Anindya menoleh ke arah Endria.

"Kak Ayu juga baru ke sini?" tanyanya penasaran.

"Hooh, lo juga baru ke sini?" timpal Dania ikut penasaran.

"Iya, gue bahkan baru pertama kali flight ke sini. Gue nggak sekaya dan sebebas itu kok."

"Kenapa gitu?"

"Yeah, I have a strict father," jawab Endria dengan aksen british.

"Eh tapi-tapi, kalian tahu nggak?" Endria mendudukkan diri, gadis itu melipat silang kakinya. "Tapi sebenarnya ini nggak terlalu penting sih, nggak jadi deh." Endria kembali menidurkan diri.

Sedangkan Dania dan Anin hanya bisa terbengong melihat Endria yang malah tidur membelakangi mereka dan tak jadi membicarakan sesuatu. Lalu mereka pun ikut menyibukkan diri.

Endria mengambil handphone dari dalam tas lalu mengaktifkannya. Banyak sekali pesan dan notifikasi telepon masuk.

Gata<3

Udah nyampai?

Udah😁

Balasan yang dikirim Endria cuma tercentang satu.

Setelah membalas chat dari Gatra, Endria kembali menscrol handphone-nya dan nampak ternyata Geswa juga mengiriminya chat.

Pak Geswa⚡

Enjoy your trip

Hanya itu, tidak ada yang spesial, tapi Endria malah ingin juga mengetikkan sebuah balasan. Ingin tahu di mana keberadaan pria itu.

^^^Aku kira pak Geswa yang akan jadi pemandu. ^^^

Endria menggigit-gigit kukunya, menunggu balasan dari Geswa. Karena chat yang ia kirim lansung centang dua dan berwarna biru.

Pak Geswa⚡

Ya, rencana awal memang seperti itu

Kenapa? Ada masalah?

^^^Tidak ada, di sini benar-benar menakjubkan. ^^^

Di Indonesia sana, di dalam kamarnya. Geswa tersenyum senang karena bisa saling berbalas chat bersama gadisnya sebebas ini. Tidak seperti dulu, di mana dia akan memakai nomor yang berbeda-beda dan tak bisa mengungkap identitasnya.

Pak Geswa⚡

Syukurlah, kalau kamu menyukainya.

Aku butuh foto suasana di sana, boleh?

Membaca permintaan dari Geswa membuat Endria mengernyit heran. Namun, tak lama gadis itu beranjak dari tidurnya lalu berjalan menuju jendela besar yang menampakkan jalanan kelap-kelip yang dipenuhi kendaraan di luar sana.

Endria mengira Geswa rindu akan suasana di sini. Jadi gadis itu pun memfoto pemandangan di luar lalu mengirimnya.

Send a photo

Pak Geswa⚡

Wow, photo yang bagus. Terima kasih.

Balasan dari Geswa membuat Endria tersenyum senang. Bisa membantu walaupun hal kecil itu sangatlah menyenangkan hati, apalagi mendapat ucapan terima kasih.

Namun, saat ia melihat kembali dengan jelas foto yang ia kirim, Endria terkejut setengah mati. Dalam foto itu, ada bayangan samar terpampang di kaca besar yang menampakkan dirinya yang berfose dengan sengaja memanyunkan bibir ke depan sambil berekspresi genit ditambah gadis itu cuma memakai tanktop menampilkan perut rata dan Endria juga cuma memakai celana sepaha menampilkan kaki jenjangnya yang putih nan mulus.

Buru-buru gadis itu menghapus foto tersebut lalu melempar handphone-nya ke arah sofa.

Sedangkan di seberang sana, Geswa terkekeh kecil, wajah dan telinganya memerah. "Sial! Apa dia berusaha menggodaku?"

1
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!