Note : Ini hanya cerita biasa. Tentang seorang gadis SMA yang menjadi idola. Tentang bumbu dalam masa remaja. Tentang Pertemanan dan Persahabatan. Juga tentang cinta dan rasa cemburu yang berlebihan.
Grrycia Kiana. Bintang SMA Ghalapagos. Selain pesonanya yang cantik dan memikat, ia juga merupakaan siswi centil yang cukup cerdas meski sering berbuat sesuka hatinya.
Ia bebas membiarkan dirinya menikmati masa SMA-nya tanpa perduli dengan percintaan.
But! Lain ceritanya setelah ia berjumpa dengan Pak Andreas. Guru Fisika muda tampan yang memikat hatinya.
Mampukah pesona Grrcya memikat Guru tampan itu?
Akankah keduanya bersatu dan menepiskan status sebagai seorang Guru dengan Murid?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eva Yulian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nampak Samar
Sesuai Perjanjian":)
(Nihh,visual Pak Andreas. Gimana? Sesuai gak sama imjinasi kalian?)Kalo menurut Author sih, dia cocok, lihat saja tampang dungin dan angkuhnya yang mempesona Ini. Hmmm?❤Author juga sampe jatuh cinta😁😘
*
*
Grrycia masih membulatkan matanya dengan sempurna, Pak Andreas belum juga melepaskan Pelukannya, dan Grrycia masih ragu untuk membalas pelukan Pak Andreas.
Grrycia bimbang, heran dengan perubahan sikap Pak Andreas yang kini jauh lebih hangat, dan pelukannya begitu menenangkan
Apa ini artinya Grrycia sudah berhasil menaklukan hati Guru tampannya ini?
Apa Pak Andreas sudah luluh olehnya?
Apa Pak Andreas sudah jatuh cinta Pada Grrycia?
"Grrycia,"
Sahutnya, lirih.
Seperti ingin mengungkapkan sesuatu, tapi tertahan.
Rasanya baru pertama kali Grrycia mersakan sensasi macam ini, Pak Andreas berbicara tepat di telinga kanannya, amat lembut seolah mengisyaratkan kata cinta
Jalanan nampak sepi, Grrycia jadi risih.
Apakah mungkin Pak Andreas akan melakulan hal yang tidak wajar padanya?
Ahh, sepertinya tidak mungkin. Pak Andreas orang yang berpendidikan dan sopan. Meski pernah sekali mencium Grryc tempo lalu
Dan Grryc tidak tau atas dasar apa. Ia melakukannnya begitu saja dan juga pergi tanpa terlihat ada kekhawatiran di wajahnya, selain tampang dinginnya yang saat itu terasa begitu hangat
Belum sempat Grryc membalas pelukan Pak Andreas, Pak Andreas perlahan sudah melepaskan pelukannya saja, kemudian menatap lembut pada Grrycia yang masih
kebingungan
Mungkin kalian berfikir seharusnya Grrycia senang dengan sikap Pak Andreas sekarang padanya. Iya Grrycia senang.
Tapi heran pula, heran karena belum ada ungkapan apapun dari Pak Andreas, heran karena Pak Andreas belum memberikan pernyataan apapun tentang tindakannya itu, bukankah itu membingungkan?
Apa dia memang senang membuat orang lain bingung?
Menurut Grrycia, jauh lebih mudah memecahkan rumus rumus Fisika yang memusingkan yang diberikanya, daripada dipersulit dengan situasi yang tidak bisa di tebak macam ini
"Pak Andreas" Panggil Grrycia sesaat setelah keduanya cukup lama bertatapan
Pak Andreas menatapnya, memperhatikan dengan jelas apa yang akan Grrycia katakan
"Apa Bapak menyukai saya?" Tanya Grrycia, entah dari mana ia mendapat keberanian untuk menanyakan hal itu pada Pak Andreas
Pak Andreas diam, belum merespond.
Tapi Grrycia tau, otaknya tetap bekerja.
Apa pertanyaan Grrycia terlalu sulit, hingga Pak Andreas belum juga memberi jawaban, atau memang karena ia tak menyukai Grrycia? Yasudah bilang saja apa adanya tentang apapun perasaannya, jangan membuat Grrycia semakin salah tingkah
"Euuu, lupakan! Ayo kita jalan"
Sahut Grryc kemudian, tidak ingin berada dalam situasi ini terlalu lama lagi
Sikap Pak Andreas seolah memberi signal pada Grrycia bahwa ia memang tidak menyukainya. Lalu tindakan tadi? Apa maksudnya? Dia fikir Grrycia ini wanita macam apa yang bisa di peluk seenaknya saja, tubuh Grrycia bukan barang gratisan!
Pak Andreas seperti menghela nafas,lalu kembali mengemudi
Kemudian mobil berlalu dengan mulus meninggalkan jalanan sepi itu
*
*
Mama Dea hanya memperhatikan Grrycia saat sedang makan malam, sambil sesekali menyikut suaminya pelan, saling bertanya tanya dengan apa yang terjadi pada putri kesayangan mereka itu
Terlebih siang tadi Grrycia pulang dengan pakaiannya yang basah, dan sama sekali tak mau bercerita sedikitpun saat ditanyai oleh Mamanya, tidak seperti biasanya, anak manja ini amat lebih banyak diam sekarang
"Sayang"
Panggil Mama, Grrycia menatap Mamanya.
Kemudian mama menggenggam tangan Grryc yang ditaruh di atas meja, ia tau anak nya ini ada dalam keadaan yang tidak baik baik saja
Ia amat heran, padahal kemarin ia begitu riang dan jauh lebih ceria dari biasanya
"Kenapa Ma?" Tanya Grrycia dengan senyumnya, seolah menunjukan pada kedua orang tuanya bahwa ia baik baik saja. Tapi orang tuanya hafal betul, mereka tidak akan mampu di tipu oleh senyuman manis Grrycia
"Kamu ada masalah apa?"
"Cerita sama Mamah" Sahut Mamanya dengan siap siaga akan menampung keluh kesah putrinya.
Sedangkan Papanya hanya menjadi pendengar, menyerahkan semuanya pada istrinya yang jauh lebih mengerti jika menjadi teman curhat Grrycia
"Grrycia nggak papa, cuman kecapean aja"
Sahut Grryc
"Sayang, kamu kalo ada masalah jangan di pendem sendiri, ya. Cerita sama Mamah sama Papah" Sahut Papa yang juga angkat bicara
Grrycia mengangguk dengan senyumnya.
Ya, dan kalau sudah begitu mama dan papahnya tidak akan dapat memaksa, mereka tau Grrycia, ia tidak suka di paksa, nanti juga jika memang suasana hatinya sudah tenang ia pasti akan bercerita dengan sendirinya
*
*
Pak Andreas duduk di sofa Apartemennya.
Setelah mengantarkan Grrycia pulang tadi, ia tidak kembali lagi ke sekolah. Ia malas sekali, tidak tau kenapa
Seorang Grrycia Kiana memang mampu membuatnya resah
Pak Andreas menyeringai sambil menggeleng gelengkan kepalanya. Ia akui ia memang benar benar sudah jatuh cinta pada Grrycia, meskipun ia masih agak ragu. Karena pada dasarnya Grrycia hanyalah anak kecil baginya, hanya anak manja untuk dirinya yang sudah berumur dua puluh lima tahun.
Awalnya ia mengira langkah Grrycia mendekatinya akan berhenti saat ia tak memperdulikannya, saat ia mengacuhkannya
Tapi nyatanya apa?
Justru gadis itu mampu membuat nya takluk, mampu membuatnya bertekuk lutut dan tak mampu berkonsentrasi
Dan parahnya, Pak Andreas tak mampu berbuat apa apa, tak Mampu memberikan pernyataan Pada Grrycia, ia tau Grrycia pasti kecewa.Terutama dengan pertanyaannya yang tak mendapat Jawaban dari Pak Andreas siang tadi. Pak Andreas sadar akan hal itu, tapi seperti yang sudah pernah ia katakan
Pak Andreas memiliki alasan, Pak Andreas memiliki beban yang belum ia temukan jalan keluarnya, dan Grrycia harus bisa bersabar akan hal itu. Ia berharap Grrycia dapat memakluminya sampai ia benar benar yakin bahwa Ia memang mencintai muridnya itu
*
*
Nampaknya pagi ini suasana hati Grrycia sudah Kembali membaik, ia nampak ceria dan bugar seperti biasanya. Padahal hari ini Pak Andreas tidak masuk sekolah karena memang tidak ada jadwal. Yah biasanya Pak Andreas yang membuatnya semangat sekolah bukan?
Ia berjalan ke arah kantin dan mendengar berita bahwa Nasya di skors selama 3 hari karena perbuatannya kemarin
Grrycia pikir ini berlebihan, yah seharusnya dia hanya mendapat teguran
Tapi mungkin itu dilakukan Guru BP karena mengingat Grryc yang sekarang Papahnya adalah pemilik yayasan, sehingga menghukum Nasya dengan itu. Agar Grrycia merasa puas. Seharusnya tidak usah begitu
Tapi ya Sudahlah, mau di apakan?
Itu sudah menjadi keputusan Guru BP dan Kepala sekolah, Grryc juga tidak dapat mencegahnya
Grrycia cukup lama berada di kantin, tapi ia belum juga melihat Mona, ahh dia pasti sibuk dengan pacarnya,
Grrycia akhirnya pergi membayar ke Ibu Nia.
Sepertinya lebih baik ia kembali ke kelas saja
"Neng Grryc, tidak apa apa?" Tanya Bu Nia, Grryc mengernyit heran
"Kemaren kan tenggelem di kolam renang" Sahut Bu Nia meluruskan pertanyaannya saat melihat Grryc yang kebingungan
Grrycia tersenyum, rupanya berita itu sudah menyebar dan membuatnya heran. Mengapa setiap kejadian sekarang mampu menyebar ke seluruh penjuru dengan cepat?
Padahal ini tidak begitu penting menurutnya
"Tidak papa Bu" Sahut Grrycia setelah lama membiarkan ibu Nia menunggu jawabannya
"Syukurlah"
"Neng Grryc, tidak memesan coffee untuk Pak Andreas?" Sambungnya yang kemudian menanyakan Pak Andreas, membuat Grryc berbunga bunga rasanya, padahal kemarin Pak Andreas sudah membuatnya amat kecewa
"Pak Andreas tidak masuk hari ini" Sahut Grryc, mengingat ini adalah hari kamis. Dia pasti ada di perusahaannya sekarang
"Siapa bilang saya tidak masuk?
Sahut seseorang yang Grryc tidak asing dengan suaranya,
Grryc menoleh, nampak Pak Andreas tersenyum padanya, hari ini ia mengenakan kemeja putih dengan baju tangnnya yang digulung sampai sikut.
Rasanya Grryc tidak tahan untuk segera memberikan morning kiss Padanya
Ibu Nia tersenyum.
Dan Grrycia malah mengulum senyumnya, menutupi rasa senangnya karena bertemu Pak Andreas pagi ini
"Neng Grryc, jadi pesan coffee tidak untuk Pan Gurunya?" Tanya Ibu Nia, dengarkan! Ibu Nia mengatakannya dengan nada meledek,
Grrycia menoleh padanya, merringis.
Kemudian mengangguk untuk mengiyakan tawaran Ibu Nia sambil menyerahkan uang lima puluh ribu
Pak Andreas tersenyum
"Jangan di nayar!" Sahut Pak Andreas
Grrycia menoleh
"Sudah terlanjur" Sahut Grrycia sambil mengepalkan tangan Ibu Nia yang sudah ia kasihkan uang
"Saya duluan" Sambungnya, kemudian pergi meninggalkan Pak Andreas yang masih tersenyum