Dijual di Pasar Pengantin mengantarkan pertemuan antara seorang gadis bernama Rachel Olivia dengan seorang pemuda tampan bernama Jasper Allen. Di Pasar itulah, Jasper membeli Rachel yang dijual oleh kedua orang tuanya. Jasper membeli gadis itu karena merasa iba akan tangisannya.
Pernikahan memerangkap mereka, sehingga satu tahun kemudian sebuah rahasia yang disembunyikan oleh Rachel terkuak.
"Mari kita bercerai!" Ucap Jasper kepada wanita yang sudah satu tahun ini ia nikahi.
"Bercerai?" Rachel memperjelas.
Cover : By Pinterest, edit by me.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zinnia Azalea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendengar Semuanya
"Biarkan aku yang membereskan!" Aurora membereskan piring kotor dan membawanya ke dapur. Sarapan pagi mereka kini telah usai.
"Jangan! Nanti tanganmu lecet!" Jasper menahan Aurora yang akan mencuci piring.
"Tidak apa," Aurora mulai membersihkan piring-piring kotor.
"Biarkan saja J! Toh nanti juga Aurora yang akan menjadi nyonya di rumah ini," seru Chloe, sahabat dari Aurora yang ikut ke rumah Jasper. Sedangkan dua orang teman Jasper yang lain pulang terlebih dahulu, karena ada kumpul organisasi di kampus yang mendadak.
"Apa sih?" Pipi Aurora bersemu merah.
"Di kamarmu ada playstation tidak? Aku ingin bermain game!" Tanya Archie yang membuat wajah Jasper pias seketika.
"Di kamarku tidak ada playstation," Jasper buru-buru menjawab. Pasalnya ia menyembunyikan istrinya itu di sana. Di dalam kamarnya.
"Jangan berbohong! Aku sahabatmu dan aku tahu di kamarmu pasti ada game!" Archie melihat gelagat mencurigakan dari sahabatnya.
"Iya. Bukankah kau suka bermain game?" Kali ini Aurora yang menimpali.
"Ya, memang ada di kamarku. Tapi aku tidak tahu apa masih bisa digunakan atau tidak. Pasalnya, aku sangat jarang bermain game lagi," Jasper menutupi kebohongannya.
Archie pun semakin curiga. Alasannya adalah seminggu yang lalu, Jasper mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur karena semalaman bermain game.
"Aku ingin melihat kamarmu kalau begitu. Boleh kan?" Archie memperhatikan raut wajah sahabatnya.
"Kamarku berantakan!" Jasper tak patah arang mencari alasan.
"Bukankah kata tante Alula, kau senang sekali membersihkan dan merapikan kamar?" Celetuk Aurora yang melihat gelagat mencurigakan dari Jasper.
"Ya, artian berantakan menurutku dan menurut kalian pasti berbeda. Haha," Jasper tertawa menutupi kegugupannya.
"Ayo tunjukan kami kamarmu!" Pinta Aurora dengan senyum menawannya yang tidak bisa ditolak oleh Jasper.
"Baiklah," Jasper dengan mudahnya mengiyakan. Ia memang sangat mudah luluh dengan Aurora.
"Nah begitu dong. Bukannya dari tadi!" Gerutu Archie dengan kesal.
Jasper pun berjalan terlebih dahulu menaiki tangga. Jantungnya berdetak tak karuan. Apa jadinya jika mereka melihat Rachel ada di dalam kamar? Habislah sudah dirinya!
"Ayo buka! Kami ingin melihat kamarmu!" Ucap Chloe yang antusias
"Kalian yakin ingin melihat kamarku? Lebih baik kita ke bawah saja! Di halaman belakang ada kolam renang!" Jasper masih berusaha agar teman-temannya tidak masuk ke dalam kamar miliknya dan Rachel.
"Tidak. Di luar dingin," Aurora menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana ini?" Jantung Jasper semakin berdetak kencang.
"Apakah semuanya memang harus terbongkar hari ini?" Batinnya kembali.
Jasper menggerakan knop pintu, ia memejamkan matanya. Bersiap jika semua rahasianya terbongkar hari ini juga.
"Kamarmu aesthetic sekali!" Puji Aurora yang sudah masuk ke dalam di iringi dengan yang lain.
Jasper pun membuka matanya, ia tidak melihat keberadaan Rachel di dalam kamar.
"Ke mana gadis itu?" Batin Jasper lega.
"Aku suka detail kamarmu, J!" Aurora tersenyum melihat dekor dan rapinya kamar Jasper.
"Nanti juga ini akan menjadi kamarmu. Bukankah begitu?" Chloe tampak menggoda Aurora dan Jasper. Aurora pun tersenyum dengan rona wajah yang memerah.
"Kasurnya empuk!" Archie terduduk di atas kasur Jasper.
"Itu nanti tempat kalian membuat Aurora dan Jasper cilik kan?" Goda Chloe lagi. Wajah Aurora sudah seperti kepiting rebus. Jasper pun tersenyum mendengar kata-kata Chloe.
"Pikiran kalian kotor! Ayo kita bermain game!" Archie melompat ke arah komputer Jasper. Ia memutuskan untuk bermain PUBG.
"Ayo lawan aku!" Jasper ikut bermain bersama sahabatnya itu.
"Hey, kalian tahu tidak mengenai teman sekelas kita si Rachel Olivia?" Chloe memulai pembicaraan.
Deg, dada Jasper mulai berdetak tak karuan saat mendengar nama Rachel disebutkan. Informasi apa yang akan Chloe katakan? Apakah Chloe sudah tahu mengenai pernikahannya?
"Memang ada apa dengannya?" Timpal Aurora.
"Kata temanku, gadis itu bekerja di sebuah klub malam yang ada di Digbeth," Chloe mengambil cemilan yang ada di atas meja.
Jasper dan Archie saling menatap satu sama lain, karena hanya mereka yang tahu mengenai pekerjaan Rachel di klub malam saat dulu.
"Benarkah?" Jasper pura-pura bertanya.
"Ya ampun! Pantas saja waktu kita ospek, dia sangat emosi ketika membicarakan mengenai mahasiswa yang bekerja di klub. Apa dulu aku menyinggungnya?" Aurora mengingat momen saat mereka berdiskusi dulu.
"Tapi aku juga tidak tahu kebenarannya. Tapi jika memang iya, sudah berapa banyak pria yang menyentuhnya," Chloe bergidik.
"Jangan seperti itu! Tidak ada yang tahu kebenarannya seperti apa. Lagi pula aku lihat dia gadis yang baik dan pendiam!" Archie membela.
"Gadis yang pendiam itu lebih mengerikan! Biasanya mereka diam-diam menghanyutkan," Chloe tak mau kalah.
"J, bagaimana pendapatmu mengenai diri Rachel?" Aurora bertanya. Pasalnya, Aurora pernah memergoki saat Jasper menatap Rachel di dalam kelas.
"Dia gadis yang aneh. Bayangkan saja, ketika dia berkata iya, tapi kepalanya menggeleng. Ketika dia berkata tidak, tapi kepalanya mengangguk. Benar benar gadis aneh, haha!!" Jasper tergelak tertawa.
"Orang Bulgaria memang seperti itu!" Timpal Archie.
"Kau tertarik dengannya?" Aurora menanyakan hal yang mengganjal hatinya. Pasalnya, ia melihat Jasper menatap Rachel dalam waktu yang lama saat di kelas.
"Tentu saja tidak. Sampai kiamat pun aku tidak akan pernah tertarik dengan gadis seperti itu. Gadis seperti itu jelas bukan seleraku. Lagi pula, kau kan tahu siapa yang aku sukai," Jasper menatap Aurora dengan mimik wajah yang serius.
"Aku juga menyukaimu. Kau sahabatku," Aurora terlihat salah tingkah.
"Hanya sahabat?" Jasper tampak kecewa.
"Nanti saja cinta-cintaannya jika kami sudah tidak ada di sini," Chloe memotong adegan romantis itu.
"Nanti hari sabtu depan, aku ke mari lagi ya?" Aurora menangkup tangan Jasper.
"Boleh. Tentu boleh," Jasper mengangguk dengan penuh semangat.
Hati seseorang begitu terluka ketika mendengar percakapan ke empat orang itu. Ya, dia lah Rachel yang sedang bersembunyi di dalam lemari. Saat ia mendengar ribut-ribut di luar, Rachel langsung masuk ke dalam lemari milik Jasper dan bersembunyi di sana.
****
Sore hari, ke tiga temannya itu baru pulang dari rumah Jasper, setelah puas bermain game dan mengobrol. Setelah ke empat temannya pulang, Jasper langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Sedangkan mengenai Rachel, gadis itu belum keluar dari dalam lemari. Saat Rachel akan keluar, ia mendengar suara Jasper yang tengah berbicara sendiri.
"Ke mana gadis itu? Ah biarkan saja! Mau pergi ke mana pun, apa urusanku? Lebih baik dia pergi saja dan tidak usah kembali," Jasper benar-benar tidak peduli mengenai istrinya itu. Saat Jasper mencoba untuk tertidur. Dua orang masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi.
"Jasper?" Panggil seseorang dengan nada yang tidak ramah.
"Mama? Papa?" Jasper agak kaget melihat kedatangan kedua orang tuanya yang tiba-tiba.
"Mana Rachel? Di bawah tidak ada, di sini pun tidak ada," Alula mengedarkan pandangannya mencari keberadaan menantunya itu.
"Dia sedang keluar," Jasper berbohong. Pasalnya dia pun saat ini tidak mengetahui keberadaan Rachel ada di mana.
"Apa maksudnya ini?" Kai melemparkan beberapa foto tepat di hadapan putra sulungnya.
Jasper memungut foto-foto yang berserakan itu. Ia melihat dirinya dan Aurora tengah berdansa sambil berpelukan di pesta ulang tahun Archie.
"Ini fotoku dan Aurora. Memangnya kalian kira apa?" Timpalnya seakan tidak mempunyai dosa.
"Bisa-bisanya kau melakukan hal itu sedangkan di sana ada istrimu sendiri?" Alula begitu tidak mengerti dengan jalan pikiran putranya.
"Istri? Ma, aku tidak pernah menginginkan dia sebagai istriku," Jasper berdecak kesal.
"Dari mana kalian dapat foto ini?" Tanyanya.
"Papa mendapat foto itu dari om Nino," Nino adalah ayah dari Archie sekaligus sahabat Kai sejak SMA.
"Jasper, Mama kecewa padamu. Mengapa kau sangat menyakiti istrimu seperti itu? Bagaimana bisa kau berpelukan dengan Aurora, sedangkan di sana ada Rachel? Mama bisa membayangkan bagaimana sakit hatinya Rachel di sana," Alula menatap Jasper dengan penuh kekecewaan.
"Ma, Pa? Sejak awal aku sudah bilang, jika aku tidak menyukai gadis itu. Tapi kalian terus memaksaku untuk menikahinya. Dan jangan salahkan aku, jika aku terus menyakiti gadis itu! Bukankah kalian yang menginginkan semua ini?"
"JASPER!!!" Bentak Kai memenuhi langit-langit kamar.
"Papa tidak pernah mengajarkanmu untuk menjadi seorang pria yang kurang ajar dan mempermainkan wanita!" Geram Kai.
"Kalian yang membuat aku mempermainkan gadis itu. Kalian yang membuat gadis itu tersiksa ada bersamaku. Aku benar-benar tidak menyukai gadis itu! Cepat atau lambat, kita akan berpisah!"
"Kurang ajar anak ini!" Kai hendak melayangkan pukulannya untuk Jasper.
"Sudah, sayang. Lebih baik kita pergi dari sini. Anak ini sedang tidak bisa berpikir jernih!" Alula dengan cepat mengambil tangan suaminya dan mengajaknya untuk keluar dari kamar.
"Kepalaku sungguh sangat pusing!" Jasper memijat pelipisnya.
Jasper beranjak dari tidurnya, ia hendak membuka lemari untuk berganti baju. Saar ia membuka pintu lemari, Jasper melihat Rachel tengah berjongkok di dalam lemari berukuran besar itu.
"Kau di sini?" Tanya Jasper sembari berjongkok di hadapan Rachel.
Gadis itu hanya mengangguk pelan. Jasper melihat keringat bercucuran membasahi pelipisnya.
"Keluarlah!" Jasper hendak membantu Rachel berdiri, tapi ditepisnya tangan pemuda itu. Rachel berjalan pelan dan sesekali menyentuh kepalanya.
"Kau mendengar semuanya?" Jasper teringat perkataannya kepada teman-temannya dan juga kepada Alula dan Kai. Diam-diam, ia berharap Rachel tidak mendengarnya.
Rachel menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap suaminya, "dari awal sampai akhir," jawab Rachel dengan senyumnya yang menyayat hati.
Rachel berjalan kembali, ia hendak keluar dari kamar itu untuk menenangkan hatinya yang terluka. Rachel memegang gagang pintu, kepalanya terasa berputar. Apakah efek karena dirinya belum makan sedari pagi?
"Kau kenapa? Bangunlah!" Samar-samar suara Jasper terdengar ketika tubuh Rachel terhuyung dan jatuh ke lantai.
...Yang mau tahu informasi mengenai update atau tidaknya author silahkan masuk GC (Group Chat) ya? Tinggal ketuk dan gabung 🤗...
*poin bagus dalam novel ini adalah membuat aurora sadar dan melepas jasper untuk bahagia dengan Rachel dan dia mencari kebahagiaan nya sendiri novel ini termasuk berani beda dengan novel lain yang sangat melaknat pelakor dan dibuat jadi wanita hina dan dibinasakan
*poin negatif di novel ini author masih membawa keegoisan wanita yang selalu membenarkan semua kelakuan pemeran utama wanita (Rachel) dan semua perbuatan laknat Rachel dibenarkan
* istri tapi berhubungan mesra dengan pria lain
* istri yang memberi harapan pada pria lain
* istri yang tidak menghargai kehormatan dirinya dan suami dan bahkan mertuanya yang sangat menerimanya kehadirannya
* istri yang gampang berduaan, ngomong mesra dan kontak fisik dengan pria lain
* wanita yang tidak pandai bersyukur ditoolong, derajjatnya diangkat, diterima baik di keluarga mertuanya tapi dia berkhianat masih mencari dan berhubungan dengan pria lain
yang jadi masalah adalah novel ini, Rachel, author, tidak menganggap salah kelakuan Rachel, malah seolah membenarkannya, tidak pernah rasa merasa bersalah, tidak pernah Rachel menyesal dengan apa yang dia lakukan dengan Han, tidak pernah Rachel minta maaf pada suaminya, tidak pernah Rachel berjuang untuk suami dan rumah tangganya
Saya suka !
positif
*sebagai karya novel udah sangat bagus
*moment harunya dapat
*segi penulisan sangat baik dan mudah dipahami
*alur cerita dan cerita kreatif
*(ini penting) novel adil memperlakukan PELAKOR dan PEBINOR (Hans dan aurora) (beda dengan novel lain yang memuja PEBINOR tapi melaknat PELAKOR, tidak adil)
negatif
*novel ini masih bawa keegoisan wanita, novel masih membenarkan semua kesalahan pemeran utama wanita dan selalu memandang salah pada pemeran utama pria
*jasper melakukan banyak kesalahan pada Rachel (semua udah pasti tau) , dan dia dibuat menyesal, minta maaf, mengejar maaf, dan berjuang dapat kesempatan, dan dibuat sedikit menderita (kan adil kalau begini
*(ini yang jadi masalah) Rachel tidak lebih baik dari pada jasper dan ini daftar kesalahan Rachel, kebohongan, cara licik, gampang dekat denga pria lain, dia juga sama tidak menghargai perasaan suami dengan dekat dengan pria lain, Rachel todak bersukur punya mertua yang baik menerimanya dengan tulus tapi dia malah gampang pergi jalan dan berkencan dengan pria lain, seorang istri curhat berduaan dengan pria lain, mengumbar aib suami pada lelaki lain, begitu banyak kesalahan Rachel tapi dia tidak merasa bersalah sama sekali dan tidak pernah minta maaf pada suaminya (tapi pada pria lain dia gampang minta maaf) dan yang jadi masalah paling utama dan sangat ironis adalah karena novel ini malah dan juga membenarkan semua kesalahan rachel