Dunia dimana yang kuat berkuasa dan yang lemah di tindas, tempat dimana banyak harta karun tersembunyi dan hewan moster berkeliaran. Seni bela diri adalah kehidupan dan kehidupan adalah seni bela diri itu lah kehidupan para kultivator
Zhou Yun yang merupakan keturunan dari Klan Zhou yang agung, serta mempunyai bakat yang luar biasa ingin menyatukan seluruh upper realm dibawah namanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengangguran Sukses, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehebatan Zhou Yun
Peringkat 1: Sekte Pedang Surgawi.
“Jumlah murid selamat: 10 orang. Barang bawaan dan artefak: melampaui semua rekor. Catatan: poin tertinggi dalam sejarah kompetisi dunia percobaan.”
Seluruh lembah terdiam. Murid-murid dan tetua terbelalak. Bahkan tetua agung sendiri menatap papan peringkat dengan ekspresi terkesan.
Murid Sekte Pedang Surgawi berdiri tegap, dengan Zhou Yun di barisan depan, auranya seperti pedang yang menusuk langit.
Murid-murid dari sekte lain gemetar—antara takut dan kagum.
Tetua Hellfire dan enam tetua lain yang tadi marah kini wajahnya kelam, hampir menelan ludah sendiri.
Sebaliknya, murid dan tetua White Thiger serta Night Moon tersenyum puas, karena telah bertaruh pada pihak yang benar.
Sementara itu, Sekte Blue Sky dan Blue Thunder hancur harga dirinya. Tidak masuk sepuluh besar, korban besar, dan nama mereka jatuh di hadapan semua sekte. Murid yang selamat dari mereka menunduk malu, tak berani menatap siapapun.
Setelah pengumuman peringkat sekte, seluruh perhatian kini tertuju pada Zhou Yun.
Para tetua sekte besar menatapnya dengan campuran iri, kagum, dan takut.
Murid-murid lain berbisik tak henti, nama Zhou Yun menyebar bagaikan badai.
Bahkan mereka yang membencinya pun terpaksa mengakui: tanpa dia, Sekte Pedang Surgawi tidak akan pernah menorehkan sejarah baru.
Zhou Yun sendiri hanya berdiri tegap, wajahnya dingin, matanya tenang, tanpa kesombongan. Aura pedang yang mengelilinginya membuat semua orang merasa ia seperti gunung yang tak terguncang.
Tetua Agung Lembah melangkah maju, tangannya terangkat, cahaya papan peringkat kembali muncul. Suaranya menggema, membuat semua hening.
“Selain peringkat sekte, dunia percobaan juga menilai individu terbaik. Aku akan umumkan sepuluh murid terbaik kompetisi kali ini.”
Sorak sorai kecil terdengar, semua murid menahan napas.
Peringkat 10: Chu Bian, Sekte Blue Thunder.
Murid Blue Thunder itu menegakkan punggungnya, meski wajahnya masih pucat karena luka. Setidaknya, namanya masih tercatat. Ia sedikit menyelamatkan muka sektenya yang hancur.
Peringkat 9: Bai Yufan, Sekte Pedang Surgawi.
Bai Yufan tersenyum kecil, menatap Zhou Shen di sampingnya dengan penuh semangat.
Peringkat 8: Ku Dian, Sekte Eunha.
Peringkat 7: Mi Fang, Sekte Baicheng.
Peringkat 6: Lan Xue, Sekte Pedang Surgawi.
Lan Xue menahan senyum, matanya berkilau. Ia tahu semua ini berkat tempaan yang ia lalui bersama Zhou Yun.
Peringkat 5: Mu Qingya, Sekte White Tiger.
Mu Qingya berdiri anggun, aura pedangnya bergetar. Ia melirik sekilas ke Zhou Yun, senyum tipis muncul di bibirnya.
Peringkat 4: Zhou Shen, Sekte Pedang Surgawi.
Zhou Shen mengangkat kepalanya tinggi, aura membara. Ia tahu dirinya semakin dekat dengan Zhou Yun, meski jarak itu masih jauh.
Peringkat 3: Ma Dai, Sekte Hellfire.
Murid Hellfire itu berdiri dingin, matanya tajam, namun tidak bisa menyembunyikan kekesalan melihat dua sekte yang dulu diremehkan melampaui mereka.
Peringkat 2: Yang Mi, Sekte Night Moon.
Pemimpin kelompok Night Moon itu tampak anggun, wajahnya tenang, namun tatapannya tajam seperti bulan purnama. Ia menerima posisi itu dengan anggun, bahkan sempat melirik Zhou Yun seakan mengakui kehebatannya.
Peringkat 1: Sun Jian, Sekte Hellfire.
Sorak membahana, Hellfire sedikit memulihkan harga diri mereka. Sun Jian berdiri tegap, aura apinya bergetar, senyum tipis muncul—namun ia sadar, itu bukanlah akhir.
Semua murid dan tetua mengira pengumuman selesai, tapi tetua agung tiba-tiba kembali berbicara.
“Namun… kompetisi kali ini tidak sama dengan sebelumnya. Ada satu murid yang melampaui segala catatan, dengan poin yang tidak terukur. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, ada peringkat 0.”
Cahaya papan peringkat bergetar, lalu muncul nama besar itu:
Peringkat 0: Zhou Yun, Sekte Pedang Surgawi.
Suasana terdiam seketika. Lalu riuh rendah menggema, semua mata membelalak.
Tetua agung menjelaskan dengan suara tegas:
“Peringkat 0 adalah bentuk penghormatan. Poin Zhou Yun tidak bisa dihitung—dia memimpin timnya keluar dengan selamat, membantai banyak musuh kuat, menundukkan sekte-sekte besar, dan membawa hasil yang melampaui semua rekor. Dalam sejarah, tidak ada yang pernah melakukannya… selain dia.”
Hening sejenak. Lalu seluruh lembah bergemuruh dengan tepuk tangan dan sorakan.
Murid-murid muda berteriak kagum.
Tetua yang marah pun tidak bisa membantah.
Zhou Yun kini berdiri sebagai legenda baru.
Sun Jian (peringkat 1 Hellfire) bisa diperlihatkan wajahnya menegang ketika muncul “Peringkat 0”, seolah kemenangan yang ia raih langsung hilang maknanya.
Yang Mi (Night Moon) bisa digambarkan menatap Zhou Yun dengan rasa hormat yang tulus, seakan mengakui dominasi seorang “raja muda”.
Zhou Shen dan Lan Xue bisa menunjukan ekspresi campuran: bangga sekaligus kagum, karena mereka berada di sisi legenda.
Tetua agung lembah berkata bahwa “peringkat 0” akan dicatat di batu monumen lembah, agar semua generasi mendatang tahu nama Zhou Yun.
Tetua agung mengangkat tangannya, cahaya turun dari langit. Puluhan kotak emas muncul, berisi pil mewah dan batu yuan tingkat tinggi.
10 sekte terbaik masing-masing mendapat hadiah besar untuk murid dan sekte mereka.
10 murid terbaik mendapat hadiah pribadi, termasuk pil langka untuk memperkuat fondasi dan batu yuan berharga.
Sorakan menggema. Murid-murid menatap Zhou Yun dengan campuran hormat dan iri.
Zhou Yun hanya tersenyum tipis, menerima hadiah itu tanpa rasa sombong. Ia menatap murid-murid yang lain, lalu berkata dengan suara tenang namun tegas:
“Ini baru langkah awal. Jika kalian ingin menjatuhkanku, maka tumbuhlah lebih kuat. Aku akan menunggumu di puncak.”
Aura pedangnya bergetar, tajam dan agung. Semua yang mendengar kata-katanya hanya bisa terdiam—mereka tahu, era Zhou Yun baru saja dimulai.