SEASON 1-3
WARNING !!!
(Ada bacaan 21+++)
Harap bijak dalam memilih bacaan, bijak dalam berkomentar dan menilai karya orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khalisa maisara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Haii...
Jangan lupa tinggalkan jejak yah 😃
Happy reading gengs !!!
......______......
Dia seperti....
"Ma." Suara Anan mengejutkan Bu Maria. "Belum sadar ?" Laki-laki itu bertanya seraya melangkah kan kaki nya mendekati ranjang.
"Masih belum." Bu Maria menjawab sambil menggelengkan kepala nya, wanita itu masih terus memperhatikan wajah gadis kecil yang masih setia memejamkan mata nya itu.
"Dia cantik ya, manis." Gumam Bu Maria. "Tapi dia kaya mirip.." Bu Maria menghentikan ucapan nya.
"Mirip siapa sih ma." sahut pak Adam menghampiri.
"Udah udah, mama sama papa istirahat aja. Udah malem." Anan menimpali. "Biar mbak yang kerja disini aja nanti yang jagain anak ini."
"Iya ma, bener kata Anan. Mama harus istirahat besok kan jalan pulang nanti mama ke capek an." Ucap pak Adam. Yang di angguki kepala oleh Bu Maria tanda dia meng-iya kan ucapan suami nya itu.
......___......
kamu gak punya ayah !
kamu gak punya ayah !
kamu gak punya ayah !
"Aaaa..." Cinta terjengit bangun dan membuka mata nya. Nafas nya menderu, kata-kata itu kembali terngiang di telinganya.
"Dek." Anan yang mendengar teriakkan Cinta buru-buru ia kembali ke kamar itu. Baru saja ia keluar kamar yang di gunakan gadis kecil itu setelah menyuruh mama dan papa nya tadi untuk istirahat.
"Kenapa ??" Tanya Anan yang begitu panik.
Cinta mengerjap, menatap lekat-lekat seorang laki-laki yang dia ingat menghampiri nya di jalan tadi.
"O-om.." Sapa nya.
"Kamu kenapa teriak ? ada apa ?" Anan kembali bertanya.
Tak menjawab pertanyaan laki-laki itu. Cinta merasa bingung, ada di mana dirinya saat ini. Pandangan nya mengelilingi setiap sudut kamar yang terlihat besar dan begitu mewah bagi nya. Barang-barang yang tertata rapi, dan kasur yang sangat empuk. Baru kali ini Cinta merasakan ada di dalam kamar yang terasa sangat begitu nyaman.
"Dek !!"
"Ampun bunda ampun, Cinta janji tidak akan tanya soal ayah lagi !!" Gadis kecil itu refleks berucap sambil menundukkan kepala nya takut, ia terkejut karena suara Anan yang memanggil nya tadi.
"Dek, ini Abang !!" Ucap Anan sedikit menegaskan suara nya sambil menepuk pelan pundak Cinta.
Perlahan, Cinta tersadar. Mengangkat wajah nya dan menoleh menatap Anan. "Ma-maaf om."
...___...
Sadifa terus menangis sesegukan, ia terus berkeliling kompleks mencari putri nya Cinta. Tak perduli sudah larut malam, ia hanya ingin menemukan Cinta putri nya dan kembali ke rumah.
"Cintaaa..."
"Cinta kamu di mana sayang !"
"Cinta, maaf kan bunda !!" Sadifa lelah. Kenapa, kenapa dia bisa sebodoh ini.
"Cinta..." Ia semakin mengencangkan tangis nya, menyesali semua yang tadi terjadi. Andai, andai saja tadi dia tidak se marah itu pada Cinta, mungkin putri nya itu saat ini masih ada bersama nya.
Ah, tapi...
Dan, lagi-lagi di dalam hati nya Sadifa menyalahkan masalalu nya itu. Coba saja Cinta tak bertanya soal ayah nya, pasti dia tidak akan marah kan.
"Sadifa !!" Tama menghentikan laju mobil nya, buru-buru ia membuka pintu mobil dan turun. "Difa, kenapa nangis malem-malem disini sendirian ??" Laki-laki itu bertanya.
Sadifa mengusap air mata nya dengan cepat. "Mas, mas Tama tolong aku Cinta gak ada di rumah mas." Ucap wanita itu.
"Hah, maksud kamu ?" Tama tak mengerti.
"Cinta gak ada di rumah mas !!" Wanita itu mengulang ucapan nya.
Lalu sambil berderai air mata, Sadifa menjelaskan semua yang terjadi tadi pada Tama. Tak ada yang ia lewatkan. Mungkin diri nya lah yang sudah kelewatan memarahi putri satu-satunya nya itu.
"Tolong mas, bantu aku mencari anak ku." Sadifa memohon.
Tama mengangguk. "Pasti, aku akan bantu mencari nya." Ucap laki-laki itu. "Ayo.." Tama mengajak Sadifa untuk mencari Cinta menggunakan mobil. Melihat hari yang semakin larut malam, selain itu juga mempercepat mereka untuk menemukan Cinta.
...____...
"Dek, sebenarnya kamu kenapa ? kenapa malam-malam sendirian di jalan gitu ??" Anan bertanya, entah kenapa dia masih ingin menemani gadis kecil itu.
Seperti.. tak ingin meninggalkan nya, atau mungkin karena kasihan ? Anan melihat gadis kecil itu seperti sedang ketakutan.
Cinta hanya diam. Seperti enggan untuk menjawab pertanyaan Anan. Ya, dia masih takut. Mengingat semua perkataan bunda nya tadi. Dan yang ada dipikiran nya hanyalah bahwa dia seorang anak yang tidak diinginkan. Tidak punya seorang ayah seperti yang bunda nya katakan tadi, atau lebih tepat nya yang ada dipikiran nya dia adalah seorang anak haram.
Ya, anak haram yang tidak pernah di inginkan.
"Dek." Anan berusaha mengajak nya bicara. Tapi gadis kecil itu justru semakin menelungkup kan kedua kaki nya seperti sedang menahan rasa takut yang begitu besar.
"Mas Anan.." Suara Tiara yang baru saja datang dan berdiri di ambang pintu mengejutkan laki-laki itu. "Kok disini mas, kamar mas Anan kan bukan disini ??" Perempuan itu belum menyadari. Lalu dia berjalan lebih masuk kedalam kamar itu.
"Loh !! ini siapa ??" Tiara terkejut saat dia melihat ada gadis kecil yang terduduk menenggelamkan wajah nya di antara ke dua lutut yang di peluk nya.
"Mas.." Tiara menatap wajah Anan dengan penuh pertanyaan.
"Aku nemuin dia di jalan nangis sendirian waktu aku keluar beli obat mama tadi." Anan menjelaskan.
Tiara menghamburkan diri, mendekat ke arah ranjang dan duduk di satu sisi tepian nya. Tiara menyentuh pucuk kepala gadis kecil itu. "Adek.." Tiara mengusap lembut rambut nya.
Cinta mengangkat wajah nya, menatap takut ke arah seorang wanita di samping nya. Cinta menggeser kan tubuh nya sedikit menjauh dari perempuan itu.
"Jangan takut sayang." Ucap Tiara melihat pergerakan gadis kecil itu. "Kakak gak akan ngapa-ngapain kamu kok !" Imbuh perempuan itu.
Tiba-tiba, Cinta kembali teringat dengan marah nya Sadifa bunda nya. Gadis kecil itu kembali menangis, menumpahkan air mata nya kembali.
"Sayang." Tiara mendekati nya, menarik tubuh kecil mungil itu dan memeluk nya. Ia mencurahkan kasih sayang nya pada Cinta karena memang dia mengerti bagai mana rasanya memiliki seorang adik, apa lagi Cinta memang seorang anak perempuan.
Anan terbengong melihat pemandangan di depan nya itu. Entah kenapa, tiba-tiba perasaan nya menjadi haru. Melihat Tiara yang begitu perhatian, dan memiliki sifat penyayang sebagai seorang kakak. Yang bahkan kepada anak kecil yang baru saja di kenal nya sekalipun.
Ah.. tapi sayang nya dia tidak punya seorang adik. Yang sebenarnya Anan begitu sangat menginginkan nya dari dulu.
Tiara meregangkan tubuh nya setelah cukup lama ia memeluk gadis kecil itu untuk memberi nya ketenangan. Menangkup kan ke dua tangan nya di pipi Cinta, ia tatap wajah manis itu yang terlihat begitu murung.
"Sayang, jangan takut lagi." Ucap Tiara. "Sekarang liat kakak, boleh kakak tau siapa nama mu ??"
Perlahan Cinta mulai memberanikan diri, mengangkat wajah nya dan dengan masih ada rasa takut ia mencoba menatap wajah Tiara.
"A-aku..."
...________...
Gengs jangan lupa untuk selalu menekan like yah😃 Fav❤️ di rak buku kalian 🤗
Minta selalu dukungan nya yah 😃 agar aku semakin bersemangat lagi🤗
terimakasih see you reader ❤️❤️❤️
buat Gleen tau yg sebenarnya knp Hilmi pergi ...
akhirnya yang jadi korban anak kasihan fisik mental nya jangan liat fisik badan nya tapi mental nya