Harap bijak dalam memilih bacaan, sebagian isi dalam konten ini berunsur dewasa 21+
Bagaimana jadinya jika satu minggu sebelum menikah, karena ulah jahil teman-temanmu. Kamu dengan tidak sengaja meniduri sahabatmu sendiri dan setelah pulang dari bulan madu, sahabatmu mengatakan kalau dia hamil anakmu.
Inilah kisah King Bryan anak dari pasangan Aline Gunawan dan Dannis Bryan, yang terpaksa harus menjadikan sahabatnya sendiri Ni Luh Putri anak dari Dewa Barata sahabat Ibunya, sebagai istri keduanya demi status anaknya.
"Katakan kalau kamu mencintaiku, maka aku akan mempertahankan mu." batin King dalam hati.
"Entah sejak kapan cinta ini mulai tumbuh, tapi sungguh aku tidak mau menjadi duri dalam pernikahanmu, biarlah ku bawa cinta ini pergi." batin Putri.
"Karena kita adalah sahabat dan selamanya akan menjadi sahabat, jadi mari kita bercerai." ucap Putri kemudian sembari menahan sesak di dadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~25
tokk
tokk
Putri yang mendengar pintunya di ketuk, ia segera beranjak dari duduknya dan melangkah kan kakinya untuk membukanya.
"Kalla." Putri nampak tersenyum senang ketika melihat adik iparnya itu sudah berdiri di hadapannya dengan menenteng sesuatu di tangannya.
"Ini, aku membawakan banyak untuk mu." ucap Kalla sembari memberikan paper bag berisi beberapa kotak pie susu.
"Terima kasih, ayo masuklah kita makan bersama-sama. Aku sangat merindukan makanan ini, kamu tahu terakhir kali aku memakan ini tahun lalu ketika merayakan hari raya Nyepi di Bali." ucap Putri dengan antusias, ia mempersilakan Kalla masuk ke dalam kamarnya.
"Pelan-pelan makannya, nggak ada yang akan merebutnya." tegur Kalla ketika melihat Putri makan dengan begitu semangat.
"Kenapa secepat ini kamu mendapatkannya, apa temanmu ada yang pulang dari Bali ?" tanya Putri dengan mulut yang penuh pie susu, ia mengingat baru kemarin malam ia menginginkan pie susu khas Bali yang biasa ia makan tapi hari ini adik iparnya itu sudah membawanya untuknya.
"Eh, iya begitulah." jawab Kalla, ia nampak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Lagipula aku juga nggak mau ponakan ku ileran." ucapnya lagi.
Ehmmm
King berdehem dengan kencang ketika melihat istri dan adiknya itu sedang duduk bersama.
"Mas, kamu mau ini? Kalla membawakannya banyak untukku." ucap Putri ketika suaminya itu berdiri di ambang pintu dengan membawa laptop di tangannya.
King berjalan mendekat, ia melihat beberapa kotak pie susu di atas meja. Seketika ia merasa tak suka, lalu menatap adiknya dengan tajam.
"Kapan kamu pulang ?" tanya King pada Kalla, ia mengingat bagaimana adiknya tadi ijin tidak masuk kerja pada Ayahnya karena mendadak harus ke Bali.
"Memang dari mana ?" tanya Putri tak mengerti.
"Lupakan." jawab King, ia merasa kesal karena ternyata Kalla ke Bali hanya untuk memenuhi ngidamnya Putri.
"Kamu tahu, padahal baru semalam aku bilang ingin sekali makan pie susu dan ternyata malam ini Kalla memberikannya. Aku senang sekali, terima kasih ya Kall." ucap Putri.
"Sama-sama, Put." sahut Kalla.
"Keluar lah Kall, ini sudah malam Putri harus istirahat." perintah King.
"Kakak nggak keluar juga ?" tanya Kalla ketika ia sudah beranjak dari duduknya, namun kakaknya itu masih bergeming di sofa.
"Aku tidur di sini." sahut King dengan santai.
"Apa ?" Kalla terkejut.
"Apa ada yang salah ?" tanya balik King.
"Bukan begitu, tapi....."
"Aku suaminya Putri, Kall. Kalau kamu lupa itu." ucap King dengan menekankan kata-katanya.
"Oh, baiklah." ucap Kalla kemudian ia berlalu keluar dengan banyak pertanyaan di benaknya.
"Terima kasih sudah memenuhi keinginan istriku Kall, tapi aku harap ini terakhir kalinya. Karena ke depannya aku yang akan memenuhinya." ucap King pada Kalla, ketika adiknya itu sudah berada di ambang pintu.
"Ya." sahut Kalla kemudian ia menutup pintu tersebut dengan sedikit keras.
"Lain kali jika menginginkan sesuatu kamu bisa memberitahu ku." ucap King tak suka.
"Maaf, karena selama ini memang Kalla yang selalu memenuhi keinginan ku."
"Tapi aku suami mu, Put dan mulai sekarang bergantunglah padaku jangan pada orang lain baik itu pada orang tuaku sekalipun." ujar King dengan menatap tajam pada Putri.
"Maaf." Putri terkejut, ia melihat kemarahan di mata suaminya itu.
"Apa mau ku buatkan susu atau buah ?"
"Nggak terima kasih, aku makan ini saja."
"Apa kamu akan bekerja ?" ucapnya lagi ketika melihat suaminya itu menghidupkan laptopnya.
"Iya, mengurus dua perusahaan sekaligus membuatku harus lembur setiap malam."
"Aku akan menemani mu."
"Tapi kamu harus Istirahat Put."
"Aku belum mengantuk, kalau kamu mau aku bisa juga membantu mu. Kamu masih ingat kan kalau dulu sebelum kita menikah aku sering membantu memeriksa pekerjaan mu."
"Itu dulu Put, sekarang kamu sedang hamil. Harus banyak istirahat, cukup kamu mendukung ku saja aku sudah senang." ucap King seraya menatap lembut istrinya.
"Dari dulu aku selalu mendukung mu kan." Putri mengingat bagaimana ia dari dulu selalu mendukung apapun yang di lakukan oleh King.
"Benar Put, dari dulu hanya kamu yang selalu mengerti dan mendukung ku, bahkan wanita yang ku kagumi selama ini justru selalu meragukan kemampuan ku. Maaf aku terlambat menyadarinya." batin King.
"Tunggu di sini sebentar aku akan membuatkan kamu kopi." Putri beranjak dari duduknya, kemudian ia melangkah kan kakinya keluar kamar.
Tak berapa lama Putri masuk lagi ke kamarnya dengan membawa nampan yang berisi secangkir cappucino dan semangkuk buah potong.
"Aku membawakan mu ini, makanlah." Putri meletakkan buah di samping laptop suaminya.
"Terima kasih Put."
"Hmm." ucap Putri Seraya merebahkan tubuhnya di sofa, ia nampak membawa beberapa buku novel untuk ia baca.
Entah kenapa malam ini King merasa sangat bersemangat, dukungan dari Putri seakan menambah kepercayaan dirinya di mana ketika semua orang meremehkan kemampuannya tapi istrinya itu justru mempercayainya.
Malam semakin larut, Putri nampak tertidur di sofa. Sedangkan King masih berjibaku dengan pekerjaannya. Laki-laki itu nampak merenggang kan kedua tangannya ketika baru menutup laptopnya.
Ia tidak menyangka pekerjaannya akan cepat selesai, padahal biasanya menjelang pagi dia baru tidur. Kemudian ia beranjak dari duduknya, lalu memindahkan istrinya itu ke atas ranjang.
"Selamat tidur sayang." gumam King dengan lirih, ia mengecup kening Putri.
Kemudian ia segera merebahkan dirinya di sampingnya, merengkuh tubuh ringkih istrinya itu lalu membawanya ke dalam pelukannya.
"Aku sangat mencintai mu sayang, maaf sudah membuat mu terluka." gumam King seraya beberapa kali mencium puncak kepala Putri, lalu tangannya mengusap lembut perut besarnya di mana bayinya sekarang berada.
Keesokan harinya
Putri mengerjapkan matanya, ketika membuka matanya ia melihat wajah suaminya tepat di hadapannya. Laki-laki itu nampak masih terlelap dengan wajah yang terlihat sangat lelah, sepertinya suaminya itu dalam beberapa bulan ini sangat bekerja keras.
Di usapnya rahang kokoh suaminya itu dengan lembut. "Aku tidak menyangka dulu kamu adalah sahabat ku tapi sekarang kamu adalah ayah dari anakku. Maaf sudah merenggut kebahagiaan mu bersama Gladys." gumam Putri dengan lirih.
Kemudian dengan pelan Putri melepaskan tangan kokoh suaminya yang melingkar di pinggangnya. Setelah itu ia beranjak dari kasurnya dan berlalu ke kamar mandi.
King yang memang sudah bangun dan mendengar semua ucapan Putri, ia hanya bisa memandang nanar kepergiannya. Jika saatnya nanti tiba, bisakah dia melepaskan sahabat sekaligus istrinya itu. Sesuai janjinya pada Gladys.
Mengingat surat perjanjian itu, King sangat merasa bersalah di mana dia dulu yang mempunyai ide membuat surat perjanjian itu dengan alasan agar Gladys mau di madu.
Kini ia hanya bisa merutuki kesalahannya, bukan Gladys wanita yang dia cintai tapi Putri sahabatnya sendiri yang kini mengisi relung hatinya. Dapat kah ia nanti melepaskannya ?
rugi bandar si king
sudah istri nya diembat uang nya pun di sikat si Evan 👻👻👻👻👻👻