ZEZE gadis polos, menikah tanpa sengaja akhir nya menjadi kesayangan CEO
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putri AzhfeeN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Albi menatap sosok gadis di depannya dengan mata yang tak lepas dari kekeheran yang sulit disembunyikan.
"Emang lain daripada yang lain, gadis ini," gumamnya pelan sambil menarik napas dalam. Perlahan, ia menghidupkan kembali mesin mobilnya, suara deru mesin
Tanpa menoleh lagi, ia melanjutkan perjalanannya di bawah sinar matahari sore yang mulai merunduk.
Sementa itu zeze dengan santai, mengangkat telepon dengan suara yang sedikit meninggi, "Hallo pak Rete!" katanya penuh semangat. Suaranya yang ceria langsung menjalar ke seantero ruang, menyiratkan kerinduan dan antusiasme.
"Hallo nak Zeze, apa kamu sudah sampai di kota?" suara Buk Rete terdengar hangat, penuh perhatian, seperti ibu yang menunggu kabar dari anaknya yang jauh.
Zeze tersenyum kecil, mencoba menahan gelak kecilnya. "Oh, ini Buk Rete ya, saya kira Pak Rete," jawabnya santai, nada suaranya berbaur antara keakraban dan kelegaan. Percakapan itu mengalir ringan, penuh kehangatan yang membuat jarak antara mereka terasa menyusut sejenak.
"Iya, ini saya, Bu RT,"
suara buk RT %terdengar sedikit ngos-ngosan di ujung telepon. Di seberang sana, suara ibu-ibu kampung bertubi-tubi melontarkan pertanyaan yang tak henti-hentinya.
"Ze, apa kamu sudah sampai di kota?" tanya Bu RT dengan nada penuh ingin tahu.
Zeze menghela napas pelan, membayangkan wajah-wajah penasaran yang biasa menghujani dirinya dengan pertanyaan serupa setiap kali ia kembali dari kota.
"Sudah, Bu. Baru sampai tadi siang."
"Ze, di sana banyak gedung tinggi, kan?"
"Ya, Bu, banyak banget. Gedung-gedungnya kayak menara, tinggi-tinggi sampai nggak kelihatan ujungnya."
"Terus, banyak mobil mewah juga?"
Zeze tersenyum tipis, mencoba menggambarkan suasana kota yang berkilauan itu. "Iya, Bu, mobil-mobilnya banyak yang bagus, ada yang hitam mengkilap, ada juga yang warna-warni."
"Hah, Ze, kamu ketemu artis gak? Atau orang terkenal?"
Suara Bu RT semakin penuh semangat, seolah-olah ia berharap Zeze membawa kabar tentang bintang film yang sedang berjalan di trotoar kampung mereka.
Zeze menahan tawa, "Belum pernah, Bu. Kayaknya mereka sibuk dan nggak sering kelihatan di jalan."
"Kalau gitu, Ze, ada gak calon buat anak gadis ibu? Yang cakep dan mapan?"
Di ujung telepon, suara ibu-ibu kampung bergemuruh dengan harapan dan rasa ingin tahu yang tak pernah padam. Zeze menutup percakapan dengan janji akan mengabari lagi nanti, lalu menatap langit kota yang berpendar lampu, merasakan jarak yang tak hanya soal ruang, tapi juga harapan yang terkadang sulit untuk disentuh.
Setelah mereka berangkat tadi, ibu ibu yang berkumpul di depan rumah zeze tadi, mereka semua langsung pergi kerumah buk rt. Rencana mereka menyuruh buk RT menghubungi zeze.
Tapi saat itu ibu RT menolak nya, karena ia yakin zeze barunsaja berangkat dari desa, dan ibu RT meminta mereka untuk menunggu 2 jam.
Dan ibu ibu itu langsung pulang ke rumah masing masing, tapi tepat setelah 2 jam, mereka langsung datang kerumah buk rt, untuk meminta buk RT menghungi zeze.
Dan ini lah, saat sambungan telvon tersambung begitu banyak pertanyaan yang ibu ibu itu lontarkan ke zeze.
"Kok disitu rame buk rete.?
Tanya zeze, yang mendemar begitu ribut di ujung telvon.
"Iya, ibu ibu sedang berkumpul disini, Dan mereka dengan tidak sabar meminta untuk menghubungi kamu"
Jawab buk RT dengn tenang.
"Ze, jawaban dong yang kami tanya tanya tadi.?
Ujar slah satu ibu ibu s
Dengan Tidak sabaran.
"Alhamdulillah zeze udah nyampai di kota ini ibu, dan disini banyak bangat rumah rumah tinggi tinggi, zeze blum ada ketemu sama artis,.!
Jawab zeze berturut turut dengan semangat.
"Ze, kalau pulang bawa kan oleh oleh dari kita ya.!
Ujar slah satu ibu ibu dari ujung telvon.
"Iya, tapi_ kalau aku ada uang ya,"
Jawab zeze dengan lirih, sambil berbisik.
Sedang kan Albi hanya tersenyum mendengar bisikan zeze.
"Apa dia kira sumainya itu orang miskin.!
Batin Albi.
Sedang kan saga ia hanya memanjam kanata nya.
"Dan kamu jangan lupa ya bawa foto kamu di monas.!
Umarvslaha satuninu ibu dari ujung telvon.
"Monas,.!
Ujar zeze sambil memikirkan perkataan ibu ibu itu,.
"Iya, Monas, yang tinggi di kota jakarta itu Lo, yang ada di tv.!
Jawab ibu ibu itu, karena ia tau zeze masih bingung.
"Iya iya, akan zeze bawakan,.!
Ujar zeze yang sudah pasrah.
"Matikan telvon nya, kita sebentar lagi akan sampai.!
Suara bariton saga, membuat zeze menoleh ke arah nya.
"Buk rete, Dan ibu ibu, zeze matiin telvon nya dulu ya, karena sebenar lagi zeze mau sampai"
Ucap zeze dengan sopan.
"Baik lah, tapi besok boleh kan kami nelvon kamu lagi.?
Tanya salah ibu ibu yang ada di ujung telvon.
"Boleh, ya udah asalamualaikum, buk rete dan ibu ibu"
Ucap Zeze.
"Waalaikumsalam"
Jawab buk RT, dan ibu ibu secara bersamaan.
Setelah itu sambungan telvon di matii.
"Kak gara, Monas itu ada dimana.?
Tanya zeze, sambil menggoyang tangan saga. Setelah sambungan telvon di matiin.
"Monas.!
Jawab Saga, Sambil membuka mata nya, dan berdapatan Mata mereka saling bertemu.
"Waah mata kak gara indah sekali.!
Puji zeze, dengan polos.
"Tapi kok jantung aku deg deg degan ya, kalau di tatap sama kak gara.!
Ujar zeze, dengan polos sambil memegang dada nya.
"Kaka gara, kenapa mata kak gara bisah membuat jantung aku degdegakan.!
Tanya zeze lagi.
Sedang kan saga berusaha menormalkan ekperesi wajah nya.
Sebenarnya saga juga Meraskan degdegakan, tapi ia berusaha untuk biasa biasa aja.
Sedang kan Albi ia hanya senyum senyum sendiri mendengar, setiap pertanyaan yang kaur dari mulut zeze.
"Aku pernah baca buku novel, kata nya kalau jantung deg degan didekat pria berati kita jatuh cinta sama pria itu.!
Ujar zeze, yang mengingatkan buku yang pernah ia baca kan.
"Berati non zeze jatuh cinta sama bos dong.!
Timbal Albi dengan cepat, yang tidak sabaran.
Sedang kan saga ia hanya diam saja sejak tadi.
"Kak gara, apa kak gara juga merasa degdegakan saat melihat mata aku.?
Tanya zeze tersenyum manis, dan sambil memejamkan mata nya nya, ia berharap saga sama dengan nya.
"Apa kamu ingin Monas.?
Tanya saga, yang mengalih kan pertanyaan.
"Ah, iya hampir saja saya lupa, apa kak gara tau dimana itu monas.?
Tanya zeze, yang melupakan Maslah jatung deg degan tadi.
"Lusa kita akan ke situ.!
Ucap saga dengan cepat.
"Waah benar kah.!
Ujar zeze dengan semangat.
"Iya.!
Ucap saga.
"Tapi ..!!
Ucap zeze, dengan lesu sambil menyenderkan kepala nya, di kursi.
"Tapi kenapa non.?
Tanya Albi dengan heran, karena zeze mendadak menjadi lesu.
"Tapi, hp aku gak ada kemera nya, kayak mana mau mau foto"
Jawab zeze dengan lesu sambil mengakat hp yang ada di tangan nya
"Kalau Maslah itu non gak usah sedih, karena hp bos kan ada, kamu bisah berfoto di hp bos"
Jawab Albi yang memberi semangat.
Seketika zeze menoleh ke arah saga.
"Apa kak gara ada hp.?
Tanya zeze sambil mencondongkan tubuh nya mendekati saga.
"Ada.!
Jawab saga dengan singkat.
"Mana hp kak gara, apa ada kemera nya.?
Tanya zeze, sambil merentangkan tangan nya.
Dengan cepat saga mengambil hp nya dari dalam saku nya.
"Ini"
Ujar saga, sambil meletakkqn hp nya di atas tangan zeze.
"Waah hp ini sangat bagus, seperti hp pak RETE.!
Ujar zeze dengan semangat.
"Apa ini ada kemera nya.?
Tanya zeze dengan polos.
"Ada.!
Jawab saga dengan singkat.
"ini kayak mana cara nya, di mana kemera nya.?
Tanya zeze dengan bingung.
Dengan cepat saga mengambil hp dari tangan zeze.
Dan langsung mencari kemera nya.
"Ini kamu foto aja,.!
Ujar saga, dan memberi hp nya ke pada zeze.
"Waah cantik bangat muka aku, disini.!
Ujar zeze yang terlihat begitu senang.
"Kak gara fotoin aku ya.!
Pinta zeze, sambil memberi hp saga ke pada saga meminta saga untuk memfoto nya.
Mau tidak mau saga mengikuti kemauan zeze.
Setelah itu zeze langsung mencari gaya tangan nya di buat seperti telinga kelinci.
"Cantik gak.?
Tanya zeze setelah selesai.
"Kamu cek aja sendiri..!
Jawab Saga, sambil memberi hp nya ke pada zeze.
"Waah cantik bangat,.!
Puji Zeze, yang me muji dirinya sendiri.
"Kak gara foto nya jangan di hapus ya.!
Pinta zeze, sambil memberi hp kepada saga.
Tanpa menjawab apa apa saga langsung menyimpan hp nya.
"Polisi itu kenapa hormat di tengah jalan.?
Tanya zeze dengan heran, sambil menunjukkan polisi yang sedang m
Hormat dintengah jalan.
"Itu bukan patung benaran non, itu cuma patung kok"
Jawab Albi, yang memberi penjelasan.
"Ha patung, kok sepeti polisi benaran.!
Ujar zeze yang masih Tidak percaya.
"Iya, sengaja di bikin seperti patung benaran.!
Jawab Albi dengan sabar.
"Oooh,"
Jawab zeze, setelah itu ia fokos dengan pandangan kota yang begitu ramai.
"Kok mobil nya berhenti, apa kita mau makan lagi.?
Tanya zeze dengan penasaran, karena mobil Albi berhenti.