Ini adalah kisah Si pemeran antagonis di dalam sebuah novel. Wanita dengan sifat keras hati, kejam, dan tidak pernah peduli pada apapun selama itu bukan tentang dirinya sendiri.
Seperti pemeran antagonis dalam sebuah cerita pada umumnya, dia ada hanya untuk mengganggu Si protagonis.
Tujuan hidupnya hanya untuk mengambil semua yang dimiliki Si protagonis wanita, harta, karir, kasih sayang keluarganya, bahkan cinta dari protagonis pria pun, ingin ia rebut demi misi balas dendamnya.
"Aku akan mengambil semua yang Karina dan Ibunya miliki. Aku akan membuat mereka menanggung karma atas dosa yang meraka perbuat pada Ibuku!" ~ Roselina ~
"Apa yang kau lakukan itu, justru membuat mu mengulang kisah Ibu mu sendiri!" ~ Arsen ~
"Ternyata, laki-laki yang katanya pintar akan menjadi bodoh kalau sudah berpikir menggunakan perasaannya, bukan otaknya!" ~ Roselina ~
Akankah Roselina Si wanita yang tak percaya dengan yang namanya cinta itu akan berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi dan jangan kembali!
"Rose sama sekali tidak berniat seperti yang Bibi tuduhkan. Rose pergi itu gara-gara aku!"
Semua orang menoleh pada Arsen yang baru saja masuk dan langsung membela Rose. Apa yang Arsen lalukan itu tentu saja membuat semuanya tercengang, tapi tidak dengan Celine dan Julia yang justru tampak bahagia.
"Jangan salahkan Rose, aku yang salah. Jadi Bibi salahkan aku saja!"
Rose sempat mengernyit karena dia keheranan dengan sikap Arsen yang terkesan membelanya di hadapan keluarganya.
"Apa maksud kamu Arsen? Jelas-jelas dia sengaja pergi untuk mengacaukan semua ini!" Lidya masih saja menyalahkan Rose.
"Sudah cukup Lidya, yang penting sekarang Rose sudah kembali!" Leo membentak adik bungsunya itu.
"Benar. Kalau hanya pesta, itu bisa diadakan kapan saja. Tahun depan jiga masih ada kan?" Celine ikut memojokkan Lidya.
"Sayang, akhrinya kamu pulang. Ibu dan Nenek sangat mengkhawatirkan mu sejak kemarin!" Celine memeluk Rose dengan penuh kelegaan.
"Maaf karena membuat Ibu khawatir!"
"Tidak papa. Sekarang lebih baik istrahat dulu, Ibu kau pasti lelah. Arsen, antar istrimu ke kamar!" Celine sengaja menyebut Rose dengan statusnya sembari melirik Karin.
"Baik Bu!" Arsen menerima perintah Ibunya tanpa penolakan sama sekali.
"Aku naik dulu Ibu, Nenek. Maaf tidak bisa menemani kalian lebih lama!"
"Tidak papa sayang, setelah ini Nenek akan langsung pulang!" Julia me atap Rose dengan mata tuanya yang lembut.
"Lihatlah Leo, dia anak yang dulu tidak kau harapkan kehadirannya karena lahir dari wanita yang tidak kau cintai. Tapi dia tumbuh menjadi wanita yang cantik dan begitu tangguh meski tidak mendapatkan kasih sayang dari Ayahnya sendiri karena lebih memilih menyayangi anak dari cinta pertamanya!" Ucap Celine secara terang-terangan didepan seluruh keluarga Martinez.
"Apa maksudmu Celine? Aku dari dulu memperlakukan Rose secara adil dengan Karin aku tidak pernah membeda-bedakan mereka berdua!"
"Itu perasaanmu saja Leo. Kau merasa bersikap adil hanya dengan materi. Padahal bukan itu yang Rose inginkan selama ini. Tapi tidak masalah Leo, karena setelah dia menjadi menantuku, aku yang akan membahagiannya, aku yang akan membuatnya merasa ada dan diperhatikan. Aku juga tidak akan membiarkan Arsen menjadi pria yang sama seperti dirimu!" Semua kata yang terucap dari bibir Celine terdengar begitu menusuk meski pengucapannya begitu tenang dan diselingi dengan senyum kecil dibibirnya.
Semua yang ada di ruangan itu terdiam, kalau yang lain merasa tidak ada kuasa untuk melawan Celine, lain halnya dengan Leo yang teridam karena menelisik perbuatannya selama ini dari ucapan Celine.
"Sudahlah Leo, tidak usah dipikirkan lagi. Lagipula sekarang Rose sudah punya keluarga baru. Cepat atau lambat, dia tidak akan membutuhkan mu lagi. Dan untuk kau Hilda!"
Hilda yang sejak tadi diam tampak menatap Celine dengan gugup.
"Kau punya anak perempuan, apa kau tidak takut kalau anakmu bernasib sama seperti Melisa?"
"Bibi!" Karin tidak Terima Celine ikut menegur Ibunya.
"Karin, Bibi doakan semoga kau tidak menerima karma buruk atas perbuatan Ibumu ya! Ayo Ibu, kita pulang!" Celine melenggang pergi mendorong kursi roda milik Julia tanpa mempedulikan lagi reaksi berbeda-beda dari seluruh keluarga Martinez itu. Baginya, melihat walah Loe dan Hilda yang meradang, itu sudah cukup.
"Oh iya, aku mengucapkan satu hal. Selamat ulang tahun pernikahan kalian yang ke dua puluh tujuh tahun. Pernikahan yang kalian lakukan di saat atas penderitaan sahabatku dan juga putrinya!" Setelah itu Celine dan Julia benar-benar pergi dari sana.
Sementara itu, di dalam kamar dengan nuansa yang tidak ada cerah-cerahnya sama sekali menurut Arsen itu, Rose langsung duduk di meja riasnya untuk membersihkan make up yang melapisi wajah cantiknya itu.
"Semalam kau menginap di mana?" Arsen kembali menanyakan hal itu. Menurutnya dia memang harus tau dimana Rose menginap semalam.
"Itu tidak penting buat mu!"
"Itu penting karena kau sekarang tanggung jawabku!"
"Aku tidak meminta tanggung jawab mu, tidak perlu repot-repot!"
Arsen yang semula berdiri di belakang kini beralih ke samping wanita yang berstatus sebagai istrinya itu.
"Rose, please. Kau sendiri juga menerima perjodohan kita. Kau yang mengancam mu agar menerima pernikahan ini. Sekarang setelah kita menikah, kau justru berbuat semaumu seperti ini. Kalau kau tidak mau menghargaiku sebagai suamimu, kau tidak mau menerima pernikahan ini dan hanya menggunakan status ini untuk menghancurkan Karin, lebih baik akhiri saja semua ini. Aku akan pergi jauh dari Karin agar kau puas!!" Arsen terlihat muak dengan sikap Rose selama beberapa hari ini.
"Baiklah kalau begitu, silahkan pergi. Pergi sejauh mungkin dan jangan pernah kembali!"
Arsen tertegun. Dia kira Rose akan sedikit melunak karena ancamannya itu. Tapi tanpa di duga Rose justru semakin menantangnya.
"Rose!"
"Kenapa? Kau meminta aku untuk menghargaimu?" Rose berdiri ingin mensejajarkan tingginya dengan Arsen tapi percuma karena tingginya hanya sebatas jakun yang menonjol di leher Arsen. Rose masih harus mendongak untuk menatap wajah Arsen.
"Apa yang harus aku hargai dari suami seperti mu? Suami yang secara sadar membuat rencana mengasingkan istrinya sendiri demi kebahagiaan wanita lain?!" Balasan Rose tidak menggebu-gebu seperti Arsen tadi, namun justru lebih tegas dan langsung tepat sasaran.
"Jangan salah paham, bukannya aku menuntut perhatian darimu atau aku cemburu karena perlakuan mu yang berbeda kepadaku. Tapi aku hanya ingin kau bercermin lebih dulu sebelum menuntut ku untuk menghargaimu dan semacamnya!"
Tak ada jawaban apapun yang mampu kelaur dari bibir Arsen. Kini kedua mata itu hanya saling memandang dengan isi pikiran masing-masing.
Bukan hanya satu atau dua detik, namun cukup lama sampai membuat mata mereka terasa perih karena tanpa berkedip sama sekali. Mereka seolah sedang menyelam ke dalam manik mata masing-masing untuk mencari sesuatu.
"Oke, aku salah karena membawamu pergi untuk membantu Karin. Aku minta maaf!" Arsen lebih dulu memutuskan tatapan mata mereka.
"Dia hanya tidak ingin pesta untuk Ayah dan Ibu gagal karena takut kau tidak menyukainya dan menghancurkannya. Aku salah dalam hal ini karena sempat mencurigaimu!"
"Siapa yang kau panggil Ibu? Kau menikah dengan ku, dan Ibuku sudah meninggal, kau tidak punya Ibu mertua sama sekali. Jadi tidak ada yang harus kau panggil Ibu selain Ibuku dan Ibumu sendiri!"
"Aku.."
"Sudahlah, aku tidak ingin berbeda dengan mu. Lebih baik kau pergi mandi, tubuhmu bau sekaki!" Rose kembali duduk untuk menjauh dari Arsen.
"Apa? Kau mengataiku bau? Asal kau tau, aku bahkan belum mandi dan berganti baju dari kemarin itu karena aku harus mencari dirimu!!" Kesal Arsen.
"Oh, jadi aku yang salah?" Rose kembali mendongak menatap Arsen dengan mata tajamnya.
"T-tidak, aku yang salah karena membaut mu pergi. Baiklah aku mandi sekarang!" Arsen buru-buru menuju ke kamar mandi menghindari Rose yang entah kenapa terlihat semakin menyeramkan.
"Wanita gila itu, emm maksudku macan betina itu menyeramkan sekali ternyata!" Gumam Arsen setelah masuk ke dalam kamar mandi.
blm sadarkahhh????!!