NovelToon NovelToon
Bukan Bujang Desa Biasa

Bukan Bujang Desa Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Kim99

“Menikahlah denganku, Kang!”

“Apa untungnya untukku?”

“Kegadisanku, aku dengar Kang Saga suka 'perawan' kan? Akang bisa dapatkan itu, tapi syaratnya kita nikah dulu.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akang?

"Pergilah!" titah Naura sambil menunjuk ke arah pintu tanpa melihat Nanda. "Aku bilang pergi!"

"Kak, aku beneran enggak ada tempat tinggal, aku ...."

"Aku bilang pergi!" pekik Naura sambil melotot pada perempuan yang mengaku sebagai adik seayahnya. "Kamu pikir mudah menerima semua ini? Kamu pikir hanya dengan kamu mengatakan kalau kamu adalah anak dari si Jerry itu, kami harus dengan sukarela menerimamu?"

Keduanya sama-sama diam. Nanda juga tidak lagi bicara.

"Kamu juga sudah dewasa, Nanda! Kamu bisa saja bekerja mencari uang dengan keringatmu sendiri. Kenapa kamu ke sini?"

"Aku nggak tahu Ayah di mana, dan ibuku juga ya sudah meninggal. Jika aku menikah, kalau Ayah nggak ada aku butuh kalian, aku butuh Raka."

"Apa?" kaget Naura lagi. "Kamu juga tahu Raka?"

Nanda mengangguk. "Ayah udah pernah bilang kalau dia memang sudah punya anak satu anak perempuan dan satu anak laki-laki. Ayah sering bercerita tentang kalian," katanya sambil tersenyum. "dan ayah bilang kalau kalian adalah orang-orang yang baik. Tolong aku, Kak."

Dengan sisa-sisa kesabarannya, Naura berjalan ke arah Nanda, ia mengambil tas besar di sofa sederhana di rumahnya dan melemparkan tas itu ke luar.

Adiknya itu hanya menatap Naura dengan mata berkaca-kaca, bahkan ketika dia diseret keluar, dia berusaha untuk tetap bertahan.

"Kak, tolong. Aku beneran enggak tahu harus ke mana. Aku juga korban, kenapa cuma aku yang enggak punya keluarga, kenapa cuma aku yang sendirian. Aku takut, Mbak tolong."

"Kamu bukan anak kecil Nanda, kami tidak memiliki ruang untukmu di sini. Kalau kamu merasa bahwa dirimu korban, lalu kami ini apa!?"

"Kak, tolong!" Nanda terus memohon saat tangannya diseret dengan paksa oleh Naura. "Sakit, Kak. Kak Naura ...."

"Naura cukup!" titah seseorang yang baru keluar dari pintu kamar. Matanya masih sangat sembab dan tatapannya begitu nanar. "Biarkan saja, malu diliat tetangga."

"Bu ...." Naura hendak protes tapi Nanda tiba-tiba melepaskan paksa tangannya dan bersembunyi di belakang punggung Bu Windi. Dia memeluk salah satu lengannya, takut Naura akan menggusurnya kembali.

"Kamu juga tahu sendiri gimana ayah kamu, jangan kayak gini atuh, mungkin aja Nanda bener kalau dia cuma korban."

"Tapi, Bu ...."

"Udah, kita ngalah aja dulu, Teh. Lagian dia juga udah di sini. Ibu capek, mau istirahat dulu."

"Bu ...." Nanda menatapnya dengan tatapan memelas, mengabaikan Naura yang terlihat masih sangat marah. "Aku ikut ke kamar Ibu, ya. Aku tidur sama Ibu aja enggak papa?"

"Enggak usah sok jadi anak bungsu kamu." Naura menarik tangan Nanda.

"Teh udah, biarin aja!" kata Bu Windi. "Kamu jangan marah-marah. Kamu berbagi kamar aja sama dia, kamu kan bentar lagi mau nikah."

"Enggak mau. Bawa aja dia ke kamar ibu kalau emang itu yang Ibu mau."

Setelah mengatakan itu, Naura menghempaskan tangan Nanda. Dia kembali keluar dari rumah lalu, mengayuh sepedanya tanpa menoleh lagi ke belakang.

"Bu, Teh Ara, Bu."

"Biarin aja!" kata Bu Windi. "Nanti dia pasti balik lagi. Kamu istirahat aja. Masuk ke kamar Ibu."

Mata Nanda langsung berbinar-binar. Perempuan itu tampak sangat bahagia dan buru-buru ikut masuk ke kamar milik Bu Windi.

"Aku pijitin ya, Bu. Sambil mau cerita tentang mama."

"Eummm."

Di sisi lain, Naura kini berada di kebun teh yang ada di pinggir jalan tapi sangat jauh dari pemukiman. Perempuan itu melempar sepedanya sembarangan dan berlari menyusuri jalan setapak yang lebih masuk lagi ke dalam.

"Ba jiiiii ngannnnnnn. Kamu baji Ngan Jerry. Bajingaaaaa nnnnn!" Naura memekik sangat kencang. Urat-urat di lehernya menegang. Air matanya tidak ada tapi dadanya benar-benar sesak. "Kenapa kamu enggak ngilang aja sih, kenapa kamu enggak pulang tapi sekarang malah ngirim anak perempuan lain ke rumah, hatimu di mana, Jerry. Digigit anjing?"

Selama ini Naura tidak pernah mempermasalahkan kalau ayahnya memang tidak pernah pulang. Dia malah sangat-sangat senang kalau di rumah hanya ada dia ibunya dan juga Raka.

Tapi kenapa, kenapa sekarang harus ada orang lain? Dengan nama yang hampir sama dengannya? Kenapa harus seperti itu?

"Kami enggak pernah minta tanggungjawabmu, Ayah. Ibu lebih hebat darimu. Ibu lebih segalanya darimu, kenapa kamu lakukan ini, kenapaaaaaa!" Ia berteriak semakin kencang.

Semua umpatannya tidak pernah benar-benar berhenti. Perempuan itu sampai menggunduli daun teh yang ada di depannya. Bertingkah seolah-olah itu adalah orang yang ingin dia hajar.

"Kamu tahu, Jerry. Setiap malam aku selalu berdoa agar Allah cepet ambil nyawa kamu. Biar Ibu enggak sakit hati lagi, biar ibu enggak kamu siksa lagi, tapi ...."

Naura kini berjongkok, setelah menggunduli satu pohon teh. Dia menutup kedua matanya dengan tangan. Perempuan itu menangis terisak sendirian.

Jika tadi dia masih bisa menahannya, kini dia menangis tersedu-sedu. Perempuan itu tidak perduli walau hujan saat itu mulai turun.

Dinginnya angin tak seberapa dibanding rasa kecewa dan sakitnya dia. Yang paling membuatnya marah adalah ibunya. Kenapa ibunya harus menerima Nanda. Tidak, harusnya dari dulu ibunya sudah menggugat cerai Jerry, tapi karena dia terlalu baik, sampai sekarang, mereka masih sah sebagai suami-istri di atas kertas.

"Abah ...." Naura mulai bergumam, memanggil laki-laki yang sampai saat ini masih sangat dia rindukan. "Aku udah bilang ajakin di Jerry ih. Aku kesel Bah, aku harus gimana?"

Dia terus mengoceh sambil menangis, sampai beberapa saat kemudian dia sadar kalau ada orang yang menaunginya. Perempuan itu mendongak, dia sudah bersiap-siap untuk kabur, tapi malah terjengkang saat melihat sosok di depannya.

"Akang, ke-kenapa Akang di sini?" tanyanya bingung.

Pria itu terlihat begitu menyeramkan, Auranya. Kalau wajahnya seperti opet, Naura pasti akan pingsan. Untung, Sagara setampan malaikat maut dalam Drama.

Pria itu mengulurkan sesuatu, sebuah saputangan untuk Naura. "Ayok pulang!"

Mendengar kata pulang, Naura langsung menggelengkan kepalanya. Dia berpaling, tak mau melihat wajah Sagara.

"Aku enggak mau pulang, Kang. Kalau ke rumah Akang mah mau."

1
Meliandriyani Sumardi
pasti laras mau minta tanggung jawabnya satya...nanda gigit jari nih🤭...lanjut kak
iqha_24
gagal niih
neny
aduuhh nau,,eta knp orang teh ngegosipin km kyk gtu,,kurang gawean jiga na nyak🤣🤣
lanjut lah kak othor,,💪🥰
Piet Mayong
wah pamor Bu bidan jelek ya di kampungnya, trus ngapain selama ini kamu nebar kebaikan terus nau????
resiko anak cantik ya Nau JD gerak dikit JD tontonan...
😄😄😄🤭
Eka ELissa
aduh ksian kmu Nau moga GK kbur Nau cumn lgi beresin mslh aj
Eka ELissa
TPI lok yg bunuh Nanda jht bgt dia ..😡😡😡😡
Attaya Zahro
Perasaan sedang sedih malah ditambah ada kompor mbleduk 😅😅😅
iqha_24
up lg dong kk, kurang bacanya
Ayesha Almira
siap2 Naura ngeluarin tanduk
Nurlaila Elahsb
yah sedih lagi kan si enau!!kira kira siapa ya yang bakalan jadi sasaran kemarahan si Eneng nau??
Eka ELissa
yg bunuh spa Nau...
Nanda kah... entah lah hanya emk yg tau ..
neny
nah loch,,jno c mochi dan mocha mati,,siapa yg membunuh nya,,lanjut akak💪🥰
iqha_24
waduuh siap2 nii Nau ngamuk
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
kasihan😥😥😥
neny
wkwkwk,,nau eta sagara dibere lamotan km,,eeh meuni kacidaa🤣🤣,,
neny: wkwkwk,,leureus eta kak,,jampe na nya eta🤣🤣
total 3 replies
Kaylaa
siapa lagi itu..
teman apa lawan 🤔
juwita
Dirga saha thor🤣🤣
juwita
jorok ih Naura masa kang saga di bere urut di lamotan🤣🤣
Attaya Zahro
Waduch..siapa tuh yang menghadang Sagara 🤔🤔
mars
siapa sebenernya sagara ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!