NovelToon NovelToon
Black Division

Black Division

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Sistem / Mafia
Popularitas:236
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Di tengah kekacauan ini, muncullah Black Division—bukan pahlawan, melainkan badai yang harus disaksikan dunia. Dipimpin oleh Adharma, si Hantu Tengkorak yang memegang prinsip 'hukum mati', tim ini adalah kumpulan anti-hero, anti-villain, dan mutan terbuang yang menolak dogma moral.
​Ada Harlottica, si Dewi Pelacur berkulit kristal yang menggunakan traumanya dan daya tarik mematikan untuk menjerat pemangsa; Gunslingers, cyborg dengan senjata hidup yang menjalankan penebusan dosa berdarah; The Chemist, yang mengubah dendam menjadi racun mematikan; Symphony Reaper, konduktor yang meracik keadilan dari dentuman sonik yang menghancurkan jiwa; dan Torque Queen, ratu montir yang mengubah rongsokan menjadi mesin kematian massal.
​Misi mereka sederhana: menghancurkan sistem.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Metamorfosis Daging Dan Darah

Dinding marmer di lobi Tuas Biomedical Park baru saja ambruk, dan Yama Mendrofa—The Chemist—tahu dia harus bergerak. Teriakan histeris dari para elit korporasi dan deru sirene yang semakin mendekat adalah musik yang bagus, tetapi sekarang saatnya untuk meninggalkan panggung.

Dia berhasil melarikan diri ke saluran pembuangan, jubah laboratoriumnya robek dan basah, tetapi Vial 17-C aman tersimpan. Tujuannya: terminal kargo pelabuhan, titik terdekat menuju Batam, Indonesia.

"Singapura, selalu efisien," gumam Yama, saat keluar dari selokan ke dermaga kargo yang gelap. "Mereka mengirimkan tiga lapis keamanan. Polisi, Pengaman Kuat Korporasi, dan... oh, bagus. Unit Kontra-Terorisme."

Di depannya, puluhan mobil polisi berwarna biru-putih dan van hitam Unit Kontra-Terorisme Singapura (STF) telah mengepung area pelabuhan. Mereka tidak menembak. Mereka menunggu. Mereka tahu ancaman kimia yang dibawa Yama.

Di antara barisan STF, berdiri empat Pengaman Kuat Korporasi yang selamat dari kekacauan di lobi, mengenakan armor kevlar putih yang sudah hangus. Mereka dipimpin oleh seorang perwira STF yang tampak sangat tegang.

"The Chemist!" teriak perwira STF itu melalui megafon, suaranya teredam masker gas yang ia kenakan. "Anda sudah terkepung! Serahkan diri Anda dan aset korporasi sekarang! Jika tidak, kami akan menggunakan kekerasan mematikan!"

Yama tertawa, tawa kali ini lebih keras dan mengandung nada gila yang ia warisi dari eksperimen mutagenik yang mengubahnya. "Kekerasan mematikan? Aku sudah hidup di dalamnya, Pak Polisi! Dan aset ini? Ini adalah bukti pembantaian. Aku lebih baik memberikannya kepada Black Division daripada kepada korporasi pembunuh yang kalian lindungi!"

Polisi mulai maju perlahan. Mereka membentuk dinding perisai taktis, mencoba mempersempit ruang gerak Yama.

Yama tahu dia tidak bisa kabur dengan berlari biasa. Dia sudah kelelahan dari ledakan kimia sebelumnya. Dia harus memicu mode yang paling berbahaya. Mode yang ia simpan sebagai jurus terakhir.

Dia merogoh saku tactical suit hijaunya. Di sana, terdapat sebuah syringe (suntikan) dengan cairan ungu keruh—campuran kimia yang ia ciptakan dari darahnya sendiri dan reagen mutagenik terkuat yang pernah ia sintesis.

"Waktu untuk kembali ke alam liar," bisik Yama, matanya menunjukkan rasa takut dan antisipasi. Ini adalah kekuatan yang merobeknya dari sisa-sisa kemanusiaannya, tetapi ini adalah satu-satunya cara untuk melewati tembok keamanan ini.

"Maafkan aku, Istri," gumamnya, menarik lengan tactical suit kirinya.

Dia menyuntikkan cairan ungu itu tepat ke pembuluh darah di lehernya.

SREKK!

Reaksi itu instan dan brutal. Yama menjerit. Bukan jeritan rasa sakit, tetapi raungan binatang yang tak tertahankan.

Tubuhnya mulai membesar. Tactical suit hijau dan jubah lab putihnya robek tak tertahankan, terlempar ke udara. Otot-ototnya membengkak secara anarkis, kulitnya berubah menjadi abu-abu kehijauan yang tebal dan berkerak, memancarkan uap kimia panas. Tulang rahangnya memanjang, giginya membesar dan setajam silet. Matanya berubah menjadi kuning terang, mata predator.

Dalam hitungan detik, Yama Mendrofa lenyap. Yang tersisa hanyalah monster kimia setinggi dua meter yang bungkuk, kombinasi antara werewolf dan laboratorium berjalan.

Mutasi Werewolf Kimia.

Para polisi STF dan Pengaman Kuat tercengang. Mereka telah mendengar desas-desus tentang transformasi The Chemist, tetapi ini jauh lebih mengerikan dari yang mereka bayangkan.

"Tembak! Tembak dia sekarang!" teriak perwira STF.

Puluhan peluru ditembakkan ke tubuh mutan itu. Peluru-peluru itu menghantam kulit tebal abu-abu-hijau, meninggalkan bekas tembakan, tetapi tidak menembus. Daya tahan fisiknya meningkat eksponensial.

Monster itu tidak menyerang dengan cakar atau gigitan. Ia menyerang dengan Kimia.

Dari pori-pori kulitnya yang tebal, mulai keluar cairan hijau yang kental dan berasap—Asam Mutagenik Korosif murni.

Cairan itu memancar dari tangan mutan The Chemist, mengenai tiga Pengaman Kuat yang berani mendekat.

FSHHH...

Suara desisan korosif itu memekakkan telinga. Kevlar militer mereka langsung berasap, mencair dalam hitungan detik. Daging di bawah armor itu mulai meleleh lebih cepat. Raungan mereka berubah menjadi jeritan mengerikan yang merobek malam.

Warga sipil, pekerja pelabuhan, dan beberapa petugas polisi yang tidak mengenakan pelindung berteriak ketakutan dan histeris. Mereka melihat sesuatu yang seharusnya tidak pernah mereka lihat.

Dua dari Pengaman Kuat jatuh, tubuh mereka kini hanya kerangka yang dikelilingi oleh lumpur daging yang meleleh. Tulang-tulang putih mereka terlihat di bawah kevlar yang setengah cair. Bau asam kuat dan daging terbakar menusuk indra penciuman semua orang.

"ASTAGA! Tarik mundur! Tarik mundur!" teriak perwira STF, ketakutan total dalam suaranya. "Ini bukan manusia! Ini senjata biologis!"

Yama—si mutan—tidak menunjukkan belas kasihan. Dia berlari ke arah kerumunan polisi, setiap tapakan kakinya meninggalkan jejak asam yang merusak aspal.

Polisi dan STF mundur kacau balau, beberapa meninggalkan perisai dan senjata mereka. Mereka tidak dilatih untuk menghadapi serangan biologis tingkat ini.

Yama menggunakan serangan asam ini sebagai tabir asap. Dia berlari ke arah air.

Dia melompat ke tepi dermaga, dan saat dia mendarat, Mutan Werewolf Kimia itu menghasilkan gelombang asam terakhirnya, menghancurkan beberapa tiang kargo.

BRAK! Tiang itu roboh, menghalangi jalur pengejaran.

Yama melompat ke laut.

Air laut berdesis keras saat bertemu dengan kulitnya yang penuh asam. Werewolf Kimia itu berenang dengan kecepatan mengerikan, menerjang ombak dengan kekuatan binatang.

Kapal-kapal patroli Polisi Singapura segera mengejar. Mereka tidak berani mendekat, khawatir asam itu akan merusak lambung kapal. Mereka menembaki air di sekitar Yama.

Yama tidak bisa bersembunyi. Kekuatan ini sangat mahal.

Di bawah kulitnya, reaksi kimianya mulai mencapai titik kritis. Energi mutagenik yang ia suntikkan telah habis.

Yiba merasakan sakit yang jauh lebih buruk daripada saat dia ditembak. Ini adalah rasa sakit disintegrasi. Tubuhnya harus kembali ke wujud aslinya, dan itu menghabiskan semua energinya.

Otot-ototnya mulai menyusut, kulit abu-abu-hijau itu mencair dan kembali menjadi kulit manusia normal. Tulang rahangnya mundur, dan rambutnya yang tebal rontok.

Di tengah laut, lima ratus meter dari pantai Singapura yang kacau, Yama Mendrofa kembali. Dia sekarang hanyalah Yama, seorang pria 39 tahun yang basah kuyup dan kelelahan, mengambang di lautan.

Dia terengah-engah, tubuhnya lemah. Dia bisa merasakan napasnya sangat dangkal. Dia telah menghabiskan hampir semua energinya. Kelemahan terburuknya adalah kelelahan fisik setelah transformasi penuh.

Tangan kanannya, secara naluriah, memeluk erat Vial 17-C yang tersimpan dalam wadah kedap air di jaketnya yang robek. Aset sudah aman.

Di belakangnya, lampu sorot dari kapal patroli polisi mulai mendekat, namun tidak terlalu cepat.

Di depannya, samar-samar, dia bisa melihat siluet pulau yang lebih besar.

Batam.

Indonesia. Gerbang ke Sentral Raya.

Yama membalikkan tubuhnya, berenang perlahan, membiarkan gelombang membawanya. Dia tahu jika dia berhenti, dia akan tenggelam atau ditangkap.

Aku tidak mati di sini, janji Yama pada dirinya sendiri, rasa sakit psikologis atas perbuatan brutalnya di pelabuhan bercampur dengan rasa sakit fisik yang luar biasa.

Dia memejamkan mata, memeluk erat Vial 17-C, harta karun bukti dan dendamnya.

Tugasnya di Singapura sudah selesai. Dia harus bertahan. Dia harus bertemu Adharma.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!