NovelToon NovelToon
The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

The Forgotten Princess Of The Tyrant Emperor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Mengubah Takdir / Raja Tentara/Dewa Perang / Putri asli/palsu
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Sejak usia tujuh tahun, Putri Isolde Anastasia diasingkan ke hutan oleh ayahandanya sendiri atas hasutan selir istana. Bertahun-tahun lamanya, ia tumbuh jauh dari istana, belajar berburu, bertahan hidup, dan menajamkan insting bersama pelayan setia ibundanya, Lucia. Bagi Kerajaan Sylvaria ia hanyalah bayangan yang terlupakan. Bagi hutan, ia adalah pewaris yang ditempa alam.
Namun ketika kerajaan berada di ujung kehancuran, namanya kembali dipanggil. Bukan untuk dipulihkan sebagai putri, melainkan untuk dijadikan tumbal dalam pernikahan politik dengan seorang Kaisar tiran yang terkenal kejam dan haus darah. Putri selir, Seravine menolak sehingga Putri Anastasia dipanggil pulang untuk dikorbankan.
Di balik tatapannya yang dingin, ia menyimpan dendam pada ayahanda, tekad untuk menguak kematian ibunda, dan janji untuk menghancurkan mereka yang pernah membuangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berlatih dengan Prajurit Istana

Malam hutan Moonveil terasa lebih pekat daripada biasanya. Kabut tipis menyelimuti tanah, cahaya bulan menembus celah pepohonan raksasa, seolah alam sendiri menjadi saksi sumpah kesetiaan yang baru saja terucap.

“Bangkitlah,” suara Anastasia bergema lembut, namun sarat kuasa. Sepuluh prajurit itu menegakkan tubuhnya, wajah mereka masih memancarkan campuran takzim dan kagum.

“Mulai saat ini, kalian akan berlatih di sini,” ujar sang putri menatap dalam hutan Moonveil.

Ia lalu menatap barisan prajurit dengan mata tajam bak bilah pedang. “Sepuluh orang bukan angka yang besar, namun dari kecil yang setia akan lahir kekuatan yang tak terguncang. Maka aku tunjuk seorang di antara kalian untuk memimpin.”

Tatapannya berhenti pada seorang pria tegap dengan sorot mata tegas. “Engkau, Ser Wilhelm, akan menjadi kepala pasukan. Engkaulah perisai dan pedang mereka.”

Wilhelm berlutut sekali lagi, menundukkan kepala. “Hamba bersumpah, Putri. Hidup dan mati hamba hanyalah untuk Putri dan Kerajaan Sylvaria.”

Anastasia mengangguk tipis, lalu melanjutkan dengan nada yang lebih keras, “Dari kalian, aku bentuk dua bagian. Pertama, Tim Bayangan: mereka yang bertugas menyelidiki, mengumpulkan berita dan rahasia di Sylvaria. Kedua, Tim Taring: mereka yang melatih kekuatan dan menjadi ujung tombak ketika tiba saatnya bertempur. Wilhelm memimpin keduanya, namun masing-masing akan saling mengawasi.”

Ia lalu melangkah ke tengah lingkaran, menusukkan pedangnya ke tanah lembap Moonveil. “Dengarlah sumpahku! Barang siapa diantara kalian yang berkhianat, maka hutan Moonveil sendiri akan menghukumnya. Akar dan pohon akan menjadi saksi, binatang buas akan menjadi algojo. Tidak ada tempat bagi pengkhianat.”

Para prajurit serentak meletakkan tangan di dada, bersuara lantang, “Demi Sylvaria dan demi Putri Mahkota, kami bersumpah untuk setia!”

Suara itu menggema, berpadu dengan desir angin malam seakan rimba raya merestui ikrar mereka.

Anastasia menguji mereka berlari menembus kabut malam, tanpa api, hanya mengandalkan insting. Mereka dipaksa berendam dalam sungai Moonveil hingga tubuh menggigil, agar tubuh mereka tahan dingin dan sakit. Mereka berlatih bertarung tangan kosong, senjata kayu, lalu baja, di bawah pengawasan mata tajam sang putri. Yang paling penting adalah strategi menyerang dari bayangan.

Tiada belas kasihan dalam latihannya, namun tidak seorang pun berani mengeluh.

Dalam gelapnya malam yang kian menipis, pintu berderit perlahan terbuka. Langkah hati-hati terdengar, disusul suara lembut pelayan yang berusaha menahan dengan senyum sopan.

“Mohon ampun Lady, Putri, hamba hanya khawatir Putri Anastasia sedang beristirahat,” ujar pelayan lalu menunduk dalam-dalam.

Lady Morgana tersenyum sinis lalu melirik ke arah ranjang. “Beristirahat? Ataukah mengurung diri dari dunia yang tak menyambutnya?” bisiknya dengan nada meremehkan.

Seravine, tampak memandang dengan sorot penuh rasa ingin tahu. Ia melangkah mendekat, menggeser tirai ranjang sedikit hanya untuk sekadar memastikan. Benar saja, di atas ranjang tampak Anastasia sedang bergelung dibalik selimut tebal membungkus rapat tubuhnya.

“Dia bahkan tak keluar untuk sekadar menyapa bangsawan istana. Bagaimana mungkin putri terasingkan yang tidak dididik dengan etiket kerajaan dapat menyandang gelar putri mahkota.” gumam Lady Morgana, menatap Seravine dengan tatapan penuh arti.

Putri Seravine mengangguk ringan, senyum kecil terbit di wajahnya. “Benar Ibunda, hanya aku… aku yang seharusnya mendapatkan gelar itu.”

“Tentu saja Putri, kelak engkau akan menjadi ratu Kerajaan sylvaria di masa depan.”

Saat fajar hampir menyingsing, suara lirih dari jendela berderit pelan. Seorang gadis dengan gaun linen sederhana, memanjat masuk dengan hati-hati. Tubuhnya dibalut debu tipis hasil dari pelatihan dan perjalanan malam.

Saat Anastasia berdehem kencang, gelungan selimut itu langsung terbuka. Pelayan setianya, Lucia, melepaskan selimut yang semula ia gunakan untuk berpura-pura sebagai tuannya.

Lucia menghela napas lega. “Putri! Syukur pada langit… hamba takut sekali tadi. Lady Morgana dan Putri Seravine datang menjenguk. Ini berbahaya, Putri.”

Anastasia mengangkat dagu dengan anggun, tenang dan penuh keteguhan. “Kalau berbahaya mungkin kau tidak akan bisa berdiri di depanku sekarang, Lucia.”

Lucia menunduk gelisah. “Mohon ampun Putri, tolong dengarkan hamba… semakin sering Putri menghilang, semakin mereka akan curiga.”

Anastasia berjalan ke arah jendela, memandangi ufuk timur yang mulai memerah. “Tidak perlu tenggelam dalam kekhawatiran, Lucia. Jika itu terjadi, itu artinya kita harus melangkah lebih cepat.”

Lucia berlutut, menggenggam ujung gaun sang Putri. “Baik, Putri. Maaf atas kelancangan hamba.”

Putri Anastasia menunduk, menyentuh lembut bahu pelayan setianya. “Tenanglah, Lucia.”

Fajar baru saja menyinari halaman istana ketika suara dentingan pedang beradu memenuhi udara. Prajurit-prajurit istana berbaris di tanah berpasir, tubuh mereka berkilauan oleh peluh saat mengasah teknik bertarung. Teriakan semangat para prajurit menggema hingga ke telinga Anastasia.

Sebuah langkah anggun memasuki arena membuat para prajurit menoleh terperangah. Putri Anastasia berjalan dengan gaun Latihan berwarna hitam dan rambut terikat tinggi.

“Bolehkan aku bergabung?” tanyanya tenang, namun setiap kata membawa bobot perintah.

Para prajurit saling berpandangan ragu, pasalnya seorang wanita tidak pernah menginjak arena latihan. Dan sekarang Putri yang baru kembali dari pengasingan mengajak mereka untuk bertarung.

“Jangan berbelas kasih padaku, perlakukan aku sebagaimana aku lawanmu.” Kata Anastasia seolah mengerti alur pikiran mereka.

Jendral Julius menunduk hormat. “Tentu, Putri…”

Anastasia meraih sebilah pedang kayu dari rak latihan. Tanpa banyak basa-basi, ia maju ke tengah arena.

“Siapa yang berani melawanku?” ujarnya dengan suara melantang memecah keheningan.

Seorang prajurit muda maju, tersenyum seakan meremehkan. Namun sebelum ia sempat bernapas, pedangnya terhempas, tubuhnya terjatuh oleh serangan cepat Putri Anastasia. Sorak kagum bergema dari barisan prajurit lain. Untuk pertama kalinya dalam Sejarah Sylvaria, ada seorang wanita yang memasuki Arena dengan kekuatan bukan dengan mengandalkan riasan di wajah.

Tak berhenti di sana, ia menantang tiga prajurit sekaligus. Kali ini, gerakannya laksana tarian angin. Setiap tebasan mengalir mulus, setiap tangkisan penuh presisi. Pedang kayunya menari di udara, hingga dalam sekejap tiga lawannya pun tersungkur, terengah-engah tak mampu melanjutkan perlawanan.

Keheningan menyelimuti arena, hanya terdengar napas berat para prajurit. Lalu sorak dan tepuk tangan pecah di arena latihan. Wajah-wajah yang tadinya meremehkan, kini menatap penuh hormat.

Dari sudut timur, sepasang mata tajam memperhatikannya dengan seksama. Raja Roland berdiri diam, jubahnya berkibar lembut diterpa angin pagi.

Mata sang raja berkilat karena keterkejutan. Putri yang selama ini ia anggap rapuh, kini berdiri di tengah arena bak singa betina, menundukkan pasukan hanya dengan pedang kayu. Namun wajahnya segera kembali kaku lalu berbalik perlahan, meninggalkan arena tanpa sepatah kata.

Sementara itu, Anastasia menegakkan tubuh, mengusap keringat dengan anggun, lalu menyarungkan pedang kayu ke rak. Mata para prajurit tidak lepas dari gerakan Anastasia. Mereka mengagumi saat sang putri melangkah, saat wajahnya mengeras atau bahkan saat menunjukkan pandangan tajamnya.

 Putri Anastasia menunjukkan ia pantas menyandang gelar putri mahkota dihadapan banyak orang.

1
Ratih Tupperware Denpasar
2 selir sdh teringkirkan selir bahrana masih mencari cara unt menyingkirkan selir2 lain agar dia menjadi satu2nya
Ratih Tupperware Denpasar
2 selir sdh teringkirkan selir bahrana masih mencari cara unt menyingkirkan selir2 lain agar dia menjadi satu2nya
Ratih Tupperware Denpasar
selir bahrana bener2 licik dia yg berbuat jahat yg dihukum selir2 yg lain
Nurhasanah
lanjutt semakin seru thor 😍😍😍
aku
kaisar idiot!!!
Yensi Juniarti
hayo tebak tebakan yuuk...
kaisar tiran bakalan tunduk/luluh gak sama putri Anastasia??? 🙂🙂🙂
Fransiska Husun
aaaaaa thor q gak setuju...
meskipun udah sah tp itu keterlaluan
Siti Hawa
kren thoor... makin seru, aku suka dengan pemeran wanita yg tak lemah, bikin kaisar bucin thoor... 😍😍😍
Nurhasanah
please up lagi dong thor seru bangett ceritanya 😍😍😍
Lauren Florin Lesusien
kenapa harus selir sih thur knp ga permaisuri ataw ratu 🤣🤣🤣
Ratih Tupperware Denpasar
aku suka suka bingit ceritanya. cerita kak demar selalu tentang wanita yg kuat
Asriani Rini
Semangat up thor terimah kasih dauble upnya ceritanya makin menarik
Siti Hawa
semKain menarik ceritanya thoor... minta up nya lgi ya... 😍😍 semoga author sehat selalu.. semangat💪💪💪
Titin Rosediana
yess double up💪💪
Ratih Tupperware Denpasar
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
NAYLA DWI
up lg dong thor...
Titin Rosediana
up yg bnyk ka... 💪💪
Ratih Tupperware Denpasar
wow putri anastasia memang putri sejati.. tambah suka karya2 kak thor selalu menggambarkan wanita2 kuat.
Jordin Yanti
bagus Thor, maaf yha pas kamu promosi aku agak skeptis dengan cerita nya, tapi di luar dugaan ternyata bagus, maaf yha thor atas Suudzon nya 🤣🙏🙏🙏😂
Nurhasanah
seru thor tambah lagi klu bisa 🤭🤭🤭🤭 maaf ngelunjak 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!