Ben Wang hidup kembali setelah kematian tragis yang membuka matanya pada kebenaran pahit—kekasihnya adalah pengkhianat, sementara Moon Lee, gadis sederhana yang selalu ia abaikan, ternyata cinta sejati yang tulus mendukungnya.
Diberi kesempatan kedua, Ben bertekad melindungi Moon dari takdir kelam, membalas dendam pada sang pengkhianat, dan kali ini… mencintai Moon dengan sepenuh hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Mansion Keluarga Lu
Steven dan Joe terduduk lemas di sofa setelah menerima kabar buruk, Viona, putri angkat mereka, ditangkap atas tuduhan penyerangan terhadap Moon Lee.
“Anak yang kita rawat sejak kecil, bisa berubah menjadi sekejam itu... bahkan sanggup mempertaruhkan nyawa orang lain,” ucap Joe lirih, suaranya bergetar. “Bagaimana dia bisa menjadi seperti ini?”
Steven menunduk dalam, jemarinya mengepal. “Ini salah kita… kita terlalu memanjakan dia,” katanya penuh penyesalan. “Waktu itu kita mengadopsinya karena terlalu merindukan putri kita. Tapi di hatiku selalu berharap—yang menikmati hidup mewah selama ini adalah putri kandung kita sendiri. Kita sudah memberikan segalanya pada Viona, kasih sayang, pendidikan, kemewahan... siapa sangka, semua itu justru membuatnya menjadi liar.”
Joe menghela napas berat. “Sejak awal kita memang sudah salah langkah. Mengadopsinya tidak pernah benar-benar mengurangi rasa rindu kita pada putri kita yang hilang.”
Keheningan menyelimuti ruangan, hanya terdengar suara detak jam dinding.
“Kita sudah tua sekarang,” kata Steven pelan. “Yue Yue sudah menjadi anak dari keluarga lain.”
“Yue Yue…” Joe menatap kosong ke arah jendela. “Kalau dia memang sudah menjadi bagian dari keluarga lain, setidaknya aku ingin tahu bagaimana kehidupannya sekarang. Hanya dengan begitu... hatiku bisa tenang.”
“Viona telah menikmati semua kemewahan, sementara anak kandung kita... tidak tahu bagaimana nasibnya sekarang,” ucap Steven pelan, matanya berkaca-kaca. “Dulu aku meninggalkannya di depan panti asuhan. Tak lama kemudian, kudengar dia diadopsi oleh seseorang. katanya, seorang wanita tua yang kehilangan anak dan menantunya. Tapi sampai sekarang, kita tidak pernah berhasil menemukan alamat wanita itu.”
Joe menunduk, suaranya bergetar. “Wanita tua... apakah dia mencintai Yue Yue seperti anaknya sendiri? Apakah mereka hidup berkecukupan?”
Steven menutup wajahnya dengan kedua tangan. “Semua salahku, Joe. Kalau saja waktu itu kita lebih sabar, mungkin kita tidak akan kehilangan Yue Yue. Jika keluarga angkatnya mencintainya, itu adalah keberuntungannya. Tapi kalau tidak... maka akulah penyebab penderitaannya.”
Suasana di ruang tamu mendadak hening. Hanya suara angin yang berdesir lembut dari jendela terbuka.
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat.
“Paman, Bibi... apakah kalian sedang membicarakan anak kandung yang dulu kalian tinggalkan?”
Suara itu berasal dari Ben, yang baru saja melangkah masuk ke dalam rumah. Tatapannya tajam, namun ada rasa ingin tahu yang dalam di baliknya. Tangannya membawa amplop berwarna coklat
“Ben?” tanya Steven terkejut, langsung berdiri dari sofa.
Ben melangkah mendekat, ekspresinya tenang namun serius.
“Ben, paman dan bibimu minta maaf atas kejadian itu,” ujar Joe penuh penyesalan. “Bagaimana keadaan Moon? Apakah dia terluka?”
“Moon masih syok untuk saat ini,” jawab Ben pelan. “Tangannya terluka, tapi tidak terlalu parah.”
Steven menunduk dalam-dalam. “Semua ini salah kami... kami gagal mendidik anak, hingga Viona menjadi seperti itu.”
“Aku tidak menyalahkan Paman dan Bibi,” ucap Ben sambil menggeleng pelan. “Hari ini aku datang bukan untuk itu. Aku datang untuk menyerahkan sesuatu yang penting.”
Ben menyerahkannya amplop cokelat kepada Steven.
“Ini apa?” tanya Steven penasaran sambil membuka amplop itu.
“Itu... hasil tes DNA dengan putri kandung kalian,” jawab Ben mantap.
Steven dan Joe langsung terpaku. “Putri kandung kami?” seru Joe cepat, matanya menatap laporan di tangannya dengan tak percaya.
Mata mereka membesar saat membaca tulisan di halaman pertama—hasil DNA positif 99,9%.
“Ini... ini hasil DNA-ku dengan Moon Lee?” suara Steven bergetar.
“Benar,” jawab Ben. “Waktu itu, saat kita makan di restoran, aku diam-diam meminta Justin mengambil cangkir yang Paman gunakan untuk tes DNA.”
“Maksudmu...” Joe hampir tak bisa menyelesaikan kalimatnya. “Moon Lee... adalah putri kami?”
“Iya,” jawab Ben tegas. “Seperti yang Paman katakan tadi, Moon memang diadopsi oleh seorang wanita tua. Wanita itu menjadikan Moon sebagai cucunnya. Sekarang beliau sedang koma dan dirawat di rumah sakit. Moon bekerja keras selama ini untuk membiayai perawatan neneknya. Tapi selama bekerja di bawah Viona, dia sering dipaksa melayani klien. Kalau menolak, dia diancam dipecat. Semua itu... juga karena kesalahanku, karena dulu aku tidak cukup memperhatikan dia.”
Steven menatap kosong ke depan, suaranya nyaris tak terdengar. “Moon... gadis itu... putri yang dulu kutinggalkan di depan panti asuhan?”
Joe meneteskan air mata. “Pantas saja... setiap kali aku melihatnya, aku merasa ada kedekatan yang aneh. Ternyata... ini sebabnya.”
Steven menggenggam tangan istrinya erat. “Ben, sekarang... di rumah sakit mana Moon dirawat?”
Ben menatap mereka dengan wajah serius. “Paman, Bibi... sejauh ini, aku belum memberitahunya. Aku khawatir dia akan tertekan. Menurutku, sebaiknya kalian mendekatinya perlahan. Jangan langsung mengakuinya. Kita tidak tahu bagaimana reaksinya... karena bagaimanapun, dulu dia ditinggalkan.”
"Betul katamu, aku dan bibimu harus sabar dan mendekatinya. Setelah tiba waktunya kami akan memberitahu yang sebenarnya. Viona ... akan aku pastikan tidak akan bisa lolos," ucap Steven.
giliran dibalik nnti baru nangis kejer kalo si Ben perhatian dan senyum ke cewe lain pas mereka pacaran
mending moon mati aja deh gausah jdi fl
makin seru😍..
dobel up