Lin Yi Yue hanya punya satu keinginan, terbang bebas. Dia tidak ingin lagi terikat atau pun terkurung dalam sangkar lagi.
Bertemu Bai Ruyi membuat perasaannya campur aduk, harusnya ada rasa benci tapi mengapa juga ada harapan. Pria itu memberikannya janji yang indah, berkata akan mengubah sangkar menjadi rumahnya dan akan menemaninya terbang kemana pun.
Lin Yi Yue menginginkannya, tapi apakah itu mungkin? Beban yang dia tanggung sangat besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velika Sastra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Kematian
''Sebenarnya kita akan kemana? Apa kau sudah mengingatnya?'' Ini adalah ketiga kalinya Bai Ruyi bertanya.
''Ruyi bisakah kau diam, mengganggu konsentrasiku saja.'' Lin Yi Yue sibuk melihat gambar.
''Serangga kecil, bisakah kau pergi.'' Melihat kunang-kunang pura-pura mati di salah satu daerah Lin Yi Yue menjentikkan jarinya.
Kunang-kunang kembali terbang, kini terbang menuju Bai Ruyi. ''Sepertinya kunang-kunang ini ingin mengatakan sesuatu.''
Kunang-kunang itu sepertinya gembira karena Bai Ruyi mulai paham, ia lalu menuntun Bai Ruyi melihat gambar wilayah selatan. Kunang-kunang terbang tinggi lalu terjun cepat menuju salah satu daerah.
''Oh, jadi kau ingin kami ke sana.''
Kunang-kunang terbang di depan Lin Yi Yue lalu kembali terjun dan tergeletak diam.
''Sepertinya kita tidak bisa ke sana.'' kunang-kunang kembali terbang menuju daerah lain dan berputar-putar di atasnya.
''Dia ingin kita pergi ke sana.''
''Aku tahu, tapi jika ke sini lebih dulu dan membersikan titik utama akan lebih bagus.'' Lin Yi Yue menunjuk daerah hitam.
Kunang-kunang kembali terbang, melakukan aksi pura-pura matinya. Lalu sekali lagi berputar-putar di atas daerah bintik-bintik.
''Tidak, aku akan ke sini lebih dulu!''
Kunang-kunang terbang sejajar dengan matanya, ''Kenapa ingin menantangku? Mari!''
Satu orang dan seekor kunang-kunang saling berhadapan. Lin Yi Yue menunjuk, mendorong kunang-kunang itu. ''Kau yang akan lebih dulu mati.''
''Kita ke daerah ini dulu.'' tunjuk Bai Ruyi.
''Jadi kau memihak serangga busuk ini?'' kunang-kunang itu terbang ribut, seolah kesal dengan perkataannya.
''Bukan begitu, apa kau tahu kenapa kunang-kunang ini bersikeras menuju daerah ini?''
''Masih ada manusia hidup di daerah sini, tapi jika kita pergi ke daerah ini dulu bukankah masalah ini akan lebih cepat selesai.''
''Kamu juga tahu itu, jika kita pergi menyelesaikan daerah utama dulu bagaimana jika warga di sini sudah tidak lagi bertahan?''
''Kalau begitu kau pergi ke sana dan selamatkan semua warga, biar aku pergi ke daerah ini sendiri.''
''Tidak bisa!'' ''Apakah dia tidak pernah takut?''
''Lalu kau mau apa?'' Lin Yi Yue mulai jengkel.
''Ikut aku ke daerah ini, dalam satu hari aku akan semua warga akan meninggalkan daerah ini.''
''Hanya setengah hari, jika kau tidak bisa aku akan pergi sendiri.'' ''Tunggu, kenapa aku bernegosiasi dengan-nya.''
''Tidak masalah, setengah hari.''
''Sebaiknya kau sudah menyusun rencana, biasanya warga setempat enggan meninggalkan tempat tinggal mereka. Membersihkan masalah utama bisa menghindari masalah yang lebih besar.''
Bai Ruyi mengangguk paham, ia kira Lin Yi Yue tidak peduli dengan kehidupan warga yang selamat. Ternyata hanya untuk menghindari masalah. Keduanya lalu berangkat menuju Kota Yu, sejak tadi kunang-kunang itu merasa bahagia, ia duduk di pundak Bai Ruyi.
...****************...
Wilayah Selatan, Kota Yu.
Begitu tiba di gerbang Kota kabut tipis menyelimuti daerah itu. Aura Kotanya begitu dingin, membuat bulu kuduk meremang.
''Tunggu.''
''Ada apa?'' Bai Ruyi menatap heran, bukankah kita harus memasuki Kota. Jangan bilang dia berubah pikiran.
''Berikan pedangmu!''
''Untuk apa?''
''Banyak bertanya, berikan saja.'' Meski bingung Bai Ruyi akhirnya mengeluarkan pedangnya.
''Kekuatanmu masih rendah, bagaimana jika tiba-tiba mati, aku sudah kehabisan papan roh.'' Lin Yi Yue menaruh permata di gagang pedang.
''Baiklah, sekarang sudah terlihat lebih baik, tidak terlihat lusuh.'' Lin Yi Yue melemparkan pedang itu pada pemiliknya.
''Permata apa ini, apa kegunaannya?'' Bai Ruyi mengusap pedangnya.
''Tidak ada, hanya untuk memperindah.'' Lebih dulu memasuki Kota.
Dalam Kota, suara teriakan jual beli terdengar. Melihat kedatangan keduanya para warga menawarkan dagangan mereka. Tidak ada yang menyangka bahwa Kota ini adalah salah satu Kota yang terpengaruh oleh energi jahat.
''Nona lihatlah perona pipi ini sangat cocok untuk kulit Nona.'' Keduanya berhenti di depan kedai.
Lin Yi Yue meliriknya sekilas, ''Nona lihat, jika Nona memakai ini kulit Nona akan tampak lebih hidup.''
''Tidak perlu.''
''Bagaimana mungkin, setiap wanita memerlukan ini.'' Melihat Lin Yi Yue tidak bisa dibujuk, penjual itu menoleh pada Bai Ruyi.
''Tuan apakah Anda tidak ingin memberi hadiah pada istri Tuan ini. Lihat, semuanya adalah kualitas terbaik, istri Anda akan tampak cantik memakainya.''
Mendengar perkataan penjual Lin Yi Yue menjauh dari Bai Ruyi. ''Siapa istrinya.''
Bai Ruyi yang tengah memilih menoleh, ''Bukankah kita memang suami istri.''
Bai Ruyi mengangkat benang merah di tangannya, ujung lain benang terhubung pada pergelangan tangan Lin Yi Yue.
Mendengus, ''Aku sudah punya perona alami.''
''Dimana, aku tidak pernah melihatmu memakainya.'' Bai Ruyi menangkup wajah wanita di depannya.
''Sekarang kamu mulai berani menyentuhku! Lagi pula kenapa harus aku perlihatkan padamu.'' Ia memukul lengan Bai Ruyi.
''Kalau begitu tunjukkan.''
''Perona alamiku menggunakan… darah.''
Begitu kata terakhir terucap, Lin Yi Yue memukul penjual di depannya. Darah menyembur, mewarnai wajah Lin Yi Yue. Sementara penjual itu melangkah mundur, memegang dadanya, wujudnya perlahan berubah, sepasang tanduk kecil muncul di atas kepalanya.
''Klan Iblis!'' Bai Ruyi berseru.
Para warga sekitar dengan cepat mengepung keduanya. Satu persatu wujud mereka mulai berubah.
''Kalian semua Klan Iblis! Dimana warga Kota ini?''
''Nona, suamimu terlihat sangat terkejut. Apakah kamu tidak memberi tahunya?''
Lin Yi Yue menepuk pundak Bai Ruyi. ''Apakah perona pipi ini… cantik?''
Melihat wajah Lin Yi Yue yang penuh bercak darah Bai Ruyi tanpa sadar mengangguk. ''Cantik.''
''Suamiku bilang perona alami ini sangat cantik, jadi… aku memerlukan persediaan…''
Lin Yi Yue mendorong Bai Ruyi keluar, ''Cari warga Kota, harusnya mereka disembunyikan di salah satu rumah!''
Bai Ruyi mengangguk, berlari memasuki Kota. Melihat itu para Iblis berteriak marah, beberapa bergerak maju tapi kobaran api muncul menghadang.
''Eh, mau kemana? Sudah kubilang aku perlu cadangan perona alami…''
Lin Yi Yue bersenandung, kedua tangannya mengeluarkan bola api. Iblis di depan mengayunkan tangannya, tanah bergetar. Iblis kecil melompat tepat dari belakangnya, mencoba menangkapnya.
Lin Yi Yue berputar di udara, bola-bola api menembak kepala iblis kecil itu. Teriakan kesakitan terdengar, iblis kecil itu menggaruk kepalanya mencoba menghilangkan api.
''Kalian hanya iblis tingkat rendah, apakah perlu melakukan semua ini.''
Lin Yi Yue berbalik, menangkap sebuah lengan. ''Tidak baik menusuk dari belakang.''
Ia memutar lengan itu, memberikan tendangan tepat di wajahnya. ''Kenapa lengan kalian sangat kotor, belum mandi ya?''
Lin Yi Yue melompat ke belakang, menginjak kepala iblis. Ia menerbangkan belasan jimat, jimat-jimat itu bersinar merah, gambar api di atasnya bergerak.
Lin Yi Yue melompat menjauh, seutas tali bergerak mengikat para iblis. Ia menggigit ujung jarinya, setetes darah menggema, bagai tetesan air.
''Api penyucian, aktif.''
Belasan jimat bersinar, di bawah iblis itu bergambar totem kuno. Kobaran api membara, para iblis berteriak kesakitan.
''Zhu Ying mengapa harus begitu kejam, padahal kamu juga bagian dari kami.''
''Tidak, aku berbeda dengan kalian… ya berbeda.''