NovelToon NovelToon
Batas Sabar Mencintaimu

Batas Sabar Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:36.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Setelah melewati pernikahan selama empat tahun, semia kebahagiaan seakan sirna hanya karena belum bisa menghadirkan buah hati yang diidamkan oleh keluarga besar mereka. Terutama keluarga besar suaminya Jayandru Kertanegara

Ditambah lagi kesibukan mereka berdua yang makin menggila, pernikahan yang dulunya penuh cinta bisa terasa hampa.

Belum lagi keinginan Mama Jayandru yang menginginkan mantan kekasih Jayandru yang dulu menjadi istri putranya.

"Dia bisa memberikan Dru, anak, Nara. Keluarga Dru butuh pewaris."

**semoga suka, ya**

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konflik

Jayandru lega meeting internal yang membosankan ini selesai juga. Dia cepat cepat bangkit dari duduknya. Jayandru akan mengajak Nara makan siang. Dia sudah merindukan istrinya.

"Dru." Suara papinya-Arga terdengar membuat Jayandru yang akan menelpon Nara jadi menatapnya.

"Ya, pi?"

Papanya mengisyaratkan dengan matanya ke arah belakang Jayandru.

Jayandru mengikutinya.

Mami?

Perasaan Jayandru mendadak ngga enak.

Jayandru menatap papinya yang menganggukkan kepalanya. Mereka terdiam hingga langkah teratur maminya terdengar.

"Mami sudah reservasi restoran tempat kita makan siang," ucap Mami Adel ngga mau dibantah.

"Maaf, mam. Aku ngga bisa," tolak Jayandru.

"Kita akan sekalian membahas Nara," ucap mami Adel dengan nada penuh tekanan.

Mata Jayandru memicing.

"Kenapa bahas Nara?"

Arga menatap para staf yang masih ada di ruangan dan sedang menatap bosnya canggung. Ada juga yang pura pura merapikan tas tas mereka.

Kemudin mereka buru buru melangkah keluar.

Ngga beberapa lama di ruangan kini hanya tinggal mereka bertiga saja. Arga, Mami Adel dan Jayandru.

Mami Adel menghela nafas panjang.

"Monica sudah.sadar, tapi tadi suaminya datang dan melakukan hal yang membuatnya takut dan histeris. Mama rasa sekarang sudah waktunya kamu bertindak melindungi Monica," jelas maminya panjang lebar.

"Kalo dia merasa terancam, dia dan keluarganya bisa menghubungi po lisi," sahut Jayandru tenang.

"Monica tidak butuh po lisi. Dia butuh kamu menikahinya. Tadi mami juga sudah ngomong dengan Nara.

Amarah Jayandru meledak.

"Mami ngomong apa dengan Nara?" Pantas saja sejak.tadi hatinya ngga tenang. Rupanya Nara sedang ngga baik baik saja.

"Sudah, lebih baik kita bicarakan di ruangan kamu atau papi," lerai Arga yang tau anaknya sudah ngga bisa menahan marah dan istrinya juga sudah sangat melampaui batas.

"Mami hanya bilang ke Nara, Monica jadi istri kedua kamu dan nanti akan melahirkan anak anak kamu. Kalo dia ngga mau, Nara bisa minta pisah baik ba---."

"MAMI!" Kali ini Jayandru tidak bisa lagi mengontrol suaranya hingga menggelegar. Tidak peduli ada staf di balik pintu ruangan ini yang mendengar. Tidak peduli dengan semua stigma negatif yang akan menyebar. Sudah tidak peduli apa pun lagi. Kemarahannya sudah saat jelas terihat di matanya.

Maminya yang rentan dengan suara keras hampir kena serangan jantung akibat bentakan putra kesayangannya. Tubuhnya hampir jatuh, untung suaminya menopangnya.

"Dru....." Papinya memperingatkan.

Jayandru mengeluarkan selembar kertas dari dalam saku dalam jasnya dan membentangkannya di depan mami dan papinya.

"Aku sehat, Nara juga sehat. Kami hanya butuh waktu untuk punya anak," ucap Jayandru dengan suara bergetar. Kemarahan sudah menguasai dirinya.

Papinya sedang membacanya, tapi maminya malah menepis surat itu.

"Kapan? Mau sampai ubanan?" sentak mami Adel dengan jantung yang sudah ngga beraturan rasanya. Dadanya sudah sangat sakit, tapi dia masih berusaha menahannya karena ingin melontarkan semua makian ini.

"Dru, lebih baik kamu pergi," usir papinya mulai panik sambil memeluk istrinya yabg mulai tampak lemas.

Jayandru tanpa membantah, melangkah pergi dengan perasaan khawatir memikirkan Nara.

"Dru.....?" bisik maminya pelan. Dia marah karena tidak dipedulikan putra tunggalnya.

"Sudah. Biarkan saja. Jangan ikut campur pernikahan mereka," tegas suaminya melarang.

Nafas istrinya tambah tersengal. Arga segera menggendong istrinya sambil menelpon pengawalnya

"Siapkan mobil. Kita ke rumah sakit sekarang."

"Siap, pak."

*

*

*

Jayandru melajukan mobilnya yang sayangnya tidak bisa secepat yang dia mau karena terjebak macet. Hingga akhirnya tiba juga di parkiran kantor Nara setelah menyalib sana sani.

Dia segera menelpon istrinya. Agak lama menunggu hingga dering terakhir tetap ngga diangkat.

Jayandru sudah overthinking. Tapi kemudian dia menelpon lagi sambil keluar dari dalam mobil.

Jayandru bisa tersenyum ketika Nara menerima telponnya.

"Sayang, aku sudah di parkiran."

"Oh .... Bentar Dru, aku baru aja keluar meeting."

"Oke." Jayandru menghembuskan nafas lega. Dia mengira Nara sengaja ngga mau menerima telponnya tadi.

Dengan jantung berdebar ngga menentu dan perasaan ngga sabar, Jayandru menunggu kedatangan istrinya.

Saat melihat Nara di depan pintu masuk perusahaannya, Jayandru melangkahkan kakinya dengan cepat menemui Nara.

Matanya menyipit tajam ketika melihat seorang laki laki yang sedang mengobrol dengan Nara dan teman temannya.

Semakin dekat Jayandru bisa merasakan gestur tertarik laki laki itu pada Nara. Tapi dia berusaha tetap tenang.

"Saya duluan, pak," pamit Nara ketika Jayandru sudah berada di dekatnya.

Rangga malah mengulurkan tangannya pada Jayandru yang agak tersentak juga, ngga menyangka dia akan diajak berkenalan dengannya.

"Rangga," ucapnya setelah Jayandru menjabat tangannya.

"Jayandru."

"Rupanya kamu anaknya Pak Arga Kertanegara, ya. Papa saya juga teman beliau. Nama papa saya agak unik, Jayabaya. Mungkin kamu kenal," ucap Rangga kemudian tersenyum. Sekarang dia bisa mengamati suami Nara.

Keduanya saling tatap. Seperti saling mengukur kepantasan masing masing.

"Ya, saya kenal." Jayandru balas tersenyum. Sama sama anggota dewan, batinnya.

"Kalo ibu anda tidak datang, saya tidak tau anda anak beliau," kekeh Rangga.

"Maaf, ya, ibu saya mengganggu Nara di jam kerjanya."

"Tidak apa apa. Santai saja."

Setelah merasa cukup berbasa basi, Jayandru meraih tangan Nara, menggandengnya, membawanya pergi. Jayandru masih menyempatkan diri tersenyum.pada ketiga teman Nara.

"Maaf," ucap Jayandru sambil memasangkan seatbelt Nara.

Nara hanya mengangguk. Dari sejak bertemu Jayandru sampai sekarang dia belum berkata sepatah kata pun pada suaminya itu.

Ada nyeri yang menahannya.

Ponsel Jayandru bergetar

Papi? batinnya. Dia teringat kondisi terakhir maminya saat ditinggalkan tadi.

"Mami sekarang di ICU. Papi hanya ngabarin aja, ngga usah kamu pikirkan."

Jayandru belum menjawab. Lidahnya kelu.

"Kamu jangan ambil keputusan karena keadaan mami," ucap papinya lagi.

Jayandru masih ngga menjawab. Di satu sisi dia ngga suka dengan tindakan maminya yang ingin memisahkannya dari Nara, tapi di sisi lain, mami-wanita yang mengandung dan melahirkannya.

"Sudah, ya. Papi harus jaga mami." Setelah itu papinya mengakhiri telponnya.

Komunikasi satu arah ini menarik perhatian Nara. Wajah suaminya juga tampak pucat

"Ada apa?"

Jayandru menggelengkan kepalanya. Dia berusaha menenangkan degup jantungnya yang ngga stabil.

"Apa pun permintaan mami, jangan kamu iya, kan, Nara. Aku mohon."

Mereka bersitatap dengan perasaan yang berbeda. Jayandru yang masih berharap untuk hubungan mereka, tetapi Nara yang mulai pesimis.

"Aku banyak salah sama kamu. Aku egois. Tapi aku ngga akan membiarkan kita berpisah," ucap Jayandru berusaha membuat Nara percaya.

Nara ngga menyahut. Dia ingin tetap bersama Jayandru, tapi hatinya masih sakit oleh kata kata yang dilontarkan mami Jayandru tadi.

Jayandru menjalankan mobilnya.

"Dru," panggil Nara setelah mereka setengah perjalanan.

"Ya?" Firasat Jayandru mulai ngga enak.

"Bisakah.... bisakah kasih aku waktu sendiri?" tanya Nara agak ragu.

"Tidak. Kita harus selalu bersama."

Nara menghela nafas panjang.

"Jangan meminta jauh dariku Nara. Minta yang lain aja." Mereka sedang berkonflik. Kalo jaga jarak, Jayandru takut ada yang akan mengambil kesempatan. Terutama bosnya Nara. Jayandru merasa ngga tenang setelah berkenalan dengan laki laki tadi.

1
Akbar Razaq
😄😄Balas nara( k !Angga) Ternyata ada laki yg berharap istri orang.
Akbar Razaq
oalah tahu gitu kemaren gak usah d selamatin aja dru
Akbar Razaq
ini neneknlampir tinggal beberapa waktu sdh habis masa kontraknya di dunia banyak tingkah.Dasar serakah gak ingat Tuhankah urusin tu amalanmu sdh banyak pa belum hehehe sialan emosi aku.
Akbar Razaq
harusnya bersyukur py mantu baik.bayangin aja klo bukan Nara,Monic misalnya gak sampe 5 menit sdh koit tuh mama Adel.Bilang aja klo suami mama Adel py istri muda krn gak tahan sifat mama Adel.Kelar deh.
Tentu sj penyesalan ada di akhir
Monic aja bs boong demi tujuan nya padahal suaminya kasar dan temperamental apalagi cuma nenek tua penyakitan.
anggita
☝☝iklan👍like
Rahmawati
kasih strooke aja mami adel itu biar gk bisa ngomong, bikin orang sakit hati aja
Herman Lim
aku doa akan Adel lumpuh mulut y ga bs ngomong lagi 🤭🤭🤭
Rahayu Ayu
Semoga Adel kumat jantungnya dan game over
Aisyah: hm hm bner tu, gk pa2 dech gk bngun lagi slma x biar gk nmbah dosa ndru juga krna nglawan ama emk x. . gedeg aku jadi x😤😤😤
total 1 replies
Julia Moza Azahra
kasian Nara sama jayadru
Neneng Yensiana
sakit jiwa Adel tu mau ja di bodohi monicabuat hancur Monica dgn Adel tuh
mery harwati
Kasihan Adel sakit jiwa gegara diselingkuhi Arga & korbannya Jayandru & Nara, karena otak & pikiran Adel hanya memandang dari pengalaman dia bahwa sanggup diselingkuhi Arga asal harta tetep melimpah meski hati sakit selama hidup Adel
Jadi Adel memaksa bahwa Nara harus = posisi dia saat Jayandru poligami atw selingkuh, sakit jiwa akut kau Adel Adel
😛😛
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
mertuane keturunan dajjal nih 👹☠👺👽😈🤣🤣🤣🤣🤣
Rahmawati
sumpah ya kata kata yg keluar dr mulut mama jayandaru sampah semua😡
Bun cie
astagfirullah...mama adel apa sebelum papa selingkuh mama adel sebegitu menyebalkan?shg papa selingkuh dan smakin jadi menekan ndru dan nara..sesama istri.. perempuan g punya hati bgt mama adel😣
Rahayu Ayu
Najiiisss....punya mertua bermulut busuk berulat.
ngomongnya ga pernah enak di depan menantu.
kak Rahma , tolong napa jangan di tekan Mulu hatinya Nara.
sesekali bikin hancur juga hati atau badannya Adel
Herman Lim
aku sumpahi u nenek lampir CPT menghadap Tuhan 🤣🤣🤭🤭
Herman Lim
min buat lah Nara CPT hamil jadi mertuke nya ga sibuk buat kawin kan Dru sama Monica nenek lampir tuh
Rahayu Ayu
Andi bebas, bawa Marlo pergi,
lah si Monica kabarnya gimana???
keenakan Monica dong lebih gampang lagi buat deketin & menghasut Adel, biar Jayandaru mau nikahin Monica.
Herman Lim
nah kan gini enak damai tgl Monica yg harus di pepes ne
Rahmawati
wow, sbg permintaan maaf aja dikasih resort, sekaya itu Andy buang aja si monica itu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!