Kecewa! Itulah yang dirasakan oleh Arabella setelah mengetahui tunangannya ternyata suami dari wanita lain. Selama dua bulan mereka bertunangan Arabella baru mengetahui ternyata pria itu sama sekali tidak mencintainya melainkan hanya demi sebuah bisnis. Namun, sebuah insiden penculikan menyebabkan Arabella bertemu dengan seorang mafia yang tidak lain adalah kakak dari istri mantan tunangannya. Untuk membuat rumah tangga adiknya tetap utuh! Mogan Rijkaard sengaja menikahi Arabella dan berbohong pada dunia jika Arabella ibu kandung dari putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idatul_munar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mommy!
“Kenapa banyak kali memarnya?”
Arabella mengecek semua ke seluruh tubuh remaja tersebut, tentu hal itu juga membuat Elif sedikit risih.
“Aku tidak Apa Apa,”ujarnya pelan.
“lihat ini banyak kali luka, apanya yang tidak apa apa,”
Wanita itu mengambil kotak p3k berniat untuk mengobati memar dan beberapa luka yang berada di kulit gadis itu.
Elif tidak melawan, gadis itu menerima yang dilakukan oleh Arabella.
Sebelumnya tidak ada yang peduli padanya kecuali bi Ratih sebagai pengasuhnya.
Disaat arabella bersikap peduli padanya hati mungil gadis itu merasa senang, masih ada yang mau mengurus dirinya.
Sebelumnya dia berpikir jika arabella hanya ingin cari perhatian saja supaya lebih dekat dengan daddyNya dan setelah itu dirinya akan dilupakan.
Huwwhhh
Arabella meniup pelan luka memar itu dengan hati hati supaya tidak terlalu pedih saat dia bersihkan dengan alkohol.
“Tahan ya!”ucap arabella saat dirinya ingin mengoles obat anti nyeri.
“Auwww, pedih tante!”rengek Elif merasa begitu pedih di bagian sikunya.
“Maaf ya, nah! Selesai,”
setelah selesai mengobati, peraratan obat pun kembali dia masukkan ke dalam kotak P3k itu.
wanita itu tersenyum kecil pada Elif yang sedang mengecek hasil balutan darinya.
“Besok kalau mau lepas bilang sama tante ya,”
Elif mengaguk saja.”Terima kasih,”ucapnya singkat.
“Sama-sama, kalau ada apa apa bilang ya sama tante,”
“Kenapa tante peduli sama aku,”pertanyaan itu lolos dari mulut remaja tersebut.
Tentu membuat arabella tersenyum sendiri sebelum menjawabnya, dia memang dari ke dulu sangat peduli pada orang di sekitarnya.
“Memangnya salah jika kita peduli dengan sesama?”tanya Arabella.
“Tidak! Tapi tante…,
“Tante peduli sama semua orang kok, tapi jika kamu tanya kenapa tante peduli sama kamu jelas tante tidak ada maksud lain, biar kamu tidak salah paham akan tante katakan. Dulu saat tante masih remaja seperti kamu tante pernah juga ngerasain seperti kamu, tante kesepian, sering nangis, sering di marahin sama orang tua, tante sudah ngerasain semua makanya tante peduli sama kamu teringat sendiri sama kehidupan tante,”
Jelas arabella panjang lebar, namun ada hal yang benar ada hal yang tidak benar dari ceritanya yang tidak sebanding dengan kehidupan Elif.
Remaja itu hanya diam sambil menyimak penjelasan dari arabella,
“Apa itu tulus?”tanyanya lagi sambil mencari letak ketulusan dari arabella.
“Jelas! Sebenarnya tante tidak pandai berbohong jika berbohong selalu ketahuan,”
Ucapnya dan kemudian dia teringat kembali dengan daddyNya saat dia berbohong selalu ketahuan.
“Tante!”panggil Elif pelan.
Arabella menatap kepada remaja yang memanggilnya itu.
“Tante, Elif boleh tidak manggil tante mommy!”ujarnya dengan penuh harap.
Hal itu langsung membuat arabella tiba tiba kaget, wanita itu tidak pernah berpikir sejauh ini.
“Hehehe boleh dong! Kamu boleh manggil tante mommy kayak Alif,”jawab arabella dengan sigap.
“Tante tidak keberatan?”tanyanya lagi untuk memastikan.
“Tidak Nak, mommy senang malahan punya anak gadis seperti kamu,”jawab arabella dengan senyuman yang begitu lembut.
“Mommy! Apa sekarang aku punya ibu seperti kawan kawanku?”ujar remaja itu dengan penuh bahagia.
Selama ini dirinya hanya bisa melihat teman temanya di cintai dengan hebat oleh kedua orang tuanya sedangkan dirinya hanya punya mogan sosok ayah tidak dengan sosok ibu dia belum pernah merakan hal tersebut.
“Iya sayang! sekarang mommy adalah ibumu nak,”
“Mommy! Terima kasih,”
Mereka pun berpelukan seperti ibu dan anak yang tidak mau di pisahkan.
Tidak ada yang tau di ambang pintu terdapat mogan yang sedang mengupim mereka sejak tadi.
Pria itu mendengar semua pembicaraan mereka dari awal sampai akhir, entah kenapa hatinya juga ikut senang.
Dia tidak salah menculik arabella saat itu membawanya ke dalam kehidupan yang begitu banyak kekurangan, jika ditanya dia akan pernah nyesal membawa arabella.
Saat arabella ingin keluar dari kamar Elif, pria itu cepat cepat kembali ke kamarnya supaya tidak ketahuan menguping.
Ceklet
Arabella membuka pintu kamar tersebut, wanita itu hanya bermaksud mengambil baju tidurnya saja tampa berniat tidur di satu kamar dengan pria yang mengambil kesuciannya itu.
Dilihat mogan sedang santai dengan ponselnya di atas kasur.
Tampa mengatakan sepatah katapun wanita memutuskan niatnya untuk mengambil pakaian tidur.
Mogan heran saat melihat arabella ingin kembali keluar dari kamarnya.
“Kau ingin kemana?”tanyanya baik baik.
“Aku ingin tidur dengan putraku,”jawabnya singkat.
mogan tidak membiarkannya, baru saja arabella ingin membuka pintu.
“Aku tidak memberikanmu izin keluar dari kamar ini,”
Mogan mulai membangungkan tubuhnya di atas kasur lalu mendekat kepada arabella.
“Aku tetap keluar,” bantah arabella.
semenjak kejadian itu dia tidak mau lagi satu kamar dengan mogan, pria itu pasti akan menjamah lagi tubuhnya.
“Kau mulai berani, sayang! Apa kau ingin kita mengulang kembali seperti malam itu,”
Tangan pria itu mulai menyentuh dagu milik arabella tentu cepat cepat di tepih olehnya.
“Jangan mendekat, Aku tidak sudi di sentuh olehmu,”
Gleb..
Mogan malah memeluk wanita itu dengan paksa, bohong jika dia tidak merindukannya, semenjak kemarin dia tidak bisa tidur memikir arabella.
“Lepaskan aku,” lengek arabella berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan pria yang sama sekali tidak dia suka itu.
Sedari awal mogan begitu sangat pemaksa pada dirinya, pria itu selalu mengancamnya.
“Sebentar saja, Aku ingin memelukmu,”liris mogan pelan.
Entah dorongan dari mana membuat arabella membiarkan pria itu memeluknya sebentar.
lima menit kemudian pria itu sama sekali belum melepaskannya membuat dia berusaha melepaskan sendiri.
“Sudah cukup, ini sudah lama.”
Mogan melepaskan, dia memegang salah satu tangan Arabella.
“Tidurlah di sini, Aku berjanji tidak menyentuhmu.”
Semenjak adanya wanita itu dia tidak bisa lagi tidur sendiri jika tidak ada arabella.
Tubuhnya sudah mulai nyaman dengan kehadiran arabella di sampingnya.
Arabella pun luluh dia tidak lagi berniat untuk keluar.”Tapi kamu tidur di sofa,”
“Kenapa tidur di sofa, kasur kan besar ini.”ucap pria itu.
“Aku tidak mau kamu nanti modus lagi,”
Mogan berniat untuk membalas dia mendekati laci, lalu membuka dan mengambil sebuah kartu debit berwarna hitam.
“Ini! Untuk kamu,”
Arabella menyengit keningnya.”untukku!”
Tidak ada hujan atau badai tiba tiba mogan baik memberikanya sebuah kartu debit.
“Kau tidak bermaksud menyogokku kan,”tanya arabella waswas mungkin mogan bermaksud lain.
“Jika tidak mau kembalikan,”
“Tapi… kenapa tiba tiba kamu kasih ini untukku,”
“Pakaikan saja jika kamu mau, habiskan semua sebagai hadiah karena sudah mau repot repot ingin bunuh diri untuk putriku,”
Tentu itu cuma candaan mogan, dia hanya bermaksud terima kasih kepada wanita itu sudah mau jadi ibu untuk kedua anaknya.
“Kau! Menyebalkan sekali tuan,”
Bersambung.
*
*
*
Dabel update….