[Sekuel dari Novel "Love Me Please, Hubby"]
Almahyra Tsalsania, seorang mahasiswi berusia 20 tahun yang terjebak cinta dengan pria yang usianya terpaut jauh darinya. Dia mencintai pria itu selama lima tahun, namun sayangnya cintanya tak berbalas. Pria itu terlalu mencintai kakaknya untuk bisa melihat keberadaannya.
Daniel Vieri Nathaniel, pria matang berusia 32 tahun. Dia adalah pewaris kedua dari Grup H, menjabat sebagai wakil direktur utama. Selama lima tahun hidupnya dihabiskan untuk mengejar cinta yang sia-sia. Dia tidak tahu ada cinta tulus yang menunggunya.
Karena jebakan orangtuanya, Daniel harus berakhir menikahi Alma, adik dari wanita yang dicintainya.
Mampukah Daniel menerima cinta Alma?
Mampukah Alma membuat Daniel mencintainya?
Bagaimana kisah cinta mereka? Baca terus kelanjutan kisah mereka dalam novel DANIEL & ALMA.
#StoryOfDaniel&Alma
#CintaDalamDiam
#Diusahakan untuk update tiap hari ^^
~ErKa~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 31 - Karyawan Baru
Malam itu Daniel memilih tidur
di sofa. Dia takut akan menerkam Alma bila tidur di samping wanita itu. Malam
yang terasa sangat panjang, dengan tubuh yang masih terasa panas. Andaikan
bukan ibunya yang membuatnya seperti ini, mungkin Daniel sudah menghajar orang
itu.
Pagi itu Alma bangun dengan
kondisi tubuh yang segar. Sebenarnya tadi malam dia sangat gugup. Harus tidur
berdua saja dengan Daniel. Namun karena kelelahan akhirnya dia terlelap juga.
Dan dia bermimpi Daniel menciumnya. Dia tidak ingin mimpi itu berakhir.
Begitu membuka mata, Alma
langsung menoleh ke sampingnya. Dia kecewa mengetahui kenyataan Daniel tidak
ada di sampingnya. Alma melihat sekeliling kamar. Pandangannya berhenti pada
sesosok tubuh yang tertidur di sofa. Hati Alma menjadi sakit karena kecewa.
Sebegitu tidak inginkah Daniel
tidur dengannya? Sampai-sampai pria itu memutuskan untuk tidur di sofa? Alma
menghela napas kecewa. Dia segera beranjak dari tempat tidur. Merapikan dan
membersihkan tempat tidur. Kemudian dia mulai mendekati Daniel.
Dia duduk berjongkok di samping
Daniel. Memperhatikan pria itu yang tengah tertidur pulas. Seperti apapun sikap
pria itu terhadapnya, tidak mengubah perasaannya. Cinta Alma masih tetap
untuknya. Mungkin malah semakin bertambah besar?
Alma mendekatkan wajahnya.
Dengan lembut dia mencium kening Daniel sembari berbisik.
"Bangun tukang tidur. Hari
sudah siang, cup..." Alma melakukannya dengan lirih. Namun siapa sangka
Daniel akan membuka matanya dengan tiba-tiba.
"Akhp!" Alma terkejut.
Dia sampai jatuh dari duduknya. Daniel menatap Alma dengan bingung.
"Apa... Yang Kamu
lakukan?"
"Aku-Aku tidak melakukan
apa-apa. Bangunlah. Hari sudah siang." Alma berdiri dan cepat-cepat keluar
dari kamar. Dia berharap Daniel tidak mengetahui tindakannya.
Mereka berkumpul di meja makan.
Ekpresi keduanya tampak muram. Mommy Kate dan Papa Edwin saling berpandangan.
Mereka menghela napas berat, menyadari misi mereka yang gagal.
Daniel dan Alma berpamitan
pulang. Mereka harus kembali ke rumah karena esok hari mereka masih harus
bekerja. Di perjalanan, mereka terdiam. Mereka tenggelam dalam pikirannya
masing-masing. Daniel mengutuki perbuatannya sendiri. Untung saja dia masih
punya pengendalian diri yang cukup baik, sehingga dia tidak melakukan perbuatan
yang akan di sesalinya. Meskipun sikapnya tadi malam sudah tergolong melebihi
batas. Bagaimana mungkin seorang kakak melakukan hal seperti itu terhadap
adiknya? Hah.
Sementara Alma masih merasakan
penolakan Daniel. Tapi dengan bodohnya dia tetap mengekpresikan perasaannya.
Alma memilih diam. Dia berharap Daniel tidak mengetahui dan mempertanyakan
tingkahnya tadi pagi.
Mereka sampai di apartemen dan
memilih untuk berdiam diri di kamar masing-masing. Menjelang waktu makan malam,
Alma keluar dari kamar dan mulai menyiapkan makan malam untuk Daniel. Mereka
masih makan dalam keheningan. Selesai makan, Alma memutuskan untuk kembali ke
kamarnya terlebih dahulu.
Pikirannya benar-benar lelah.
Mungkin ada baiknya bila dia sedikit menjaga jarak dan tidak menempel pada Daniel.
Dengan begitu Daniel tidak akan merasa terbebani olehnya. Alma memejamkan
matanya dan mencoba untuk tidur.
Pagi pun datang dengan cepat.
Alma berkomitmen akan tetap menjadi istri yang baik untuk Daniel. Namun dia
juga akan sedikit menjaga jarak.
Alma bangun lebih dulu. Dia
mulai masak sekaligus menyiapkan bekal makan siang untuk Daniel. Selesai
melakukannya, dia mulai pergi ke ruang ganti, dan memilih baju. Menyiapkan baju
yang akan di pakai Daniel hari itu.
Jam sudah menunjukkan pukul
06.50 WIB. Alma pergi ke kamar Daniel, mengetuk pintu dengan pelan. Ketika
tidak mendengar jawaban, dia memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar itu.
Alma melihat Daniel masih tertidur. Alma mendekati Daniel. Pelan-pelan dia
menyentuh bahu pria itu dan mengguncangnya lembut.
"Kak bangun. Sudah
pagi."
"Hem..." Daniel hanya
mendesah. Alma kembali menyentuh Daniel dan mengguncang tubuhnya. Tiba-tiba
tangan Daniel mencengkram pergelangan tangan Alma dan menarik tubuhnya hingga
terjatuh di atas tubuh Daniel.
"Akhhp." Alma menjerit
kaget. Daniel mendekap tubuh Alma dengan erat. Alma terdiam, tidak bergerak.
Dia bingung dengan sikap Daniel. Di lain waktu pria itu begitu perhatian dan
khawatir terhadapnya, tapi di waktu berikutnya pria itu kembali menolaknya.
Sebenarnya apa maunya? Dan kenapa sekarang pria itu memeluknya seperti ini?
"Kak, bangun. Sudah
pagi..."
"Ssttt...jangan bergerak.
Biarkan Aku memelukmu sebentar sayang..." Daniel berkata dengan mata
terpejam. Alma mengintip ekpresi pria itu. Sadarkah Daniel dengan perbuatannya?
Apakah dia tahu yang tengah di peluknya saat ini adalah Alma, wanita yang di
anggapnya hanya sebatas adik? Alma ingin mengujinya.
"Kak, ini Aku... Alma. Aku
membangunkanmu karena sudah pagi..." Sesuai dugaan Alma. Tiba-tiba tangan
Daniel tak lagi memeluknya. Pria itu membuka matanya dengan cepat. Dia terkejut
mengetahui kenyataan Alma tengah berada di atas tubuhnya. Dia sedang tidak
bermimpi!
Daniel duduk dan mendorong tubuh
Alma menjauh. Dia memalingkan wajah, tampak sangat malu dengan perbuatannya
sendiri.
"Ehem... Ya Aku sudah
bangun. Ka-kamu boleh pergi Al..." Wajah Daniel tampak memerah menahan
malu.
"Air hangatnya sudah siap
Kak. Untuk bajunya sudah Ku letakkan di kursi. Untuk sarapan juga sudah
siap."
"Ya-ya, terima kasih
Al..." Ucap Daniel tanpa memandang wajah Alma.
Alma beranjak dari tempat tidur.
Berjalan gontai keluar kamar. Meskipun reaksi Daniel sudah di duganya, tapi
tetap saja dia kecewa. Alma memutuskan untuk kembali ke kamar dan bersiap-siap.
Kemudian dia menuju ruang makan, menunggu Daniel datang dengan tenang.
Lima belas menit kemudian Daniel
menyusulnya. Seperti biasa, pria itu selalu tampak luar biasa. Baju yang di
pilihnya terlihat luar biasa di tubuh Daniel. Alma menahan diri untuk tidak
meneteskan air liur. Dia memalingkan wajah, menutupi percik kecil di matanya.
Alma mulai mengambilkan makan
dan minum Daniel.
"Tidak perlu repot-repot
Al, Aku bisa mengambilnya sendiri..."
"Gak apa-apa Kak. Silakan
makan."
"Terima kasih atas
makanannya." Daniel mulai makan.
"Al, Kita berangkat
bareng."
"Ha? Bukankah Kakak tidak
ingin orang-orang tahu tentang hubungan Kita? Sebaiknya Aku berangkat sendiri
saja Kak."
"Kamu mau naik apa? Jangan
katakan Kamu akan minta di antar ojol itu lagi?!"
"Aku akan memesan ojol yang
lain Kak. Sebaiknya Kita berangkat sendiri-sendiri saja. Akan sangat mencolok
bila para karyawan tahu seorang mahasiswa magang satu mobil dengan wakil
direkturnya." Alma tahu, Daniel masih tidak siap untuk membuka rahasia
tentang pernikahan mereka terhadap dunia. Dia tidak ingin Daniel melakukan
sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak hatinya.
"Ya sudah. Aku akan
menyuruh Pak Tohir untuk mengantarmu. Tidak ada bantahan lagi." Daniel
menutup percakapan itu.
Sesuai dengan perintah Daniel,
Alma berangkat bersama Pak Tohir sedangkan Daniel bersama asisten Tito.
Mereka tiba di kantor hampir
bersamaan. Alma memilih untuk berjalan menjauh dari Daniel. Alma tidak ingin
para karyawan berspekulasi tentang mereka. Daniel menatap kepergian Alma dengan
kesal.
Daniel memasuki ruang kantornya.
Sementara Alma meletakkan tas di meja dan mulai bersiap-siap untuk kerja. Tugas
pertama seorang sekretaris pribadi di pagi hari adalah menyiapkan minuman
hangat untuk bosnya. Alma pergi ke pantry dan mulai menyeduh madu hangat. Madu
sangat baik untuk lambung Daniel.
Ketika tengah asyik mengaduk
madu, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya.
Puk...Puk...Puk...
Alma menoleh. Hampir saja dia
menjatuhkan sendok yang di pegang saking terkejutnya. Alma melihat Ezra di
depan matanya. Memakai baju hitam putih yang rapi, tengah tersenyum hangat
kepadanya.
"Hai Al, selamat
pagi." sapanya. Alma masih terkejut.
"Ap-apa yang Mas lakukan di
sini? Se-seingatku, Aku tidak sedang memesan makanan?" Alma bertanya
bingung.
"Kenalin, Aku Ezra. Aku
karyawan training bagian GA (General Affair). Ini hari pertamaku. Kalau butuh
apa-apa, katakan saja. Aku akan melakukan apa saja untukmu, Almahyra."
Ezra menjulurkan tangan, menatap Alma dengan tatapan intens. Alma hanya bisa
ternganga.
***
Happy Reading ^^