Widowati perempuan cantik yang baru saja melahirkan bayinya yang mati. Langsung dicerai oleh Aditya suaminya, karena dianggap tidak bisa menjaga bayi yang sudah dinanti nantinya.
Widowati akhirnya memilih hidup mandiri dengan mengontrak rumah kecil di pinggir sungai, yang konon kabar beritanya banyak makluk makluk gaib di sepanjang sungai itu.
Di suatu hari, di rumah kontrakannya didapati dua bayi merah. Bayi Bayi itu ukuran nya lebih besar dari bayi bayi normal. Bulu bulu di tubuh bayi bayi itu pun lebih lebat dari bayi bayi pada umumnya.
Dan yang lebih mengherankan bayi bayi itu kadang kadang menghilang tidak kasat mata.
Bayi bayi siapa itu? Apakah bayi bayi itu akan membantu Widowati atau menambah masalah Widowati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 25.
“Bu, jangan disentuh itu mata nya kok malah diucek ucek!” ucap Ibu MUA sambil mendekat ke arah Mintarsih.
Bulu mata palsu yang menempel di kedua mata Mintarsih sudah lepas, garis mata buatan dan riasan mata nya pun sudah rusak.
“Sudah tidak bisa dipasang lagi.” Ucap Sang MUA dan melepas sekalian dua bulu mata palsu Mintarsih.
Sambil dirapikan riasan matanya oleh Sang MUA. Satu mata Mintarsih membuka dan melihat ke arah pintu ballroom.
“Benar aku tidak salah lihat. Mas Mintarjo pasti juga melihat itu, karena dia juga tampak kaget.” Gumam Mintarsih di dalam hati.
Mintarsih melihat sosok yang begitu dibencinya sejak dulu. Meskipun sosok itu tidak punya salah apapun pada dirinya.
“Dia sudah punya dua anak yang lucu lucu dan suami gagah dan ganteng.” Gumam Mintarsih di dalam hati lagi sambil terus menatap ke arah pintu ball room. Dia masih melihat dengan satu matanya karena Sang MUA masih merapikan riasan matanya.
Mintarsih melihat sosok Widowati melangkah dengan anggun dan penuh percaya diri. Bibir Widowati tersenyum ramah. Tangan Widowati se sekali memegang pundak pundak mungil, dua bocil yang melangkah di depan nya.
Dan dalam pandangan Mintarsih, dia melihat sosok laki laki yang ganteng maksimal dengan tubuh yang gagah, tinggi besar. Berjalan di samping Widowati. Pakaian sosok laki laki itu sama persis, dengan pakaian yang dipakai oleh anak laki laki di depan Widowati. Hanya beda ukuran saja.
“Mereka datang dengan Retno dan suaminya.” Gumam Mintarsih lagi saat melihat sosok Retno dan Pak Sigit sudah masuk ke ball room itu. Dan melangkah di belakang keluarga Widowati.
“Sudah Bu, jangan diucek ucek lagi.” Ucap Sang MUA saat sudah selesai merapikan riasan mata Mintarsih.
Kini Mintarsih sudah bisa melihat dengan kedua matanya, rombongan Widowati yang melangkah di karpet merah bertabur hiasan jutaan kelopak bunga mawar.
“Mas, kamu Widowati sudah punya suami yang ganteng gagah dan tampak kaya raya.” Gumam Mintarsih sambil menoleh ke saudara laki laki nya yang menjadi pendampingnya .
“Iya dia juga sudah punya anak kembar. Tampak bahagia sekali mereka. Habis dicerai oleh Aditya dia sudah mendapat gantinya. Kenalan Retno mungkin, atau malah bos nya suami Retno. “ gumam Mintarjo yang di pandangan matanya melihat sosok laki laki gagah dan ganteng di samping Widowati. Bahkan dia melihat sesekali tangan laki laki itu memegang pundak Widowati.
Aditya dan Erina yang masih duduk di pelaminan pun, juga kaget melihat rombongan Widowati. Mereka berdua juga melihat sosok laki laki gagah dan ganteng di samping Widowati.
Bahkan Aditya hatinya terbakar oleh rasa cemburu. Apalagi laki laki itu tampak sangat melindungi Wido wati dan dua bocil yang lucu dan menggemaskan. Wajah Widowati pun tampak lebih cantik, juga tubuh Widowati tampak lebih sexxie di matanya. Aditya mengepal kedua tangannya, otot di rahang nya pun menegang..
“Dia cepat sekali move on, dan sudah mendapatkan anak kembar sepasang yang lucu lucu.” Gumam Aditya di dalam hati.
Erina menoleh menatap suaminya yang tidak berkedip menatap Widowati yang terus melangkah menuju ke panggung pelaminan.
“Mas, Mbak Wiwid sudah punya suami dan anak anak. Jaga itu mata. Jaga perasaan ku Mas..” ucap Erina yang hatinya sangat panas dibakar cemburu. Cemburu karena Aditya terus menatap Widowati. Juga cemburu pada Widowati yang tampak lebih cantik dan bahagia. Apalagi sudah punya suami ganteng dan gagah, ditambah punya dua anak kembar sepasang yang lucu lucu.
“Aku melihat anak anak mereka yang begitu lucu dan menggemaskan. Kenapa dia menikah dengan aku sudah bertahun tahun belum mendapat anak. Tapi dengan laki laki itu langsung punya anak dua...” gumam Aditya yang terus menatap Widowati dan dua bocil yang mencuri perhatian semua orang di dalam ball room itu.
Sesaat Sang MUA mendekat ke mempelai, untuk mengajak berdiri lagi. Karena langkah kaki rombongan Widowati sudah semakin mendekati panggung pelaminan. Di belakang Retno dan Sigit pun juga berjalan tamu tamu lainnya. Rombongan Adisty pun juga termasuk yang ikut melangkah di belakang Retno dan Sigit.
Kedua orang tua Aditya juga bangkit berdiri. Hati mereka berdua juga panas, karena mantan menantunya sudah lebih dulu mendapatkan anak anak, dan pasangan yang lebih baik.
Pandangan mata kedua orang tua Aditya pun juga melihat sosok laki laki di samping Widowati.
“Ayo Ma, tidak usah kecewa dan menyesal. Erina pasti akan memberikan cucu cucu yang lebih lucu dan menggemaskan.” Ucap Papa nya Aditya sambil membantu istrinya bangkit berdiri.
Sementara itu, rombongan Widowati sudah berada di depan panggung pelaminan..
“Hati hati ya Sayang dan berlaku sopan ya..” pesan Widowati saat Lintang akan menaiki anak tangga berlapis kain beludru tebal berwarna merah itu.
“Iya Ma.. kita calim dan cium tangan...” suara imut Langit sambil melangkahkan kaki mungilnya di anak tangga.
“Habis calim balu maem...” saut Lintang yang melangkah di belakang Langit.
“Iya aku mau maem es klim duyu, tidak mau maem naci duyu, tadi udah maem naci di lumah..” suara imut Langit sambil tangannya menggandeng tangan Lintang membantu naik ke atas panggung.
Widowati tersenyum dengan anggun, mendengar celoteh anak anaknya.
Sedangkan orang orang yang melihat dua bocil itu tampak semakin gemas pada mereka berdua. Apalagi melihat perlakuan Langit yang begitu perhatian dan melindungi saudara perempuannya.
Bahkan beberapa orang merekam tingkah dua bocil itu dengan kamera hand phone nya.
“Selamat Pak De..” ucap Widowati sambil menjabat tangan Mintarjo kakak laki laki Mintarsih.
“Terima kasih..” ucap Mintarjo lalu mengulurkan tangannya pada sosok laki laki di belakang Widowati.
Laki laki gagah dan ganteng berpakaian couple dengan Langit itu pun mengulurkan tangannya. Bibirnya tetap terkatup rapat, tanpa senyuman dan tidak mengucapkan satu patah kata pun.
“Tangannya dingin sedingin wajahnya.” Gumam Mintarjo di dalam hati. Bulu kuduk Mintarjo pun mulai meremang. Apalagi saat menatap sosok itu yang masih berdiri di belakang Widowati yang sedang memberi selamat pada Mintarsih.
“Selamat ya Ma...” ucap Widowati pada Mintarsih.
Widowati menjabat tangan Ibu tirinya itu, setelah kedua anaknya sudah calim dan cium tangan, dengan sangat sopan.
Mintarsih tidak menjawab hanya tersenyum masam saja. Widowati lalu melangkah sambil menggandeng kedua anaknya menuju ke tempat mempelai berdiri.
Sedangkan Mintarsih yang berada di depan sosok laki laki gagah dan ganteng itu, sama seperti Mintarjo, tiba tiba bulu kuduknya meremang..
Apalagi saat menjabat tangan laki laki itu..
“Kamu kenalan Retno? Dicomblangi Retno?” tanya Mintarsih kepo.
Sedangkan Retno yang masih berdiri di panggung sebelah samping, karena belum diizinkan memberi ucapan selamat pada mempelai dan orang tuanya, oleh fotografer terlihat mengernyitkan keningnya...
Kapokk hancur lebur acaranya
ternyata ilmunya blm seberpaa mkne masih kalah sm om wowo
secara om wowo mah lg tmpil mode gamteng maksimal atuhh 😍😍😍
coba mode 👻👻👻
ngacir dehhh