Menjadi istri kedua hanya untuk melahirkan seorang penerus tidak pernah ada dalam daftar hidup Sheana, tapi karena utang budi orang tuanya, ia terpaksa menerima kontrak pernikahan itu.
Hidup di balik layar, dengan kebebasan yang terbatas. Hingga sosok baru hadir dalam ruang sunyinya. Menciptakan skandal demi menuai kepuasan diri.
Bagaimana kehidupan Sheana berjalan setelah ini? Akankah ia bahagia dengan kubangan terlarang yang ia ciptakan? Atau justru semakin merana, karena seperti apa kata pepatah, sebaik apapun menyimpan bangkai, maka akan tercium juga.
"Tidak ada keraguan yang membuatku ingin terus jatuh padamu, sebab jiwa dan ragaku terpenjara di tempat ini. Jika bukan kamu, lantas siapa yang bisa mengisi sunyi dan senyapnya duniaku? Di sisimu, bersama hangat dan harumnya aroma tubuh, kita jatuh bersama dalam jurang yang tak tahu seberapa jauh kedalamannya." —Sheana Ludwiq
Jangan lupa follow akun ngothor yak ...
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
Tiktok @Ratu Anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Mengandalkanmu
"Bi, mana ramuan yang biasa Bibi buat?" tanya Sheana pada Batari yang tak jadi memberikan ramuan itu pada Sheana, karena tak tahu jelasnya dia jadi takut ramuan itu malah menjadi penghambat Sheana untuk bisa hamil. Mengingat bagaimana perubahan sikap Felicia, yang kerap cemburu buta.
"Nyonya, Luan bilang ada kemungkinan ramuan itu dibuat bukan dari bahan alami, jadi saya ingin memeriksanya terlebih dahulu," papar Batari dengan suara yang nyaris berbisik, karena dia melihat Paramita bersembunyi di balik dinding.
Mendengar itu tentu saja Sheana terhenyak. Dia menautkan kedua alisnya, tak habis pikir dengan maksud Felicia. Dia ingin wanita lain hamil anak suaminya, tapi begitu rencana berjalan. Felicia malah berbuat sebaliknya, seolah-olah suaminya ini selingkuh.
'Apa jangan-jangan?' Sheana membatin, pikirannya pun jadi ke mana-mana, curiga jika semua yang menimpanya adalah hasil perbuatan Felicia juga.
"Buatkan saja seperti biasa, Bi, tapi antarkan ke kamar saya!" titah Sheana, dia tidak mau kalau Batari terkena masalah.
"Tapi, Nyonya," bantah Batari. Namun, melihat mimik wajah Sheana, Batari langsung tak bisa berkata-kata. Akhirnya dia pun mengambil segelas ramuan tadi, dia mengekor pada Sheana yang masuk ke dalam kamar.
Sesampainya di kamar, Sheana langsung membuang minuman itu ke dalam kloset, Batari tampak terperangah, tapi dia jadi tahu kenapa Sheana melakukan itu semua. Ya, wanita itu pasti memikirkan nasibnya.
"Terima kasih, Nyonya," ujar Batari dan Sheana hanya tersenyum.
*
*
*
Charlie sedang berada di ruangan Ruben. Saat Ruben sedang memeriksa beberapa laporan, pria itu mengambil figura kecil yang ada di atas meja tanpa izin.
"Hei, jangan sentuh barang-barangku sembarangan!" seru Ruben langsung menegur adiknya yang serampangan.
Charlie tersenyum dan langsung mengembalikan benda itu ke tempat semula.
"Kamu dan Kak Feli belum berhasil juga ya?" ujar Charlie, menyinggung soal program kehamilan yang sedang mereka jalani. Ruben pun meletakkan pulpen yang ada di tangannya dan mendengus kasar.
"Kakak tidak ada niatan mencoba cara lain?" lanjutnya yang membuat kening Ruben makin berkerut.
"Apa maksudmu?!" ketus Ruben.
"Cari wanita lain," jawab Charlie dengan tampang meledek. Seketika emosi Ruben pun langsung naik, dia hendak berdiri dan melayangkan bogem mentah kepada adiknya, tapi Charlie segera menahan.
"Hei, hei, aku hanya bercanda, Kak. Kenapa reaksimu berlebihan sekali?" ujarnya sambil tertawa-tawa dan menahan dada Ruben.
"Jangan bicara omong kosong denganku!" ketus Ruben seraya menyingkirkan tangan Charlie dari hadapannya. Tatapannya pun masih menajam.
Charlie kembali tertawa keras.
"Kamu memang makhluk paling kaku di dunia. Ya sudah, aku akan kembali ke ruanganku. Jika sudah selesai suruh saja asistenmu mengantarkannya," ujar Charlie dengan wajah tanpa dosa. Ruben tak menjawab, dia hanya mendengus dan melakukan gerakan mengusir.
Charlie segera melangkah pergi, di balik tubuh itu dia menarik sudut bibirnya. Karena sedikit demi sedikit, fakta tentang Sheana sudah mulai terbuka.
*
*
*
Luan pergi ke halaman belakang untuk mengantarkan pupuk yang Sheana minta, karena saat ini wanita itu sedang merawat taman kecilnya yang berisi bunga-bunga.
"Ini pupuk yang Anda minta," ujar Luan seraya meletakkan benda itu di dekat kaki Sheana.
"Terima kasih," ucap Sheana tanpa mengalihkan perhatian. Luan tak lantas pergi, dia memperhatikan luka Sheana yang belum sembuh betul.
"Anda harus lebih berhati-hati, Nyonya, dengan siapapun itu," seru Luan tiba-tiba, membuat Sheana langsung menghentikan aktivitas menyiramnya. Dia menoleh dan mendapati Luan yang berdiri di belakangnya.
"Termasuk padamu?" jawab Sheana tak begitu serius. Namun, Luan justru tersentak, apakah Sheana tahu jika dia sengaja mendekati wanita itu.
"Hahaha bercanda. Aku percaya padamu, Lu, kamu harus tahu, orang yang paling bisa diandalkan di rumah ini adalah kamu," ralat Sheana sambil terkekeh karena melihat wajah Luan yang menegang.
Luan langsung menghela napas dan mengusap tengkuknya yang sempat merinding.
"Saya akan selalu ada di belakang Anda, Nyonya. Jadi, sekalipun itu Nyonya Felicia, tolong tetap waspada," balas Luan, bersikap layaknya seorang bodyguard yang menjaga majikannya.
Sheana tersenyum cantik dan mengangguk pelan.
"Aku selalu tenang karena aku merasa punya kamu, Lu," ujar Sheana, mengingat bahwa tentang ramuan itu pun Luan yang memberitahunya.
Mendengar itu, ada yang berdegup lebih kencang dari apapun. Sampai Luan pun tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.
'Jantungku? Kenapa jantungku tiba-tiba deg-degan?'
*
*
*
Dua hari setelahnya, saat matahari baru saja beranjak ke singgasana. Tiba-tiba rumah yang ditempati Sheana kedatangan tamu. Semua mata langsung terbelalak melihat siapa yang datang. Karena Ruben maupun Felicia tidak memberi informasi apa-apa.
"Nyonya?" sapa Batari kepada Nyonya Sandra yang berkunjung. Wanita paruh baya itu menarik kedua sudut bibirnya membentuk seringai kecil.
"Aku sudah dengar rumah ini, makanya aku mampir sebentar," jawab Sandra seraya melenggang masuk. Batari dan yang lain pun bergerak gelisah.
selamat luan, akhirnya kamu bisa masuk rumah utama. ingat luan? kamu harus selalu melindungi Shiena, karena di dalam rumah utama ada seseorang yang pastinya akan mencelakai Shiena.
Sukurinn kamu fel? pelan2 keberadaanmu pasti tersingkirkan, kamu yang memulai dan akhirnya kamu juga yang pasti tereliminasi. yang pasti nyonyah Sandra akan berada di pihak shiena 😂😂
apalagi kalo nti dia bisa memberikan cucu dari Ruben ..s Felicia bakal d tendang dari istana yg selama ini buat d nyaman 🤭
emejing bgt klo bgitu🤭🤣🤣🤣