NovelToon NovelToon
Pembalasan Mafia Kejam

Pembalasan Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Beda Usia / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lovleyta

Raffaele Matthew, seorang Mafia yang memiliki dendam pada Dario Alexander, pria yang ia lihat telah membunuh sang ayah. Dengan bantuan ayah angkatnya, ia akhirnya bisa membalas dendamnya. Menghancurkan keluarga Alexander, dengan cara membunuh pria tersebut dan istrinya. Ia juga membawa pergi putri mereka untuk dijadikan pelampiasan balas dendamnya.
Valeria Irene Alexander, harus merasakan kekejaman seorang Raffaele. Dia selalu mendapatkan kekerasan dari pria tersebut. Dan harus melayani pria itu setiap dia menginginkannya. Sampai pada akhirnya ia bisa kabur, dan tanpa sadar telah membawa benih pria kejam itu.
Lalu apakah yang akan dilakukan Valeria ketika mengetahui dirinya tengah berbadan dua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovleyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Pembunuh

Kaki dengan langkah tergesa itu berlari menuju kamar kedua orang tuanya. Sesampainya di sana, kondisi ruangan tersebut kosong. Namun semua barang berserakan. Dada Valeria bergemuruh. Ini sudah tidak benar.

Kemana keberadaan kedua orang tuanya? Valeria terus berlari di setiap sudut rumahnya. Dan ketika langkahnya sampai pada depan ruangan kerja sang ayah. Seketika ia dihadang dua pria berbadan kekar, yang keluar dari dalam.

Pandangannya terhalang tubuh besar dua pria itu. Ia tak bisa melihat jelas apa yang sedang terjadi di dalam sana. Tapi Valeria mendengar sebuah isakan tangis.

"Kalian siapa? Minggir! Di mana Papa dan Mamaku?!" Bentak Valeria dengan berani pada dua pria menyeramkan itu.

"Tidak bisa. Anda dilarang masuk." Jawab salah satu dari dua pria tersebut.

Tapi Valeria tidak mau tahu, ia mendekat dan mendorong orang-orang di depannya ini. Walaupun tenaganya tak sebanding dengan mereka. Tetap Valeria berusaha kuat.

"Aku bilang minggir! Aku ingin bertemu kedua orang tuaku!" Bentak Valeria lagi.

Suara dari gadis tersebut membuat seorang pria di dalam sana menoleh, mengamati sesuatu yang sedang terjadi di luar ruangan. Kemudian kembali mengamati kedua orang yang saat ini dirinya sekap itu. Ia berjongkok, menatap mengejek seakan kasihan pada dua orang di hadapannya.

"Kalian berdua dengar? Putri kalian sedang berteriak di luar." Ujar Raffaele.

"Bagaimana reaksinya jika mengetahui kedua orang tuanya sedang aku sekap? Pasti sangat seru." Raffaele tertawa bengis.

Sedangkan Dasha, dia menangis dengan mulut yang ditutup dengan kain itu. Di sisi lain, Dario juga tidak bisa tenang. Terus berusaha bergerak dan akan berdiri namun langsung didorong Raffaele secara kasar. Tubuh tak berdaya itu limbung dan akhirnya menyentuh lantai kembali. Sudah ada darah yang keluar dari mulutnya. Akibat pukulan yang sejak tadi diberikan oleh Raffaele.

"Kalian berdua! Biarkan gadis kecil itu masuk ke sini!" Perintah Raffaele pada kedua anak buahnya.

Kedua pria tersebut memegangi lengan tangan Valeria. Gadis tersebut berontak, tak ingin ada yang menyentuhnya.

"Lepaskan! Aku bisa jalan sendiri!" Teriakan Valeria tersebut tak didengar oleh pria-pria besar itu. Dirinya malah ditarik secara paksa masuk ke dalam ruang kerja ayahnya.

Kedua matanya terbelalak melihat orang tuanya di sekap dan sang ayah yang tergeletak lemas di lantai.

"Papa! Mama!" Valeria menyentak tangannya yang masih dipegang oleh dua pria itu. Lantas berlari menghampiri orang tuanya.

Tangisannya pecah, ketika sang ayah mendapatkan luka di tubuhnya. Lalu ibunya yang menangis dengan keadaan ditahan.

"Papa. Papa dengar Vale bicara? Ini Vale Pa, Mama..." Tangis Valeria begitu keras.

Tatapannya tajam ke arah pria yang berdiri angkuh di dekat mereka saat ini. Pandangan mereka bertemu.

Bukankah dia pria di kantor dan bandara waktu itu? Dia yang membuat orang tuanya seperti ini?

Bedebah!

...****...

Valeria berdiri. Menarik kerah kemeja putih milik Raffaele, yang terdapat bercak darah di sana. Sorot matanya penuh emosi. Tapi Raffaele hanya tersenyum mengejeknya. Kedua anak buahnya pun sudah akan mendekat. Namun tangan Raffaele terangkat menahannya.

"Kamu yang membuat kedua orang tua ku seperti ini? Bejat kamu! Kenapa kamu melakukan semua ini? Apa salah mereka ke kamu!" Murka Valeria.

"Kesalahannya ada di Papa kamu. Dia!" Raffaele menunjuk Dario dengan sorot mata tajam dan penuh dendamnya.

"Dia telah membunuh Papi ku! Dan nyawa harus dibayar nyawa!" Tegas Raffaele.

Valeria semakin mengeratkan cengkramannya. Hingga Raffaele sekarang ini lebih dekat jaraknya dengan gadis di hadapannya ini. Raffaele terpaku pada mata coklat hazel milik Valeria. Seketika sisi dalam dirinya ingin memiliki gadis ini.

"Apa maksudmu? Papaku tidak pernah membunuh siapapun!" Ucap Valeria penuh penekanan.

"Va...Valeria... putriku." Suara lemah Dario memanggil Valeria.

Mendengar sang ayah memanggilnya, Valeria tak mempedulikan lagi pria yang sombong itu. Ia memeluk ayahnya. Tangisnya tambah menjadi saat ayahnya terlihat kesakitan.

"Papa, papa yang kuat ya. Vale akan bawa Papa ke rumah sakit sekarang. Papa tahan, Valeria mau melepaskan ikatan Mama dulu." Ujar Valeria.

Raffaele menghentikan kembali anak buahnya yang hendak menahan Valeria melepaskan ikatan Dasha. Pria itu memiliki rencana lain. Membiarkan Valeria melepaskan ikatan yang melilit tubuh ibunya.

Dasha bernapas lega saat ikatan dan tutupan di mulutnya berhasil dilepaskan Valeria. Wanita paruh baya itu memeluk putrinya. Ternyata, semua perasaan yang ia alami waktu itu benar-benar kejadian sekarang ini. Keluarga mereka dalam ambang bahaya.

"Valeria putriku. Kenapa kamu harus pulang sekarang nak? Harusnya kamu jangan pulang sekarang." Pernyataan Dasha tersebut membuat Valeria bingung.

"Kamu akan aman jika masih di sana dengan kakak kamu." Ujarnya lagi.

"Mama tenang. Jangan takut, Valeria akan lawan pria itu. Valeria akan..."

Dor!

"Akhh!" Teriak Valeria dan Dasha secara bersamaan. Mereka berdua juga serentak menoleh dan kembali berteriak saat Dario sudah tertembak dengan darah yang mengalir di lantai.

"Papa!"

Valeria meninggalkan sang ibu untuk memeluk sang ayah yang tangannya masih terangkat. Saat Valeria mendekat, tangan itu menyentuh pipi putrinya dan masih menyempatkan dirinya untuk mengulas senyum. Walau napasnya sudah tersendat-sendat.

"Put...triku Valeria... ja.. jangan benci dia." Ucap Dario untuk yang terakhir kalinya sebelum pria paruh baya itu menutup matanya. Menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya.

"Tidak! Papa! Jangan tinggalkan Valeria Papa!" Teriakan histeris Valeria diikuti suara tangisnya. Ada yang membuatnya bingung dari kalimat terakhir sang ayah tadi.

Dasha berjalan lemah menghampiri suaminya yang telah tak sadarkan diri itu. Ia tak menangis seperti putrinya. Namun air matanya sudah menjelaskan semuanya. Wanita itu terduduk di samping sang suami. Melihat dari dekat seperti ini, barulah membuat Dasha terdengar suara tangisnya. Ia terus memanggil sang suami yang tak mungkin menyahut lagi.

Sedangkan suara tawa Raffaele menggema di seluruh ruangan. Menyatu dengan suara tangis kesedihan yang dialami kedua orang di depannya saat ini.

Rasa marah dan benci bercampur menjadi satu di dalam diri Valeria saat ini. Sorot matanya berubah dingin dan tajam ketika menatap ke arah Raffaele. Mata yang kini memerah itu penuh kebencian memandang Raffaele.

"Kurang ajar! Kamu telah membunuh Papa ku! Sialan kamu!" Valeria memukuli pria yang telah membunuh ayahnya.

Namun pria itu tetap diam. Dan sekali tarikan, Raffaele bisa menghentikan aksi gadis tersebut. Lalu mencengkram pipi Valeria dengan erat.

Valeria sudah tidak bisa merasakan sakit lagi mendapatkan perlakuan kasar dari Raffaele. Hatinya lebih sakit ayahnya dibunuh oleh pria ini.

"Ini pantas untuk apa yang sudah dia lakukan dulu. Seperti itu juga Papa kamu membunuh Papiku!" Balas Raffaele.

"Papa tidak pernah membunuh siapapun!" Bentak Valeria.

"Lalu kamu pikir apa yang sudah aku lihat 15 tahun yang lalu hanya ilusi, begitu?" Raffaele balas membentak, dan cengkramannya semakin mengerat. Bahkan kulit Valeria yang putih itu memerah sekarang.

"Iya! Mungkin kamu hanya sedang menghayal saja!" Balas Valeria.

Sudut bibir Raffaele tertarik ke atas. Dari matanya terdapat rencana licik.

"Akan aku tunjukkan yang menurutmu menghayal itu." Suara Raffaele dingin dan menyeramkan.

"Apa maksudmu?" Tanya Valeria.

Saat pria itu mengangkat tangannya lurus ke depan. Dengan digenggamannya terdapat sebuah senjata pelatuk. Valeria melihat kemana arah pistol itu diarahkan. Dengan cepat Valeria menggeleng.

Tidak!

"Jangan!" Valeria menahan tangan Raffaele.

Sayangnya semua itu sia-sia. Senjata itu telah dilepaskan pelurunya. Dan mengenai Dasha yang kini telah tergeletak di samping jasad suaminya.

"TIDAK!! Ya Tuhan!" Valeria kembali histeris, tubuhnya gemetar. Dan luruh ke lantai, Valeria tak sadarkan diri melihat kedua orang tuanya telah dihabisi oleh pria jahat ini.

"Bawa dia! Kita pergi dari sini, suruh yang lain mengurus semua ini. Jangan sampai tercium oleh orang lain jika kita yang telah melakukannya." Perintah Raffaele, langkah pria itu terasa ringan setelah berhasil membalaskan dendamnya.

1
Putri Sahara
lanjut thor
partini
kalau sampai bisa kabur dan bibi membantu nya ,wah bisa di eksekusi kamu bisa
Mia Camelia
lanjut thor😁
Risnanyabudi
aku rasa Raffaele itu hnya dimanfaatkan oleh Daddy angkat nya papinya mungkin dibunuh sama Daddy angkat Raffaele 🙄klo kebenaranya terungkap pasti bakal nyesel tu raffaele
TRI FAA
lanjut thorr
partini
setalah kabur semoga Rafael stres karena sudah ada rasa di hati nya biar nyesek orang ko jaharaaa sekali
Raquel Leal Sánchez
Wahhh!!
lord ivan
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
Dear_Dream
Jalan ceritanya bikin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!