Alze adalah seorang seorang suami yang berprofesi sebagai pemanen sawit, ia bekerja demi kebutuhan sang istri, karena istrinya bergaya elit, karena istrinya adalah wanita sosialita, jadi uang yang ia cari habis untuk kebutuhan gaya elit sang istri.
Tapi balasan apa yang ia dapat? Istrinya malah selingkuh dan mendapatkan pria lain yang lebih kaya dengan terang-terangan meminta cerai di depan Alze yang baru saja pulang bekerja.
Alze frustasi, dan ia pun duduk termenung di depan rumahnya, siapa sangka tengah malam, ada cahaya menghampiri dan ia pun mendapatkan sistem.
Sistem itu menawarkan misi dan hadiahnya ada di pikiran Alze, apa yang di hayalkan Alze dan mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
...happy Reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
"Yang punya rumah ini pasti orang kaya," ucap warga itu, sambil mengagumi kemewahan rumah tersebut. "Benar, atau jangan-jangan yang punya rumah ini adalah pemilik perkebunan sawit ini kali?" tanya warga yang lain, masih penasaran.
"Iyalah, siapa lagi?" ucap mereka, sambil saling menukar pandangan.
"Ya udah, ayo kita kembali, nanti malah dituduh mencuri karena kita berkumpul di sini," ucap salah satu warga, mengingatkan yang lain untuk segera kembali ke rumah masing-masing.
Mereka pun beranjak pergi, meninggalkan rumah mewah itu dan kembali ke kehidupan sehari-hari mereka. Namun, rasa penasaran mereka tentang pemilik rumah itu tidak sepenuhnya hilang. Mereka masih terus membicarakan tentang rumah mewah itu dan siapa yang mungkin menjadi pemiliknya.
Triring... triring...
Triring... triring...
Ponsel Alze berdering, Alze keluar dari kolam renangnya dan mengambil ponsel dari dalam celana jinsnya. Ia melihat ada nama Mandor Gio yang menelponnya. "Halo Mandor Gio, ada apa?" tanya Alze, sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Gawat Alze, sepertinya aku tidak bisa menjual rumah lama mu," kata Mandor Gio dengan nada khawatir. Alze merasa sedikit terkejut, karena ia sudah berharap rumah lama itu bisa terjual dengan cepat.
"Apa masalahnya?" tanya Alze, penasaran.
. "Ada beberapa masalah, karena mantan istri kamu sudah duluan ingin menjual rumah ini. Dan dia ada di sini sekarang!" ucap Mandor Gio, dengan nada yang sedikit tegang. Alze merasa sedikit sedih, karena ia sudah merencanakan untuk menggunakan uang dari penjualan rumah lama itu untuk membeli beberapa barang baru.
Tiba-tiba terdengar suara Dina dari balik telpon Mandor Gio. "Hey Alze! Selama ini aku hidup sama kamu, tapi kamu tidak menafkahi aku dengan baik, karena kita sudah cerai, jadi aku ambil rumah ini sebagai nafkah terakhirmu!" ucap Dina dengan nada yang ketus dan penuh emosi.
Alze merasa terkejut dan marah mendengar kata-kata Dina. Ia tidak percaya bahwa Dina masih bisa berbuat seperti itu setelah semua yang telah terjadi antara mereka. "Apa?! Kamu tidak bisa melakukan itu, Dina! Rumah itu adalah milik bersama, kalau di jual pun, kita harus bagi dua!" teriak Alze, dengan nada yang keras.
"Aku tidak mau bagi dua! Ini adalah rumahku! Kau itu tidak becus jadi suami! Nafkahmu selalu kurang bahkan tidak ada! Kalau kamu sebagai laki-laki harus bertanggung jawab! Pokoknya rumah ini aku jual dan kau tidak dapat sepeser pun!" bentak Dina, dengan nada yang keras dan penuh emosi.
Mandor Gio mencoba untuk menenangkan Alze. "Alze, aku akan mencoba untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi kamu harus datang ke sini untuk membicarakan hal ini dengan Dina," kata Mandor Gio, dengan nada yang lembut.
Tapi Alze memilih untuk mengalah saja. "Kalau dia mau jual ya sudahlah Mandor, benar kata dia, anggap saja itu nafkah terakhirku!" kata Alze, dengan nada yang resignasi.
"Jika dia ingin mengambil semuanya silakan ambil saja, yang penting kehidupan ku yang sekarang, dia tidak mengganggu ku lagi," tambah Alze, dengan nada yang santai.
Mandor Gio memandang Alze dengan mata yang penuh pengertian. Ia tahu bahwa Alze sudah tidak peduli lagi dengan rumah lama itu, karena ia sudah memiliki rumah baru yang lebih baik. "Baiklah Alze, aku akan memberitahu Dina tentang keputusanmu," kata Mandor Gio.
Alze mengangguk, merasa lega bahwa masalah ini bisa selesai dengan cepat. Ia tidak ingin lagi terlibat dalam pertengkaran dengan Dina.
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...