NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti

Pengantin Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pengantin Pengganti / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:16.7k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Nayla mendapatkan kabar dari Tante Ida agar pulang ke Indonesia dimana ia harus menghadiri pernikahan Anita.
Tepat sebelum acara pernikahan berlangsung ia mendapatkan kabar kalau Anita meninggal dunia karena kecelakaan.
Setelah kepergian Anita, orang tua Anita meminta Nayla untuk menikah dengan calon suami Anita yang bernama Rangga.
Apakah pernikahan Rangga dan Nayla akan langgeng atau mereka memutuskan untuk berpisah?
Dan masih banyak lagi kejutan yang disembunyikan oleh Anita dan keluarganya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Sinar matahari menembus tirai tipis dan menghangatkan ruangan putih tempat Nayla dirawat.

Sudah hampir tiga minggu sejak ia membuka matanya dari koma dan masih banyak yang terasa ganjil, terutama perihal Jati.

Sosok yang begitu nyata dalam ingatannya, tapi menghilang begitu saja tanpa jejak, tanpa penjelasan.

Hari ini, tubuhnya terasa sedikit lebih kuat dan oa bisa duduk sendiri di atas tempat tidur.

Di meja sebelah, nampan bekas sarapan masih ada, dan tak jauh dari sana, vas berisi bunga lili putih yang mulai mekar tampak segar, meski hati Nayla tidak demikian.

Rangga dan Bi Ina pamit pulang sebentar tadi pagi untuk mengganti pakaian dan mengurus sesuatu di rumah.

Perawat bilang ia tak boleh banyak bergerak, tapi rasa penasaran yang sejak kemarin menghantuinya perlahan berubah menjadi keberanian.

Dengan hati-hati, Nayla menggeser selimutnya. Kakinya menjejak lantai dingin.

Sedikit gemetar, ia berdiri perlahan sambil memegangi tiang infus yang mengiringi langkahnya.

Ia melangkah keluar dari kamar, menyusuri lorong rumah sakit yang lengang.

Suara detak jam di dinding dan langkah kakinya yang pelan menjadi satu-satunya irama yang mengisi keheningan.

Setelah beberapa saat, ia sampai di meja perawat dan ada seorang suster muda tersenyum menyambutnya, terkejut namun segera menghampiri.

“Ibu Nayla? Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya sopan.

Nayla menatap suster itu dalam-dalam, lalu dengan suara pelan namun penuh harap, ia bertanya:

“Suster… di mana ruang rawat Tuan Jati? Yang juga mengalami kecelakaan bersama saya,"

Suster itu mengerutkan dahi, sejenak tampak bingung.

Ia menoleh ke arah layar komputer dan mulai mengetik beberapa data.

“Tuan Jati, sebentar ya, Bu,” ucapnya sambil membuka data pasien.

Namun detik-detik berikutnya terasa begitu lambat dan suster itu berhenti mengetik sambil menatap layar beberapa saat sebelum akhirnya kembali menoleh pada Nayla.

“Maaf, Bu Nayla. Tuan Jati sudah meninggal dunia dan beliau meninggal setelah beberapa jam setelah kecelakaan terjadi."

Kalimat itu meluncur perlahan tapi bagi Nayla, rasanya seperti petir menyambar di tengah siang bolong.

Tubuhnya mematung dan tiang infus yang ia genggam nyaris terlepas dari tangannya.

“M-maaf, a-apa tadi?” tanyanya lagi, suaranya tercekat.

“Saya benar-benar minta maaf, Bu. Mungkin pihak keluarga belum sempat memberitahu…”

“M-mas Jati, meninggal?” ulang Nayla dan seakan masih tak percaya.

Dadanya terasa sesak dengan pandangannya kabur dan suara di sekelilingnya memudar.

Nafasnya mulai memburu seolah dunia merenggut satu-satunya bagian hidupnya yang membuatnya bertahan selama ini.

“Ini tidak mungkin, Mas Jati sudah janji kalau dia akan temani aku main ke pantai lag. Diia janji masakin bubur tiap aku sakit…” gumamnya pelan.

Tangis yang semula lirih berubah menjadi isakan pelan yang mengguncang bahunya.

Suster buru-buru mendekat, memegangi lengan Nayla agar tak jatuh.

“Ibu, ayo kita kembali ke kamar. Jangan berdiri terlalu lama, ya… Ibu belum cukup kuat.”

Nayla tak menjawab dan hanya membiarkan air matanya jatuh satu-satu.

Di lorong rumah sakit yang sepi, seorang perempuan patah oleh kabar yang ia cari terlalu lama.

Rangga melangkah cepat memasuki ruang rawat dan Nayla begitu mendengar dari perawat bahwa istrinya meninggalkan kamar pagi tadi.

Sesuatu dalam dirinya langsung gelisah, apalagi saat mendapati Nayla kini duduk diam di atas tempat tidur, menatap lurus ke arah jendela tanpa ekspresi.

“Nayla?” panggil Rangga pelan, mendekat.

Nayla tak menoleh dengan tatapannya masih kosong, wajahnya pucat, dan kedua tangannya menggenggam erat ujung selimut seakan berusaha menahan sesuatu yang rapuh di dalam dadanya.

“Nay… kenapa kamu keluar kamar? Kamu belum boleh terlalu banyak bergerak,” ucap Rangga dengan nada cemas, berusaha duduk di sampingnya.

Beberapa detik berlalu sebelum akhirnya Nayla membuka mulutnya.

“Mas Rangga, di mana Mas Jati?”

Rangga terdiam dan ia mencoba menyembunyikannya tapi sudah terlambat.

“Aku ingin bertemu Mas Jati,” lanjut Nayla, kali ini menoleh, menatap Rangga dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

“Suster bilang, dia sudah meninggal. Itu bohong, kan? Mas Jati nggak mungkin pergi…”

“Nayla…” suara Rangga nyaris hanya bisikan.

“Jawab aku, Mas,” suara Nayla bergetar.

“Kamu bilang cuma perasaanku aja. Tapi sekarang… semuanya jelas.”

Ia mulai menangis dan air matanya mulai mengalir deras.

“Kenapa kamu bohongin aku? Kenapa kalian semua membohongi aku?!"

Rangga menarik nafas panjang danencoba tetap tenang meski dadanya terasa sesak.

“Aku cuma nggak mau kamu drop, Nay. Kamu baru sadar dari koma, aku takut kalo kamu tau… kamu—”

“Jadi lebih baik aku dibohongi?” potong Nayla, suaranya meninggi, penuh luka.

“Aku punya hak tentang Mas Jati yang sudah menyelamatkannya aku. Dia orang yang selalu ada waktu kamu nggak ada. Dia yang masakin bubur, dia yang genggam tanganku, yang selalu bilang kalau aku kuat waktu aku sendiri nggak yakin.”

Rangga menundukkan kepalanya dan tidak sanggup membalas tatapan istrinya.

Diam-diam, air matanya ikut jatuh dari sudut matanya.

“Aku minta maaf, Nay. Aku bener-bener minta maaf…”

Nayla mengalihkan wajahnya, memeluk tubuhnya sendiri, seolah mencari kehangatan yang sudah hilang.

“Jati titip kamu ke aku, Nay,” ucap Rangga akhirnya, suara parau.

“Sebelum dia pergi, dia bilang kamu harus bahagia. Dia tahu kamu pernah disakiti. Dia cuma pengen kamu disayangi, sepenuhnya…”

Nayla menutup matanya, tangisnya pecah kembali dan tidak ada kata yang bisa menjawab kehilangan sebesar itu.

Di ruangan putih yang sunyi itu, mereka berdua hanya bisa larut dalam keheningan yang penuh luka terpisah oleh kebenaran, dan dihantui oleh cinta yang pergi terlalu cepat.

****

Hujan turun deras dari langit yang kelam, mengguyur atap rumah sakit dengan ritme kacau yang menggambarkan isi hati Nayla.

Di dalam kamar, alat-alat medis berbunyi pelan, tetapi infus yang tergantung kini sudah kosong, selangnya tergeletak di lantai.

Dengan langkah tertatih dan tubuh masih lemah, Nayla berjalan perlahan di lorong rumah sakit.

Baju pasien yang basah kuyup menempel di tubuhnya dan tetesan darah kecil terlihat di bekas tusukan infus di tangannya.

Namun tak ada rasa sakit yang mengalahkan perih di hatinya.

"Tunggu aku, Mas Jati…" bisiknya, lirih tapi penuh tekad.

Tangga menuju atap tidak terkunci dan dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Nayla mendorong pintunya hingga terbuka.

Angin malam langsung menyambutnya, menusuk ke kulit dan membawa suara hujan yang menggelegar.

Di rooftop itu, Nayla berdiri sendirian dengan rambutnya terurai dan menempel di wajah karena basah.

Ia mendongak ke langit dengan air mata yang bercampur hujan membasahi wajahnya.

“Mas Jati, aku kangen." isaknya.

“Kenapa pergi secepat itu? Aku belum sempat bilang terima kasih. Aku belum sempat bilang, aku minta maaf.”

Langkah kakinya perlahan maju ke arah pagar pembatas.

Tangannya menyentuh besi yang dingin dan matanya menatap jauh ke bawah kota yang bermandikan cahaya malam.

Sementara itu, di kamar, Rangga tiba-tiba terbangun dan Ia mendapati tempat tidur Nayla yang kosong dengan selang infus tercabut.

Pintu kamar terbuka. Jantungnya langsung berdegup kencang.

“Nayla?!”

Ia berlari menyusuri lorong dan bertanya kepada ke perawat.

Salah satu dari mereka menyebut ada pasien yang terlihat menuju tangga darurat.

Tanpa pikir panjang, Rangga langsung menyusul ke rooftop.

Begitu membuka pintu atap, ia melihat Nayla berdiri di tengah hujan, menggigil, tubuhnya goyah.

“Nayla!” teriak Rangga.

“Mas, jangan dekati aku…”

“Turun, Nay. Kamu belum sembuh. Kamu bisa sakit lebih parah…”

“Aku nggak peduli, Mas. Aku cuma mau bersama Mas Jati, aku capek Mas."

Rangga mendekat perlahan dan berusaha tidak membuat Nayla terkejut.

“Aku tahu kamu sayang Jati. Aku juga kehilangan, Nay. Tapi kamu nggak boleh pergi karena Jati titip kamu ke aku.”

“Aku nggak sanggup hidup tanpa dia…” Nayla terduduk, tubuhnya gemetar hebat.

“Kenapa semua orang yang sayang sama aku malah pergi?”

Rangga akhirnya berhasil sampai di sisinya dan memeluk tubuh Nayla yang dingin dan basah kuyup.

“Aku di sini, Nay. Aku nggak akan ninggalin kamu. Kita hadapi semuanya sama-sama.”

Di bawah derasnya hujan dan gelapnya langit malam, pelan-pelan tubuh Nayla melemas dalam pelukan Rangga dan tangisnya pecah.

Dalam kesunyian yang penuh luka itu, Rangga menggenggam erat tangan Nayla dan berharap masih ada waktu untuk menebus segalanya.

1
Lembayung Senja
lanjut...double up
my name is pho: ok kak
total 1 replies
kalea rizuky
akhirnya
Sunaryati
Kapan Nayla dan Rangga hidup tenang. Anita sudah mati saja meninggalkan luka dan orang yang bejad tak punya hati
kalea rizuky
uda cerai aja nay serangga jahat
kalea rizuky
jati emank pantas di cintai g kek lu rangg serangga bloon
kalea rizuky
kasian ampe trauma loh astaga bkin cerai aja jati trs jadiin istrimu
kalea rizuky
benci cewek menye2
kalea rizuky
wanita bloon ya gini jd di injak2
kalea rizuky
mending cerai trs nikah ma jati keliatan dia tlus meski g kaya
kalea rizuky
bodoh pergi jauh lah
kalea rizuky
urus cerai sendiri
Sunaryati
Semuanya sudah terjadi Rangga diselali sudah tidak berguna. Yang kamu lakukan sekarang perbaiki diri dan bertekat setia pada istrimu. Karena Naila sudah merasakan bagaimana sakitnya diabaikan dan dibandingkan sedangkan kamu Rangga telah merasakan sakitnya dibohongi dan dikhianati
Sunaryati
Rangga hanya shok mengetahui kebenaran tentang Anita dan penyesalan atas perilakunya padamu Nayla. Semoga segera siuman. Dia shok dia begitu mencintai Anita namun dibalas dengan pengkhianatan dan kebohongan, benar- benar tertipu
Sunaryati
Semoga segera terungkap baik keburukan Ny Ida dan Alm Anita. Dan menjadi awal kebahagiaan dan kedamaian kehidupan rumah tangga Nayla dan Rangga
isma isaroh
lanjut thor...ceritannya makin seruuuu....ku suka😘😘...
my name is pho: terima kasih kak 🥰
total 1 replies
Sunaryati
Nah gitu Naila lawan ketidakadilan yang menimpamu dari orang-orang culas, jangan hanya menangis.
Sunaryati
Bagaimana penyelidikan kamu tentang kehidupan Naila di keluarga Anita, Rangga? Sudah tahukah kehidupan bebas Anita di belakangmu, Rangga.
Sunaryati
Jangan jadi perempuan lembek Nayla. , jadilah wanita tangguh tahan banting, jangan cuma nangis dan pergi jika ada masalah. Bukankah sejak kecil tubuh dan mentalmu sudah ditempa oleh perlakuan tak manusiawi dari Anita dan keluarganya. Bangkit dan bahagiakan dirimu.
Vien Habib
Luar biasa
seftiningseh@gmail.com
hai kak semangat yaa bust update selanjutnya aku tunggu oh ya jangan lupa baca chat story aku judul nya love after marriage
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: Minimal di like lah... kalau punya request kek gitu./Smug/
my name is pho: ok kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!