NovelToon NovelToon
Daniel & Hana

Daniel & Hana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Percintaan Konglomerat
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Arashka

Welcome to the sequel of You're Mine Brianna

Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Pernikahan

Saat ini, Hana sudah dirias dengan begitu cantiknya. Ia menggunakan sebuah gaun pengantin dengan desain yang elegan namun tetap terlihat seksi. Punggung mulusnya terpampang begitu jelas, rambutnya dibiarkan setengah tergerai ditambah dengan hiasan berupa mahkota kecil di atas kepalanya. Kegugupan tercetak jelas di wajah Hana saat ini. 

"Kau sudah siap sayang?" tanya Christy yang masuk ke dalam ruangan khusus untuk pengantin wanita. 

"Ya, Mom." jawab Hana singkat. 

"Oh God, aku tak pernah menyangka kau akan menikah dengan kakak iparku, Hana." ujar Brianna yang juga ikut masuk ke dalam. 

"Hai, maaf aku tidak bercerita padamu." jawab Hana. 

"Kau berhutang banyak padaku, Hana." sahut Brianna dan membuat Hana terkekeh pelan. 

Hana di bawa keluar ruangan menuju sebuah tempat yang sudah di siapkan untuk melakukan sumpah pernikahan. Tempat yang sudah di sulap sedemikian rupa dengan begitu indahnya. Ditemani dengan semilir angin, Hana berjalan perlahan ditemani oleh sang ibu Christy dan juga sahabatnya, Brianna.

Degupan jantung Hana begitu kencang, ia sungguh tak bisa menenangkan ketegangan yang dirasakan olehnya. Hana memperhatikan ke sekelilingnya dengan lirikan sekilas. Nampak para tamu undangan sedang menatap ke arahnya. Hal itu membuat Hana semakin gugup. Apalagi saat netra abunya kini menatap ke arah pria yang sedang berdiri tegak di atas altar. 

Tatapan Daniel begitu penuh cinta dan rasa bahagia. Ia mengamati setiap gerak-gerik wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Daniel mengulurkan tangannya dan Hana menerima uluran tangan pria tersebut. 

"Baiklah, kalian siap dengan pengucapan janji ini?" tanya seorang pastor pada kedua mempelai. 

"Sebentar, aku ingin mengucapkan sesuatu kepada putraku." ujar Daniel. 

"Liam Elardo Smirnov, aku meminta izin menikahi ibumu. Apakah kau mengizinkannya, Nak?" tanya Daniel dengan sungguh-sungguh. 

Liam yang duduk di barisan paling depan bersama Belinda dan Dimitri pun tersenyum lebar. "Aku mengizinkanmu, Dad. Dan buatlah adik-adik yang lucu serta menggemaskan untukku." ucapnya membuat semua tamu undangan terkekeh. 

"Daniel Leonardo Smirnov, bersediahkah kau menerima Hana Elodie Brown menjadi istrimu? Berjanji untuk selalu setia dalam suka dan duka, sakit dan sehat hingga maut memisahkan..." 

"Saya bersedia.."

"Saya bersedia.." 

Cincin pun telah disematkan di masing-masing jari manis mereka sebagai tanda bahwa mereka kini sah dimata Tuhan. 

"Kalian telah resmi menjadi pasangan suami istri. Silakan pengantin pria untuk mencium pengantin wanita." 

Daniel mendekat, mengikis jarak keduanya. Bibir kenyal keduanya saling bertemu, Daniel bahkan melumatnya dan menelusupkan lidahnya ke dalam. Hana tersenyum di sela-sela ciuman mereka. Riuh suara siulan dan tepuk tangan dari keluarga, sahabat dan para anggota Bratva membuat Daniel mengakhiri momen itu.

"Selamat datang di keluarga Smirnov sayang. Dan mulai sekarang panggil aku Mommy." seru Belinda dengan senyumnya yang menawan. 

"Kalian sangat cocok." ujar Dimitri.

Hana hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan. 

"Daniel adalah pria yang pantas untukmu, Daddy yakin akan hal itu." ujar Jordan berbisik di telinga Hana dan membuatnya menganggukkan kepala tanda menyetujui ucapan sang Ayah. 

Pernikahan pun selesai, kini semua orang sedang menikmati pesta dan beberapa hidangan yang sudah di suguhkan. Momen itu dijadikan sebagai ajang reuni untuk para sahabat Daniel dan Hana. Pasangan pengantin itu sedang membicarakan bagaimana pertemuan mereka kepada Allard dan Hana. 

"Sampai saat ini aku masih tidak percaya kau menikahinya, Kak." ucap Allard sembari menyesap minumannya. 

"Apalagi aku. Kau tahu, Hana pernah mengatakan padaku bahwa ia tak akan pernah mau bertemu lagi denganmu seumur hidupnya." sahut Hana.

"Benarkah kau pernah mengatakan itu, baby?" Tanya Daniel yang berdiri di samping Hana sambil melingkarkan satu tangannya di pinggang sang istri. 

"Ya, aku memang mengatakannya karena aku begitu kesal padamu." jawab Hana dengan jujur. 

"Apa aku semenyebalkan itu?" 

"Tentu saja, Kak. Apa kau tidak pernah menyadarinya?" 

Hana, Daniel, Brianna serta Allard pun tertawa seketika. Suasana begitu hangat ditemani dengan matahari yang hampir tenggelam di ufuk barat. Liam sedang berlari-lari bersama kedua saudaranya Clive dan Claire, sepasang anak kembar dari Allard dan Brianna. 

Axel dan Bethany berjalan mendekat ke arah Hana. Dengan senyum lebar dan kedua tangan yang direntangkan, Hana menghambur ke dalam pelukan Axel tapi dengan cepat Daniel mencegah hal itu terjadi.

"What the hell are you doing??!!!" pekik Axel tak terima.

"Jangan memeluk istriku, aku tak suka." jawab Daniel acuh.

"Oh God, come on. Dia adik sepupuku, cemburumu tak berdasar Daniel." sahut Axel mengernyitkan dahi.

"Aku tetap tak suka."

"Ck.. Kau menyebalkan sekali. Hana, bagaimana bisa kau menikah dengan orang menyebalkan sepertinya?!"

Hana, Allard, Brianna dan Bethany hanya tertawa melihat tingkah kedua pria yang sedang beradu argumen itu. Axel akhirnya diizinkan untuk memeluk adik sepupunya itu. Ia begitu sangat merindukannya, semenjak Axel membantu Hana untuk bekerja di Rusia, ia tak pernah lagi bertemu dengan wanita nakal itu. Mereka hanya berkabar melalui ponsel saja setiap harinya.

"Huh seketika aku menyesal membantumu bisa bekerja di sini." ucap Axel dan itu mampu membangkitkan kekesalan Daniel.

"Kalaupun Hana tak ada di sini, aku akan tetap menemukannya, Ax." sahut Daniel.

"Sudah-sudah. Kalian ini benar-benar seperti anjing dan kuncing." Omel Bethany. "Selamat atas pernikahanmu, Hana." Bethany memeluk erat tubuh sahabatnya itu.

"Terimakasih, Beth.."

***

"Kau tahu tentang, Daddy?" tanya Daniel kepada Allard saat mereka hanya berdua. Karena Hana, Brianna dan Bethany, sedang berbicara dengan Belinda di sudut yang lain. Axel pun mengikuti kemanapun istrinya itu pergi. Ia benar-benar seperti perangko.

"Ya, aku tahu. Sepulangnya Daddy dari sini, ia langsung menceritakannya padaku." jawab Allard. 

"Aku benar-benar kecewa padanya, Al." 

"Ya, me too. Kau harus berhati-hati kak, jangan sampai anak itu berbuat sesuatu yang bisa menghancurkan keluarga kita." 

"Aku mengerti, kau jangan khawatir. Aku bisa menanganinya." jawab Daniel sembari menepuk pelan bahu sang adik. 

Di saat semua orang sedang menikmati pestanya, tapi sepertinya tidak dengan Nikolai. Pria itu nampak lari tergopoh-gopoh sembari membawa laptopnya menuju ke arah Daniel dan Allard. 

"Hei what's wrong, Nikol?" tanya Allard yang keheranan melihat Nikolai.

"Ada pergerakan dari Garret, Tuan." tunjuk Nikolai. 

Nikolai memperbesar gambar di layar laptopnya sehingga menampilkan sebuah titik berwarna hijau yang terus berjalan. "Ia menuju Rostov Na Donu." 

"Retas CCTV yang berada di sekitar sana, Nikol." titah Daniel.

Nikolai pun menekan beberapa tombol yang entah itu apa, hingga akhirnya Nikolai berhasil menemukan beberapa CCTV yang menampilkan pergerakan Garret. 

"Brengsek, dia datang ke markas utama Dark Hole." umpat Daniel. "Nikol, selidiki mereka lebih dalam untuk mengetahui apakah dugaanku benar." titah Daniel.

"Sesuai keinginan anda, Tuan." 

Pagi harinya, di ruang makan di villa yang mereka tempati, seluruh anggota keluarga Smirnov sudah duduk rapi di kursi masing-masing. Mereka sedang menunggu hidangan makan pagi untuk di santap bersama-sama. Namun saat Belinda melihat putra sulungnya datang sendirian, ia mengernyit.

"Dimana istrimu? Mengapa kau turun sendiri?" tanya Belinda. 

"Dia sedang mandi." jawab Daniel sembari berjalan ke arah Liam lalu mencium puncak kepalanya. "Tidurmu nyenyak, son?" tanyanya.

"Yes Daddy.. Aku bermain sepuasnya bersama Clive and Claire, sampai aku merasa sangat lelah dan tidur lebih cepat." jawab Liam. 

Daniel tersenyum lalu mengacak pelan rambut Liam. "Bagaimana dengan kedua keponakanku yang sangat cantik dan tampan ini?" lanjut Daniel berjalan ke arah Clive dan Claire. 

"Aku sangat kelelahan bermain dengan kedua anak laki-laki itu. Aku tidak suka bermain dengan mereka, permainan mereka terlalu ekstrim." jawab Claire dengan wajah suram. 

"Oh come on, Claire. Kau memang tidak seharusnya bermain dengan kami. Kau seharusnya duduk manis saja dan bergosip dengan para wanita, bukan ikut berlari sambil bermain perang-perangan. Bukan begitu Liam?" sahut Clive. 

"Yaa, itu akan sangat melelahkan untuk seorang perempuan." sahut Liam. 

"Uncle, berikan Liam adik perempuan agar bisa bermain denganku. Aku tidak mau bermain bersama mereka." rengek Claire kepada Daniel seolah permintaan itu adalah sesuatu yang sangat mudah untuk di lakukan. 

"Hmm.. Ide bagus, Claire." sahut Daniel dengan kekehan pelan. 

Daniel duduk di samping Nikolai, untuk menunggu sang istri turun.

"Bagaimana malam mu?" bisik Nikolai dengan penasaran. 

"Kau penasaran?" tanya Daniel balas berbisik dan Nikolai mengangguk dengan cepat. 

"Jika kau penasaran, maka segera menikahlah. Aku tak mau berbagi kisah ranjangku dengan pria lajang sepertimu." 

"Sialan kau." umpat Nikolai dan membuat Daniel tertawa. 

"Dimana Semyon?" tanya Daniel kepada Gaston. 

"Dia izin ke belakang untuk menerima telepon." jawab Gaston.

"Pria tua itu terlalu sibuk dengan ponselnya." sahut Daniel.

"Jangan-jangan ia memiliki kekasih. Biasanya pria puber di usia tua akan lebih ganas dan rumit." jawab Nikolai sambil terkekeh pelan. 

"Semyon bukan pria sepertimu, Nikol." ucap Daniel.

"Tapi pria tetaplah pria, bung. Mereka akan tetap membutuhkan gairah seksual meski tubuhnya sudah hampir lapuk di makan usia. Jangan lupakan itu." sahut Nikolai. 

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!