NovelToon NovelToon
My Guardian Devil(Bima & Ellena)

My Guardian Devil(Bima & Ellena)

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Identitas Tersembunyi / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:68.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Itha Sulfiana

Suamiku punya dua identitas? Mana yang benar?

Demi adik yang sedang tertidur panjang dalam komanya, Ellena akhirnya memutuskan menerima ajakan menikah dari seorang pria yang paling dia benci. Namun, apakah lelaki itu memang sejahat itu? Seiring berjalannya waktu, Ellena mulai meragukan itu. Akan tetapi, kehadiran sosok Darren yang tak pernah Ellena ketahui keberadaannya selama ini, seketika membuat keraguan Ellena kembali menguap. Mana sosok asli yang sebenarnya dari suaminya? Bima atau Darren?


Selamat datang di dunia percintaan yang bertabur intrik perebutan harta dan tahta!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Ellena dan Bima sudah sampai di kediaman Dirgantara. Sejak kejadian ciuman kilat yang Bima lakukan padanya, wajah El selalu terlihat cemberut kesal. Bahkan, saat Bima menawarkan diri untuk menggendong Ellena turun dari mobil, gadis manis itu malah menolak dan memilih berjalan sendiri meski harus menahan nyeri akibat luka di pahanya. Sedangkan Bima memilih mengikuti El dari belakang dengan rona wajah menahan tawa.

Sekarang Bima punya ide bagus untuk meningkatkan moodnya setiap hari yaitu dengan membuat bocah tengil itu kesal karena kejahilannya. Memasuki ruang tamu, tampak Nyonya Puspa yang tersenyum saat melihat kepulangan mereka langsung berubah panik saat melihat tangan kanan menantunya terbalut perban.

"Sayang, kamu kenapa ? Kok bisa luka gini ?". Tanya Nyonya Puspa khawatir seraya melihat tangan Ellena yang terluka dari dekat.

"Gak apa-apa, Ma. El baik-baik aja kok ! Cuma luka kecil." Jawab Ellena menenangkan.

"Kamu kecelakaan ?".

Mulut Ellena baru hendak bersuara ketika Bima lebih dulu menyambar menjawab pertanyaan mamanya.

"Ketabrak motor gara-gara nolongin anak kucing." Jawab Bima jutek yang langsung di sambut dengan mata melotot oleh Ellena.

Nih manusia kutub kok ember banget sih mulutnya ? Rasanya pengen aku masukin freezer sekalian biar beku.

"Sayang,,,,, kamu kok baik hati banget sih ? Mama jadi terharu dengarnya. Tapi lain kali kamu hati-hati ya ! Mama bisa mati kalau kamu ada apa-apa." Suara lembut Nyonya Puspa membuyarkan pikiran Ellena.

Bima seketika terheran-heran. Bukan seperti ini respon yang ingin ia dapatkan dari mamanya. Kenapa justru malah mamanya terlihat seperti semakin menyukai Ellena ? Harusnya mamanya marah, mengomeli sikap kekanakan Ellena yang tidak sayang nyawa dan lebih memilih seekor anak kucing untuk di selamatkan tanpa berpikir tentang dirinya sendiri. Tidak bisa kah mamanya mengatai Ellena bodoh atau semacamnya ? Kenapa justru begini ? Lihatlah sekarang, mamanya justru terlihat memanjakan menantu kontraknya seperti bocah 5 tahun yang di suruh duduk dan diambilkan makanan. Bahkan, mamanya menyuapi bocah tengil itu sendiri. Sedangkan dirinya saja sudah berhenti di suapi mamanya saat umur 5 tahun.

"Gak usah terlalu di manjain kali, ma !". Bima menarik kursi di meja makan dan bergabung dengan mamanya dan Ellena untuk duduk bersama.

"Gak usah banyak protes kamu ! Namanya juga Ellena lagi sakit. Lihat tuh, tangannya luka, mana bisa makan sendiri." Jawab Nyonya Puspa ketus dengan tangan yang masih setia menyuapi Ellena.

"Aku juga belum makan siang loh, Ma ! Kok cuma El doang yang di ambilin makan ?." Bima protes seperti anak kecil yang akan di rebut ibunya oleh anak tetangga yang datang bermain ke rumah mereka.

" Ish .... Kamu kan punya tangan, sana ambil sendiri !". Desis Nyonya Puspa galak.

Sementara Ellena melontarkan tatapan penuh kemenangan ke arah Bima. Seolah dalam tatapannya mengandung sebuah kalimat.Lihatlah wahai manusia kutub, sekarang akulah yang akan menjadi anak kesayangan keluarga ini. Sementara kau ? hanya putra yang terbuang. Hahahaaha.

Bima memicingkan matanya. Berusaha melawan intimidasi kemenangan yang El berikan padanya. Bocah tengil ini sudah mulai berani rupanya.

"Loh, pada ngumpul di sini toh ?". Suara Tuan Satya terdengar di iringi dengan kemunculannya yang langsung membuat semua orang menoleh. Tuan Satya kemudian meletakkan jasnya di atas meja makan, lalu duduk tepat di sebelah Bima.

"El kok di suapi ? Kan udah gede." Tegur Tuan Satya saat melihat istrinya menyuapi menantu barunya.

Bima kembali melemparkan tatapan penuh kemenangan ke arah El. Lihatlah, sekarang pihak terkuat berada di sisinya. Setidaknya, itulah maksud tatapan Bima. Sedangkan Ellena hanya berusaha tersenyum ke hadapan papa mertuanya sambil berusaha meraih sendok yang dipegang Nyonya Puspa.

"Biar El lanjutin makannya sendiri aja, Ma." Ucap Ellena sopan. Tangannya sudah bergerak meraih sendok di tangan mama mertuanya yang sedetik kemudian di tepis lembut oleh Nyonya Puspa.

"Nggak ! Biar mama aja. Tangan kamu, kan sakit sayang."

Tuan Satya baru memperhatikan bahwa tangan kanan Ellena di balut perban. "Loh, tangan kamu kenapa, Nak ?". Tuan Satya segera berdiri dan segera mendekat ke arah Ellena untuk memeriksa seberapa parah lukanya.

"Gak apa-apa, Pa ! Cuma kecelakaan kecil aja kok tadi." Jawab Ellena.

"Kecelakaan kecil ? Mana mungkin, Nak. Lihat tangan kamu sampai di perban gitu. Berarti ini parah. Selain tangan, bagian mana lagi yang luka ?". Suara Tuan Satya terdengar gusar, bahkan jauh lebih khawatir dibanding Nyonya Puspa tadi.

Ellena menggaruk tengkuknya. Ia tidak menyangka bahwa reaksi mertuanya akan seheboh ini. " Paha kanan Ellena, Pa ! Tadi dapat 20 jahitan gara-gara tertusuk ranting." Ellena memaksakan tersenyum untuk mengurangi ketegangan.

Tuan satya mengusap wajahnya gusar. Dengan cepat ia meraih teleponnya bermaksud menelepon seseorang. "Papa akan telepon Darwin, suruh dia cari pelakunya. Papa akan kasih dia pelajaran berharga. Berani sekali dia melukai menantu Satya Dirgantara."

Dengan cepat Ellena berdiri, menghampiri Papa mertuanya yang bergerak sedikit menjauh dari mereka saat akan menelepon Darwin, tangan kanannya.

"Nggak usah, Pa. Bukan masalah besar kok ! Lagian El juga gak kenapa-napa kan ? El masih hidup kan ?". El berputar, memperlihatkan bahwa dia masih segar bugar meski terluka sedikit.

Seketika Tuan Satya mendesah pelan lalu memeluk Ellena erat. Sedangkan yang dipeluk justru malah mematung. Tidak menduga tindakan papa mertuanya akan begini.

"Jangan bilang kamu nggak kenapa-napa, El. Walaupun kamu tetap hidup jika terluka, setidaknya pikirkan mama dan papa. Kami bisa mati kalau sampai sesuatu yang buruk menimpa kamu." Pelukan Tuan Satya kian mengerat. Dan Ellena mulai membalas pelukan papa mertuanya dengan air mata yang mulai menetes. Seperti ini kah hangatnya punya keluarga lagi ? Sudah lama Ellena tidak mendapatkan pelukan perlindungan dari sosok seorang ayah seperti ini.

"Terima kasih. Terima kasih mengkhawatirkan El ! Terima kasih." Hanya itu yang mampu Ellena ucapkan. Tidak ada lagi kalimat yang lebih bisa mewakili perasaannya selain kata itu. Ellena menyeka perlahan air matanya, kemudian melepas pelukan papa mertuanya. Ia kembali duduk di samping Nyonya Puspa yang kini bergantian memeluknya sambil mencium puncak kepala Ellena sayang.

"Tuh, denger kan kata papa ? Lain kali kamu harus lebih hati-hati ya, sayang !."

"Iya, Ma."

"Tapi papa akan tetap cari tahu siapa orang yang nabrak kamu itu. Setidaknya dia harus bertanggung jawab dan meminta maaf." Ujar Tuan Satya yang kembali duduk di tempatnya semula.

"Nggak Pa. Jangan ! El udah ketemu orangnya kok. Dia orang baik ! Dan juga dia udah minta maaf sama El ! Cuma El gak minta ganti rugi soalnya dia cuma driver ojol. Jadi kasihan kalau di persulit lagi." Wajah memelas El dengan tatapan anak anjingnya langsung membuat Tuan Satya luluh.

"Okay. Demi kamu papa gak akan perpanjang soal ini. Tapi ingat ! Lain kali, kamu lebih hati-hati. Jangan teledor kayak gini lagi."

"Iya, Pa !". Ellena merasa lega sekarang. Setidaknya, driver ojol yang menabraknya tidak akan mendapat masalah hanya karena dirinya.

Tanpa El, Tuan Satya, dan Nyonya Puspa sadari, ada satu orang yang sangat tidak suka dengan interaksi mereka bertiga. Siapa lagi kalau bukan Bima. Putra tunggal keluarga ini yang sekarang merasa posisinya tengah terancam karena keberadaan bocah tengil dihadapannya saat ini. Jika Bima tidak salah menebak, bisa jadi istri kontraknya itu reinkarnasi siluman rubah ekor sembilan di masa lalu. Bukan tanpa alasan otak cerdas Bima bisa menyimpulkan hal itu. Berdasarkan pengamatannya selama 20 menit terakhir, tampak sekali bocah tengil ini sengaja mencari perhatian di depan orang tuanya. Sedangkan orang tuanya sendiri seolah telah tersihir oleh mantra dari reinkarnasi siluman rubah licik dihadapannya ini. Bahkan keduanya hanya manggut-manggut menuruti perkataan menantu mereka. Cih, menyebalkan sekali !

"Udahlah, Pa ! Ma ! Dia itu gak apa-apa. Kenapa harus seheboh ini sih ? Heran."Celetuk Bima kesal. Tangannya bersedekap dengan raut wajah muak.

Tak berselang lama, satu tamparan yang cukup keras mendarat di lengan kirinya. PLAK !

"Ahhhhhh.. Sakit Pa." Pekik Bima keras seraya mengelus lengannya yang terkena tamparan.

"Kamu itu ya ! Istri lagi sakit malah gak di urusin sama sekali. Suami macam apa kamu ?". Satu tamparan lagi berhasil mendarat di lengan Bima yang satunya. Reflek Bima berdiri dan segera mundur 3 langkah dari tempatnya duduk. Kini kedua tangannya mengelus kedua lengannya secara berseberangan.

"Pa ! Sakit !." Bima mendesis menahan sakit, atau lebih tepatnya perih.

"Sini kamu ! Papa belum selesai anak berandal !". Sekarang Tuan Satya ikut berdiri dan mengejar Bima yang berlari menghindar mengitari ruang tamu. Ellena dan Nyonya Puspa hanya bisa tergelak melihat kelakuan kocak dua orang pria di keluarga ini. Ellena baru saja tersadar. Ternyata si manusia kutub memiliki sisi yang manis jika bersama keluarganya seperti ini. Jika saja Bima bisa terus seceria ini di hadapannya...

1
Aqilla Nuril
yang membunuh temanya aslinya Hunter dan Sam yg mengaku membunuh dan menyuruh Hunter untuk kabur
Aqilla Nuril
yang menghamili namanya DANTE kak,, aku juga udah sering baca,tetep aja nangis😄😄
Ana Meinardi
Luar biasa
🌹bunda 2A & 2S🌹
Hadeeh ulet buluh mulai munculll....
🌹bunda 2A & 2S🌹
🤣🤣🤣🤣🤣
🌹bunda 2A & 2S🌹
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
🌹bunda 2A & 2S🌹
woww.....akhirnya darren muncul juga
🌹bunda 2A & 2S🌹
dah bolak balik baca tpi masih tetap suka ama karya mu Thor....
𝖓𝕯o🕷
gemesinnn
💕💕syety mousya Arofah 💕💕
q udah BCA ketiga kalinya loh thorrrr
Rini Astuti 10
sudah yg keberapakali ya saya baca ini tapi gk ada bosen nya ,6kali baca kayak nya ..tapi selalu kangen
fitriani
sultan ma bebas kado ultahnya anti mainstream🤭🤭🤭
fitriani
wkwkwwkwkwk bsk2 jgn senyum y sam serem kasihan yg lht lgsg kabur tunggang langgang🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
astaga bima bnr2 y racun bgt🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣ada2 aja kelakuan daniel si bocah tua🤭🤭🤭🤭🤭🤭bnr kata daniel kl ada penghargaan org paling menyebalkan pasti pemenangnya darren krn omongannya bnran terjadi bwt daniel😂😂😂😂😂
fitriani
wkwwkwkkwwkk bnr2 y si darren org udah naik darah dy ma santai bgt😂😂😂😂
fitriani
wkwkwkwkwk darren ma bnr2 y egonya dr dulu gak turunn2😂😂😂😂😂
fitriani
owh jadi krn itu dulu sam dikejar2 sama agen yg lain
fitriani
bisa gak sih darren sekali aja kamu denger penjelasan daniel dgn baik krn memang dy gak salah
fitriani
y ampun sam dlm keadaan kyk gini masih bisa ngelawak dy😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!