NovelToon NovelToon
Ustadzah Untuk Mafia Kejam

Ustadzah Untuk Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua / Cinta setelah menikah / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:24.6k
Nilai: 5
Nama Author: R²_Chair

Apa jadinya jika seorang Ustadzah harus menikah dengan seorang mafia yang terkenal kejam dan juga selalu bermain perempuan.
Apakah keduanya akan menerima pernikahan tersebut atau malah menolaknya ?

Antara Cinta dan ego
Antara dunia dan akhirat
Antara Hati dan Akal
dan
Antara Fara dan Althezza

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ustadzah 24

Satu minggu berlalu,hubungan keduanya sedikit menunjukan perubahan karena satu minggu ini Altheza selalu memakan sarapan yang di masak Fara.

Walaupun sikapnya masih dingin,namun Fara cukup senang karena setidaknya Althez masih menghargai usahanya untuk masak.

Seperti hari ini,sejak subuh Fara sudah sibuk berkutat dengan wajan dan spatula.Berhubung hari ini dirinya sedang libur shalat,jadi Fara sudah berada di dapur sejak tadi.

Harum semerbak dari bumbu tercium hingga seluruh ruangan dapur.Di temani seorang pelayan,Fara nampak begitu lihai mengaduk bumbu dan bahan lainnya.

"Mbak Fara minta tolong lihat di kulkas ada buah apa? Sepertinya aku ingi buat jus buah untuk sarapan pagi ini"

"Baik nyonya,sebentar tak liat dulu"

Fara mengangguk,ia kembali fokus mengaduk masakannya.

"Hanya tinggal apel saja nyonya,itupun hanya beberapa buah saja"

"Astaghfirullah,stok buah sudah abis mbak?"

Fara seperti lupa belum belanja lagi kebutuhan rumah.Ia mengingat-ingat lagi kapan terakhir dia belanja.Dan benar saja sudah dua minggu sejak terakhir ia belanja.

"Mbak nanti setelah sarapan,tolong catat apa saja yang yang habis.InsyaAllah nanti siang Fara belanja"

"Baik nyonya,nanti tak catat semuanya.Oh iya nyonya,tadi juga Mang Ujang bilang kalau pupuk untuk tanaman bunga sudah habis" Lapornya.

"Ya sudah nanti Fara sekalian beli mbak"

Fara kemudian mengambil piring,sendok serta gelas untuk sang suami.Tak lupa jus Apel yang tadi ia buat juga sudah siap di atas meja.

"Mbak,nanti makanan yang buat mbak dan yang lain sudah Fara pisahkan di dapur ya mbak"

Begitulah Fara,setiap pagi ia memasak bukan hanya untuk dirinya dan sang suami saja.Namun ia juga memasak untuk para pelayan dan juga satpam di rumahnya.

Awalnya mereka menolak dengan halus karena tidak ingin Tuannya marah,namun karena kegigihan Fara san Altheza juga yang terlihat cuek membuat mereka akhinya menerimanya dengan senang hati.

"Makasih banyak nyonya,seharusnya nyonya tidak sudah memasak untuk kami juga.Tugas kamilah yang seharusnya melayani nyonya muda"

Fara tersenyum "Tidak apa-apa mbak,mbak dan yang lain juga sudah seperti keluarga buat Fara.Jadi tidak ada salahnya Fara juga memasak untuk kalian."

Sang pelayan begitu terharu,nyonyanya begitu baik,ramah dan lembut berbanding terbalik dengan Tuannya yang nampak dingin dan menakutkan.

Di balik dinding,seorang laki yang begitu dingin dan kejam sedang mendengarkan pembicaraan kedua wanita berbeda usia itu.Hatinya menghangat mendengar istrinya yang baik kepada para pelayannya,tak menyangka jika seorang Fara anak dati konglomerat mau menganggap pelayan dan satpam bagian dari keluarganya.

Altheza tanpa sadar tersenyum,hatinya kembali berdebar.Namun buru-buru ia menetralkan wajahnya dan kembali ke mode kulkasnya.

"Mas.." Sapa Fara saat melihat Altheza berjalan ke arah meja makan.

Altheza duduk di sisi Fara,itu juga merupakan salah satu perubahan dari Altheza karena sudah satu minggu pula Altheza selalu duduk di sisi Fara.Fara yang awalnya terkejut namun lama-lama ia mulai membiasakan diri.

"Mas mau makan sama apa?" Fara sudah mulai mengisi piring Altheza dengan se sendok nasi.

Fara sudah mulai faham kebiasaan suaminya yang jika sarapan hanya akan makan satu sendok nasi dengan sayuran yang cukup banyak.

"Mau makan sama apa mas?"

"Brokoli dan udang saja" Jawab Altheza masih dengan nada dingin.

Tidak masalah bagi Fara,yang terpenting sekarang Altheza sudah sedikit berubah.Setidaknya walaupun nadanya dingin namun matanya mau menatap wajah Fara.Tidak seperti dulu nadanya dingin dan juga sama sekali tidak ingin melihat Fara.

Setelah mengisi piring Altheza,kini giliran Fara mengisi piring untuk dirina sendiri.

Keduanya nampak makan dengan khidmat tanpa mengeluarkan suara,hingga tak lama keduanya selesai menghabiskan nasi dan lauk di piring.

"Mas,nanti Fara izin untuk ke supermarket" Fara langsung meminya izin pada suaminya.

"Mau beli apa?"

"Bahan makanan dan pupuk untuk tanaman sudah habis mas"

"Memangnya kamu tidak ada jadwal hari ini?"

"Tidak mas,hari ini Fara free"

Altheza nampak terdiam. "Tolong ambilkan hp saya di kamar "

Fara mengangguk,kemudian ia berlalu naik ke lantai atas untuk mengambil hp sang suami.

Tak lama Fara kembali turun dan langsung ke ruang makan."Ini mas" Ucapnya menyodorkan hp suami.

Altheza nampak mengotak-atik hpnya dan tak lama giliran hp Fara berbunyi.

Fara melotot saat melihat notifikasi di hpnya,pesan dari Mbanking tanpa laporan uang masuk.Fara kembali dibuat terkejut dengan jumlah nominal yang di kirim Altheza untuk dirinya.

"Mas,apa mas gak salah kirim?"

Atheza mengerutkan keningnya."Memangnya kenapa?"

"Mas,ini terlalu banyak"

"Tidak apa,bukannya kamu ingin belanja untuk kebutuhan rumah?"

Fara mengangguk lemah " Ya tapi tidak seperti ini juga,Fara hanya akan membeli bahan makanan saja"

"Tidak apa,pakai saja" Tanggap Althez tanpa mengalihkan pandangannya dari layar hp

Ya Allah yang kemarin saja masih numpuk,ini udah di transfer lagi 50juta.Sebanyak apakah uang mu mas sampai-sampai segampang itu kamu memberikan uang padaku.

Ya Allah berikanlah kesehatan dan keselamatan untuk suamiku dalam mencari nafkah,jadikannya lelahnya menjadi ladang pahala bagi dirinya.

Fara memang terlahir dari keluarga konglomerat,namun sang Buya tidak pernah memanjakannya dengan harta.Justru sang Buya selalu mengajarkannya untuk tidak memboros-boroskan uang.Bahkan sang Buya hanya memberi jatah tiga puluh juta per bulan untuk biaya transportasi,uang jajan serta kebutuhan sekolah lainnya untuk dirinya dan sang adik.

Namun begitu,Fara dan Bilal tidak pernah sampai kekurangan.Adapun keuntungan dari perusahaan milik nenek dan kakeknya yang secara khusus di berikan untuk cucu cucunya.Fara tak pernah memakainya,jadi jika di bilang Fara sudah kaya raya sejak kecil itu memang benar.Namun Althez tidak mengetahui itu,ia hanya menganggap Fara tak lebih sama dengan wanita di luaran sana yang memang mengincar hartanya.

Namun sekali lagi,pandangan Altheza terpatahkan dengan sebuah fakta jika selama menikah Althez belum pernah menerima notifikasi dari black card yang berikan kepada Fara khusus untuk keperluan pribadinya.

Ia hanya menerima notifikasi dari kartu yang memang khusus untuk keperluan rumah,dan Fara pun menggunakannya dengan sewajarnya.

Altheza di buat bungkam dengan fakta sang istri yang memang tidak suka belanja,bahkan jika di perhatikan pakaian,sepatu dan tas milik Fara hanya brand lokal yang harganya kisaran di bawah lima jutaan saja.

Apakah Altheza harus bahagia dan bersyukur yang mempunyai istri luar biasa seperti Fara? Sayangnya Altheza masih belum menyadari sepenuhnya.

"Baik mas,terimakasih untuk nafkahnya"

"Beli sekalian untuk para pelayan dan pekerja lainnya.Nanti sekalian beli freezer satu lagi untuk stok bahan makanan satu atau dua minggu kedepan,mulai sekarang kamu bisa masak lebih banyak untuk semua orang.Tapi dengan satu catatan_"

Altheza menjeda ucapannya,ia langsung mengalihkan pandangannya dari layar hp dan langsung menatap wajah Fara yang sejak tadi menatapnya.

"Apa mas?"

"Jangan terlalu lelah,biarkan nanti kamu di bantu dua pelayan setiap kali kamu masah"

"Tapi mas,Fara masih sanggup kok masak sendiri tidak perlu sampai dua pelayan seg_"

"Ya sudah,jangan pernah berani masuk dapur!Mulai sekarang urusan masak menjadi tanggung jawab pelayan"

"Mas..ko gitu,Fara kan pengen masak buat mas" Rajuk Fara tanpa sadar bersikap manja pada Altheza,satu kebiasaan jika sedang merajuk pada Buya nya.

Altheza diam mematung,jantung nya berdebar cepat mendengar nada manja dari sang istri untuk pertama kalinya.Entah kenapa Altheza begitu bahagia mendengarnya,tanpa sadar senyumnya terukir walaupun hanya sedikit dan bahkan mungkin tak ada yang sadar jika seorang Altheza tengah tersenyum

Altheza menghela nafasnya kasar,menetralkan kembali perasaannya.

"Dengan dua pelayan atau tidak sama sekali!"

Fara cemberut,keputusan suaminya memang tidak bisa di ganggu lagi.Akhirnya Fara pasrah,dari pada ia tidak di izinkan masuk dapur.

"Iya udah,sama dua pelayan aja" Jawabnya pasrah

Altheza mengangguk,ia langsung berdiri "Good girl!" Ucapnya sambil mengusap puncak kepala Fara,membuat Fara mematung."Nanti siang saya jemput,nanti belanjanya sama saya.Tak ada bantahan!" Kalimat penutup dari Altheza yang membuat Fara semakin membeku.

...🌸🌸🌸...

1
Puji Hastuti
Mereka benar-benar sudah jatuh cinta 😍
Puji Hastuti
Lanjut kk 💪💪
Puji Hastuti
Percaya diri sekali kau dominic, fara emang ramah ke semua orang.
Alby Raziq
lanjut..🙏🏻
Puji Hastuti
Mks kk, lanjut 💪💪
Puji Hastuti
Perang di mulai
Alby Raziq
terima kasih Thor,tetap semangat Thor 🙏🏻
Alby Raziq
semangat Thor up nya 💪🏻🙏🏻
nimaz
apakah bang fadlan yg nyabotase?
partini
lebih peka lagi mafia kecolongan aihhhh 🤦🤦
Puji Hastuti
Mulai ada yg mengusik nih
Elizabeth Zulfa
mafia kok lelet kewaspadaan mnurun
Puji Hastuti
Ngerti² sedap kalau altez bertindak
Puji Hastuti
Wkwk wkwk altez oh altez 😄
partini
hemmm lovely doply dia seorang mafia so tuntun di ke jalan yg benar berhenti dari dunia hitam ke putih
Puji Hastuti
Lanjut kk makin penasaran ini, gimana reaksi altez nanti ya?
Puji Hastuti
Aduh di gantung itu gak enak kk
partini
buka lihat kecantikan istri mu
chiara azmi fauziah
mampir aku thor
partini
dah tau tuh sekertaris ada niat ga bener ,,mafia aneh Banggt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!