Tiga tahun menikah dengan Suami yang bernama Imran laki-laki yang dijodohkan karena sebuah perjanjian kedua Kakek mereka tidak mampu membuat kehidupan Azalea bahagia bahkan berani menggugat cerai Imran karena Imran lebih memilih kekasihnya yang bernama Nathasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
Imran menatap Maher sambil menyesap teh dari dalam cangkirnya,dia beranjak setelah menghabiskan minuman lalu pergi meninggalkan rumah dengan mengendarai mobil tanpa Maher.
"Kamu gak pergi?"tanya Mama Imran
"Aku cuti."jawab Maher
"Lalu kamu mau kemana?"tanya Mama
"Ah Tante ini,apa hanya Imran yang bisa menikmati waktu berdua sama istri?"tanya Maher
"Kamu punya pacar?"tanya Mama
Maher tersenyum melihat Mama Imran penasaran,dalam hatinya juga sangat gembira karena terlihat dari pancaran matanya.Maher ijin keluar,dia akan segera membawa Misi setelah hubungannya jelas.
Mama keluar dari rumah karena mendapatkan panggilan dari pengasuh Amalia,dia meminta Mama menjemput karena Amalia ingin pulang kerumah orang tua Imran.Amalia dan Noni sudah menunggu dijalan,Noni membawa bingkisan plastik sepertinya sisa makanan Amalia.
"Amalia,bukannya Mama dirumah?"tanya Mama
"Mama marah sama aku Nek."jawab Amalia
"Marah kenapa?"tanya Mama
"Katanya karena Papa meninggalkannya."jawab Amalia
Mama melihat Noni yang seakan membenarkan,tadi saat bangun tidur Noni mendapat lemparan sapu karena dimeja makan tidak ada sarapan.
Mama mengajak Amalia dan Noni pulang kembali kerumah,kali ini Mama akan mempertahankan Amalia dan tidak akan mengijinkan Natasha membawanya lagi karena tidak hanya sekali Natasha menelantarkan anaknya.
Misi membuka pintu rumahnya,dia masih memakai baju seadanya karena masih menunggu Kakaknya,senyumnya menghilang saat melihat Maher sudah berdiri didepan pintu.
"Pagi."sapa Maher
"Ah pagi,tunggu disitu dulu."kata Misi
Misi kembali menutup pintu lalu bergegas masuk kedalam kamarnya,dia menyisir rambut dan ganti baju dengan yang lebih sopan dan menemui Maher yang masih menunggunya dibalik pintu.Misi membuka pintu sambil memasang senyum,senyumnya disambut Maher.
"Hai,masuk."ajak Misi
"He hem."kata Maher sambil mengangguk kepala
"Mau dimana?sini atau diteras belakang?"tanya Misi
"Mana aja."jawab Maher
Maher dan Misi banyak mengobrol sambil bercanda,mereka menghabiskan waktu dengan mengisi satu sama lain,hingga ponsel mereka berbunyi tidak mereka pedulikan.
Natasha berjalan mondar-mandir karena panggilannya tidak diangkat oleh Misi,setelah menghubungi Carla tidak bisa Natasha menghubungi Misi.
"Apa-apaan dia?kemana mereka?mengapa kompak menghindariku?"tanya Natasha
Natasha meraih tas lalu pergi meninggalkan rumah,dia mengendarai mobil menuju rumah Misi dengan memasang wajah kesal,setelah tiba dirumah Misi dia merasa kenal dengan mobil yang terparkir didepan rumah.
Natasha keluar lalu berjalan melewati mobil milik Maher,meski sempat berhenti dan menoleh kearah mobil,Natasha mengetuk pintu dan tidak lama kemudian Misi muncul dengan wajah terkejut.
"Natasha."sapa Misi
"Kamu kemana aja sih?dihubungi beberapa kali gak diangkat?"tanya Natasha
"Ah,aku sedang ada teman."jawab Misi
"Ah ayo kita cari Carla."ajak Natasha sambil menarik lengan Misi
Misi menarik lengannya lalu mengelus karena cengkeraman kuat Natasha,dia tidak ingin keluar saat ini karena sedang ada Maher.
"Kamu mau pergi?"tanya Maher tiba-tiba muncul dari balik pintu
"Maher,ngapain kamu disini?!"tanya Natasha
"Kalian saling kenal?"tanya Misi
"Tidak."jawab Maher pasti
Misi melihat wajah Natasha yang menunduk tiba-tiba,seperti sedang menahan rasa malu,karena Misi sendiri kurang membuka hati untuk Natasha makanya Natasha pergi begitu saja.Misi tersenyum menatap Maher,dia kembali mengajaknya duduk dan mengobrol.
"Kamu temannya?"tanya Maher seakan enggan menyebut namanya
"Kamu bilang tadi tidak mengenalnya!"kata Misi
"Sengaja,biar cepat pergi."kata Maher
"Oh ya,mengapa?bisa gak cerita dikit?"tanya Misi
Maher menceritakan sedikit dan itu sudah cukup membuat Misi mengerti,Misi merasa dirinya terselamat karena Maher memiliki pemikiran yang sama,selama berteman dengan Natasha Misi merasakan jalan hidupnya kosong karena lebih banyak membuang waktu dengan kegiatan yang tidak bermanfaat.
Dikantor Imran merasakan gelisah karena saat ini dia benar-benar sendiri dan dia merasakan hidupnya seperti sedang diujung tanduk.Imran menghubungi Maher namun ponsel Maher tidak aktif atau malah mungkin sengaja tidak menyentuhnya.
Setelah mengerjakan separuh pekerjaannya,Arman mengetuk pintu lalu meminta kepada Imran untuk menyusul Azalea atas pesan Papa.
"Pak,Bapak diminta menyusul Lea karena dia keteteran disana."kata Arman
"Apa?mengapa bukan Lea sendiri yang mengabari?"tanya Arman dengan wajah polos dan tidak menyadari jika pertanyaan barusan membuat Arman bingung.
Karena Arman tidak menjawab Imran juga baru mengingatnya,dia meraih ponsel dan jasnya lalu keluar dari ruangan,saat melangkahkan kaki Natasha memanggilnya.
"Sayang."sapa Natasha
"Kamu ngapain kesini?hari ini aku sibuk,jadi lebih baik kamu pulang."kata Imran
"Enggak mau,aku butuh teman karena semua temanku menghindariku."kata Natasha
Imran terus melangkah menuju lift,dia beberapa kali mengusap kepalanya karena sedang berfikir bagaimana caranya lepas dari jeratan Natasha
Natasha meraih lengan Imran,dia bergelayut manja saat berada didalam lift hingga membuat orang yang melihat malah memalingkan muka,ditambah lagi baju yang sedikit terbuka,tidak sedikit orang mencibir.
"Kok bisa ya Pak Imran jatuh cinta sama dia?"tanya karyawan staf
"Iya,awalnya cantik tapi kini terlihat kurang terurus wajahnya meski dia bisa menutupinya dengan make up."jawab yang lain
"He hem,peletnya kuat."kata yang lain sambil tertawa.
Kehadiran Natasha kini banyak menjadi sorotan,tubuh langsingnya kini lebih berisi meski tidak terlihat buruk.Imran melepas tangan Natasha lalu berjalan keluar dari lift,dia melangkah meninggalkan Natasha.
"Imran."panggil Natasha
"Nat,aku ada pekerjaan diluar jadi aku harap jangan ganggu aku dulu,ok."kata Imran
"Mengapa?kamu suamiku,mengapa kamu membatasi diri?"tanya Natasha
"Asal kamu tahu Nat!jebakan kamu semalam sudah membuat hidupku jungkir balik,aku tidak dipercaya lagi sama Papa,ngerti kamu!"kata Imran
"Iya,asal kamu tahu juga!kamu juga sangat menikmatinya karena kamu sudah lama tidak mendapatkannya!benar gak?!"tanya Natasha
"Plaaaakkk."sebuah tamparan melayang lalu mendarat dipipi Natasha hingga menimbulkan bekas merah,Natasha menampar balik Imran lalu pergi meninggalkannya.
Imran menyusul Papa dan Azalea disebuah pertemuan dengan kawan lama Papa,disana sedang diadakan jamuan makan karena teman Papa sedang mengadakan syukuran.
Azalea tersenyum menemani istri dari teman Papa karena dia sedang mendapatkan cucu pertama.Azalea menggendong bayinya lalu berdiri sambil menimang bayinya.Imran yang baru datang tertegun melihatnya,Azalea memberikan bayi tersebut kepada Mamanya.
"Sampai kapan kamu mau diam saja?"tanya Papa
"Maaf Pa."jawab Imran
"Maafmu tiada guna,pergi hibur dan temani dia makan."kata Papa
Imran mengangguk,dia berjalan mendekati Azalea lalu mencolek pundaknya,Azalea hanya bisa mengangguk lalu berjalan mengikuti Imran.
"Aku lapar."kata Imran
"Kamu bisa ambil sendiri,ingat Imran disini hubungan kita dijaga karena permintaan darimu,dan sekali lagi aku bilang,publik tahu istrimu Natasha."kata Azalea sambil berjalan menjauh