Pertemuan tak terduga antara Clara dan Arjuna,yang mana dulunya mereka satu sekolah semasa putih abu-abu.
Ada yang berbeda ketika Arjuna menatap netra wanita yang kini ada di hadapannya, tiba-tiba saja, Arjuna seakan terlempar pada situasi masa lalu.Masa di mana saat itu mereka masih ber seragam putih abu-abu.Saat itu Arjuna sebagai ketua OSIS,sedangkan Clara adalah sekertaris.Setau Arjuna,wanita itu dulu tipe gadis cuek,tomboy serta tidak pandai menjaga penampilan.Jelas sekali melekat dalam ingatan Arjuna,saat gadis lain sibuk memilih gaun yang indah untuk acara pensi,Clara justru hanya mengenakan celana overal dan kaos oblong.
Di saat gadis lain mengejar dan menyatakan cinta pada Arjuna,saat itu Clara adalah gadis paling acuh.Seakan Arjuna tak terlihat sama sekali di hadapan Clara.
Lalu bagaimanakah kisah Arjuna dan Clara setelah sekian purnama tak bertemu??
Akankah mereka merangkai kisah Indah???atau malah tak terjadi apa-apa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baihaqi Abizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bagian sebelas
"Assalamu'alaikum"
ibu Asih dan Clara bangun dari acara duduk santainya,mendekati pintu dan betapa terkejutnya ketika Clara melihat ada arjuna datang,bersama dengan mas dewa.Sepupu Clara,kakak dari Aldi.
Clara mencelos,kala melihat raut wajah Arjuna yang kusut.Ingin rassanya clara menegur Arjuna,tapi tidak mungkin.Saat ini di ruang tamu Clara ada ibu dan juga bapaknya.
Berbeda dengan clara yang terkejut,ibu justru berbinar melihat keponakanya datang berkunjung.
"dewa,sini masuk!Gusti,kamu ini kok lama ndak main ke rumah to?"ibu menarik tangan dewa,saat badan Dewa sudah bergeser.Ibu asih melihat ada sosok yang asing."Lho,kalo ini ibu kok ndak kenal yo?"ibu menatap Dewa penuh tanya.
"Ini teman Dewa bulek,temen Clara juga waktu SMA."
arjuna meraih tangan bu Asih,menyalami takzim."Arjuna bu."
ibu asih menganggukan kepala."Ayo masuk nak,nduk,Clara ini lho di suruh masuk."memberi isyarat kepada anaknya agar mengajak teman-teman nya masuk ke dalam rumah.
Di ruang tamu yang tak luas ini,kecanggungan jelas terasa.Clara yag duduk sambil meremas jari di atas pangkuan,serta Arjuna yang hanya diam memainkan ponselnya.
Melihat situasi yang tak mengenakan,Dewangga berdehem memecah kesunyian.
"Bayu di mana Ra?"
Clara lantas menoleh,tanpa sengaja manik matanya bertemu dengan iris tajam arjuna.Clara menudukan kepala,karpet di bawah mungkin terlihat lebih menarik di mata Clara saat ini."Bayu ikut mas Fahmi,tebus obat bapak yang kurang Ga."
Jawaban Clara membuat Arjuna meradang,menatap nyalang pada Clara.
'ckkk,"Dewangga berdecak,dari sudut mata dia bisa melihat bagaimana tajamnya sorot mata Arjuna."Udah lama?'
"Satu jam."lirih Clara.
Ponsel di atas meja berdering,tertera nama Fahmi sebagai pemanggil.Dan Arjuna bisa melihat itu dengan jelas.
Dengan tangan gemetar Clara mengambil ponselnya,dan menekan tombol hijau untuk menjawab.
"Halo mas"
Hanya mendengar sapaan Clara untuk Fahmi,sudah bisa membuat dada arjuna terasa panas.
"boleh,di sini ada Dewangga juga,iya mas."Takut-takut Clara melirik Arjuna,dan betapa terkejutnya Clara melihat wajah Arjuna yang memerah.
"Jujur aku baru tau kalo kamu sama Fahmi deket lagi,apa ada indikasi cinta lama bersemi kembali?"Dewangga masih menatap lekat wajah Clara,meminta konfirmasi dari wanita yang ada di hadapanya.
"menurut kamu cocok kan clara sama nak fahmi"
Dan jawaban Bu Asih bagaikan gunung merapi yang meletus,Tangan arjuna mengepal di kedua sisi tubuhnya.Dadanya bagai di hantam ribuan ton batu.
"Jadi bener Ra,kamu balikan sama Fahmi?"Dewangga masih merasa belum puas dengan keterdiaman Clara.
Clara membuka mulut,lantas menutupnya lagi.Sungguh kejadian sebenarnya tidak seperti ini,meski Clara memang nyaman bersama Fahmi."Aku nggak tau Ga,belum ada pembicaraan sejauh itu."
Melihat interaksi antara Clara dan Fahmi membuat Arjuna di butakan oleh rasa cemburu.
Tanpa pikir panjang,Arjuna mengirim pesan kepada mamanya.
Arjuna:ma,Arjuna setuju tunangan sama Febi.
Setelah mengirim pesan,arjuna berdiri lantas berpamitan kepada bapak dan ibu Clara.Tanpa memperdulikan Clara yang menatap heran kepada dirinya,Arjuna meninggalkan rumah orang tua Clara.
"Nak arjuna itu kenapa to nduk?"
"Clara yo ndak tau bu,mungkin ada urusan penting.Makanya jadi buru-buru bu."
Sebagai sesama pria,sebenarnya Dewangga maupun Fahmi bisa merasakan bahwa ada sesuatu antara Arjuna dan Clara.Tapi selagi mereka berdua tidak ada yang memberi tau.Maka mereka memilih diam saja,pura-pura tidak tau.
"Jadi beneran nggak papa kan bu,kalo Clara ke jakarta bareng sam saya."jujur Fahmi khawatir kalo ibunya Clara tak memberi ijin.
"Lho,kalo itu terserah Clara saja nak Fahmi.Tpi,kalo ada barengan,ibu jadi lebih tenang."Tangan ibu masih setia mengusap kening Bayu,yang tertidur di pangkuan sang nenek.
Dewangga dan Aldi saling tatap,mereka berdua seolah paham situasi yang terjadi.
Sebenarnya Dewangga berada di posisi yang sulit,baik Fahmi maupun Arjuna sama-sama sahabatnya.Hanya saja Fahmi memang lebih dekat denganya.Meski begitu,Dewangga tak menampik,Arjuna pun sosok pria yang bertanggung jawab dan pekerja keras.
Dewangga menggusah nafas,memandang Fahmi yang duduk di hadapanya."Bro,boleh tau alasan sebenarnya kamu ngajak bareng Clara ke Jakarta itu apa?Aku sebagai sesama cowok jelas tau apa maksud kamu."
Fahmi tersenyum,bahkan senyuman kali ini sangat manis di mata Clara."Aku pingin serius sama Clara,tapi aku juga nggak bisa maksa Clara.Aku cuma pingin kita ngalir aja Ga.Aku percaya kalo jodoh nggak kemana,yang penting aku udah dapat restu dari bapak dan ibu.Dan yang lebih penting aku udah dapat restu dari jagoan kecilnya Clara."
Kalimat yang manis bagi Clara,hingga membuat jantung Clara berdentum .Bak gadis remaja yang pertama kali jatuh cinta,Clara menunduk malu.Bisa Fahmi liat pipi Clara merona merah.
Dan itu semua tak luput dari penglihatan Dewangga,
mata ibu dan bapak berbinar cerah,paling tidak kalo Clara setuju,cucunya tidak akan kekurangan kasih sayang dari seorang ayah.Begitulah pemikiran orang tua Clara.
***
"Kamu serius nak,mau tunangan sam Febi?"
Arjuna menoleh sedikit ke arah mama Gendhis,bisa Arjuna liat binar bahagia di mata mamanya.
"Mas,nggak mau di pikirin dulu?"Sebagai sodara Prabu merasa ada yang tidak beres dengan kakaknya ini.Mana ada orang yang memutuskan untuk bertungan,tapi wajahnya suram.
"Nggak ada yang perlu di pikir lagi,sekarang atau tidak untuk selamanya.Arjuna pamit ke kamar dulu ma,untuk semuanya,mama yang atur.Arjuna nurut sama mama dan papa."Arjuna berdiri,dengan tubuh yang lemas tak bertenaga,dia berjalan menuju kamar.
Tanpa menyalakan lampu,Arjuna duduk di lantai kamar yang dingin.Satu kaki dia luruskan,dan satu kaki dia tekuk sebagai tumpuan untuk keningnya.
Perih,sesak itulah yang Arjuna rasakan."Air mata sialan!!!" geram Arjuna.
Ya,untuk ke dua kalinya Arjuna merasakan sakit karena cinta.Dan sialnya dia merasakan sakit karena wanita yang sama.
"Aku kurang apa Ra."Suara Arjuna bergetar,air mata pun sudah membanjiri pipinya,Arjuna tak peduli jika ada yang mengatakan dirinya cengeng.Nyatanya,sakit yang sedang dia rasa benar-benar menyiksa.
***
kini tibalah hari di mana Clara ,bayu,dan Fahmi akan bertolak ke Jakarta.
Entah kenapa Clara merasa gelisah,semenjak malam itu,Arjuna sama sekali tidak pernah menghubungi Clara.Ada yang kosong semenjak Arjuna mengacuhkanya.
Clara gigit bibir bagian bawah,tanganya meremas tali tas,pandanganya pun mengedar ke segala arah.Entah apa yang Clara cari,atau justru Clara berharap sosok Arjuna akan muncul di hadapanya.
"Sat set juga ternyata Arjuna."
mendengar nama Arjuna di sebut,lantas Clara menoleh."A-da apa mas?"
fahmi menyodorkan ponselnya di hadapan Clara.Dan betapa terkejutnya Clara melihat caption pada story yang Arjuna unggah.Hati Clara mencelos,dadanya teras sesak,bahkan Clara kesulitan untuk sekedar bernapas."Jadi selama ini Mas juna cuma main-main,lalu apa arti kata-kata mas juna waktu di pantai?apa mas Juna sedang bercanda."monolog Clara dalam hati.
Fahmi melihat perubahan raut wajah Clara,membuat banyak pertanyaan di benak Fahmi.Sebenarnya ada hubungan apa antara Arjuna dan Clara.Kenapa Clara seakan tersiksa dengan kabar pertunangan Arjuna.