Mengisahkan tentang kisah kehidupan dari seorang pemuda biasa yang hidupnya lurus-lurus saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan cantik yang sekonyong-konyong mengigit lehernya kemudian mengaku sebagai vampir.
Sejak pertemuan pertama itu si pemuda menjadi terlibat dalam kehidupan si perempuan yang mana si perempuan ini memiliki penyakit yang membuat nya suka ngehalu.
Dapatkah si pemuda bertahan dari omong kosong di Perempuan yang tidak masuk akal itu?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Di Persingkat Saja DPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dari POV Freya
Sejenak kita akan mengambil sudut pandang Freya sang idol yang sedang naik daun akhir-akhir ini.
Pagi itu adalah pagi yang cerah dan menyenangkan sekali rasanya karena pagi itu aku tidak perlu latihan ataupun konser.
Bagiku... Duduk di bawah pohon yang rindang di taman sambil membaca buku adalah sesuatu yang istimewa.
Bagi orang lain mungkin konyol tapi mereka tidak tahu saja berapa besar tekanan yang aku miliki dan betapa banyak waktu luang yang aku punya.
Dari pagi hingga malam jadwalku sangat padat.
Pagi latihan sendiri, siang latihan di panggung, sore bersiap-siap dan malamnya tampil di konser dengan ribuan penonton.
Memang tidak setiap hari aku konser tapi kalau latihan itu di lakukan setiap hari dan kadang-kadang aku selalu di liput oleh para wartawan.
Memuakkan sekali rasanya hidup terus menerus bekerja tanpa henti sedangkan aku tidak tahu tujuanku bekerja itu apa?
Kalau untuk uang aku bahkan tidak pernah merasakan seperti apa menghabiskan uang karena semuanya di pegang kedua orang tuaku.
Baru-baru ini aku sadar kalau aku hanya budak.
Budak yang di paksa bekerja terus menerus tanpa henti hingga perlahan aku mulai depresi tanpa aku sadari.
Jika saja itu terus berlanjut...
Bukan tidak mungkin aku melompat dari tempat tinggi untuk mengakhiri kehidupan yang penuh tekanan dan tuntutan itu.
Tapi... Beruntungnya ada satu cowok yang biasa saja datang menolongku.
"Sudah lama sekali aku tidak membaca novel dongeng seperti ini... Kisah pangeran berkuda putih dan seorang tuan putri yang terpenjara!"
"Terakhir aku ingat buku ini di baca ketika aku berumur 9 tahun. Sekarang ketika aku baca lagi ini sangat menggelikan!" Buku itu aku belai.
Cowok itu bukan pangeran tempat berkuda putih seperti yang aku baca di novel ini.
Dia hanya orang biasa dengan apa adanya dirinya.
"Hmph... Dia cowok yang membosankan tapi mengapa aku malah tertarik padanya?!...." Wajah terlihat jelas dalam ingatanku.
Apa yang ia katakan juga masih aku ingat.
Sejujurnya kata-kata terdengar klise tapi aku suka itu... Aku suka dengan bagaimana dia bicara seperti pada orang biasa.
Bukan pada seorang idol.
Setelah itu aku memejamkan mata.
Aku memeluk bukuku dan kemudian bersandar pada pohon dalam damai.
Tak berselang lama kemudian datanglah paman dan bibiku.
"Freya! Kamu di sini ternyata!" Ketika aku membuka mata aku melihat keduanya berjalan ke arahku.
Senyuman di wajah mereka masih setulus seperti dulu.
"Kenapa kamu ada di sini sendirian? Kalau kamu di culik nanti bagiamana?!" Bibi dan Paman duduk di sampingku.
"Bi! Aku ink sudah besar, mana mungkin ada orang menculikku!?"
Namun Paman membantah apa yang aku katakan tadi. "Omong kosong. Kamu ini kan idol jadi tentu saja ada banyak orang yang memperhatikan kamu!"
"Jangan sampai nanti kamu di culik laki-laki bejat yang berniat buruk sama kamu!" Paman terlihat khawatir dan itu terlihat jelas dari ekspresi wajahnya.
"Ngomong-ngomong soal laki-laki... Yang datang dengan kamu itu siapa? Pacar kamu? Tapi kok dia malah pergi dan gak mau masuk!" Senyuman nakal terlihat di wajah bibi.
Ia jelas sedang menggodaku.
"Dia bukan siapa-siapa. Aku hanya pernah bertemu dia beberapa kali dan waktu itu aku pikir dia orang yang cukup buruk!"
"Cukup buruk?... Kenapa bisa cukup buruk?!"
"Bibi tahu. Di pertemuan pertemuan kami dia berniat memukulku karena mengira kalau aku hantu!"
"Setelah itu aku sempat cek-cok dengannya tapi kemudian aku pingsan. Saat sadar aku ada di rumah sakit dan katanya aku di bawa oleh orang yang aku maki-maki!"
"Bahkan dia juga menyuapiku makan tapi... Caranya itu sangat kasar, dia teriak-teriak dan mengancam kalau aku tidak mau makan!" Aku hanya bisa tersenyum kering ketika mengingat kejadian malam itu.
"Oh ya? Tapi bibi lihat dia anak yang baik loh?!"
"Tapi bibi bahkan tidak pernah bicara dengannya. Bagiamana bibi tahu?!"
"Karena bibi sudah tua dan lebih mengerti daripada kamu. Malam itu sebelum pemuda itu pergi ia memasang ekspresi seakan ia kesepian dan iri pada sesuatu!" Aku terdiam pada saat itu.
"Itu... Maksudnya apa ya?!"
"Mungkin pemuda itu sendirian makanya terlihat kesepian. Tapi ya gak tau juga, bisa saja ada alasan lain!"
'... Kalau di ingat-ingat... Kayaknya malam itu dia juga bilang kalau dia hidup hanya berdua saja dengan neneknya.'
"Ngomong-ngomong Freya. Setelah ini kamu mau apa? Apa mau lanjut sebagai idol atau berhenti saja?" Pertanyaan itu membuatku agak bingung.
"Kalau kamu mau lanjut dengan karir kamu kami akan dukung, tapi kalau kamu sudah lelah dengan tekanan mentalnya dan mau berhenti kami juga dukung!"
Aku menatap mereka dan aku bisa melihat sesuatu dari mereka yang tidak ada pada orang tuaku sendiri.
Yaitu ketulusan.