Cincin Hitam itu bukan sembarangan perhiasan.
Cincin itu adalah sebuah kunci bagi seseorang untuk merubah hidupnya dalam waktu yang sangat singkat.
karena cincin itu adalah sebuah kunci untuk mewarisi kekayaan dari seseorang yang teramat kaya.
Dan dari sekian banyak orang yang mencarinya cincin itu malah jatuh pada seorang pemuda yang mana pemuda itu akan jadi ahli waris dari kekayaan yang tidak terhingga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Di Persingkat Saja DPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pedang Balas Dendam
Singkatnya aku menjadi pemenang.
Bahkan meksipun di sini aku membunuh lawanku mereka semua tidak ada satupun yang peduli pada hal itu.
Karena ini memang tempat yang kejam.
"Karena kamu telah menjadi pemenang maka kamu akan di berikan pedang khusus ini!" Salah satu sepuh maju menghampiriku.
Di tangannya ada kotak panjang yang langsung di buka tepat di hadapanku.
Di dalamnya terlihat ada sebuah pedang dengan sarungnya yang terpisah.
Pedang itu memiliki satu sisi mata pedang.
Bilahnya hitam legam sedangkan di bagian mata pedangnya samar-samar berwarna merah.
"Pedang ini adalah pedang khusus yang hanya di buat satu saja!"
"Semua orang yang memiliki gelar yang sama seperti kamu juga mendapatkan pedang khusus tapi milik mereka berbeda!"
"Milikmu ini adalah pedang yang di buat dari besi hitam yang sangat kuat sebagai bilahnya. Sementara bagian tajamnya yaitu mata pedangnya di buat dari bahan campuran!"
"Butuh waktu bertahun-tahun bagi kami meneliti dan membuat mata pedang ini!" Ketua pun maju dan mengambil pedangnya.
Ia menatap pedang itu dengan tatapan serius.
"Keunggulannya sendiri terletak pada ketajaman dan daya tahannya yang luar bisa meskipun mata pedangnya sangat tajam!"
"Kalaupun ada kerusakan juga dapat dengan mudah di perbaiki oleh ahlinya!"
"Cuma... Minusnya pedang ini dua kali lebih berat dari yang seharusnya!" Setelah menjelaskan keunggulan pedang itu ia memberikannya padaku.
"Sekarang kamu akan memiliki pedang ini!" Ketika pedang itu di sodorkan padaku aku sempat ragu.
Tujuan awalku hanya untuk balas dendam, bukan jadi pembunuh.
Tapi aku sudah sejauh ini.
Apalagi ketika aku menatap pedang itu aku di bayang-bayangi senyuman bajingan yang membunuh saudaraku.
Dalam keadaan di buatkan dendam aku mengambil pedang itu.
Sorot mataku begitu dingin menatap pedang itu.
Di sana aku melihat pantulan diriku sendiri yang terlihat begitu menyedihkan.
Aku melihat kalau diriku yang sekarang hanya orang yang tersesat dan buta arah.
Tapi aku tidak peduli pada saat itu.
Dendam sepenuhnya telah merubah diriku.
"Kalau begitu kamu bisa memberi nama pedang itu!" Mereka terdiam menantikan aku memberi nama pedangku.
Dengan lantang dan langsung aku berkata. "Dendam!"
Hanya itu namanya.
Sesuatu dengan apa yang ada dalam diriku sekarang.
"Dendam ya... Itu bagus!"
"Karena hanya mereka yang punya ambisi balas dendam yang akan tumbuh lebih kuat dengan cepat!" Si ketua tersenyum padaku.
Pada sepuh juga sama.
Mereka malah bahagia di sini.
"Mulai dari sekarang code-namemu adalah Balas Dendam!" Semua orang yang ada di pinggiran langsung bertepuk tangan.
Clap!
Clap!
Clap!
"Hahaha! Lihat itu kalian semua. Anak baru ini begitu manis dan cool!"
"Aku putuskan kalau anak ini akan jadi favoritku di sini!" Ucap perempuan centil dengan penuh semangatnya.
"Diam lah, lu jangan bikin malu kita semua yang ada di sini!" Tegur laki-laki yang tadi berseteru dengannya.
"Urus urusan lu sendiri!" Singkat cerita mereka semua di panggil ke bawah untuk di perkenalkan padaku.
Yang pertama di perkenalkan adalah orang yang punya rambut panjang dan juga peringkat teratas.
Panggil saja ia dengan code-namenya yaitu Tirani.
Yang kedua yaitu Devina dengan code-namenya Bunga Beracun.
Ketiga ada gadis tanpa ekspresi dengan code-namenya Tanpa Emosi.
Keempat laki-laki yang tadi cari masalah dengan si perempuan centil. Code-namenya Penebang Pohon.
Terakhir adalah perempuan centil tadi dengan code-namenya Gadis Penjahit.
Terakhir adalah aku, anggota ke enam dengan julukanku Pedang Balas Dendam.
Sejak hari itu aku di akui langsung oleh seluruh organisasi sebagai Pedang Organisasi.
Tentu saja banyak pihak yang langsung menghampiriku untuk membangun hubungan denganku.
Seminggu kemudian.
Di tengah laut, di atas sebuah kapal pesiar yang sangat mewah.
Sedang berlangsung sebuah pesta di atas kapal itu yang mana orang-orang yang ikut dalam pesat ini tentunya adalah orang-orang kaya atau pejabat.
Dan aku sendiri juga ada di antara orang-orang ini.
Awalnya aku hanya berdiri sambil bersandar di pembatas kapal sambil memperhatikan semua orang.
Alasan aku ada di sini tentu saja karena misi.
Kini aku sedang fokus mencari keberadaan targetku di antara banyaknya orang-orang yang sedang berpesta ini.
Akhirnya setelah di cari selama beberapa saat orang yang aku cari ketemu.
Seorang bapak-bapak gendut dengan kumis tipis.
Ia terlihat masuk ke dalam kapal bersama seorang perempuan penghibur.
Melihat itu aku langsung bergerak pada saat itu juga.
Aku ikuti dia hingga tibalah aku di depan sebuah kamar tempat targetku dan perempuan penghibur itu berada sekarang.
Dengan santai aku masuk.
Tidak perlu mendobrak karena pintunya gampang di buka karena aku punya duplikatnya.
"Hah!? Siapa itu!!?" Orang yang ada di dalam langsung terkejut ketika aku masuk.
Ketika itu mereka sedang berada dalam posisi tidak senonoh.
Tanpa berkata apa-apa aku langsung masuk kemudian membuka kain yang menutupi senjataku.
"Pe... Pedang?!"
"Kau pembunuh ya!?" Ia pucat seketika. Segera ia mundur menjauhiku sambil mendorong perempuan penghibur itu ke arahku.
"Siapapun!! Tolong!!..." Ia hendak lari tapi aku langsung mengejarnya kemudian...
Jlebb!!
"Ahhhh!!" Ia pun tumbang ketika aku melubangi tubuhnya tepat di bagian jantung.
Dengan tatapan kosong aku melihatnya yang berbaring di lantai. Darahnya mengalir mengingatkan aku dengan darah kakakku yang mengalir ke kakiku.
"Tolong! Ada pembunuh!!" Perempuan penghibur tadi langsung histeris dan lari menuju pintu.
Tanpa menghiraukan orang itu aku langsung berjalan ke arah lain dimana di sana ada jendela yang akan jadi jalan keluarku dari kapal.
Prangg!!
Aku menghancurkan jendelanya kemudian melompat terjun ke dalam air.
Setelah berenang beberapa menit jemputanku datang yaitu sebuah perahu kecil yang punya kecepatan tinggi.
"Maaf menunggu lama!" Yang menjemputku itu seorang laki-laki yang hampir seumuran denganku.
Ia adalah asistenku yang di tugaskan oleh organisasi.
Tentu saja sebagai asistenku dia ini punya kemampuan yang tidak main-main, bahkan aku sendiri tidak bisa meremehkannya.
Setelah naik ke kapal kami langsung pergi menjauhi kapal.
Di kapal sendiri terlihat ada seorang perempuan yang amat cantik dengan gaun panjang hitamnya.
Ia tersenyum menatap ke arahku yang pergi menjauh.
"Orang ini... Cukup menarik juga!" Tatapannya itu seakan ia sedang mengunci seperti apa rupaku.
Mungkin... Kedepannya orang ini akan terlibat jauh dalam kehidupanku.
Dari arah belakang kemudian datang seorang perempuan berambut pirang dengan perkiraan usia hampir empat puluhan.
"Nona! Situasi di sini sedang tidak baik-baik saja, saya harap anda jangan keluyuran sembarangan!" Nada bicaranya terdengar sangat peduli.
"Tenah saja. Kamu pikir aku ini siapa?!"
"Kalau ada orang macam-macam akan aku habisi orang itu duluan sebelum dia bisa bereaksi!" Raut wajahnya kejam.
Raut wajah itu juga menunjukkan dengan jelas kalau ia begitu percaya diri dengan kemampuannya.
"Meksipun begitu tolong jangan sampai terluka. Kalau tidak nanti saya yang akan dalam masalah!" Tanpa daya perempuan itu berkata.
"Santai saja. Orang yang bisa melukaiku itu tidak banyak...!"
"Tapi mungkin. Orang itu punya kemampuan untuk melakukannya!" Sekali lagi ia menoleh ke arahku yang sudah sangat jauh sekali.
Pelayannya itu juga melihat ke arahku kemudian bertanya. "... Apa anda sudah melakukan kontak dengannya?!"
"Tentu tidak!"
"Tapi... Aku merasa kalau orang satu ini adalah orang yang sedang aku cari. Mungkin saja kita akan ketemu lagi suatu hari!"
"Tapi itu masih mungkin!" Sambil tersenyum ia menatap ke arahku lagi yang sekarang sudah tidak terlihat lagi.